Jessica Elizabeth Abraham
STT Kharisma Bandung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RELEVANSI PENGGEMBALAAN PAULUS DALAM I KORINTUS 3:1-9 TERHADAP PENJANGKAUAN ANAK MUDA DI GBI PASKO BANDUNG Victoria Eva Aryanti; Jessica E. Abraham; Christopher Santoso; Victor Deak
BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1 No 2 (2020)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI SETIA SIAU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46558/bonafide.v1i2.24

Abstract

Konflik merupakan salah satu persoalan yang dihadapi gereja yang seringkali mengakibatkan perpecahan dan penurunan partisipasi jemaat dalam persekutuan. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi penggembalaan Rasul Paulus sebagaimana tertuang dalam 1 Korintus 3:1-9 dan relevansinya terhadap penjangkauan anak muda di GBI Pasko Bandung dengan menggunakan metode kualitatif dan studi pustaka. Dari penelitian ini ditemukan bahwa strategi penggembalaan Rasul Paulus adalah: (1) Paulus berusaha menciptakan komunikasi yang positif, (2) Paulus berusaha menghubungkan praktek pelayanan dengan ajaran Kristen, (3) menggunakan media surat untuk mengatasi kesulitan berkomunikasi pada waktu itu. Relevansinya dalam penggembalaan anak muda di GBI Pasko Bandung adalah: (1) menggembalakan anak muda dengan komunikasi yang positif, (2) mengajak anak muda menghadapi perbedaan secara dewasa, (3) menguatkan iman anak muda dengan pengajaran. Selain itu untuk mengatasi keterbatasan menjangkau anak-anak muda bisa menggunakan berbagai media komunikasi dewasa ini seperti gagdet agar mereka bisa disentuh secara personal.
Perspektif Alkitab tentang Pilihan Menikah atau tidak Menikah Styadi Senjaya; Jessica Elizabeth Abraham; Tjutjun Setiawan; Meriwati Meriwati
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 5, No 1: Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47167/kharis.v5i1.154

Abstract

Views about marriage are changing. Factors such as culture, environment, and family also influence. Several studies show the number of people who choose not to marry has increased due to economic reasons, the trauma of divorce, or lifestyle choices. This paper aims to find a biblical perspective on a person's choice to marry or not to marry. The research used in this paper, which is a qualitative method of literature study, finds that a person's choice to marry or not to marry must be focused and based on God's will, not because of personal considerations. This paper is expected to help the church to provide guidance and biblical teaching for the congregation so that they can make decisions according to God's will.  AbstrakPandangan tentang pernikahan mengalami perubahan. Faktor seperti kebudayaan, lingkungan, dan keluarga ikut memengaruhi. Beberapa studi menunjukkan jumlah orang yang memilih untuk tidak menikah mengalami peningkatan dikarenakan alasan ekonomi, trauma perceraian ataupun pilihan gaya hidup. Tulisan ini bertujuan menemukan perspektif Alkitab tentang pilihan seseorang untuk menikah atau tidak menikah. Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu metode kualitatif studi pustaka, menemukan pilihan seseorang untuk menikah atau tidak menikah harus berfokus dan berdasar kepada kehendak Tuhan bukannya karena pertimbangan pribadi. Tulisan ini diharapkan membantu gereja untuk memberikan bimbingan dan pengajaran Alkitabiah untuk jemaat agar dapat mengambil keputusan yang sesuai kehendak Tuhan. 
Metode Naratif dalam Konseling Pneumatologis dan Penerapannya bagi Anak Pendeta Usia Remaja Jessica Elizabeth Abraham; Junifrius Gultom
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 8, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v8i1.912

Abstract

Abstract. The position of pastor often brings its own psychological burden to their children. They often face excessive expectations related to their parents' position. As a result, pastor's children may experience stress or even have lower life satisfaction compared to their peers whose parents are not pastors. Some even start doubting their Christian faith and no longer call themselves Christians. This paper aimed to show how the narrative approach applied in pneumatological counselling can help pastors' kids to establish their unique position and role as pastors' kids. The method used in this study was a literature study. Through this study, it was found that the narrative approach in pneumatological counselling helps to construct a new narrative so that pastor children can understand themselves well, apart from the narrative that has been constructed by their environment.Abstrak. Jabatan sebagai pendeta kerap kali membawa beban psikologis tersendiri bagi anak-anak pendeta. Mereka seringkali menghadapi ekspektasi yang berlebihan terkait dengan jabatan orang tuanya. Akibatnya, anak pendeta bisa mengalami stres atau bahkan memiliki kepuasan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan teman-temannya yang orang tuanya bukan pendeta. Beberapa bahkan meragukan iman Kristen mereka dan tidak lagi menyebut diri mereka Kristen. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana pendekatan naratif yang diterapkan dalam konseling pneumatologis dapat membantu anak-anak pendeta untuk membangun posisi dan peran mereka yang unik sebagai anak-anak pendeta. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah studi pustaka. Melalui kajian ini diperoleh hasil bahwa pendekatan naratif dalam konseling pneumatologis membantu menyusun narasi baru sehingga anak-anak pendeta dapat memahami dirinya sendiri dengan baik, lepas dari narasi yang selama ini dikonstruksi oleh lingkungannya.
Demitologisasi Bultmann sebagai Analogi Jembatan Dialektika kepada Manusia Posmodern Jessica Elizabeth Abraham; Ferdinand Lisaldy; Gernaida Pakpahan
Jurnal Teologi Gracia Deo Vol 6, No 1: Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46929/graciadeo.v6i1.94

Abstract

Rudolf Bultmann introduced a hermeneutic method known as demythologizing. The authors believe that his method can be utilized to communicate the truth in postmodern era as it takes into account today’s human perspective. His approach provides the reader space to make meaning the truth in the Bible. It also makes the Gospel message urgent and requires a response from the hearers. To put forward such argument, this research will describe the characteristics of postmodern era, postmodern humans, Christian faith in the postmodern era and a little about the acceptance of Bultmann’s demythologizing. It aims to describe a point of view that places such approach in the midst of postmodern human thought. Although Bultmann tends to be avoided and is often considered heretical, the authors hope that readers can view Bultmann objectively so that they can see that his approach is indeed useful to bridge the communication gap with postmodern humans.  AbstrakRudolf Bultmann memperkenalkan metode hermeneutik yang dikenal sebagai demitologi. Penulis percaya bahwa metodenya dapat digunakan untuk mengkomunikasikan kebenaran di era postmodern karena memperhitungkan perspektif manusia saat ini. Pendekatannya memberikan ruang kepada pembaca untuk membuat makna dari kebenaran dalam Alkitab. Pendekatannya juga membuat pesan Injil bersifat mendesak dan membutuhkan tanggapan dari para pendengarnya. Untuk mengemukakan argumen tersebut, penelitian ini akan mendeskripsikan karakteristik era postmodern, manusia postmodern, iman Kristen di era postmodern dan sedikit tentang penerimaan demitologi Bultmann. Tujuannya adalah untuk menggambarkan suatu sudut pandang yang menempatkan metode tersebut di tengah-tengah pemikiran manusia postmodern. Meskipun Bultmann cenderung dihindari dan seringkali dianggap sesat, penulis berharap bahwa pembaca penelitian ini dapat melihat Bultmann secara objektif sehingga mereka dapat melihat bahwa pendekatannya memang berguna untuk menjembatani kesenjangan komunikasi dengan manusia postmodern.