Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

HUBUNGAN WAKTU TUNGGU DAN SIKAP PETUGAS DENGAN KEPUASAN PASIEN PADA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA (RSIS) JEMURSARI Agus Aan Adriansyah; Ima Nadatien
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 3 No 1 (2019): Medical Technology and Public Health Journal March 2019
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v3i1.946

Abstract

Introduction: Jemursari Surabaya Islamic Hospital has a Pharmacy Installation service that requires long prescription service waiting times. This resulted in the emergence of patient dissatisfaction with the quality of services available at the Jemursari Islamic Hospital Pharmacy Installation in Surabaya. In relation to patient satisfaction and the quality of service at the Jemursari Islamic Hospital, there are still patients who are dissatisfied with the services of the Jemursari Islamic Hospital Pharmacy Installation staff. This study aims to analyze the relationship between waiting time and the attitude of the officer with patient satisfaction at the Jemursari Islamic Hospital Pharmacy Installation in Surabaya. Method: this study was an observational analytic study using aapproach cross sectional. The research locations were in Depo 1 Pharmacy Installation, Jemursari Islamic Hospital, Jl Jemursari no. 51-57, Jemur Wonosari, Wonocolo, Surabaya City, East Java. The research sample was 100 respondents using random sampling techniques. The data obtained were then analyzed using thetest chi square. Results: the results of the study showed that there was a significant relationship between service waiting time and the attitude of the officers in the service at the Pharmacy Installation with the level of satisfaction felt. Waiting time for services at Depo 1 Pharmacy is not in accordance with the Standard Minimum Procedure that has been determined. Conclusion: the waiting time and attitude of the officers have a significant relationship to patient satisfaction.
DETEKSI DINI DAN PERAWATAN KESEHATAN PADA PERMASALAHAN KESEHATAN KELOMPOK KHUSUS DI RW 06 KELURAHAN KARAH KECAMATAN JAMBANGAN Nur Ainiyah; Ima Nadatien; Umi Hanik
Community Development Journal Vol 3 No 1 (2019): Community Development Journal
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.991 KB) | DOI: 10.33086/cdj.v3i1.654

Abstract

Kelompok khusus merupakan sekelompok masyarakat atau individu olehkarena keadaan fisik, mental, social, budaya dan ekonomi perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam memelihara kesehatan dan perawatan dirinya sendiri. Berdasarkan hasil observasi di RW 6 Karah banyak kelompok khusus yang menderita Hipertensi 12 orang (9 orang tidak mengkonsumsi obat hipertensinya secara rutin dan 3 orang sering mengalami kekambuhan), Diabetes Mellitus 15 orang (1 orang mempunyai luka gangren, 5 orang tidak mengkonsumsi obat antidiabetik), sedangkan dari hasil observasi diketahui anak –anak yang tinggal di RW 6 ini banyak yang jajan sembarangan dan hal ini dibiarkan oleh orang tuanya, dan dari laporan posyandu balita diketahui terjadi peningkatan kejadian ISPA tiap bulannya. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan penanganan tentang masalah kesehatan yang terjadi pada kelompok khusus dan demonstrasi intervensi keperawatannya. Metode yang dilakukan adalah dengan memberikan ceramah (edukasi kesehatan), diskusi dan tanya jawab tentang Hipertensi, Diabetes Mellitus dan ISPA serta memberikan demonstrasi mengenai fisioterapi, cuci tangan, gosok gigi dan pelaksanaan senam diabetes serta senam lansia. Hasil luaran dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah peserta (kelompok khusus) senang dan antusias dengan kegiatan pengabdian masayarakat ini. Jumlah peserta yang hadir dalam edukasi kesehatan ISPA dan cuci tangan ini 20 balita dengan orangtuanya sedangkan untuk senam lansia ada 18 orang sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan ada 40 orang. Dari Hasil Pemeriksaan tekanan darah yang menunjukkan tekanan darah optimal sejumlah 4 orang (10%), normal 4 orang (10 %), normal tinggi 11 orang (27,55), hipertensi derajat 1 16 orang (40%) serta hipertensi derajat 2 sejumlah 5 orang (12,5%). dan laporan yang telah dipublikasikan di jurnal, peningkatan pengetahuan kelompok khusus sertadapat mendemonstrasikan fisioterapi dada, gosok gigi, cuci tangan serta senam. Pengabdian masyarakat diharapkan masyarakat dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada dirinya dan atau anggota keluarganya ketika menderita diabetes mellitus, hipertensi dan ISPA
HUBUNGAN PERSEPSI BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI UPT PUSKESMAS MENGANTI GRESIK Nurul Fitriyatul Azizah; Ima Nadatien; Abdul Hakim Zakkiy Fasya
Surya Medika: Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 16, No 1 (2021)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.495 KB) | DOI: 10.32504/sm.v16i1.420

Abstract

ABSTRACT Background of Study: The problem of decreasing HR performance in an organization must be considered. Many factors affect performance, one of which is the perception of workload. The purpose of this study is to analyze the relationship between perceived workload and employee performance in Public Health Center Menganti Gresik.  Methods:  This research method was descriptive quantitative with a cross sectional approach. The population in this study were all 20 paramedics with civil servant status and were taken using a saturated sampling technique. The variables in this study were perceptions of workload and performance. The instrument used an online questionnaire sheet (google form). Data analysis used contingency coefficient values. Results: The results showed that most (60%) respondents had a positive workload perception and most (65%) respondents had good performance. The results of the contingency coefficient value showed that there was a relationship between perceived workload and performance (0,565), there was a relationship between perceived workload and performance aspects, namely cognitive aspects (0,155) and affective aspects (0,615). From the two aspects, the most related to performance were the affective aspect.  Conclusion: The conclusion in this study is that there was a relationship between perceived workload and performance. Keywords: Workload, Performance, Perception
ANXIETY RELATED TO ELDERLY SLEEP QUALITY Chilyatiz Zahroh; Azizatul Masnia; Ima Nadatien; Priyo Mukti Pribadi Winoto
Nurse and Holistic Care Vol. 1 No. 1 (2021): Nurse and Holistic Care
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.863 KB) | DOI: 10.33086/nhc.v1i1.2074

Abstract

Background: Elderly face various health problems that need immediate and integrated handling. With increasing age, there will be a decrease in body function in the elderly both physically, physiologically and psychologically. The mental health problem that often occurs in the elderly is feeling worried. Objektif:: This study aims to analyze whether there is a relationship between anxiety levels and sleep quality among the elderly in Surabaya. Methods: The design of this study was analytic correlation with the approach used  cross-sectional. The population Is all elderly in the qoryah thoyyibah kenjeran Surabaya posyandu, which amounted to 44   elderly. The sampel size of this study was 40 respondents, probability sampling technique was simple random sampling, this study contained an independent variable of anxiety level while the dependent variable was sleep quality. data collection instrument using a questionnaire. The data were analyzed using the spearman rank correlation test with a value of a = 0,05. Results: The results of research from 40 respondents showed that half (50%) experienced severe anxiety and almost half (47,5) had moderate sleep quality. Further analysis using the spearman rank test with a significance level of a= 0,05, the value of p=0.02 is obtained, which means p<a the Ho is rejected, which means that there is a relationship between the level of anxiety and the quality of sleep in the elderly at qoryah thoyyibah kenjeran Surabaya Conclusions: The conclusion of this study is that there is relationship between anxiety and sleep quality in the elderly at qoryah thoyyibah kenjeran Surabaya posyandu. It is hoped that the result of this study can develop the ability of further researchers to conduct more specific research related to the relationship between anxiety levels and sleep quality in the elderly.
MENGELOLA KECEMASAN REMAJA DI MASA PANDEMI COVID-19 DENGAN “BERAKSI” Siti Nur Hasina; Ima Nadatien; Iis Noventi; Priyagung Gusmantara; Mohamad Rusdiansyah; Kholidatul Muawanah; Hotijah Hotijah
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021): Volume 2 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v2i2.2010

Abstract

COVID-19 merupakan wabah dunia yang berkembang menjadi pandemi global yang mengancam kesehatan fisik dan berdampak luas pada kesehatan mental dan mempengaruhi semua kelompok usia khususnya remaja. Remaja mengalami kekhawatiran, ketakutan, dan kecemasan yang berlebih dengan terinfeksi COVID-19. Pandemi COVID-19 berlarut-larut, sehingga menyebabkan remaja di RW. 03 Manukan Kulon mulai bosan hingga mereka mengabaikan protokol kesehatan. Selain itu kebijakan pemerintah untuk physical distancing atau sosial distancing membuat remaja merasa cemas dan jarak fisik telah menyebabkan individu memutuskan interaksi sosial secara tidak sengaja karena individu memiliki kecenderungan untuk menghindari percakapan, membatasi pertemuan, dan melakukan karantina dirumah. Kecemasan yang dialami remaja seperti sering berkeringat, nafsu makan menurun, sering merasa sedih sendiri, ketakutan tanpa alsan, sering gemetar, sering takut tertular, merasa panik jika ada yang terkonfirmasi positif atau ada tetangga yang meninggal akibat COVID-19. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menberikan pengetahuan tentang COVID-19 dan pelatihan tata cara pengelolahan kecemasan di masa pandemic COVID-19 dengan model BERAKSI: berpikir positif, expressive writing therapy, relaksasi, adapatasi kebiasaan baru dan selektif terhadap informasi. Model BERAKSI adalah tata cara yang mudah dilakukan remaja dan tidak memerlukan biaya. Kegiatan ini dilakukan melalui zoom meeting dengan remaja dalam jangka waktu 1 bulan (Mei-Juni 2021) dengan metode ceramah dan pelatihan. Dari kegiatan ini didapatkan hasil pre test peserta berpengetahuan baik sebesar 15(14.5%) dan setelah diberikan penyuluhan dan demonstrasi responden berpengetahuan baik menjadi 99(96.1%). Model ini sangat bagus dalam mengelola kecemasan remaja sehingga bisa digunakan sebagai tindakan nonfarmakologis perawat dalam menurunkan kecemasan remaja.
Pengaruh Bimbingan Berpusat Pada Klien Terhadap Kemandirian Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Faridatul Istibsaroh; Yunita Amilia; Ahmad Zaini Arif; Tintin Sukartini; Ima Nadatien
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 6, No 2 (2021): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v6i2.7916

Abstract

Background: Diabetes Mellitus is a disease characterized by an increase in blood glucose levels which has a risk of long-term or short-term complications. The inability of the community to carry out treatment independently is one of the causes that affect the ability of Diabetes Mellitus sufferers to carry out activities. Objective: This study aims to analyze the effect of client-centered guidance on independence in Diabetes Mellitus patients.Methods:This study used a quasy-experimental design with a pre-post test control group design approach, The sample in this study was 46 respondents divided into 23 interventions group and 23 control groups. The sampling technique is consecutive sampling. The intervention was given by providing client-centered guidance on day 1 with 4 stages, time duration ± 60 minutes, and evaluation for 7 days. Analysis of data using an independent t-test with a significance level of = 0.05.Results: The results of the t-test independent t-test with the value of P = 0.001, it means is an effect of client-centered guidance on the independence of Diabetes Mellitus patients.Conclusion: Providing client-centered guidance can increase independence and it can as part of nursing care interventions in the form of a support education system.
PENGARUH PELATIHAN SEPULUH FAKTOR CARATIVECARING TERHADAP PERILAKU CARINGDAN MOTIVASI PERAWAT (Di Instlasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Surabaya): Ten Carative Caring Training Effect Of CaringAgainst Caring Behavior And Nurse Motivation (in RSI Surabaya) Sulistyorini Sulistyorini; Tintin Sukartini; Ima Nadatien
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 4 No. 2 (2018): JIKep | September 2018
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.559 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v4i2.182

Abstract

Sepuluh faktor carative yang diperkenalkan Watson sebagai panduan inti dari praktek keperawatan. Ketidak tahuan perawat tentang perilaku caring yang benar dapat berpengaruh terhadap motivasi perawat dalam menerapkan perilaku caring. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelatihan sepuluh faktor carative terhadap perilaku caring dan motivasi perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Surabaya. Desain penelitian ini menggunakan quasy experiment, denganmetodepre post testcontrol group design. Populasi adalah seluruh perawat bertugas di ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Surabaya sebesar 36 perawat , dibagimenjadiduakelompokyaitu 18 kelompokintervensidan 18 kelompokkontroldengan pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian penerapan caring perawat menggunakan lembar observasi dan kuisioner untuk mengukur motivasi perawat. Data dianalisis dengan menggunakan paired t- test dan independent t-test dengan nilai ? = 0,05. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa pelatihan sepuluh faktor carative caring berpengaruh terhadap perilaku caring(p = 0,000) dan motivasi perawat di Inslasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Surabaya dengan nilai (p = 0,000) Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh pelatihan sepuluh faktor carative caring terhadap perilaku caring dan motivasi perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Surabaya. Hasil yang diharapkan pelatihan sepuluh faktor carative caring dilaksanakan secara rutin, update keilmuan caring dan monitoring penerapan perilaku caring perawat. Dengan pelatihan ini berupaya meningkatkan motivasi perawat secara timwork. Kata kunci: Pelatihan sepuluh factor carative caring, perilaku caring, motivasi perawat
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN TINGKAT STRES PADA PASIEN KANKER DI YAYASAN KANKER INDONESIA CABANG JAWA TIMUR Ima Nadatien; Mulayyinah Mulayyinah
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.589 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.121

Abstract

Abstrak          Stres yang dialami oleh pasien kanker bisa dikarenakan pasien tidak bisa mengatasi masalah yang dihadapi dan menjadi beban pikiran sehingga terjadi stres. Di Yayasan Kanker Indonesia tahun 2017 mencatat 399 orang menderita kanker yang akan menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan mekanisem koping dengan tingkat stres pada pasien kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur.Desain penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional. Populasi penelitian ini pasien kanker sebesar 32 pasien. Sampel sebesar 32 pasien dengan teknik Simple Random Sampling. Variabel independenmekanisme koping dan variabel dependen tingkat stres. Pengambilan Data menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan uji statistik exact fisher didapatkan nilai α = 0,05.Hasil penelitian menunjukkan dari 32 responden sebagian besar (78.6%) memiliki mekanisme koping adaptif, sebagian besar (40,6%) memiliki tingkat kecemasan berat. Hasil uji statistik diperoleh nilai ρ = 0,000 yang membuktikan bahwa mekanisme koping berhubungan dengan tingkat stres pada pasien kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur. Semakin tinggi mekanisme koping maladaptif maka semakin tinggi tingkat stres pada pasien kanker. Disarankan tenaga kesehatan mampu memberikan penyuluhan atau konseling dan pasien kanker hendaknya lebih banyak membaca, melihat, mendengar untuk mengetahui dan mengatasi apa penyebab terjadinya stres.  Kata kunci : mekanisme koping, tingkat stres.     AbstractStress experienced by patients with cancer may be resulted from the inability to overcome the problems which become the burdens in their mind and eventually creating stress In the Indonesian Cancer Foundation, 399 people are recorded in 2017 to suffer from cancer which will become the leading cause of death in Indonesia. Hence, this study was purposed to identify the correlation between coping mechanism and stress level in patients with cancer in the Indonesian Cancer Foundation, East Java branch. This analytical observational study was conducted by using cross sectional design. It involved 32 patients with cancer in which 32 patients were chosen by using total sampling technique. The independent variable was coping mechanism, whereas the dependent variable was stress level. Questionnaire was used to collect the data which were analyzed using Fisher’s exact test with the significance level or α = 0.05. The results of this study conducted to 32 respondents, most of them (78.6%) had adaptive coping mechanism, whereas most of them (40.6%) experienced severe level of stress. Moreover, the results of statistical test showed that the value of ρ = 0.000 which proved that coping mechanism was correlated with level of stress experienced by the patients in the Indonesian Cancer Foundation, East Java branch. The higher the maladaptive coping mechanism is, the higher the level of stress in patients with cancer. The health workers are suggested to be able to give them counseling. On the other hand, the patients with cancer should read, watch, and listen more to find out and avoid the causes of stress. Key words: coping mechanism, stress level.
GAMBARAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DALAM PENINGKATAN STATUS GIZI PADA BALITA BGM DI DESA TAMBAKSUMUR FARIKHA DWI NUR AINI; Ima Nadatien
HUMAN CARE JOURNAL Vol 7, No 3 (2022): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v7i3.1990

Abstract

Masalah gizi pada balita masih belum bisa teratasi dengan baik, salah satu faktor adalah pelayanan kesehatan. Desa Tambaksumur masih ditemukan 9 balita yang masuk dalam kategori berat badan dibawah garis merah. Maka dari itu perlunya keaktifan kader dalam menjalankan peran sehingga dapat memberikan peningkatan gizi. Tujuan penelitian ini yaitu menggambarkan keaktifan kader posyandu dalam peningkatan status gizi pada balita BGM .Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, sampel seluruh kader dari empat posyandu yakni posyandu dahlia, mawar, melati dan anggrek di Desa Tambaksumur, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo dengan jumlah 21 orang yang diambil menggunakan metode purposive sampling.Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan keaktifan kader sebagai penggerak masyarakat dibidang kesehatan dalam upaya kesehatan sesuai kewenangannya sebagian besar responden (57%) aktif, sebagai penyuluh kesehatan kepada masayakat hampir seluruh responden (76%) cukup aktif dan sebagai pencatat kegiatan masyarakat di bidang kesehatan sebagian besar responden (71%) aktif dalam menajalankan perannya serta keaktifan kader dalam peningkatan status gizi pada balita sebgaian besar responden (63%) aktif.Kesimpulan penelitian ini adalah kader aktif dalam menjalankan peran sebagai penggerak masyarakat dalam upaya kesehatan sesuai kewenangannya, pencatat kegiatan masyarakat di bidang kesehatan dan peningkatan status gizi pada balita BGM, serta cukup aktif sebagai penyuluh kesehatan kepada masyarakat.Kata Kunci: Kata Kunci : Keaktifan, Peran kader posyandu, Status gizi.  
Gambaran Intensifikasi Upaya Kesehatan Pada Kebijakan Penanggulangan Tbc Di Puskesmas Siwalankerto Adam Firdaus Nazi’at; Ima Nadatien
Jurnal Sosial dan Sains Vol. 2 No. 10 (2022): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1401.792 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v2i10.493

Abstract

Latar Belakang: Penemuan kasus TBC positif di Surabaya tahun 2020 sebanyak 4.151 kasus dan kasus TBC positif di Puskesmas Siwalankerto tahun 2021 sebanyak 12 kasus. Intensifikasi upaya kesehatan dalam rangka penanggulangan TBC terdiri atas promosi kesehatan, pengendalian faktor resiko, penemuan dan pengobatan, pemberian kekebalan, pemberian obat pencegahan. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini yakni menggambarkan intensifikasi upaya kesehatan pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto. Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Unit analisis adalah intensifikasi upaya kesehatan dalam penanggulangan. Partisipan dalam penelitian ini adalah petugas kesehatan TBC Puskesmas Siwalankerto dan Kepala Puskesmas Siwalankerto. Triangulasi yang akan dipakai adalah teknik triangulasi data, menggunakan sumber data yang berbeda, jika hasil wawancara kedua narasumber berbeda, prioritas hasil wawancara menyesuaikan kompetensi dan rasionalitas peneliti. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan menggambarkan intensifikasi upaya kesehatan dalam penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto. Hasil : Hasil dari penelitian ini antara lain semua indikator dari promosi kesehatan, pengendalian faktor resiko, penemuan dan pengobatan, pemberian kekebalan dilakukan secara intensif. Untuk pemberian obat pencegahan kepada kontak dengan pasien dilakukan secara intensif dan pemberian obat pencegahan kepada orang dengan penurunan sistem imun tidak dilakukan secara intensif. Kesimpulan: Simpulan penelitian ini yakni intensifikasi upaya kesehatan pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto berjalan baik pada promosi kesehatan, pengendalian faktor resiko, penemuan dan pengobatan, pemberian kekebalan. Intensifikasi upaya kesehatan pada kebijakan penanggulangan TBC di Puskesmas Siwalankerto terkendala pada pemberian obat pencegahan kepada orang yang mengalami penurunan fungsi sistem imun. Saran bagi Puskesmas Siwalankerto adalah Melakukan pemberian obat pencegahan kepada orang yang mengalami penurunan fungsi sistem imun dengan intensif