Fajriani Fajriani
Universitas Syiah Kuala

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR NEGERI 57 BANDA ACEH Fajriani Fajriani; Martunis Martunis; Nurraida Nurraida
Pedagogik : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh Vol 8, No 1, April (2021)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2107.02 KB) | DOI: 10.37598/pjpp.v8i1, April.945

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus di salah satu sekolah inklusi di Banda Aceh. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Lokasi penelitian ini adalah SD Negeri 57 Banda Aceh. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara, dan instrumen screening test untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Klasifikasi masalah yang dialami siswa berdasarkan screening test ABK dibagi dalam 3 kategori yaitu ringan, sedang, dan berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru di sekolah inklusi SD Negeri 57 Banda Aceh belum melakukan identifikasi terhadap anak berkebutuhan khusus di awal penerimaan siswa baru. Hasil identifikasi menunjukkan sebanyak 22 orang siswa diperkirakan mengalami lebih dari satu kebutuhan khusus dengan intensitas  hambatan yang berbeda (ringan, sedang, dan berat). Hasil analisis instrumen screening test ABK dipaparkan di bagian hasil. Pihak sekolah dan orangtua disarankan untuk melakukan asesmen lebih lanjut tentang masalah yang dialami anak dan dilanjutkan dengan terapi  sesuai dengan masalahnya. Dalam proses pembelajaran, perlu dilakukan  penyederhanaan kurikulum, dukungan orang tua, serta bimbingan dan konseling untuk anak yang teridentifikasi sebagai ABK.
Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) untuk meningkatkan motivasi membaca Murid Disleksia Fajriani Fajriani; Yulizar Yulizar
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/counsellia.v10i1.5213

Abstract

Di Indonesia, prevalensi murid disleksia adalah 1% dari populasi murid sekolah dasar. Artinya, dari 50 juta murid, diperkirakan ada 5 juta murid yang mengalami disleksia. Disleksia adalah masalah kesulitan membaca yang terjadi pada anak-anak dengan penglihatan dan intelektual normal. Karena kesulitannya dalam membaca, murid disleksia cenderung memiliki motivasi membaca yang rendah. Motivasi membaca merupakan sebuah masalah besar yang akan menghambat pencapaian akademik, dan harus segera diselesaikan.. Solution-Focused Brief Therapy bisa menjadi alternatif penyelesaian masalah motivasi membaca yang dialami siswa disleksia sehingga mereka mampu berprestasi secara akademik, sesuai dengan kemampuan intelektual yang dimiliki. Oleh sebab itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efek Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) dalam meningkatkan motivasi membaca murid disleksia. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan Non Equivalent Control Group Design yang melibatkan 16 orang murid kelas tinggi pada salah satu sekolah dasar di Aceh Utara, Aceh, Indonesia yang berkemungkinan mengalami masalah disleksia. Untuk menentukan kemungkinan murid mengalami disleksia, digunakan instrumen Senarai Semak Disleksia yang disusun oleh Kementerian Pelajaran Malaysia (KPM) dan Universiti Sains Malaysia (USM). Motivasi membaca ditentukan oleh skor Motivation to Read Profile (MRP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor motivasi membaca murid yang telah mengikuti intervensi SFBT selama enam sesi, sebesar 106 poin, dengan size effect 1.181 yang berarti bahwa SFBT yang diberikan memberikan efek yang besar dalam meningkatkan motivasi membaca murid disleksia.Abstract :There are 15% of elementary school students in the world are dyslexic. Dyslexia is a reading difficulty that occurs in children with normal vision and intellect. Dyslexic students certainly have reading motivation problems. Reading motivation is a big problem that will effect to academic achievement, and must be resolved immediately. Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) can be an alternative to increase the reading motivationof dyslexic students, so that they can achieve according to their intellectual abilities. Therefore,  this study aims tp find out how much the effect of Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) in increasing the reading motivation of dyslexic students. This study uses a quasi-experimental design with Non Equivalent Control Group Design, involving 16 high class students in one of the elementary schools in North Aceh, Aceh, Indonesia who are likely to experience dyslexia problems. To determine the possibility of dyslexia, researchers used the dyslexic checklist instrument compiled by the Malaysian Ministry of Education (KPM) and Universiti Sains Malaysia (USM). The level of reading motivation is determined by the Motivation to Read Profile (MRP) score. The results showed that there was an increase in the reading motivation score of students who had followed SFBT interventions for six sessions, totaling 106 points, with a size effect of 1.181 which meant the given SFBT had a great effect in increasing the reading motivation of dyslexic students. 
Teknik Role Playing Pada Anak Tuna Grahita untuk Meningkatkan Keterampilan Interpersonal Dara Intan Cahaya; Abu Bakar; Fajriani Fajriani
JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling Vol 3, No 3 (2018): September 2018
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Generally, children with mental retardation experience difficulties in social interaction, because children with mental retardation don't have the skills to build a good relationship with other people or don't have interpersonal skill. This research to see an overview of interpersonal skills of children with mental retardation in SDLB Negeri Banda Aceh before and after of treatment technique role-playing. The technique role-playing is a process of counseling for shaping behavior adaptive children with mental retardation, with a pleasant atmosphere and make children with mental retardation actively participate in simulate. The type of this research is pra-experiment with the form of one group pretest-posttest, the approach used in this research is mix method design. The data collection technique used observation and interview. The data analysis technique in this research using quantitative and qualitative analysis, quantitative was with Wilcoxon Signed Rank to see the comparison before and after treatment, which obtained the result of Z count equal to -2,201 with asymptotic significant for the two-way test of 0,028 0,05. Then the hypothesis testing in this study Ha is accepted and H0 is rejected. The technique of role-playing can be used to improve the interpersonal skills of children with mental retardation.
Penggunaan Media Kolase Untuk Meningkatkan Kemampuan Gerak Motorik Halus Siswa Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Banda Aceh Aida Fitri; Syaiful Bahri; Fajriani Fajriani
JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling Vol 3, No 4 (2018): Desember 2018
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.377 KB)

Abstract

ABSTRACTOn students ' mental retardation, fine motor ability is indispensable in conducting daily activities that require them to learn more independently and not continue to depend on other people. This research aims to improve the ability of students ' fine motor motion light mental retardation in SDLB Land Banda Aceh through the use of Media collage. Collage is a technique of sticking to a range of elements into a frame so that it generates a new artwork, materials affixed like material such as paper, cloth, grain, dry leaves and so on. This type of research method using research case studies (case study), with a mixed method (mixed methods), which is a method that combines quantitative and qualitative approaches. The subject taken with purposive sampling methods that add up to 2 people. Data collection is done using an instrument of observation through the test Act and the use of the interview. Implementation of the research carried out for 14 times, with a time of 45 minutes/session. The research scoring results retrieved changes i.e. score post-test score higher than pre-test. As well as the results of the analysis of the qualitative data indicates the motion of fine motor ability of the students of mild mental retardation increased from undeveloped stage (BB) to the stage of developing appropriate expectations (BSH), started to grow (MB) to the very well developed (BSH).
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERGAULAN BEBAS PADA REMAJA DI KOTA BANDA ACEH Hafri Khaidir Anwar; Martunis Martunis; Fajriani Fajriani
JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling Vol 4, No 2 (2019): Juni 2019
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Free association is an increasingly alarming case, especially for adolescents who have been entangled with deviant behaviors that are not in accordance with religious values / norms, customs and rules that apply in society. This study aims to determine the causes of the occurrence of promiscuity in the city of Banda Aceh. This research includes descriptive research using a qualitative approach. The subjects of this study were teenagers in the Banda Aceh City area. Data collection techniques are interviews. While the data analysis technique is done in three steps, namely data reduction, data display and verification. The results of the study show that matters related to free association conducted by young people in Banda Aceh City include (1) coming home / late at night; (2) Associating with the opposite sex without any limitations; (3) Bullying; (4) Misuse of the internet, namely accessing pornographic content; (5) Looks not in accordance with age; (6) Violating school rules, namely skipping school, not doing homework / school assignments, not attending teaching and learning activities at certain learning hours, and not attending ceremonies. The causes of the occurrence of promiscuity in adolescents are; (1) Low self control; (2) Low self-awareness of adolescents about the dangers of promiscuity; (3) Religious values tend to be lacking; (4) Poor lifestyle; (5) Low level of family education; (6) Poor harmonious family environment; (7) Lack of attention from parents; (8) Peer influence; and (9) Effects of the Internet.Keywords: Causes, promiscuity, adolescence  Abstrak: Pergaulan bebas merupakan suatu kasus yang semakin mengkhawatirkan terutama bagi remaja yang telah terjerat dengan perilaku-perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan nilai/norma agama, adat istiadat serta kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas di Kota Banda Aceh. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah para remaja dalam wilayah Kota Banda Aceh. Teknik pengumpulan data adalah wawancara. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan tiga langkah, yaitu reduksi data, display data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal-hal terkait pergaulan bebas yang dilakukan remaja Kota Banda Aceh meliputi (1) Keluar/pulang ke rumah larut malam; (2) Bergaul dengan lawan jenis tanpa adanya batasan; (3) Bullying; (4) Penyalahgunaan internet yakni mengakses konten pornografi; (5) Berpenampilan tidak sesuai dengan umur; (6) Melanggar aturan sekolah yakni bolos sekolah, tidak mengerjakan PR/tugas sekolah, tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar pada jam pembelajaran tertentu, dan tidak mengikuti upacara. Adapun faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas pada remaja yaitu ; (1) Rendahnya kontrol diri; (2) Rendahnya kesadaran diri remaja terhadap bahaya pergaulan bebas; (3) Nilai-nilai keagamaan cenderung kurang; (4) Gaya hidup yang kurang baik; (5) Rendahnya taraf pendidikan keluarga; (6) Keadaan lingkungan keluarga yang kurang harmonis; (7) Minimnya perhatian orang tua; (8) Pengaruh teman sebaya; dan (9) Pengaruh Internet.Kata Kunci : Faktor Penyebab, Pergaulan Bebas, Remaja.
Konformitas siswa ditinjau dari komunikasi interpersonal orangtua-anak di sekolah menengah atas Kota Banda Aceh Remita Sara; M. Husen; Fajriani Fajriani
JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling Vol 4, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.164 KB)

Abstract

Abstract: Conformity is a social process where children make adjustments to be accepted well in groups of peers and avoid being isolated. This study aims to analyze differences in conformity in terms of parent-child interpersonal communication. The approach used in this study was a quantitative descriptive approach. The population of this study were all high school students in Banda Aceh, totaling 2201 people. Sampling was done by using random sampling so that the number of samples is 95 students. The sample was given a parental communication questionnaire and peer conformity. Furthermore, in the analysis phase the samples were grouped into samples with good parent-child communication (71 students) and samples with poor parent communication (14 people). Based on this grouping the difference analysis was carried out using the Mann Whitney test. The results of the analysis were obtained by Asymp. Sig 0,000 0,005. This means that there is a significant difference between conformity of students who have good and poor parent-child interpersonal communication. Based on these results, the researcher recommends that BK teachers be able to provide appropriate counseling services so students can make normal adjustments accordingly.Keywords: parent-child, interpersonal communications, conformity Abstrak: Konformitas merupakan proses sosial dimana anak melakukan penyesuaian diri untuk dapat diterima dengan baik dalam kelompok teman sebaya dan terhindar dari kondisi terisolir. Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis perbedaan konformitas ditinjau dari komunikasi interpersonal orangtua-anak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa sekolah menengah atas Kota Banda Aceh yang berjumlah 2201 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan random sampling sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 95 siswa. Selanjutnya untuk mengelompokan sampel maka dilakukan pengkategorian, sampel dipisah menjadi sampel komunikasi baik (71 siswa) dan sampel komunikasi kurang baik (14 orang). Analisis data menggunakan statistik non-parametrik dengan menggunakan uji Mann Whitney dengan hasil Asymp.Sig 0,000 0,005. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara konformitas dari siswa yang memiliki komunikasi interpersonal orangtua-anak yang baik dan kurang baik. Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti merekomendasikan kepada guru BK untuk dapat memberikan layanan bimbingan konseling yang sesuai agar siswa dapat melakukan penyesuaian yang normal dengan sebagaimana mestinya.Kata kunci: komunikasi interpersonal, orang tua-anak, konformitas
GAMBARAN KECERDASAN SOSIAL SISWA SMA NEGERI KOTA BANDA ACEH Rukia Aslim; Martunis Yahya; . Fajriani
JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling Vol 3, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The social Intelligence becomes an effective solution to stop anarchic attitudes of students, for students who have a high social intelligence they have a set of psychological skills to solve the problem politely and peacefully. The purpose of this research to describe the social intelligence of students in terms of ability aspects to understand and respond to the environmental conditions, the ability of self-carrying, a person's ability to convey ideas naturally and clearly in a persuasive manner and the ability to understand about the needs and thoughts of others person. This research uses a quantitative descriptive approach. The population in this research were all students of class XI in Senior High School of Banda Aceh City totally 740 students. The sample in this research were 260 students. The data collection was done by using questionnaires with a scale of 1-4. Based on the results of this research revealed that the description of social intelligence by students at the high category. This means that students expressed relatively well in terms of ability consciousness thinking and acts to perform its role as a social being in a relationship with the environment or society. In the aspect of ability to understand and respond to the environmental conditions has a high level. In the aspect of self-carrying ability at the high category. While the aspect of students ability to convey ideas naturally and clearly by persuasive means having a high level. As for the aspect of students ability to understand about needs and thoughts of other persons that are in the high category as well. Keywords: Social Intelligence, Students ABSTRAK Kecerdasan sosial menjadi solusi efektif meredam sikap anarkis siswa, karena siswa yang memiliki kecerdasan sosial tinggi, mempunyai seperangkat keterampilan psikologis untuk memecahkan masalah dengan santun dan damai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecerdasan sosial siswa ditinjau dari aspek kemampuan memahami dan tanggap terhadap kondisi lingkungan sekitar, kemampuan membawa diri, kemampuan seseorang dalam menyampaikan gagasan secara alami dan jelas dengan cara persuasif serta kemampuan untuk memahami kebutuhan dan pemikiran orang lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri Kota Banda Aceh yang berjumlah 740 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 260 siswa. Pengumpulan data pada penelitian kuantitatif menggunakan metode angket dengan skala 1-4. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gambaran kecerdasan sosial siswaberada pada kategori tinggi. Artinya, siswa dinyatakan relatif baik dalam hal kemampuan pada kesadaran berpikir dan bertindak untuk menjalankan perannya sebagai makhluk sosial dalam menjalin hubungan dengan lingkungan atau kelompok masyarakat. Untuk aspek kemampuan memahami dan tanggap terhadap kondisi lingkungan sekitarmemiliki tingkat yang tinggi. Pada aspek kemampuan membawa diri berada pada kategori tinggi. Sementara pada aspek kemampuan siswa dalam menyampaikan gagasan secara alami dan jelas dengan cara persuasif memiliki tingkat yang tinggi. Adapun untuk aspek kemampuan siswa untuk memahami kebutuhan dan pemikiran orang lain berada pada kategori tinggi juga.Kata Kunci: Kecerdasan Sosial, Siswa
DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA KOTA BANDA ACEH Warhamni Rahimi; Syaiful Bahri; Fajriani Fajriani
JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling Vol 4, No 2 (2019): Juni 2019
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Parental support is very important in obtaining the success of children's education. This study is intended to determine the form of parental support towards the education of blind children. This study used descriptive method with qualitative approach. The subject of this study was all parents who have blind children that attended Elementary school for special need children of Banda Aceh and Elementary school for special need children of Bukesra which was 6 people. Meanwhile the object of this study was the parental support towards the education of blind children. The data of this study were collected through interview. The results showed that all parents gave support toward the education of blind children. The parental support was showed in forms of Emotional Support, Esteem Support, Instrumental Support, Informational Support and Network Support. The support begins with the acceptance of children with limited conditions, helping the children in learning, caring about learning outcomes, paying attention the children's schoolwork, spending time with the children, giving awards, motivating the children in learning, giving advice and direction, and build a sense of togetherness with family and environment. However, the instrumental support such as the learning needs that parents provided to children was not fully maximized. Parents only used the learning facilities from the school. In addition, the financial issues became the cause of the child's learning needs were not fulfilled. From the results of the study, the researcher hopes that parents can continue to develop the support of the children's education, so that the children can develop all their potential and more motivated to be more success in terms of academic and non-academic, and provides learning facilities that support the development of education of blind children. Keywords: Parental Support, Education, Blind Children Abstrak: Dukungan orang tua sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan anak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dukungan orang tua terhadap pendidikan anak tunanetra. Jenis Penelitian yang digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian adalah semua orang tua yang memiliki anak tunanetra yang bersekolah di SDLB Negeri Banda Aceh dan SDLB Bukesra yang berjumlah 6 orang. Sedangkan objek penelitian adalah dukungan orang tua terhadap pendidikan anak tunanetra. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan orang tua memberikan dukungan terhadap pendidikan anak tunanetra. Dukungan orang tua diwujudkan dalam bentuk, Emotional Support, Esteem Support, Instrumental Support, Informational Support dan Network Support. Dukungan tersebut diawali dengan penerimaan anak dengan kondisi keterbatasan, membantu anak dalam belajar, peduli terhadap hasil belajar, memberikan perhatian terhadap tugas sekolah anak, meluangkan waktu bersama anak, memberikan penghargaan, memotivasi anak agar semangat dalam belajar, memberikan nasehat dan arahan, menumbuhkan rasa kebersamaan dengan keluarga dan lingkungan. Namun Instrumental Support seperti kebutuhan belajar belum sepenuhnya maksimal orang tua berikan kepada anak. Orang tua hanya memanfaatkan fasilitas belajar dari sekolah. Selain itu keterbatasan ekonomi menjadi penyebab tidak terpenuhi kebutuhan belajar anak. Dari hasil penelitian diharapkan orang tua terus tingkatkan dukungan terhadap pendidikan anak, agar anak mengembangkan segala potensi yang dimilikinya dan lebih termotivasi untuk lebih maju dan berprestasi baik dari segi akademik dan non akademik, serta menyediakan fasilitas belajar yang mendukung perkembangan pendidikan anak tunanetra.Kata Kunci: Dukungan orang tua, Pendidikan, Anak tunanetra
Persepsi orang tua serta dukungan pendidikan terhadap anak tuna grahita di Kecamatan Meureudu dan Meurah Dua Pidie Jaya Assyura Aulia ZF; Abu Bakar; Fajriani Fajriani
JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling Vol 4, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.436 KB)

Abstract

Abstract: Children who are mentally orgasmic are children with intellectual limitations. They have a slow adjustment ability of children his age. Their educational support is influenced by how parents perceive the present of a mentally ill child in their life. This study aimed to determine the perceptions of parents who have children mentally disabled and education support for children with disabilities and to know the relationship between perceptions with education support for children with mentally illness. This study used the qualitative descriptive approach. The subjects were 8 parents who have children mentally disabled in Kecamatan Meureudu and Meurah Dua Pidie Jaya.  The data were collected through interviews. The result showed that the average parents have a good perception of children with disabilities. However, there are 2 parents who have negative perceptions. Almost all parents give full support to the education of children, only 1 parent who does not fully support the child’s education. There was a correlation between parental perceptions with educational support for children with disabilities, where parents with positive perceptions will support children’s education, and vice versa. Keywords: Parents Perception, Educational Support, Children with disabilities (Mentally disabled)  Abstrak: Anak tuna grahita adalah anak yang mengalami keterbatasan dalam intelektual. Mereka memiliki kemampuan penyesuaian diri yang lambat dari anak-anak seusianya. Dukungan pendidikan terhadap mereka sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang tua mempersepsikan kehadiran anak yang mengalami tuna grahita dalam kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi orang tua yang memiliki anak tuna grahita dan dukungan pendidikan terhadap anak tuna grahita serta untuk mengetahui kaitan antara persepsi dengan dukungan pendidikan terhadap anak tuna grahita. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek yang diteliti berjumlah 8 orang yaitu orang tua yang memiliki anak tuna grahita di Kecamatan Meureudu dan Meurah Dua Pidie Jaya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata orang tua memiliki persepsi yang baik terhadap anak yang mengalami tuna grahita. Namun, terdapat 2 orang tua yang mempunyai persepsi negatif. Hampir seluruh orang tua memberikan dukungan penuh terhadap pendidikan anak, hanya 1 orang tua yang tidak mendukung sepenuhnya pendidikan anak. Terdapat kaitan antara persepsi orang tua dengan dukungan pendidikan terhadap anak tuna grahita, dimana orang tua yang berpersepsi positif akan mendukung pendididikan anak begitu pula sebaliknya.Kata kunci: Persepsi Orang Tua, Dukungan Pendidikan, Anak Tuna Grahita.
PENERAPAN PERMAINAN LABIRIN UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI PADA ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER) DI SLB BUKESRA BANDA ACEH Intan Yolanda; Syaiful Bahri; Fajriani Fajriani
JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling Vol 4, No 3 (2019): September 2019
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The concentration of learning is a focused attention during the learning process and it facilitates the understanding of lessons explained by the teacher so that it can support student’s achievement. Learning concentration is called effective when it is characterized by the strength of memories possessed by individuals. This study aimed to see the effectiveness of the labyrinth game in improving the learning concentration of children with ADHD using a quantitative descriptive approach and the type of single-subject experimental design with the A-B-A design baseline logic. The subjects in this study were 3 students of Bukesra SLB Banda Aceh with low learning concentration. The instrument used in this study was the concentration scale. Data analysis techniques used in this research was data analysis in conditions and data analysis between conditions. The results of the study showed that the students’ learning concentration after being given the treatment of the labyrinth game was higher than their learning concentration before being given the treatment. This is supported by the results of data analysis on the level changes in condition with an increase in the intervention phase (B) was (+6) at AP, (+9) at MH, (+8) at AM and the baseline phase (A2) was (+8) at AP, (+8) at MH, (+8) at AM. The results of data analysis between conditions in all phase comparisons showed the percentage of overlap below 90%. Data analysis between conditions on observation’s results showed a percentage of 0% at AP, 0% at MH, and 0% at AM in a comparison of baseline (A1) with intervention (B) and baseline (A2). So that it can be concluded that there was a significant increase between the students’ learning concentration after being given treatment and the analysis results of observational data obtained a tendency toward positive direction and trace data or increasing the percentage of the three subjects.Keywords: ADHD Children, Labyrinth Game, Improving Concentration, Research single-subject experimental design, A-B-A design baseline logic. Abstrak: Konsentrasi belajar adalah terfokusnya perhatian pada saat proses pembelajaran yang memudahkan memahami pelajaran yang dijelaskan guru sehingga dapat menunjang prestasi siswa. Konsentrasi belajar dikatakan efektif ditandai dengan kuatnya ingatan yang dimiliki oleh individu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keefektifan permainan labirin dalam meningkatkan konsentrasi belajar anak ADHD dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan jenis penelitian single-subject experimental design baseline logic desain A-B-A. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang siswa ADHD dari SLB Bukesra Banda Aceh dengan konsentrasi belajar rendah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala konsentrasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data dalam kondisi dan analisis data antar kondisi. Hasil penelitian diperoleh bahwa konsentrasi belajar siswa setelah diberikan perlakuan permainan labirin lebih tinggi dari konsentrasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan. Hal ini didukung oleh hasil analisis data pada perubahan level dalam kondisi dengan level peningkatan pada fase intervensi (B) yaitu (+6) pada AP, (+9) pada MH, (+8) pada AM dan fase baseline (A2) yaitu (+8) pada AP, (+8) pada MH, (+8) pada AM. Hasil analisis data antar kondisi pada semua perbandingan fase menunjukkan persentase overlap dibawah 90%. Analisis data antar kondisi pada hasil pelaksanaan observasi menunjukkan persentase 0% pada AP, 0% pada MH, dan 0% pada AM pada perbandingan fase baseline (A1) dengan intervensi (B) dan baseline (A2). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara konsentrasi belajar siswa setelah diberikan perlakuan dan hasil analisis data observasi diperoleh kecenderungan arah dan jejak data yang bersifat positif atau semakin meningkat persentase ketiga subjek.Kata kunci: Anak ADHD, Labirin, Konsentrasi, single-subject experimental design, baseline logic desain A-B-A.