Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pengaruh Relaksasi Otot Progresif terhadap Penurunan Dismenore pada Mahasiswi A 2012 Fakultas Keperawatan Unand Israd Akbar; Dewi Eka Putri; Esi Afriyanti
Ners Jurnal Keperawatan Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.451 KB) | DOI: 10.25077/njk.10.1.1-13.2014

Abstract

Dismenorea merupakan nyeri yang dirasakan ketika mestruasi, terutama terjadi pada perut bagianbawah menyebar sampai pinggang serta paha yang terasa seperti kram. Nyeri yang dirasakan bersifat subjektif.Pada keadaan berat dapat disertai mual dan muntah. 60-70% penderita dismenorea ini adalah perempuan mudaatau remaja, yang mengakibatkan rasa ketidaknyamanan serta berdampak terhadap gangguan aktivitas seharihari,akademis dan sosial. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat digunakan untuk mengurangidismenorea ini adalah relaksasi otot progresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah relaksasi ototprogresif berpengaruh dalam mengatasi nyeri dismenorea. Subjek penelitian adalah mahasiswi A 2012 diFakultas Keperawatan UNAND. Jenis penelitian ini menggunakan Quasi-eksperiment tanpa kelompok kontroldengan pendekatan one group pretest-posttest. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan37 orang. Analisa data menggunakan wilcoxon. Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh yang signifikansebelum dan sesudah diberikan relaksasi otot progresif terhadap nyeri dismenorea pada mahasiswi A 2012Fakultas Keperawatan UNAND dengan p = 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa relaksasi otot progresifdapat menurunkan nyeri dismenorea pada mahasiswi A 2012 Fakultas Keperawatan UNAND. Disarankan untukremaja putri agar dapat menerapkan relaksasi otot progresif dalam mengatasi dismenorea
Penerapan Asuhan Keperawatan pada Klien Isolasi Sosial dengan Pendekatan Model Konseptual Hildegard E. Peplau dan Virginia Henderson Dewi Eka Putri
Ners Jurnal Keperawatan Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/njk.8.1.75-83.2012

Abstract

: Isolasi sosial merupakan penurunan/ kehilangan kemampuan individu dalam berinteraksi dengan orang lain akibat gangguan fungsi interpersonal. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan memberikan gambaran penerapan asuhan keperawatan pada klien isolasi sosial melalui terapi Social Skills Training (SST) dengan pendekatan teori keperawatan Peplau dan Henderson di RW 02 dan 08 Kelurahan Katulampa. Asuhan keperawatan diberikan pada 11 klien yang mengalami isolasi sosial namun hanya 8 orang yang mendapatkan SST. Klien yang mendapatkan SST mampu berinteraksi sosial dan membina hubungan interpersonal dengan orang lain. Asuhan keperawatan di komunitas membutuhkan  dukungan  dari keluarga dan masyarakat melalui Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) agar kemampuan sosialisasi klien membudaya. Pendekatan teori Peplau dan Henderson akan lebih memudahkan perawat dalam berinteraksi dengan klien isolasi sosial sehingga pemberian terapi SST lebih efektif
Hubungan Dukungan Sosialdengan Tingkat Kecemasan Narapidanadi Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Muaro Padang Tahun 2014 Dewi Eka Putri; Ira Erwina
Ners Jurnal Keperawatan Vol 10, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.635 KB) | DOI: 10.25077/njk.10.2.118-135.2014

Abstract

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Narapidana Dilembaga Pemasyarakatan Klas II A Muaro Padang Tahun 2014.Status sebagai narapidana merupakan stressor yang berat dalam kehidupan, narapidana kehilangan kebebasan, kehilangan rasa aman dan nyaman, terpisah dari keluarga dan komunitas, adanya perubahan pada dukungan sosial yang diterima serta dituntut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang terbatas, yang menyebabkan narapidana mengalami masalah kesehatan mental yaitu kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Muaro Padang tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 237 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang terdiri dari data demografi, tingkat kecemasan, dan dukungan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 48.5% narapidana mengalami kecemasan ringan, dan 52.3% narapidana mendapatkan dukungan sosial yang tinggi. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan sosial dengan tingkat kecemasan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Muaro Padang tahun 2014 dengan p= 0.000 dan r = -0.72 1, yang berarti terdapat korelasi kuat dengan arah negative, artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah tingkat kecemasan atau sebaliknya. Disarankan untuk petugas Lapas, perawat, keluarga, dan rekan sesama narapidana untuk menjadi sumber dukungan sosial bagi narapidana sehingga dapat menurunkan kecemasan
Health Education About the Dangers of Gadgets for the Psychosocial Development of Children Dewi Eka Putri; Randy Refnandes; Yara Agustin
Warta Pengabdian Andalas Vol 26 No 4.c (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As many as 33.3% of school-age children have deviant psychosocial developments such as withdrawing from other children, fear of self-performance, antisocial behavior accompanied by verbal and physical violence, including bullying. The use of unlimited gadgets is one of the factors causing this abnormal psychosocial development. Gadgets that are used among school-age children are generally for playing online games that are full of violent content, and often verbal abuse occurs when interacting with other users when playing. In the context of promotion and prevention efforts, this community service activity carried out in the form of providing health education about the dangers of gadgets for the psychosocial development of children using the Brain Storming method and group discussions with children and their parents through the Community Mental Health Nursing (CMHN) case management approach. In this activity, measurements carried out on the knowledge of parents and children before and after health education. There were 30 participants, 15 parents, and 15 children. The instrument used was a gadget danger knowledge questionnaire for the mental health of school-age children. The statistical test used was a paired t-test with the results of the influence of health education on the dangers of gadgets on parent and child knowledge (p <0.05) — increase knowledge scores on parents by 2.13 points with scores before 7.40 and after 9.53. In children, the increase in knowledge scores by 2.54 points with a score before 6.73 and after 9.27. It recommended that parents to further enhance the provision of stimulation in the psychosocial aspects of children by encouraging children to play with peers and limit children in using gadgets 2-3 hours a day. Keywords: Gadgets, Stimulation, School Age
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dan Kepatuhan Minum Obat Dengan Kekambuhan Klien Gangguan Jiwa Berat Alber Tanjung; Novy CD Helena; Dewi Eka Putri
Jurnal Keperawatan Abdurrab Vol 4 No 2 (2021): Vol 4 No 2 Januari 2021
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jka.v0i2.1560

Abstract

ABSTRAC National prevalence of severe mental disorder is 1,7 per mil meaning 1-2 person in 1000 resident suffered from severe mental disorder. The highest prevalence is in Daerah Istimewa Yogyakarta and Aceh (0,27%). Prevalence of severe mental disorder in West Sumatera is (0,19%). This study was aimed to get an overview of relationship between family support and medication compliance with clients recurrence in severe mental disorder. Analytical design with cross sectional with the number of respondents 184 clients of severe mental disorder and family in Mental Care Unit A RSJ. Prof. Dr. HB. Saanin Padang. Samples in this study were taken with purposive sampling technique. Data were collected through questionnaires of family support and medication compliance. Research shows that there are significant difference between family support with high recurrence and low recurrence (p <0.05), no significant difference between medication compliance with high recurrence and low recurrence (p <0.05), Results of this study are expected to be contribution for nurses and related institutions in order to advise the family to oversee the client to take medication on a regular basis so that recurrence can be prevented, providing related penkes on taking medication and home settings visite. Keywords: family support, medication compliance, reccurence clients of severe mental disorder ABSTRAK Prevalensi gangguan jiwa berat secara Nasional 1,7 per mil yang berarti 1-2 orang dalam 1000 penduduk mengalami gangguan jiwa berat. Prevalensi gangguan jiwa berat tertinggi di Daerah Istimewa Jogjakarta dan Aceh (0.27 %), sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat di Sumatera Barat mencapai (0.19%) . Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat dengan kekambuhan pada klien gangguan jiwa berat. Desain Analitik dengan pendekatan potong lintang (Cross sectional) dengan jumlah responden 184 orang klien gangguan jiwa berat dan keluarga di Unit Pelayanan Jiwa A RSJ. Prof. Dr. HB. Saanin Padang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kekambuhan tinggi dan kekambuhan rendah dengan nilai (p<0,05), ada perbedaan yang signifikan antara kepatuhan minum obat dengan kekambuhan tinggi dan kekambuhan rendah dengan nilai (p<0,05). Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukkkan bagi perawat dan intansi terkait agar menganjurkan kepada keluarga untuk mengawasi klien untuk minum obat secara teratur agar kekambuhan dapat di cegah,memberikan penkes terkait pengaturan minum obat dan home visite. Kata kunci : dukungan keluarga, kepatuhan minum obat, kekambuhan klien gangguan jiwa berat.
Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan dengan Kinerja Perawat Pelaksana dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Mayjenn HA Thalib Kerinci Reni Trevia; Helmi Arifin; Dewi Eka Putri
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 10, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.488 KB) | DOI: 10.30633/jkms.v10i2.359

Abstract

Kinerja perawat merupakan faktor penentu dalam mutu pelayanan di sebuah rumah sakit, perawat akan selalu dituntut melakukan kinerjanya yaitu memberikan asuhan keperawatan secara optimal dan sesuai standar yang telah ditentukan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah gaya kepemimpinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan dengan kinerja perawat pelaksana dalam menerapkan asuhan keperawatan di RSU Mayjend HA Thalib Kabupaten Kerinci. Desain penelitian deskriptif analitik, pendekatan cross sectional. Sampel adalah 101 perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Mayjend HA Thalib dengan teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian adalah kinerja perawat pelaksana baik sebesar 67,3% dan didapatkan gaya kepemimpinan demokratis kuat sebesar 57,4%. Otokratik lemah 68,3%, partisipatif lemah sebesar 52,5% dan laisez faire lemah sebesar 69,3%. Terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05) antara gaya kepemimpinan demokratik (p=0.001) dan otokratik (p=0,013)dengan kinerja perawat pelaksana menerapkan asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSU Mayend HA Thalib Kabupaten Kerinci. Saran bagi pihak manajemen rumah sakit agar memberikan pelatihan tentang asuhan keperawatan kepada perawat pelaksana terutama pada tahap pengkajian dan evaluasi. 
Pengaruh Pelaksanaan Manajemen Marah Terhadap Perilaku Kekerasan Pada Siswa SMK Falerisiska Yunere; Budi Anna Keliat; Dewi Eka Putri
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 6 No 2 (2019): DESEMBER 2019 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v6i2.300

Abstract

Perilaku kekerasan (PK) adalah respon kemarahan maladaptif dalam bentuk perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran pengaruh manajemen marah terhadap penurunan perilaku kekerasan di SMK Negeri 1 Bukittinggi tahun 2015. Desain penelitian “Quasi Esperimental Pre-Post With “Control Group” dengan intervensi Manajemen Marah (Anger Management). Sampel penelitian adalah 92 orang siswa yang terdiri atas 46 siswa kelompok intervensi dan 46 siswa kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan respon anger control serta penurunan respon anger out secara bermakna (P-value≤0,05) pada siswa yang mendapatkan manajemen marah. Program manajemen marah direkomendasikan untuk diterapkan pada siswa yang memiliki riwayat perilaku kekerasan bersama intervensi keperawatan lainnya.
Pengaruh Pelaksanaan Manajemen Marah Terhadap Perilaku Kekerasan Pada Siswa SMK Falerisiska Yunere; Budi Anna Keliat; Dewi Eka Putri
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 6 No 2 (2019): DESEMBER 2019 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.338 KB) | DOI: 10.33653/jkp.v6i2.300

Abstract

Perilaku kekerasan (PK) adalah respon kemarahan maladaptif dalam bentuk perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran pengaruh manajemen marah terhadap penurunan perilaku kekerasan di SMK Negeri 1 Bukittinggi tahun 2015. Desain penelitian “Quasi Esperimental Pre-Post With “Control Group” dengan intervensi Manajemen Marah (Anger Management). Sampel penelitian adalah 92 orang siswa yang terdiri atas 46 siswa kelompok intervensi dan 46 siswa kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan respon anger control serta penurunan respon anger out secara bermakna (P-value≤0,05) pada siswa yang mendapatkan manajemen marah. Program manajemen marah direkomendasikan untuk diterapkan pada siswa yang memiliki riwayat perilaku kekerasan bersama intervensi keperawatan lainnya.
Pengalaman Post Traumatic Stres Disorder pada Anak Korban Kekerasan Alita Devi; Yulastri Arif; Dewi Eka Putri
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 4 (2021): Oktober 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i4.1564

Abstract

Kekerasan terhadap anak dapat menimbulkan berbagai dampak. Salah satu dampak yang terjadi apabila traumatic kekerasan tersebut tidak ditangani dengan baik adalah Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). PTSD merupakan suatu sindrom yang dialami oleh seseorang yang mengalami kejadian traumatic. Tujuan dari penelitian ini untuk mengeksplorasi bagaimana pengalaman traumatik anak korban kekerasan dengan. Penelitian ini menggunakan desain fenomenologi deskriptif. Partisipan adalah anak berusia 11-17 tahun yang mengalami PTSD didapatkan dengan cara purposive sampling sebanyak 10 orang. Metode pengumpulan data adalah indepth interview, dengan tipe pertanyaan semi terstuktur. Hasil wawancara dalam bentuk transkrip dianalisa dengan menggunakan teknik Collaizi. Hasil penelitian mengidentifikasi lima tema yaitu; Respon-respon yang ditimbulkan anak korban kekerasan dengan PTSD, Upaya dan Kemampuan yang dilakukan anak korban kekerasan untuk mengatasi PTSD, Sumber pendukung terhadap anak korban kekerasan dalam menghadapi PTSD, Perubahan perilaku anak korban kekerasan setelah mengalami PTSD, Harapan anak korban kekerasan terhadap perkembangan sosial setelah mengalami PTSD. Temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan oleh praktisi keperawatan baik di area praktik maupun area pendidikan untuk mengembangkan cara penanganan PTSD. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat memahami konsep PTSD pada anak korban kekerasan sehingga mampu memberikan intervensi keperawatan yang tepat baik untuk pasien maupun untuk keluarganya.
Pelatihan Kader Kesehatan Sekolah untuk Meningkatkan Pelaksanaan Protokol Kesehatan di Sekolah Dasar Kota Padang Rika Sabri; Mulyanti Roberto Muliantino; Meri Neherta; Dewi Eka Putri
Warta Pengabdian Andalas Vol 28 No 4 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.28.4.546-553.2021

Abstract

The increase in Covid-19 cases has opened a new cluster of schoolchildren. Most cases are found in school-aged children, elementary. The state of the pandemic has prevented health workers from carrying out their duties to provide health education about preventing Covid-19 cases in schools. This community service aims to form health cadres in schools who invite school communities to carry out health protocols and live healthy lives to avoid the transmission of Covid-19. Peer learning is a quick way to change behaviour in schools. The community engagement method was to provide training to children in terms of knowledge and skills about Covid-19, its effects, and prevention efforts through washing hands, wearing masks, and keeping a distance. The activity was carried out at SD Citra Almadina and SDN 06 Pasar Ambacang, Padang. The material was given alternately by lecturers and students for two days through lecture methods, demonstrations from resource persons and students, and group exercises to do psychosocial therapy, "finger therapy," to avoid stress from online teaching. The training resulted in 10 health cadres for school children, and certificates were given. Knowledge of school health cadres increased by an average of 12 points. The training and legalization that schools provide to children increase their motivation to remind the school community to always maintain health protocols by washing hands with soap, using face masks, keeping their distance, eating healthy food, and vaccinating.