Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi
Laboratorium Reproduksi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman, Denpasar, Bali.

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Administration of Leptin Increases the Level of Follicle Stimulating Hormone (FSH) and Development of Ovarian Follicles in Postpartum Anestrus of Bali Cattle Pradnyana, Dewi Indira Laksmi; Pemayun, Tjok G. O.; Damriyasa, I Made; Dharmawan, N. S.
BALI MEDICAL JOURNAL Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : BALI MEDICAL JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.922 KB)

Abstract

Background: Leptin is a metabolic signal that plays a role in reproduction through the Hypothalamic-PituitaryOvarian axis. The aim of this study is to determine the effect of leptin on the levels of FSH and development of ovarian follicles of post-partum anestrus in Bali cattle. Method: Postpartum anestrus in Bali cattle were divided into three groups of nine; group 1 (control) was injected with physiological saline, group 2 (treatment I) and group 3 (treatment II) were injected with recombinant o-leptin 100 µg and 200 µg/head respectively. Injection was done twice with an interval of 12 hours. Blood sample was collected via the jugular vein at intervals of 12 hours before the start of treatment until signs of estrus had appeared. Follicle diameter was measured using ultrasonography before treatment and during estrus. Results: The average levels of FSH before treatment for group 1, group 2, and group 3 were 11.3 + 0.36 mIU/ml, 11.6 + 0.40 mIU/ml, and 11.4 + 0.28 mIU/ml respectively. While at the end of the research, the levels of FSH were 11:02 + 0.39 mIU/ml, 13.0 + 0.48 mIU/ml, and 13.47 + 1.05 mIU/ml respectively. Ovarian follicle diameter for group 1, group 2, and group 3 before treatment were 5.10 + 0.41 mm, 5.21 + 0.36 mm, and 5.00 + 0.37 mm respectively. Whereas at the end of the research, the ovarian follicle diameters were 4.92 + 0.40 mm, 8.37 + 0.43 mm, and 8.45 + 0.38 mm respectively. Conclusion: administration of o-leptin in postpartum anestrus of Bali cattle increases the level of FSH and ovarian follicle development.
Pemberian Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Terhadap Lama Siklus Estrus Pada Mencit WICAKSONO, AJI WAHYU; TRILAKSANA, I GUSTI NGURAH BAGUS; LAKSMI, DESAK NYOMAN DEWI INDIRA
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (4) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.22 KB)

Abstract

Kemangi adalah salah satu dari keanekaragaman hayati yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat tradisional yang mempunyai nama latin Ocimum basilicum L. Kemangi memiliki kandungan aktif (anetol, boron dan stigmasterol) yang berperan sebagai perangsang keluarnya hormon reproduksi yaitu hormon estrogen. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui efek pemberian ektrak daun kemangi terhadap siklus estrus dengan dosis bertingkat yaitu 5,6 mg + 0,02ml tween80 + 0,2 ml aquades, 11,2 mg + 0,02ml tween80 + 0,2 ml aquades, 16,8 mg + 0,02ml tween80 + 0,2 ml aquades, serta kontrol yaitu dengan aquades + tween 80. Hewan coba dalam Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit Swiss Webster betina dengan umur sekitar 6-8 bulan dengan berat 20-25 gram yang dibagi menjadi 4 kelomkpok (T0, T1, T2, T,3). Pemeriksaan siklus estrus menggunakan swab vagina yang diamati di bawah mikroskop. Pemeriksaan dimulai dari estrus sampai ke siklus estrus selanjutnya. Pengujian statistik dengan menggunakan General Linier Model (multivariate) secara umum menunjukkan bahwa T1 dan T2 berbeda nyata (P<0,05) terhadap T0, T1 tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap T2 sedangkan T3 berbeda nyata (p<0,05) terhadap T0, T1 dan T2. Kesimpulan pemberian ekstrak daun kemangi menyebabkan perpanjangan fase estrus dan metestrus sehingga terjadi perpanjangan lama siklus estrus.
Efektivitas Penambahan berbagai Konsentrasi ?-Karoten terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Sapi Bali Post Thawing AGUSTINA SIAHAAN, EVA; DEWI INDIRA LAKSMI, DESAK NYOMAN; BEBAS, I WAYAN
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (2) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.735 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai konsentrasi ?-karoten pada semen sapi bali yang dibekukan terhadap motilitas dan daya hidup spermatozoa post thawing sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas semen beku.Hasil penelitian penambahan berbagai konsentrasi ?-karoten terhadap daya hidup dan motilitas spermatozoa post thawing pada perlakuan T0, T0e, T1, T2 dan T3 untuk rata-rata daya hidup secara berturut-turut adalah : 53,00±6,47 %, 53,00±8,24 %, 56,00±3,23%, 62,00±3,96% dan 55,00±5,16%. Dan untuk motilitas progresif secara berturut-turut adalah : 52,00±3,96 %, 52,00±3,06 %, 55,00±4,84 %, 60,00±4,40 % dan 53,00±3,96 %. Analisis dan pengujian statistik dilakukan dengan sidik ragam, hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa penambahan ?-karoten memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap daya hidup dan motilitas spermatozoa sapi bali post thawing. Uji lanjutan dengan uji wilayah berganda Duncan diperoleh bahwa penambahan ?-karoten dengan konsentrasi 0.002% memberikan hasil rata-rata motilitas dan daya hidup spermatozoa yang nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kelompok kontrol, kontrol etanol, penambahan ?-karoten 0,001% dan penambahan ?-karoten 0,001%.
Efektivitas Penambahan ?-Karoten dan Glutathion pada Bahan Pengencer Terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa pada Semen Beku Sapi GUNAWAN, INDRA; INDIRA LAKSMI, DESAK NYOMAN DEWI; TRILAKSANA, I GUSTI NGURAH BAGUS
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (3) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.695 KB)

Abstract

Sapi bali merupakan salah satu sumber daya genetik ternak asli Indonesia dan satu-satunya di dunia. Salah satu upaya untuk meningkatkan populasi sapi bali adalah dengan menerapkan teknologi inseminasi buatan. Salah satu tahapan dalam inseminasi buatan adalah pembekuan semen memungkinkan spermatozoa disimpan dalam waktu yang cukup lama dan dapat digunakan kapan saja untuk pelaksanaan inseminasi buatan pengganti kawin alam. Dalam proses pengolahannya, semen banyak berkontak dengan udara luar yang mengandung banyak oksigen. Hal ini akan mempercepat metabolisme serta dapat menimbulkan reaksi peroksidasi lipida yang dapat menyebabkan rusaknya membran plasma sel spermatozoa. Untuk mengatasi peroksidasi lemak membran akibat adanya radikal bebas maka dalam bahan pengencer semen perlu ditambahkan antioksidan, diantaranya adalah ?-karoten dan glutathion. pada penelitian ini dikaji mengenai efektivitas penambahan ?-karoten dan glutathion pada bahan pengencer semen sapi bali yang akan disimpan beku dalam mempertahankan motilitas dan daya hidup spermatozoa post thawing. Pada penelitian ini dilakukan penambahan antioksidan pada bahan pengencer semen sapi bali yaitu ?-karoten dan glutathion dengan berbagai konsentrasi. ?-karoten 0,001%, 0,002% dan 0,003%, glutathion 0,5mM, 1mM dan 1,5mM serta kontrol yaitu tanpa penambahan antioksidan. Motilitas dan daya hidup spermatozoa pada penambahan ?-Karoten yang terbaik terdapat pada konsentrasi 0,002%, sedangkan glutathion terdapat pada konsentrasi 1Mm.
Efektivitas Penambahan berbagai Konsentrasi Glutathion terhadap Daya Hidup dan Motilitas Spermatozoa Sapi Bali Post Thawing Syarifuddin, Annisya; DEWI INDIRA LAKSMI, DESAK NYOMAN; BEBAs, I WAYAN
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (2) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.337 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Efektivitas Penambahan Berbagai Konsentrasi Glutathion terhadap Daya Hidup dan Motilitas Spermatozoa Sapi Bali Post Thawing”.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 kelompok perlakuan : Kontrol semen yang diencerkan dengan andromed tanpa penambahan glutathion, G1 semen yang diencerkan dengan andromed ditambahkan konsentrasi 0,5 mM glutathion, G2 konsentrasi 1,0 mM glutathion, dan G3 konsentrasi 1,5 mM glutathion. Masing-masing perlakuan diulang 6 kali, sehingga sampel yang digunakan sebanyak 24 sampel.Hasil penelitian untuk rata-rata daya hidup secara berturut-turut adalah : 55,00 ± 6,33, 57,50 ± 4,18, 65,00 ± 4,47 dan 55,83 ± 5,85. Untuk motilitas progresif secara berturut-turut adalah : 53,33 ± 4,08, 56,67 ± 4,08, 63,33 ± 4,08 dan 54,17 ± 3,76.Indonesia Medicus Veterinus 2012 1(2) : 173 - 185Dengan analisis uji sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan glutathion menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap daya hidup dan motilitas. Uji lanjutan kemudian dilakukan dengan uji wilayah Duncan dan diperoleh rata-rata persentase daya hidup spermatozoa pada perlakuan Kontrol nyata lebih sedikit (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan G1, G2, dan G3. Rata-rata persentase daya hidup spermatozoa pada perlakuan G1 nyata lebih sedikit (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan G2. Rata-rata persentase daya hidup spermatozoa pada perlakuan G2 nyata lebih banyak (P<0,05) dibandingkan perlakuan Kontrol, G1, dan G3. Rata-rata persentase daya hidup spermatozoa pada perlakuan G3 nyata lebih sedikit (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan G1 dan G2.Pada motilitas spermatozoa perlakuan Kontrol nyata lebih sedikit (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan G1, G2, dan G3. Rata-rata persentase motilitas spermatozoa pada perlakuan G1 nyata lebih sedikit (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan G2. Rata-rata persentase motilitas spermatozoa pada perlakuan G2 nyata lebih banyak (P<0,05) dibandingkan perlakuan Kontrol, G1, dan G3. Rata-rata persentase motilitas spermatozoa pada perlakuan G3 nyata lebih sedikit (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan G2 dan G3.
Daya Hidup dan Motilitas Spermatozoa Ayam Cemani dalam Pengencer Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 4C Haq, Nurul Ikhsanul; Bebas, Wayan; Laksmi, Desak Nyoman Dewi Indira
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (5) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.5.672

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hidup dan motilitas spermatozoa ayam cemani yang disimpan pada suhu 4oC dengan pengencer kuning telur fosfat. Penelitian ini menggunakan dua ekor ayam cemani jantan berumur kurang lebih delapan bulan sebagai sumber semen. Ayam jantan cemani diberi pakan, jagung, dan konsentrat dengan perbandingan 1:1 dan diberi air secukupnya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tujuh perlakuan yaitu: kelompok I (To); kelompok kontrol semen disimpan 0 jam. Kelompok II (T1); semen disimpan selama 12 jam. Kelompok III (T2); semen disimpan selama 24 jam. Kelompok IV (T3); semen disimpan selama 36 jam. Kelompok V (T4); semen disimpan selama 48 jam Kelompok VI (T5); semen disimpan selama 60 jam. Kelompok VII (T6); semen disimpan selama 72 jam. Variabel yang diamati selama penyimpanan adalah daya hidup dan motilitas progresif spermatozoa. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan jika berbeda nyata. Hasil penelitian menunjukan bahwa lama penyimpanan semen berpengaruh nyata terhadap motilitas dan daya hidup sperma dengan motilitas 56,25% dan daya hidup 51,25%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyimpanan semen ayam cemani pada suhu 4oC dengan menggunakan pengencer kuning telur fosfat menghasilkan motilitas dan daya hidup spermatozoa yang masih layak digunakan sampai 60 jam penyimpanan.
Daya Simpan Semen Ayam Cemani dalam Pengencer Susu Skim Fosfat pada Suhu 4C Berdasarkan Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Budi, Josephine Aurora; Bebas, Wayan; Laksmi, Desak Nyoman Dewi Indira
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (5) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.5.705

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui motilitas dan daya hidup spermatozoa yang disimpan dalam pengencer susu skim fosfat pada suhu 4oC. Semen ayam cemani diencerkan dengan perbandingan 1:25 dan disimpan dalam suhu 4oC, kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 400 kali pada jam ke-0, 12, 24, 36, 48, 60, dan 72 jam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), data yang diperoleh diuji dengan sidik ragam dan uji Duncan. Motilitas spermatozoa diamati dengan melihat pergerakan progresifnya dan dihitung dalam satuan persen, sedangkan daya hidup spermatozoa diamati dengan pengecatan eosin negrosin citrate. Spermatozoa yang hidup akan terlihat bening dan yang mati berwarna merah. Hasil dari uji tersebut menunjukan motilitas dan daya hidup spermatozoa mengalami penurunan selama penyimpanan. Motilitas semen spermatozoa disimpan selama 48 jam pada suhu 4oC adalah 44%. Daya hidup spermatozoa selama penyimpanan semen 48 jam pada suhu 4 oC adalah 45,75%, hal itu sesuai dengan standar minimal untuk inseminasi buatan. Semen ayam cemani dapat disimpan sampai dua hari pada suhu 4oC dengan pengencer susu skim fosfat.
Umur Pubertas Sapi Bali Dara di Desa Galungan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali Mahasanti, I Gusti Ayu Puji; Trilaksana, I Gusti Ngurah Bagus; Laksmi, Desak Nyoman Dewi Indira
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (4) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.4.544

Abstract

Pubertas merupakan salah satu bagian penting dari penampilan reproduksi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur pubertas pada sapi bali betina yang dipelihara di Desa Galungan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2020 sampai Februari 2021. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sapi bali betina sebanyak 105 ekor. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, data yang digunakan adalah data hasil wawancara secara langsung kepada peternak atau responden sebanyak 73 orang dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur pubertas pada sapi bali di Desa Galungan adalah 22,09±6,01 bulan. Pubertas diartikan sebagai umur atau waktu dimana organ-organ reproduksi mulai berfungsi. Pubertas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor manajemen pemeliharaan yang meliputi kandang dan pakan, genetik dan faktor lingkungan. Nutrisi yang cukup baik dapat mempercepat munculnya pubertas pada sapi bali. Pakan sapi bali di Desa Galungan adalah pakan hijauan berupa rumput gajah, rumput benggala, daun gamal dan batang pisang. Rata-rata umur pubertas sapi bali 22,09±6,01 bulan menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan sapi bali di Desa Galungan tergolong baik.
Jarak Beranak Sapi Bali yang Dipelihara di Desa Galungan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali Kristyari, Ni Putu Gita; Trilaksana, I Gusti Ngurah Bagus; Laksmi, Desak Nyoman Dewi Indira
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (4) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.4.553

Abstract

Calving interval atau jarak beranak merupakan jarak antara kelahiran satu anak sapi dengan kelahiran anak sapi berikutnya. Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui lama calving interval sapi bali yang dipelihara di Desa Galungan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2020 sampai Februari 2021. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 75 ekor sapi bali betina yang sudah melahirkan lebih dari satu kali. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dan data diperoleh dari hasil wawancara secara langsung berdasarkan pertanyaan terstruktur (kuisioner) kepada para peternak di Desa Galungan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan nilai yang cukup baik, dengan rata-rata calving interval pada sapi bali yang dipelihara di Desa Galungan, yaitu 12,64±1,48 bulan. Sistem kandang yang digunakan, yaitu kandang tunggal dengan tipe terbuka dan tertutup, serta menggunakan kawin alam. Jenis pakan yang diberikan berupa rumput gajah, rumput benggala, rumput setaria, daun gamal, dan batang pohon pisang. Rata-rata calving interval pada sapi bali yang dipelihara di Desa Galungan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, yaitu 12,64±1,48 bulan yang tergolong baik.
Pemunculan Birahi Pascamelahirkan pada Sapi Bali di Beberapa Kelompok Ternak Wilayah Kerja Puskeswan Sobangan, Badung, Bali Dhayanti, Ni Luh Evy; Laksmi, Desak Nyoman Dewi Indira; Sampurna, I Putu
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (4) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.4.576

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah munculnya birahi pascamelahirkan atau estrus post partum dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan sapi bali pada kelompok ternak wilayah kerja Puskeswan Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan 72 ekor sapi bali pascamelahirkan/post partum. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuntitatif dengan metode survei menggunakan teknik sampling jenuh. Data yang dikumpulkan adalah data primer. Pengumpulan data dengan cara wawancara menggunakan kuisioner dan melakukan observasi secara langsung. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif distribusi frekuensi kuantitatif dan dilanjutkan dengan hierarchial cluster dengan waktu muncul birahi pascamelahirkan/estrus post partum sebagai variable dan manejemen pemeliharaan sebagai objek, hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dendrogram. Prosedur analisis menggunakan SPSS IBM versi 25. Hasil penelitian menunjukkan munculnya estrus post partum pada sapi bali yang dipelihara di beberapa kelompok ternak wilayah kerja Puskeswan Sobangan adalah 3,24±1,12 bulan. Berdasarkan analisis klaster diperoleh enam keanggotaan klaster dan keanggotaan klaster tidak berpengaruh oleh manajemen pakan dan manajemen kandang, hal ini dapat terlihat dari skor manajemen pakan dan manajemen kandang tersebar merata pada tiap klaster.