Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

STUDI PERUMPAMAAN AL-QUR’AN Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 13 No 1 (2019): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.792 KB) | DOI: 10.33592/islamika.v13i1.152

Abstract

Sebagai kitab suci, al-Qur’an mendudukkan posisinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Lalu apakah kedudukan tersebut mampu menjadi bermakna bagi manusia? Karena bila mereka dapat mampu memahami setiap pesan yang disampaikannya. Namun demikian pemahaman yang dimiliki setiap manusia yang dijumpainya memiliki ragam. Keragaman tersebut pada gilirannya mengharuskan al-Qur’an menempuh cara agar setiap pesan yang diutarakannya. Amtsal al-Qur’an sebagai sebuah metode dinilai mampu mendekatkan manusia mudah memahami setiap pesan tersebut. Peran itulah yang kemudian ditempu amtsal al-Qur’an membantu memahamkan tersebut, mulai dari amstal al-musharahhah, kaminah dan mursalah. Ketiga bentuk ini kemudian menjadi solusi efektif dan sangat membantu mereka yang sulit dan cenderung meragukan setiap ajaran yang disampaikan rasul. Menurut penulis amtsal al-Qur’an menjadi salah satu metodologi penyampaian setiap pesan di tengah masyarakat yang mengalami kesulitan memahami setiap pesan yang disampaikan
MEMBANGUN KARAKTER DARI MASJID (Pendidikan Karakter Perspektif Tafsir) Rachman, Abdul; Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 13 No 2 (2019): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.702 KB) | DOI: 10.33592/islamika.v13i2.340

Abstract

AbstractThe mosque as a place of worship not only serves as a place to do ubudiyyah. Its existence plays a role in the formation of human character. However, has the mosque's role been in accordance with the characteristics it has? and how to build the character of the mosque? Through this study, the authors conducted data analysis sourced from several interpretations of the Qur'an related to character and mosque. The purpose of this research is to find out how to optimize the mosque in accordance with the provisions of the shari'ah and the characters that can be taken from the mosque. From the results of data analysis, this study concludes that building the character of a mosque can be done by growing a personality that is able to create a sense of security to anyone, be reasonable, do good deeds, behave cleanly, have a fear of God, piety and submission.AbstrakMasjid sebagai rumah ibadah tidak hanya berfungsi sebagai tempat melakukan ubudiyyah. Eksistensinya berperan pada pembentukan karakter manusia. Namun demikian sudahkah peran masjid sudah sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya? dan bagaimana membangun karakter dari masjid? Melalui penelitian ini, penulis melakukan analisis data yang bersumber dari beberapa tafsir al-Qur’an yang berhubungan dengan karakter dan masjid. Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui  bagaimana optimalisasi masjid sesuai dengan ketentuan syari’at dan karakter-karakter yang dapat diambil dari masjid. Dari hasil analisa data maka penelitian ini menyimpulkan bahwa membangun karakter dari masjid dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan kepribadian yang mampu menciptakan rasa aman kepada siapa pun, bersikap wajar, beramal shalih, berperilaku hidup bersih, memiliki rasa takut kepada Tuhan, takwa dan ketundukan.
MANUSIA MAKHLUK PEMBELAJAR (Studi Tafsir Tarbawi) Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 12 No 1 (2018): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v12i1.405

Abstract

AbstrakManusia dengan segala kelebihannya, diberikan keistimewaan yang dibenamkan Allah swt. ke dalam dirinya. Rasa ingin tahu menjadikan manusia memiliki keunggulan dibanding malaikat-malaikat Allah swt. ia diajarkan-Nya nama-nama benda, baik hewan melata hingga nama-nama mahkluk Allah swt. lainnya. Potensi yang ada pada dirinya mengharuskan ia belajar, karena ia sebenarnya sebagai makhluk yang pembelajar (educable) dan harus dididik (educandus).
TIPOLOGI MANUSIA BERTUHAN (Kajian QS. Al-Baqarah [2]: 1-10.) Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 11 No 2 (2017): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v11i2.428

Abstract

AbstrakSebagai makhluq pengganti (khalifah) manusia dihadirkan membawa tugas yang memiliki kedudukan yang sangat mulia. Tugas tersebut sebenarnya pernah ditawarkan kepada beberapa makhluq walau pada akhirnya terdapat penolakkan mengingat beban tugas yang akan diterima dirasa begitu berat dengan konsekuensi yang sangat besar. Manusia dengan segala kekurangannya menerima titah Tuhan tersebut. Namun demikian pada tataran aplikasinya ada beberapa manusia yang ternyata kemudian menjadi penganut hingga pembangkang bahkan memiliki sikap yang hipokrit yang dinilai oleh agama sebagai wujud yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Tulisan ini berusaha mengeksplorasi lebih tematik kepada tiga tipologi manusia dalam hubungannya kepada Tuhan. Di antara mereka ada yang beriman, mengingkari (kafir) da nada pula yang munafik.
METODE PENYAJIAN TAFSIR MAHASIN AL-TA’WIL KARYA MUHAMMAD JAMAL AL-DIN AL-QASIMI Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 12 No 2 (2018): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v12i2.410

Abstract

Abstrak Al-Qur’an menjadi hidayah bagi manusia. Kehidayahan al-Qur’an sejatinya dapat dirasakan oleh setiap bangsa manapun, baik yang berbahasakan Arab maupun yang tidak (as foreigner). Namun demikian, memahami al-Qur’an memang tidak mudah, terlebih bagi mereka yang kesulitan dengan bahasa Arab. Tafsir menjadi satu dari beberapa usaha yang ditempuh oleh para ulama untuk memenuhi kebutuhan setiap individu untuk dapat merasakan kehidayahan al-Qur’an. Dalam menjelaskan al-Qur’an para ulama memiliki beberapa ragma metode penyajian makna dan kandungan al-Qur’an tersebut, baik dari yang konvensional hingga yang modern dan dianggap menjadi solusi. Di antara meode-metode itu adalah tahlili, muqaran, ijmali dan maudlu’i. di antara beberapa kitab tafsir yang telah disusun oleh para ulama adalah kitab tafsir Mahasin al-Ta’wil karya Muhammad Jamal al-Din al-Qasimi, seorang ulama kontemporer yang berguru dengan Muhammad Abduh dan juga satu majelis ilmu dengan Syaikh Rasyid Ridha maupun ‘Aisyah Abd al-Rahman atau yang popular dengan Bintu Syathi (puteri pantai) menyajikan penjelasan al-Qur’an dalam kitab tafsir tersebut dengan metode tahlili, yakni menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan panjang lebar dan memulainya dari surat al-Fatihah sebagai pembuka dan al-Nas sebagai surat terakhir dalam rangkaian Mushaf Ustmani.
KAIDAH PENAFSIRAN MENURUT MUHAMMAD JAMAL AL-DIN AL-QASIMI Haromaini, Ahmad
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 14 No 1 (2020): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v14i1.640

Abstract

Tafsir merupakan produk teks dari sumber teks al-Qur’an. Kehadiran tafsir sangat dibutuhkan dalam menjelaskan petunjuk-petunjuk al-Qur’an. Namun apakah penafsiran yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan kaidah penafsiran? Lalu apakah setiap ulama tafsir menuliskan kaidah penafsiran sebelum menafsirkan al-Qur’an di kitab tafsirnya? Ulama kontemporer seperti Muhammad Jamal al-Din al-Qasimi sebelum memulai penafsiran al-Qur’an, terlebih dulu menjelaskan beberapa kaidah penafsiran  yang harus dipenuhi bagi mereka yang ingin menafsirkan al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengolah data dari kitab Tafsir Mahasin al-Ta’wil karya Muhammad Jamal al-Din al-Qasimi sebagai data primer dan kitab-kitab tafsir lain sebagai data sekunder. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kaidah penafsiran oleh Muhammad Jamal al-Din al-Qasimi dibagi menjadi qawa’id fi makhaidz tafsir dan kaidah memilih tafsir yang shahih dan yang paling shahih. Kaidah yang pertama Al-Qasimi didasari dari kaidah-kaidah penafsiran yang ditulis Jalal al-Din al-Suyuti dalam kitab al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an
MENGENAL HERMENEUTIKA MELALUI MUHAMMAD SHAHRUR DAN HASSAN HANAFI Haromaini, Ahmad
Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran dan Pencerahan Vol 15, No 1 (2019): Rausyan Fikr
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/rf.v15i1.1371

Abstract

Tafsir sebagai bagian dari studi Al-Qur’an menjadi satu aktifitas yang diyakini mampu memenuhi kebutuhan dalam menampakkan keluhuran kandungan Al-Qur’an. Hassan Hanafi dan Muhammad Shahrur berusaha melakukan kritikkan terhadap penafsiran klasik yang sudah berkembang sejak lama, mereka mengajukan metode penafsiran yamg berbeda terhadap Al-Qur’an yakni hermeneutika, metode penafsiran ini dikembangkan sebagai jawaban dan respon Al-Qur’an dalam menjawab persoalan ummat manusia dan dianggap mampu -secara berbeda dengan model penjelasan al-Qur’an dengan yang lalu- menjelaskan Al-Qur’an secara komprehensif.
MODERNISASI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL-GHOZALI BOGOR Lesmana, Indra; Haromaini, Ahmad; Raharja, Hatta
Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran dan Pencerahan Vol 16, No 1 (2020): Rausyan Fikr
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/rf.v16i1.2462

Abstract

AbstrakKemajuan zaman sangat berpengaruh terhadap sistem dan model pendidikan. Perubahan dan pengembangan sistem pendidikan pesantren yang semakin lama semakin terbuka dengan pola dari luar, untuk menjawab tuntutan zaman. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menjawab permasalahan: Apakah kebijakan Pondok Pesantren Modern al-Ghozali Bogor sesuai dengan kebutuhan pendidikan sekarang dan bagaimana Pondok Pesantren Modern al-Ghozali Bogor. Penulis menganalisis mengenai Pondok Pesantren Modern al-Ghozali. Hasil penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren al-Ghozali Bogor meliputi pengembangan aspek kependidikan dengan memasukkan pelajaran umum di pesantren, memadukan dua sistem pendidikan tradisional dan modern, dan manajemen pesantren. Modernisasi yang dilakukan menjadikan pondok pesantren dapat melahirkan generasi sumber daya manusia yang memadai dalam menyikapi perkembangan zaman.
MENGAJAR DENGAN KASIH SAYANG Haromaini, Ahmad
Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran dan Pencerahan Vol 15, No 2 (2019): Rausyan Fikr
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/rf.v15i2.1806

Abstract

Abstrak:Manusia sebagai makhluq yang terlahir dan belum mengetahui apa-apa dibekali Allah swt. dengan beragam potensi. Potensi-potensi tersebut kemudian digunakan membantunya untuk menjawab apa yang belum diketahuinya. Ihktiyar yang ditempuh manusia untuk mewujudkannya dengan proses pendidikan. Sebagai makhluq yang menyukai keharmonisan, mendidik manusia membutuhkan metodik khusus. Lalu bagaimana semestinya yang dibutuhkan dalam mendidiknya?. Pada dasarnya mendidik manusia diperlukan adanya sikap kasih sayang kepadanya. Karena cita-cita luhur yang dibutuhkan tidak hanya persoalan kedewasaan dan pengetahuan yang tinggi namun tetap mengutamakan keluhuran akhlak baginya. Mendidik dengan kasih sayang menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Kata Kunci: Manusia, Pendidikan, Rahmat
SIKAP TOLERANSI BERAGAMA DAN KETERBUKAAN DALAM MEMBANGUN KEPRIBADIAN AKHLAK MULIA (Sebuah Tinjauan Sosiologis) Suhaeni, Suhaeni; Haromaini, Ahmad; Rahmatullah, M. Asep
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 15 No 1 (2021): Islamika
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v14i2.1086

Abstract

Tasamuh (toleransi) adalah sikap saling menghormati, menghargai dan terbuka atas setiap perbedaan dan bersikap menerima terhadap perbedaan tersebut, baik perbedaan agama, suku, ras, golongan dan lain-lain. Dalam ajaran Islam toleransi merupakan perbuatan akhlak terpuji (Akhlak al karimah). Kejayaan seseorang, masyarakat atau bangsa ditentukan oleh keluhuran akhlaknya. Dengan demikian Islam sangat menekankan ajaran pokoknya pada pembentukan kepribadian akhlak mulia dan salah satu bagian pentingnya adalah sikap toleran dan terbuka terhadap berbagai perbedaan dalam realitas sosial dihadapannya. Al Qur’an secara tegas memberikan penekanan bahwa keragaman atau perbedaan merupakan sesuatu yang given (sunnatullah). Oleh sebab itu secara fitrah manusia harus menerima keragaman tersebut sebagai sebuah realitas. Dalam Islam menghargai dan menghormati keragamana tidak saja merupakan masalah Ibadan yang bersifat mua’amalah, namun juga bagian dari akhlak mulia. Pembentukan akhlak mulia merupakan bagian penting dari bangunan masyarkat Islam dimana Rasulullah SAW menjadi contoh tauladan paling baik sebagaimana Al Qur’an menyebutnya sebagai “Ithe Living Qur’an” (kaana khuluquhu al Qur’an) atau Rasulullah SAW adalah Al Qur’an berjalan. Dan Rasulullah mengatakan bahwa “sesungguhnya aku di utus ke dunia hanya untuk menyempurnakan akhlak”.