Nia Nurfitriana
Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Strategi Komunikasi dalam Penerapan Teknologi Usaha Perikanan di Pesisir Selatan Kabupaten Pangandaran Ani Leilani; Nia Nurfitriana; Adang Kasmawijaya
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 14, No 3 (2020)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v14i3.214

Abstract

Dalam mendukung perkembangan usaha perikanan masyarakat, kegiatan pendampingan oleh pemerintah daerah baik berupa informasi teknologi dan peningkatan keterampilan pelaku usaha merupakan salah satu solusi dalam membantu meningkatkan usaha perikanan yang dilakukan oleh masyarakat di pesisir selatan Pangandaran. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik internal dan eksternal pelaku usaha perikanan, mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang digunakan dalam penerapan teknologi pelaku usaha perikanan dan mengetahui efektivitas penerapan teknologi yang diberikan kepada masyarakat pesisir Pangandaran. Metode yang digunakan meliputi metode survei dan diskusi terbatas (Focus Group Discussion) serta pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik internal dan eksternal pelaku usaha perikanan di pesisir selatan Pangandaran memiliki pengaruh secara simultan dengan penerapan teknologi karena f hitung sebesar 2,50 > f tabel sebesar 2,537 dan nilai signifikasi sebesar 0,098 < 0,1 dengan tingkat kepercayaan sebesar 90 %. Penerapan teknologi berpengaruh terhadap strategi komunikasi yang diterapkan pelaku usaha perikanan karena t hitung sebesar 2,307 > t tabel sebesar 2,048 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 %. Strategi komunikasi berpengaruh terhadap motivasi pelaku usaha perikanan karena t hitung sebesar 5,574 > t tabel sebesar 2,048 dan nilai signifikasi sebesar 0,03 < 0,05 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 %.
Perikanan Cantrang di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat Nia Nurfitriana; Aman Saputra; - Mukani
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 16, No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v16i1.253

Abstract

Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang terkena dampak dari pelarangan cantrang. Terdapat sekitar 1033 unit cantrang yang dimiliki oleh nelayan di Jawa Barat dan tersebar di 5 (lima) kabupaten/kota (Jawa Barat dalam angka 2016) Sebagai penghasil ikan terbesar di Jawa Barat, Kabupaten Indramayu mempunyai kedudukan yang sangat vital sebagai pilar utama subsektor perikanan. Salah satu pusat industri hasil perikanan Kabupaten Indramayu terletak di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang Perikanan Cantrang di Desa Eretan Kulon, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman kapal, komposisi hasil tangkapan, dan laba/rugi operasional kapal cantrang, serta dampak sosial ekonomi terhadap pelarangan cantrang di Desa Eretan Kulon. Metode pengumpulan data primer dan sekunder dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur dengan teknik analisis data Anova Single Factor dan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini yaitu kapal cantrang yang beroperasi di bawah koordinasi KUD Mina Bahari bejumlah 43 unit, dengan ukuran volume kapal 16-20 GT sebesar 42%, kapal dengan ukuran 21-30 GT sebesar 35%, dan 23% dengan ukuran 10 s/d 15 GT, komposisi hasil tangkapan terdiri dari 16 (enam belas) jenis ikan demersal dengan jumlah ikan terbanyak terdiri dari jenis ikan pepetek sebesar 4.440 kg, ikan biji nangka sebesar 2.100 kg, dan jenis ikan kapasan sebesar 1.650 kg, harga ikan per kilogram yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah cumi-cumi dengan harga jual Rp.56.666,67/kg, ikan swanggi Rp. 31.849,46/kg. Ikan pari Rp.29.333,33/kg. Penghasilan yang diperoleh dari hasil tangkapan maupun sebagai Anak Buah Kapal (ABK) perikanan cantrang di Desa Eretan Kulon sangat membantu perekonomian nelayan setempat. Kebijakan pelarangan cantrang yang diberlakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan menimbulkan permasalahan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Desa Eretan Kulon bahwa masyarakat nelayan kehilangan salah satu sumber penghasilan yang terbukti menguntungkan sehingga menimbulkan kemiskinan dan kerawanan sosial.
Analisis Permasalahan Usaha Perikanan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Egi Dita Aprilia; Nia Nurfitriana; Tatty Yuniarti
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v15i2.254

Abstract

Kecamatan Cibinong sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor yang memiliki sektor perikanan yang cukup baik, dengan total produksi ikan hias sebesar 25.688 ton dan ikan konsumsi sebesar 1.461 ton. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah potensi perikanan, dan menganalisis permasalahan pada sistem produksi, sistem bisnis dan sistem penyuluhan perikanan di Kecamatan Cibinong. Metode yang digunakan berupa penelusuran data skunder dan Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan penentuan jumlah responden menggunakan perhitungan slovin. Hasil Penelitian ini berupa perbandingan analisis usaha per segmen perikanan yang terdiri dari Total Biaya Produksi, Pendapatan, Keuntungan, Revenue Cost (R/C), Break Event Point (BEP), Return of Invesment (ROI), dan Payback Periode (PP) serta analisis permasalahan melalui pohon masalah. Segmen-segmen yang terdapat di Kecamatan Cibinong yaitu Segmen pembenihan dan pembesaran ikan konsumsi (lele, nila, dan gurame), budidaya ikan hias (neon tetra dan koki), dan pengolahan hasil perikanan (Kaki naga, abon ikan, pempek, dan krispi kulit ikan) dengan rataan biaya produksi dan kelayakan usaha tertinggi dari keempat segmen perikanan yaitu, terdapat pada pembudidaya ikan hias untuk 3 RTP, Total biaya produksi: RP.1.629.082,-; Pendapatan: Rp. 3.183.333,-; Keuntungan: Rp. 1.553.916 BEP: 563.100; BEP Unit: 356 ekor; PP: 3; R/C: 1,8; ROI: 27,3%. Pendapatan dan keuntungan terendah terdapat pada segmen pengolahan yang mengolah abon ikan atas nama Titin Z. Permasalahan perikanan yang dapat disimpulkan terdiri dari budidaya perikanan yang memiliki produktivitas rendah, kualitas produk olahan hasil perikanan masih kurang memadai, pendapatan pelaku usaha yang masih belum maksimal, dan dinamika kelompok usaha yang belum dapat berjalan maksimal. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menyusun rencana kerja programa penyuluhan yang akan dilaksanakan.