Ekasatya Aldila Afriansyah
Institut Pendidikan Indonesia

Published : 62 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Kemampuan Proses Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Resource Based Learning (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMK Krija Bhakti Utama Limbangan) Sopian, Yopi Ahmad; Afriansyah, Ekasatya Aldila
Jurnal Elemen Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Elemen
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.868 KB) | DOI: 10.29408/jel.v3i1.317

Abstract

One of the important aspects in learning mathematics is problem-solving process ability that can be applied in real life. The purpose of this study is to assess the result of differences in the ability of students mathematical problem-solving process ability that get the Creative Problem Solving and Resource Based Learning model. This research method is a quasi-experimental study; a sample population was students of SMK Bhakti Utama Krija. The results of this study were (1) There were differences students mathematical problem-solving process ability to get the Creative Problem Solving and Resource Based Learning model. (2) Increasing problem-solving process ability by Creative Problem Solving model was moderate. (3) Increasing problem-solving process ability by Resource Based Learning model was low.
PERSEPSI DALAM PEMBELAJARAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA (STUDI PENELITIAN DI SMP NEGERI 1 WANRAJA) Pitriani, Rini; Afriansyah, Ekasatya Aldila
Jurnal Gantang Vol 1 No 2 (2016): "Mengkaji Fenomena dalam Bidang Ilmu Pendidikan Matematika dengan Berbagai Pende
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.001 KB) | DOI: 10.31629/jg.v1i2.51

Abstract

Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange Nuraeni, Yeni; Afriansyah, Ekasatya Aldila
Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar Vol 1 No 2 (2016): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jipd.v1i2.24

Abstract

Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki dan dikembangkan oleh siswa adalah kemampuan pemahaman matematis. Permasalahannya, kemampuan pemahaman matematis siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perbandingan kemampuan pemahaman matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dan pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Garut dengan sampel dipilih secara acak sebanyak dua kelas yaitu kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-B sebagai kelas kontrol. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hasil kelompok eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe RTE lebih baik dengan peningkatan rata-rata hasil pre-test dan post-test dari 15,42 ke 42,24. Sedangkan kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional dengan peningkatan rata-rata hasil pre-test dan post-test dari 14,93 ke 32,93. Dengan demikian siswa yang pembelajarannya dengan RTE  lebih baik dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya dengan pembelajaran konvensional.
Makna Realistic dalam RME dan PMRI Afriansyah, Ekasatya Aldila
JURNAL LEMMA Vol 2, No 2 (2016): LEMMA : Letters of Mathematics Education
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.823 KB) | DOI: 10.22202/jl.2016.v2i2.578

Abstract

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan adaptasi dari Realistic Mathematics Education (RME) dengan disesuaikan dengan situasi pendidikan matematika di Indonesia.PMRI memiliki permasalahan yang sama dengan RME, dikarenakan keduanya berpedoman pada teori RME yang dicetuskan oleh Hans Freudenthal, salah satu tokoh matematikawan dari Belanda. Freudenthal ini mengagaskan RME dengan makna mendalam dalam bahasa ibu dengan melihat system pendidikan di Belanda saat itu. Timbul permasalahan ketika pendekatan RME ini banyak diadopsi oleh negara lain. Interpretasi kata realistikdalam RMEmenjadi perdebatan di kalangan para ahli pendidikan matematika di dunia.Banyak yang masih hanya melihat dari arti terjemahan, tidak melihat dari makna secara mendalam, sehingga hal tersebut menimbulkan kekeliruan pandangan di kalangan masyarakat.Melalui kajian teori berikut diharapkan kekeliruan pemahaman kata realistik ini dapat terselesaikan dengan baik; merujuk pada teori-teori sebenarnya, sehingga dapat menghindari perdebatan ataupun kebingungan di kalangan masyarakat.Dengan pengkajian teori ini, diharapkan masyarakat tidak lagi memiliki keraguan pada RME dan PMRI; keduanya dapat menjadi salah satu masukan pendekatan pembelajaran matematika bagi para pendidik yang ingin melakukan reformasi pendidikan matematika untuk meningkatkan kemampuan peserta didiknya.
INVESTIGASI KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING MATEMATIS MAHASISWA VIA PENDEKATAN REALISTIC Afriansyah, Ekasatya Aldila
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.76 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v5i3.282

Abstract

AbstrakKemampuan problem solving dan problem posing matematis merupakan kemampuan matematis yang perlu dimiliki oleh mahasiswa. Melalui kedua kemampuan ini, seorang mahasiswa dapat lebih kreatif dalam mengungkapkan ide serta gagasannya dengan cara menghubungkan pengetahuan yang dia peroleh sebelumnya dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang dia diperoleh sekarang; serta mampu menuangkan gagasan/ide dalam menyelesaikan persoalan matematis yang dihadapinya. Namun pada kenyataannya, masih banyak mahasiswa yang belum memiliki kedua kemampuan ini, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran melalui pendekatan yang tepat. Pada penelitian ini, pendekatan pembelajaran yang dijadikan sebagai solusinya adalah pendekatan Realistic. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan problem solving dan problem posing matematik mahasiswa melalui pendekatan Realistic. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes diagnostik berupa pre-test dan pos-test, dan angket. Hasil dari penelitian ini, kemampuan problem solving dan problem posing mahasiswa cenderung meningkat. Rekomendasi bagi peneliti lain adalah melakukan penelitian sejenis ini dengan subjek penelitian yang berbeda, seperti mahasiswa calon guru.AbstractMathematical problem solving and problem posing skill are the mathematical skills that need to be owned by students. By having this skill, students can be more creative in expressing ideas by connecting the knowledge that they held previously. But in reality, there are some students who are lack of problem solving skill; therefore it is really important to improve learning through appropriate approach. Realistic approach had been chosen as the learning theory to be applied in the class. This study has the objective to find out whether the use of realistic approach enhances students’ mathematical problem solving and problem posing skills. The research methodology used in this study is a quantitative research. The instrument used diagnostic tests (pre-test and post-test); and questioner. The results of this study, the mathematical problem solving and problem posing skills students tend to increase. Recommendations for other researchers are do the research of mathematical problem solving and problem posing skills in other populations, especially prospective teachers.
ANALISIS GESTURE MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED Parida Nurfadilah; Ekasatya Aldila Afriansyah
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v4i1.4246

Abstract

Pada saat proses penyelesaian masalah matematika secara spontan siswa melakukan gerakan tubuh yang disebut gesture. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gesture yang digunakan dalam menyelesaikan soal open-ended. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah tes soal, observasi, dokumentasi, wawancara, dan catatan lapangan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI tahun ajaran 2020/2021 yang berada di Desa Rancabango Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut yang berjumlah 6 orang siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok yang memiliki tingkat penyelesaian sangat tinggi menggunakan gesture ikonik 58 gesture, gesture metaforik 7, dan gesture deiktik 37. Kelompok yang memiliki tingkat penyelesaian tinggi menggunakan gesture ikonik 45, gesture metaforik 8, dan gesture deiktik 43. Dan kelompok yang memiliki tingkat penyelesaian sedang menggunakan gesture ikonik 41, gesture metaforik 2, dan gesture deiktik 29. 
KESULITAN DALAM KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA PADA MATERI STATISTIKA Teli Latifah; Ekasatya Aldila Afriansyah
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v3i2.3207

Abstract

AbstrakMatematika memiliki peranan penting dalam kehidupan, hanya saja dalam praktiknya masih banyak siswa yang berpikir bahwa matematika sebagai mata pelajaran yang sulit, salah satunya adalah materi statistika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam materi statistika. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian yang diambil sebanyak 3 siswa dari kelas IX - C SMP Negeri 2 Karangpawitan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, soal tes, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa indikator yang siswa masih mengalami mendapatkan persentase rendah, yaitu: pada tahap transformasi merumuskan masalah matematis atau menyusun model matematika pada sub indikator kesulitan dalam menentukan rumus 60% dan tidak memahami maksud pertanyaan sehingga tidak dapat membuat pemisalan dan rumusnya 73,3%; tahap keterampilan proses menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau di luar matematika pada sub indikator kesulitan dalam menerapkan strategi 60%; dan tahap pengkodean menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal pada sub indikator kesulitan dalam membuat kesimpulan 53,3%. Secara keseluruhan, kesulitan yang dialami siswa adalah kesulitan pada tahap transformasi, dimana siswa mengalami kesulitan dalam mengubah soal ke bentuk/model matematika yang mengakibatkan tidak dapat menyelesaikan pemecahan masalah sampai akhir dengan tepat. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Kualitatif Deskriptif, Statistika, Siswa SMP. AbstractMathematics has an important role in that, in practice, there are still many students who think that mathematics is a difficult subject, one of which is statistics. The purpose of this study was to find out how to solve students' mathematical problems in statistical material. The type of research used is descriptive qualitative research. The research subjects were 3 students from class IX - C of SMP Negeri 2 Karangpawitan. Data collection techniques using observation, test questions, and interviews. The data analysis technique uses data reduction, data presentation, and concluding. The results showed that there are several indicators that students still experience low percentages, namely: at the transformation stage to formulate mathematical problems or formulate mathematical models on the sub-indicator difficulty in determining the formula 60% and do not understand the intent so that they cannot make examples and the formula is 73.3%; the process skills stage of applying strategies to solve various problems (types and new problems) within or outside mathematics on the sub-indicator of difficulty in implementing strategies 60%; and the coding stage explains or interprets the results according to the original problem on the sub-indicator of difficulty in making conclusions 53.3%. Overall, the difficulties experienced by students are difficulties at the transformation stage, where students have difficulty in changing the form / mathematical model which results in not being able to solve the problem until the end correctly. Keywords: Mathematical Problem Solving Skill, Descriptive Qualitative, Statistics, Junior High School Students.
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Denil Ahmad Firdaus; Ekasatya Aldila Afriansyah
Jurnal Pendidikan Matematika RAFA Vol 2 No 1 (2016): JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA RAFA
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika UIN Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individually dengan siswa yang mendapat model pembelajaran langsung. Sehingga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis, serta memberikan kemasan yang berbeda bahwa belajar itu bukan paksaan tapi kebutuhan, sebagai salah satu alternatif model pembelajaran. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen, sebagai populasinya yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 4Tarogong Kidul sedangkan untuk sampelnya sebanyak dua kelas yang berperan sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Pada penelitian ini terpilih kelas eksperimen 1 yaitu kelas VII C yang pembelajarannya menggunakan Team Assisted Individually sedangkan kelas eksperimen 2yaitu kelas VII F yang pembelajaranya menggunakan Pembelajaran Langsung. Desain penelitian ini yaitu pretestposttest dengan instrumen penelitian tipe uraian pada pokok bahasan Segiempat. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, pada pretesttidak terdapat perbedaan kemampuan awal sehingga langsung mengolah data posttest maka diperoleh pada kelas eksperimen 1 data tidak berdistribusi normal dan pada kelas ekperimen 2 datanya berdistribusi normal. Karena salah satu sebaran data tidak berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan Uji ManWhitney, hasilnya yaitu: “Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa yang mendapat  model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualy dengan siswa yang mendapat model pembelajaran langsung
APTITUDE TREATMENT INTERACTION TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA Yoga Pamungkas; Ekasatya Aldila Afriansyah
Jurnal Pendidikan Matematika RAFA Vol 3 No 1 (2017): JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA RAFA
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika UIN Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jpmrafa.v3i1.1445

Abstract

Kemampuan pemahaman yang menjadi salah satu bagian penting justru faktanya masih rendah. Telah banyak berbagai studi, baik dari skala nasional maupun pada skala internasional yang menunjukkan bahwa prestasi Indonesia terutama dalam pemahaman masih sangat memprihatinkan. Dalam tes yang dilaksanakan Trends In International Mathematics an Science Study (TIMSS), peserta Indonesia masih lemah dalam menyelesaikan soal-soal yangberkaitan dengan mengaplikasikan objek, menjelaskan keterkaitan konsep, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. Hal tersebut berkaitan dengan pemahaman konsep matematis siswa, maka hasil dari TIMSS dapat menunjukan masih rendahnya pemahaman konsep matematis siswa yang dimiliki oleh siswa SMP di Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen, sebagai populasinya yaitu siswa siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tarogong Kidul tahun ajaran 2015/2016. Pada penelitian ini terpilih kelas eksperimen 1 yaitu kelas VIIIE yang pembelajarannya menggunakan Aptitude Treatment Interaction sedangkan kelas kontrolyaitu kelas VIIB yang pembelajarannya menggunakan Pembelajaran konvensional. Desain penelitian ini yaitu pretest-posttest dengan instrumen penelitian tipe uraian. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, “Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mendapat model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction dengan siswa yang mendapat model pembelajaran konvensional, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Aptitude Treatment Interactionpada penelitian ini telah berpengaruh positif terhadap pembelajaran”.
DESIGN RESEARCH: KONSEP NILAI TEMPAT PADA OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL DI KELAS V SEKOLAH DASAR Ekasatya Aldila Afriyansyah; Ratu Ilma Indra Putri
Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22342/jpm.8.1.1857.13-24

Abstract

Berbagai macam studi terbaru menemukan bahwa siswa cenderung mengalami kesulitan dalam mempelajari sifat operasi bilangan desimal, terutama pada sifat penjumlahan. Untuk mengatasi semua kesulitan itu, penelitian ini menyajikan serangkaian kegiatan pembelajaran membangun pemahaman siswa pada sifat operasi penjumlahan bilangan desimal melalui penerapan konsep nilai tempat bilangan desimal. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) mendasari desain dari seluruh konteks dan kegiatan. Design research dipilih sebagai sarana yang tepat untuk mencapai tujuan; dilakukan dalam tiga tahap, desain pendahuluan, percobaan mengajar (siklus pertama dan kedua), dan analisis retrospektif. Penelitian ini melibatkan 6 siswa pada siklus pertama dan 34 siswa pada siklus kedua. Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa serangkaian kegiatan pembelajaran ini dapat membawa siswa dari situasi kontekstual menuju situasi yang lebih formal. Siswa tidak lagi berpikir sistem bilangan bulat ketika mengerjakan soal bilangan desimal. Mereka dapat mengerjakan berbagai soal kontekstual dengan disertai alasan. Lintasan pembelajaran pada penelitian ini berjalan dengan baik sehingga pantas untuk digunakan pada pembelajaran di sekolah. Kata kunci:  nilai tempat, penjumlahan bilangan desimal, design research, Pendidikan Matematika Realistik IndonesiaDOI: http://dx.doi.org/10.22342/jpm.8.1.1857.13-24