H M Eidman
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Laju Pertumbuhan dan Mutu Rumput Laut Eucheuma alvarezii(Doty) yang ditanam pada Sistem Monoline dan Multilines Lepas Dasar di Perairan Pantai Geger, Nusa Dua , Bali Srita Budiana Purba; Nyoman S Nuitja; H M Eidman
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 2 No. 1 (1994): Juni 1994
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.661 KB)

Abstract

Suatu penelitian terhadap laju pertumbuhan dan mutu rumput laut Eucheuma alvarezii (Doty) yang ditanam dengan sistem yang bertJeda telah dilakukan di perairan pantai Geger, Nusa Dua, Bali, untuk melihat kemungkinan diperolehnya hasil panen yang lebih tinggi dan efisiensi lahan. Metode yang digunakan adalah sistem mollOline dan multilines lepas dasar dengan kombinasi ketinggian penahanan dari dasar perairan sebesar 25 cm, 50 cm, dan 75 aD. Laju pertumbuhan dan mutu Eucheuma alvarezi; seJama 7 minggu pada sistem monoline dan multilines cukup baik dan kualitasnya memenuhi standar ekspor. Laju pertumbuhan rata-rata berkisar an tara 0,286 - 0,526% per minggu atau 4,08 - 7,59 % per hari , rendemen karaginan rumput laut kering antara 25,83 - 37,~9%, CAW sebesar 34,20 - 45,75%, kadar air 15 - 22,20% dan CAY sebesar 64,60 -85,96%. Laju pertumbuhan Eucheuma alvarezii pada sistem multilines tidak berbeda nyata dengan yang ditanam pada siste monoline, pada ketinggian penanaman yang sarna. Karena itu disarankan menggunakan sistem multilines lepas dasar agar hasil panen Eucheuma alvarezii lebih tinggi dengan laju pertumbuhan dan mutu yang baik .Kata-kata kunci : sistem monoline lepas dasar, sistem multilines lepas dasarĀ  CAW (CleanAnhydrous Weed); CAY (Clean Anhydrous Yield); rendemen karaginan.
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PROSTAGLANDIN F-2 a P ADA BERBAGAI TEMPAT PENYUNTIKAN TERHADAP OVULASI UDANG WINDU (Penaeus monodon Fab) AFKIR Etty Riani; H M Sjarif Hitam; H M Eidman
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 3 No. 1 (1995): Juni 1995
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.661 KB)

Abstract

Induk udang windu yang sudah sekali bertelur, sudah dinyatakan alkir. Udang alkir ini umumnya berovulasi secara parsial. Dengan pemberian prostaglandin dosis 750-1000 ,ug/kg bobot tubuh udang aik.ir ini mampu berovulasi secara sempurna dengan kematangan dan Diameter telur yang normal. Tempat penyuntikan prostaglandin yang paling efektif adalah pada kaki jalan ke tiga. Interaksi antara penyuntikan pada kaki jalan ke tiga dengan dosis 1000 ltg/kg bobot tubuh memberikan hasil terbaik dibanding yang lainnya.Kala-kala kunci : Udang windu afkir ,ovulasi, prostaglandin F-2 a
Pengaruh Dosis dan Waktu Penyuntikan Prostaglandin F-2a Terhadap Ovulasi Udang Windu , Penaeus Monodon Fab, Afkir Etty Riani; H M Sjarif Hitam; H M Eidman
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 3 No. 2 (1995): Desember 1995
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.661 KB)

Abstract

Induk udang windu yang sudah sekali bertelur, sudab dinyatakan afk.ir. Udang afkir ini umumnya berovulasi secara parsial. Dengan pemberian prostaglandin dosis 750-1000 !lg/kg bobot tubuh pada malam hari, udang afkir ini mampu berovulasi secara sempurna dengan kematangan dan diameter telur yang normal. Untuk udang afkir yang telab sekali memijah, interaksi antara waktu penyuntikan pukul 20.00 WIB dengan dosis 1000 ug/kg bobot tubuh memberikan hasil yang lebih baik dibanding yang lainnya.Kata-kata kunci: udang afkir, prostaglandin, pukul 20.00 WIB, ovulasi