Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

OGA (OBAT GOSOK ABU) BERASAL DARI REMPAH-REMPAH DIBUAT SECARA TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI GAMPONG MEUNASAH INTAN KECAMATAN KREUNG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR Sri Ismulyati; Almukarramah Almukarramah; Jalaluddin Jalaluddin
Prosiding Seminar Nasional USM Vol 2, No 1 (2019): Semnas Multidisiplin Ilmu
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1833.445 KB)

Abstract

Berabad-abad kemudian, rempah-rempah masih menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor ke negara-negara Eropa dan Amerika. Berdasarkan data yang dirilis Food and Agriculture Organizatio (FAO) 2016, Indonesia menempati posisi keempat terbesar di dunia sebagai negara penghasil rempah-rempah dengan total produksi 113.649 ton serta total eskpornya mencapai USD652,3 juta. Pembuatan obat gosok dibuat secara tradisional dengan mengguakan rempah-rempah seperti pala, jahe merah, ketumbar, kayu manis dan sebagai pengawet yaitu cuka. Obat gosok ini sangat bermamfaat bagi penderita ynag mengalami pegal-pegel, keseleo (terkilir), dan lain-lain. Obat gosok ini diproduksi oleh masyarakat Gampong Meunasah Intan Kecamatan Kreung Barona Jaya Aceh Besar secara tradisional oleh seorang bapak Abubakar yang berumur 65 tahun sekarang ini.  Mitra (Bapak Abubakar) dalam membuat obat gosok tersebut masih secara konvensional atau tradisional dengan menggunakan wadah bekas cat, kayu  dan proses penghalusan harus diantar kepasar. Dari hasil yang diperoleh tidak layak atau kurang bersih kelihatan dan kotor sehingga kualitas produksi rendah dan kurang menarik. Pada penelitian pengabdian ini , alat – alat yang diberikan berupa ember-ember plastik, mesin penghalus basah kering, mesin penghalus kering, mesin pemotong jahe, kayu pengaduk, oven, dan botol yang sudah didesain dengan baik dan menarik. Namun hal tersebut  karena keterbatasan IPTEK pembuatan obat gosok abu tidak sesuai dengan standar yang ada. Dari alat yang diserahkan kepada mitra, hasil pengujian dan pelatihan alat-alat mitra dapat menghemat waktu dan dapat langsung digiling dirumah tidak kepasar lag sehingga dapat menghemat waktu. Kemudian produksi dapat menghasilkan 200 botol dengan harga jual Rp. 20.000 per botol dengan isi botol 100 ml dan bermerek OGA Berdasrkan hasil yang dicapai  oleh mitra dapat disimpulkan dengan menggunakan alat – alat yang diberikan sangat membantu  dalam waktu, dan hasil produksipun dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas sehingga 80% dari semula dengan penghasilan akan bertambah dan dapat membuka lapangan pekerjaan.
PENGEMBANGAN MODUL DENGAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID Sri Ismulyati; Ibnu Khaldun; Said Munzir
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia Vol 3, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.19 KB)

Abstract

Pengembangan  modul  sistem  koloid  dengan pembelajaran kontekstual bertujuan untuk menghasilkan produk yang dapat meningkatkan motivasi dan  hasil belajar siswa. Metode  penelitian ini  yaitu    metode  eksprimen (true experimental design). Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMAN 1 Darul Imarah. Untuk sumber data dan sampel penelitian  diambil  siswa kelas IPA-1 dan kelas XI IPA-4 berjumlah 68 siswa, dan guru-guru 5 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes soal pretes-postest, angket modul, dan angket motivasi. Hasil reviev dari para ahli tentang sistematika penulisan, bahasa, isi, dan desain modul menyatakan bahwa modul sistem koloid dengan pembelajaran kontekstual yang  disusun  telah layak memenuhi aspek kelayakan baik dari segi teoritis maupun dari segi empiris, sedangkan untuk instrumen membutuhkan tahapan validasi oleh pakar dan hasil ujicoba pada sekolah yang sama dengan sekolah penelitian. Uji teknik independent sampel t-tes yaitu t hitung= -5,676 t tabel= -2,00.  Uji Mann Witney mengalami peningkatan dengan  perbedaan rata-rata  yaitu dari 24,50 (kelas kontrol) menjadi 43,93 (kelas eksperimen). Motivasi dan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menggunakan modul pembelajaran kontekstual pada materi sistem koloid lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi kelas kontrol dengan penggunaan pembelajaran konvensional.