Kiagus Abdul Aziz
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PRINSIP·PRINSIP DASAR PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN MELALUI PENDEKATAN BIO-EKONOMI Mennofatria Boer; Kiagus Abdul Aziz
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 3 No. 2 (1995): Desember 1995
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.661 KB)

Abstract

Pola pengelolaan sumberdaya perikanan umumnya berbeda-beda untuk setiap negara walaupun negara-negara tersebut menggunakan pendekatan yang sarna. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kondisi biologi sumberdaya perikanan dan lingkungannya dapat berbeda-beda di setiap negara. Perbedaan ini akan lebih nyata jika pengelolaan tersebutjuga mempertimbangkan masalah-masalah politik, tradisi, ekonomi dan teknologi. Untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, masalahmasalah yang menyangkut sosial ekonomi nelayan bahkan sangat mungkin perlu dipertimbangkan dalam membangun sebuah pola pengelolaansumberdaya perikanan, karena paling tidak salah satu dari tujuan akhir menemukan pola pengelolaan yang tepat adalah demi tercapainya kesejahteraan para nelayan. Tujuan utama lain bagi negara berkembang seperti Indonesia adalah untuk penyediaan pangan dan bahan baku industri serta untuk mengetahui porsi optimum besarnya pemanfaatan oleh armada penangkapan ikan nasional, sehingga porsi ini benar-benarterasa secara maksimal oleh rakyatnya. Berdasarkan kenyataan ini, salah satu tugas bagi para pengelola sumberdaya perikanan, terutama di perairan ZEEI (Zona Ekonomi EksklusiJ Indonesia) yang stok-stok ikannya dimanfaatkan oleh Jebih dari satu negara, adaJah menentukan Tangkapan yang Diperkenankan atau TAC (Total Allowable Catch) yang akan didistribusikan menjadi porsinasional (Domestic Harvesting Capacity, DHC) dan porsi asing (Foreign Harvesting Capacity, FHC). Besarnya TAC biasanya dihitung berdasarkan niLai Tangkapan Maksimum Lestari atau MSY (Maximum Sustainable Yield) suatu sumberdaya perikanan yang perhitungannya didasarkan atas berbagai pendekatan/metoda.
RANCANGAN PENGAMBILAN CONTOH UPAYA TANGKAP DAN HASIL TANGKAP UNTUK PENGKAJIAN STOK IKAN Mennofatria Boer; Kiagus Abdul Aziz
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 14 No. 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.81 KB)

Abstract

Informasi yang diperoleh dari data upaya tangkap dan hasil tangkap dalam pengelolaan sumberdaya perikanan tropis merupakan informasi yang sangat penting mengingat data upaya dan hasil tangkap merupakan data yang sangat kaya informasi yang dapat digunakan dalam menentukan perubahan beberapa parameter populasi. Kecenderungan menurunnya informasi hasil tangkap per upaya tangkap dapat menjadi indikator terjadinya kegiatan penangkapan yang berlebihan yang dapat mengancam kelestarian populasi ikan, disamping data tersebut juga dapat digunakan untuk memperkirakan seberapa banyak ikan yang sebaiknya ditangkap. Kajian ini membahas prosedur pengambilan contoh upaya tangkap dan hasil tangkap sebagai alat ampuh dalam pengkajian stok ikan.Kata kunci: upaya tangkap, hasil tangkap, hasil tangkap per upaya tangkap, pengkajian stok ikan.
RANCANGAN PENGAMBILAN CONTOH UPAYA TANGKAP DAN HASIL TANGKAP UNTUK PENGKAJIAN STOK IKAN Mennofatria Boer; Kiagus Abdul Aziz
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 14 No. 2 (2007): Desember 2007
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.305 KB)

Abstract

Informasi yang diperoleh dari data upaya tangkap dan hasil tangkap dalam pengelolaan sumberdaya perikanan tropis merupakan informasi yang sangat penting mengingat data upaya dan hasil tangkap merupakan data yang sangat kaya informasi yang dapat digunakan dalam menentukan perubahan beberapa parameter populasi. Kecenderungan menurunnya informasi hasil tangkap per upaya tangkap dapat menjadi indikator terjadinya kegiatan penangkapan yang berlebihan yang dapat mengancam kelestarian populasi ikan, disamping data tersebut juga dapat digunakan untuk memperkirakan seberapa banyak ikan yang sebaiknya ditangkap. Kajian ini membahas prosedur pengambilan contoh upaya tangkap dan hasil tangkap sebagai alat ampuh dalam pengkajian stok ikan. Kata kunci: upaya tangkap, hasil tangkap, hasil tangkap per upaya tangkap, pengkajian stok ikan.
Pukat Udang, Alat Penangkapan Udang Dan Sumberdaya Ikan Demersal Lainnya Yang Paling Efisien Kiagus Abdul Aziz
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 10 No. 1 (2003): Juni 2003
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6888.235 KB)

Abstract

Dan 81 spesies udang penaeid yang pemah ditemukan di perairan laut Indonesia, paling tidak ada 9 spesies yang mempunyai nilai niaga tinggi. Pukat udang adalah alat tangkap yang paling efisien untuk menangkap udang dan biota demersal lainnya. Akan tetapi sejak dikeluarkannya KEPRES No. 39 tahun 1980, dan KEPPRES No. 85 tahun 1982, alat tangkap ini telah dilarang beroperasi di sebagian besar wilayah perairan 1aut Indonesia. Padahal di negara tetangga terdekat seperti Malaysia serta di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Australia. alat tangkap ini sudah digunakan sebelum alat tersebut diperkenalkan di Indonesia dan tetap dipakai sampai saat ini. Penggunaan pukat udang di negara-negara tersebut dilengkapi dengan peraturan yang memungkinkan terjaminnya kelestarian sumber daya ikan dan terhindamya kerusakan lingkungan perairan. Pengalaman penggunaan pUkat udang di negara-negara terse but serta di perairan Arafura tak memperlihatkan adanya gejala kerusakan lingkungan perairan maupun penurunan potensi sumber daya ikan. Karena iru perlu segera dilakukan peninjauan ulang KEPPRES No. 39 Tahun 1980 dan pada saat yang sarna perlu disiapkan peraturan-peraturan penggunaan pukat udang yang dapat menjamin kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan perairannya serta tidak. lagi menimbulkan keresahan sosial diantara para nelayan.Kata kunci: Udang. pukat udang, Keppres, perairan 1aut Indonesia