Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMANTAUAN IKAN ENDEMIK BANGGAI CARDINALFISH (BCF) PASCA TSUNAMI DI TELUK PALU Mohamad Syahril; Renol Renol; Alismi M Salanggon; Deddy Wahyudi; Mohamad Akbar; Yeldi S Adel; Roni Hermawan; Anita Treisya Aristawati; Finarti Finarti
MONSU'ANI TANO Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32529/tano.v3i2.736

Abstract

Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) Pemantauan Ikan Endemik Banggai Cardinalfish (BCF) Pasca Tsunami di Teluk Palu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa/siswi SMKN 6 Palu terhadap ikan endemik BCF dan habitatnya. Kemampuan tersebut semakin penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim. Dengan demikian, pengetahuan mengenai ikan endemik BCF serta keterampilan memantau ikan tersebut merupakan life skills yang sangat berguna bukan hanya bagi mereka tetapi bagi komunitas dimana mereka berada, baik selama duduk di bangku sekolah maupun nantinya di tengah masyarakat. Tahap Pelaksanaan PKMS ini melalui penyuluhan pelatihan teknis bioekologi dan cara pemantauan ikan endemik BCF secara daring yang di sampaikan oleh narasumber teknis, kemudian dilanjutkan dengan penerapan skala kecil dilapangan oleh tim pelaksana. Hasil Survei menunjukkan bahwa adanya perubahan yang sangat signifikan baik itu menyangkut jumlah populasi maupun mikrohabitat ikan endemik BCF
PENGARUH KONSENTRASI PROTEIN IKAN LELE TERHADAP KANDUNGAN KIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK IKAN Rahmi AM Fitrawati; Muhamad Musbah; Muliadin Muliadin; Roni Hermawan; Renol Renol; Mohammad Akbar
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v3i1.10

Abstract

Catfish is one of potential fisheries products in Central Sulawesi, but this fact is not in line with community consumption level. Catfishes contain protein and fatty acid which are good for health. The use of catfishes as fish chips become one of the way out to increase the community consumption level. This research aims at knowing the effect of catfishes protein concentration toward chemical content (water content, ash content) and organoleptics. The research result shows that the treatment of catfishes protein concentration is unsignifficantly effect the water and ash content, besides the result of hedonic test shows that the concentration signifficantly effect the taste, the smell and the texture of catfish chips but unsignifficanly effect the colour of it. The treatment by adding 200 g of catfish was being the panels’ most favorite treatment with a score of 4.5 or with the rounding 5 indicated as favored.
Kajian Mikroplastik pada Ikan Konsumsi Masyarakat di Teluk Palu, Sulawesi Tengah Roni Hermawan; Yeldi S Adel; Renol Renol; Mohamad Syahril; Mubin Mubin
Journal of Marine Research Vol 11, No 2 (2022): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v11i2.32321

Abstract

Dampak dari cemaran mikroplastik ini sangat berbahaya, terlebih lagi jika masuk kedalam jaringan tubuh hewan bahkan manusia. Keberadaan mikroplastik semakin meningkat seiring meningkatnya ketergantungan aktifitas manusia terhadap plastik. Kandungan mikroplastik dalam pencernaan ikan perlu diketahui mengingat tingginya konsumsi ikan laut lokal di perairan Teluk Palu. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung konsentrasi mikroplastik pada sistem pencernaan ikan laut konsumsi di Teluk Palu.Sampel ikan konsumsi diambil dari tangkapan masyarakat lokal, disepanjang pesisir Teluk Palu. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2021. Sampel ikan konsumsi dikumpulkan, diberi label dan disimpan dalam freezer untuk pengamatan selanjutnya. Seluruh sampel ikan difoto untuk diidentifikasi, diukur, ditimbang beratnya. Sampel ikan selanjutnya dipisahkan sistem pencernaannya dan ditimbang berat basahnya. Sampel sistem pencernaan selanjutnya ditambahkan larutan KOH 10% perendaman dilakukan inkubasi dengan suhu 60 ºC  selama 24 jam hingga 60 jam. Sampel selanjutnya didestruksi kembali dengan larutan H2O2 30% hingga 50% selama 5 hingga 9 hari,  proses destruksi selesai jika sampel berubah menjadi bening, pengadukan selama 10 menit setiap 2 kali sehari, sehingga kandungan organik sampel benar-benar telah terlarut. Sampel selanjutnya dipindahkan ke cawan petri untuk diamati dan diidentifikasi. Hasil pengamatan mikroplastik selanjutnya dianalisa untuk membedakan jenisnya. Jumlah 220 sampel ikan, 18 sampel ikan terpapar mikroplastik, jenis serpihan (fragment) mikroplastik saja yang ditemukan. Tertinggi pada Upeneus sulphureus sebesar 3,58 ± 0,36 partikel/g, Rastrelliger neglectus sebesar 1,84 ± 0,35 partikel/g, Carangoides coeruleopinnatus sebesar 1,67 partikel/g, sedangkan Caranx ignobilis dan Caranx latus tidak ditemukan mikroplastik.The microplastic contamination impact is very dangerous, especially if it enters the body tissues of animals and even humans. The presence of microplastics is increasing along with the increasing dependence of human activities on plastics. The content of microplastics in fish digestion given the high consumption of local marine fish in the waters of Palu Bay. The aim of this study was to calculate the concentration of microplastics in the digestive system of consumption fish in Palu Bay.The consumption fish samples were taken from local fishermen catches along the coast of Palu Bay. Sampling was carried out from September to October 2021. Samples of fish were collected, labeled and stored in the freezer for further observations. All fish samples were photographed to be identified, measured, weighed. The fish samples were then separated from the digestive system and weighed the wet weight. Samples of the digestive system were then added with 10% KOH solution and then incubated at 60oC for 24 hours to 60 hours. The sample was then re-destructed with 30% to 50% H2O2 solution for 5 to 9 days, the digestion process was complete when  the sample turns clear, stirring for 10 minutes every 2 times a day, so that the organic content of the sample was completely dissolved. The samples were then transferred to petri dishes to be observed and identified. The results of microplastic observations were then analyzed to distinguish the types. From 220 fish samples, 18 fish samples exposed to microplastics, only microplastic fragments were found. The highest was in Upeneus sulphureus at 3.58 ± 0.36 particles/g, Rastrelliger neglectus at 1.84 ± 0.35 particles/g, Carangoides coeruleopinnatus at 1.67 particles/g, while Caranx ignobilis and Caranx latus did not find microplastics.
PELATIHAN PEMBUATAN DIMSUM DAN SATE LILIT IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Eka Aji Pramita; Finarti Finarti; Anita Treisya Aristawati; Hanifah Hanifah; Renol Renol; Mohammad Akbar; Deddy Wahyudi; Didit Kustantio Dewanto; Roni Hermawan; Muliadin Muliadin; Mubin Mubin; Radhiyatul Ula; Alismi Salanggon
JE (Journal of Empowerment) Vol 3, No 1 (2022): JUNI
Publisher : Uiversitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/je.v3i1.2042

Abstract

ABSTRAK Potensi perikanan Teluk Tomini sangat besar, ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) yang sangat berlimpah di PPI Paranggi. Ketersediaan ikan Cakalang yang cukup banyak diperlukan suatu diversifikasi olahan hasil perikanan yang berbahan baku ikan Cakalang. Beberapa olahan hasil perikanan yang cukup terkenal di kalangan masyarakat adalah Dimsum dan sate lilit. Metode pelaksanaan kegiatan ini berdasarkan pada metode persuasif-edukatif-komunikatif-partisipatif. Metode pengabdian ini dengan prinsip andragogy (pendidikan orang dewasa) dijadikan sebagai pedoman. Berdasarkan pengabdian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa peserta kegiatan yang berasal dari wanita nelayan desa Paranggi yang berjumlah 10 orang memberikan respon positif, hal ini terlihat dari peserta telah mampu mempraktikan pembuatan olahan Dimsum dan Sate lilit serta peserta menunjukkan minat untuk membuat olahan tersebut  di rumah. ABSTRACTTomini Bay has very large fishery potential, skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) is very abundant in PPI Paranggi. Availability of skipjack tuna which irequires a diversification of processed fishery products made from skipjack tuna. Some processed fishery products that are quite well known among the public are dim sum and satay (sate lilit). The method of implementing this activity is based on the persuasive-educative-communicative-participatory method. This research method with the principle of andragogy (education for adult) used as a guide. Based on the public service that has been carried out, it shown that the activity participants who came from women fishermen from Paranggi village, totaling 10 people, gave a positive response, this can be seen from the participants have been able to practice to make a processed dim sum and satay (sate lilit), while participants also showed an interest in making these preparations at home.
Kajian Mikroplastik pada Ikan Konsumsi Masyarakat di Teluk Palu, Sulawesi Tengah Roni Hermawan; Yeldi S Adel; Renol Renol; Mohamad Syahril; Mubin Mubin
Journal of Marine Research Vol 11, No 2 (2022): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.259 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v11i2.32321

Abstract

Dampak dari cemaran mikroplastik ini sangat berbahaya, terlebih lagi jika masuk kedalam jaringan tubuh hewan bahkan manusia. Keberadaan mikroplastik semakin meningkat seiring meningkatnya ketergantungan aktifitas manusia terhadap plastik. Kandungan mikroplastik dalam pencernaan ikan perlu diketahui mengingat tingginya konsumsi ikan laut lokal di perairan Teluk Palu. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung konsentrasi mikroplastik pada sistem pencernaan ikan laut konsumsi di Teluk Palu.Sampel ikan konsumsi diambil dari tangkapan masyarakat lokal, disepanjang pesisir Teluk Palu. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2021. Sampel ikan konsumsi dikumpulkan, diberi label dan disimpan dalam freezer untuk pengamatan selanjutnya. Seluruh sampel ikan difoto untuk diidentifikasi, diukur, ditimbang beratnya. Sampel ikan selanjutnya dipisahkan sistem pencernaannya dan ditimbang berat basahnya. Sampel sistem pencernaan selanjutnya ditambahkan larutan KOH 10% perendaman dilakukan inkubasi dengan suhu 60 ºC  selama 24 jam hingga 60 jam. Sampel selanjutnya didestruksi kembali dengan larutan H2O2 30% hingga 50% selama 5 hingga 9 hari,  proses destruksi selesai jika sampel berubah menjadi bening, pengadukan selama 10 menit setiap 2 kali sehari, sehingga kandungan organik sampel benar-benar telah terlarut. Sampel selanjutnya dipindahkan ke cawan petri untuk diamati dan diidentifikasi. Hasil pengamatan mikroplastik selanjutnya dianalisa untuk membedakan jenisnya. Jumlah 220 sampel ikan, 18 sampel ikan terpapar mikroplastik, jenis serpihan (fragment) mikroplastik saja yang ditemukan. Tertinggi pada Upeneus sulphureus sebesar 3,58 ± 0,36 partikel/g, Rastrelliger neglectus sebesar 1,84 ± 0,35 partikel/g, Carangoides coeruleopinnatus sebesar 1,67 partikel/g, sedangkan Caranx ignobilis dan Caranx latus tidak ditemukan mikroplastik.The microplastic contamination impact is very dangerous, especially if it enters the body tissues of animals and even humans. The presence of microplastics is increasing along with the increasing dependence of human activities on plastics. The content of microplastics in fish digestion given the high consumption of local marine fish in the waters of Palu Bay. The aim of this study was to calculate the concentration of microplastics in the digestive system of consumption fish in Palu Bay.The consumption fish samples were taken from local fishermen catches along the coast of Palu Bay. Sampling was carried out from September to October 2021. Samples of fish were collected, labeled and stored in the freezer for further observations. All fish samples were photographed to be identified, measured, weighed. The fish samples were then separated from the digestive system and weighed the wet weight. Samples of the digestive system were then added with 10% KOH solution and then incubated at 60oC for 24 hours to 60 hours. The sample was then re-destructed with 30% to 50% H2O2 solution for 5 to 9 days, the digestion process was complete when  the sample turns clear, stirring for 10 minutes every 2 times a day, so that the organic content of the sample was completely dissolved. The samples were then transferred to petri dishes to be observed and identified. The results of microplastic observations were then analyzed to distinguish the types. From 220 fish samples, 18 fish samples exposed to microplastics, only microplastic fragments were found. The highest was in Upeneus sulphureus at 3.58 ± 0.36 particles/g, Rastrelliger neglectus at 1.84 ± 0.35 particles/g, Carangoides coeruleopinnatus at 1.67 particles/g, while Caranx ignobilis and Caranx latus did not find microplastics.
IDENTIFIKASI POPULASI BULU BABI DI TELUK PALU Anita Treisya Aristawati; Renol Renol; Finarti Finarti; Mohamad Akbar; Alismi M Salanggon; Mohamad Syahril; Deddy Wahyudi; Yeldi S Adel
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 2 No 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Sains dan Tekonologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jikan.v2i2.726

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas perairan fisika dan kimia mengkaji biodiversitas bulu babi di perairan Teluk Palu; serta mengkaji distribusi bulu babi di perairan Teluk Palu. Metode penentuan populasi bulu babi menggunakan Line Transect. Pengamatan yang dilakukan dilokasi penelitian terdiri dari Diadema savignyi, Diadema setosom dan Echinothrix calamaris. Hasil perhitungan kelimpahan yang paling tinggi pada D. setosom 74%, D. savignyi 21%, dan terendah E. calamaris 5%. Dibandingkan dengan tahun 2018, jumlah individu bulu babi yang ditemukan pada tahun 2020 mengalami penurunan. Hal ini diduga disebabkan oleh bencana tsunami yang terjadi pada tahun 2018, sehingga diindikasikan ekosistem habitat bulu babi di perairan Kadongo belum pulih seperti keadaan sebelum tsunami. Indeks keanekaragaman spesies setelah dilakukan perhitungan yaitu D. savignyi dengan nilai indeks keanekaragaman sebesar 0,32803, D. setosom sebesar 0,22502 serta E. calamaris dengan nilai indeks keanekaragaman 0,15497. Jika ditotalkan, indeks keanekaragaman berdasarkan jenis diperoleh nilai 0,70802; bulu babi pada lokasi penelitian masuk pada kategori rendah. Hasil perhitungan indeks keseragaman adalah 0,40500; menunjukkan sebaran individu antar jenis cukup seragam. Perhitungan hasil indeks dominasi diamati pada lokasi penelitian yakni D. savignyi sebesar C = 0,04432, spesies D. setosom sebesar C = 0,54294, serta spesies E. calamaris sebesar C = 0,00277. Hasil perhitungan menunjukkan untuk spesies D. setosom mendominasi pada lokasi pengamatan.
Kajian Mikroplastik Pada Ikan Ekonomis di Pasar Tradisional Kota Palu Roni Hermawan; Mohamad Akbar; Mubin Mubin; Alismi M Salanggon; Anita Treisya Aristawati; Renol Renol; Finarti Finarti; Eka Aji Pramita; Yeldi S Adel; Didit Kustantio Dewanto; Mohamad Syahril
Jurnal Kelautan Vol 16, No 1: April (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i1.17566

Abstract

ABSTRAKMikroplastik merupakan luruhan dari serpihan plastik yang terbuang atau sengaja dibuang ke laut. Dampak dari cemaran mikroplastik ini sangat berbahaya, terlebih lagi jika masuk kedalam jaringan tubuh hewan bahkan manusia. Ketergantungan konsumsi lokal tersebut menyebabkan tingginya resiko terpapar cemaran mikroplastik dari ikan laut yang dipasarkan melalui pasar-pasar tradisional. Tujuan penelitian ini adalah menghitung konsentrasi mikroplastik pada sistem pencernaan ikan laut konsumsi pada pasar tradisional di Kota Palu dan mengkaji jenis kandungan plastik yang terdapat pada pencernaan ikan konsumsi tersebut. Sampling ikan yang diambil adalah ikan laut yang dipasarkan di 4 (empat) pasar tradisional Kota Palu, sampel yang diambil adalah ikan yang segar dan biasa dikonsumsi masyarakat. Pengukuran mikroplastik dilakukan dengan metode destruksi bahan organik pada saluran pencernaan ikan menggunakan larutan KOH 10% dan H2O230% hingga 50%, perendaman antara 48 hingga 72 jam. Sampel diamati menggunakan mikroskop, untuk memastikan bahwa objek adalah mikroplastik metode Hot Needle Test. Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta) terdapat kandungan mikroplastik sebesar 0,375 item/ind atau 0,022 item/gr berat badan ikan, jenis mikroplastik yang ditemukan adalah jenis serpihan plastik. Ikan Baronang (Siganus canaliculatus) ditemukan kandungan mikroplastik sebesar 3,75 item/ind atau 0,071item/gr berat badan ikan, jenis mikroplastik yang ditemukan adalah jenis serpihan dan serat.Kata Kunci: mikroplastik, ikan, pencernaan, konsumsi, pasarABSTRACTMicroplastics are the decay of plastic flakes that were wasted or deliberately thrown into the sea. The impact of microplastic contamination is very dangerous, especially if it enters the body tissues of animals and even humans. This dependence on local consumption causes a high risk of exposure to microplastic contamination from marine fish marketed through traditional markets. The purpose of this study was to calculate the concentration of microplastics in the digestive system of consumption fish at traditional markets in Palu City and to examine the types of plastic content found in the digestion of consumption fish. The fish samples taken were marine fish marketed in 4 (four) local markets in Palu City, the samples were fresh fish and commonly consumed by locals. Microplastic measurements were carried out by the method of destroying organic matter in the digestive tract of fish using a 10% KOH solution and 30% to 50% H2O2, soaking between 48 to 72 hours. The samples were observed using a microscope, to ensure that the objects were microplastic using the Hot Needle Test method. Based on observations, it was found that mackerel (Rastrelliger kanagurta) contained a microplastic content of 0.375 item/ind or 0.022 item/gr fish body weight, the type of microplastic found was a type of plastic flake. Baronang fish (Siganus canaliculatus) was found to contain microplastics of 3.75 items/ind or 0.071 items/gr fish body weight, the types of microplastics found were flakes and fibers.Keywords: Microplastic, fish, digestion, consumption, local market