Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Tinjauan Ketepatan Koding Penyakit Gastroenteritis Pada Pasien BPJS Rawat Inap di UPTD RSUD Kota Salatiga Elise Garmelia; Maulida Sholihah
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 2, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.245 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v2i2.5350

Abstract

One of the factors causing the inaccuracy of writing diagnosis code is sometimes doctors do not write the diagnosis in the complete form so that medical record errors occur in determining the diagnosis code. Based on preliminary studies that researchers have done in UPTD RSUD Salatiga, the researchers found the results of encoding gastroenteritis disease is inappropriate. Researchers took a random sample, from 8 medical records of patients with BPJS gastroenteritis inpatient there were 6 medical records showing the inaccuracy of encoding diagnosis with 75% percentage of incorrect code and there was different writing of gastroenteritis diagnosis on admission discharge form and discharge summary form.The purpose of this study to determine the accuracy of coding disease gastroenteritis. The type of the research is descriptive quantitative research using cross sectional approach. The population in this research is medical record of inpatients of BPJS gastroenteritis case in january 2017 until october 2017, with the sample of 82 medical record by using simple random sampling method.The results showed the percentage of appropriateness of writing diagnosis on the outline forms form outgoing and returning home is 93.9%, the percentage of accuracy of gastroenteritis disease code is 91.5% and the percentage of appropriateness of diagnosis with the result of laboratory examination is 89%. Factors affecting the inaccuracy of coding results are that medical personnel (physicians) write incomplete and incompatible patients' diagnostic diagnosis of the form sheet, the coder does not check the results of the laboratory to determine the correct code, the lack of update activity of the ICD-10 coding latest version.Of these factors can affect the quality of medical records with the results of coding, claims results and analysis of hospital reporting data.
Komunikasi Kolaboratif serta Kemampuan Mengelola Data dan Informasi Kesehatan di Rumah Sakit Elise Garmelia; Subinarto Subinarto; Zefan Adiputra Golo
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v13i1.1119

Abstract

Collaborative communication is one of the factors that support medical record personnel in managing health data and information, towards improving service quality. This study aims to determine the relationship between collaborative communication and the ability to manage health data and information. This study was an observational study with a cross-sectional design. The subjects in this study were 120 medical record and health information personnel who work in hospitals in Central Java. The research instrument was a questionnaire developed based on professional competency standards in the field of medical records and health information. The data were analyzed using the Pearson correlation test. The results of the analysis show that the value of p = 0.00, so it can be concluded that there is a relationship between collaborative communication and the ability of medical record personnel to manage health data and information.Keywords: collaborative communication; health information; data management ABSTRAK Komunikasi kolaboratif merupakan salah satu faktor yang mendukung tenaga rekam medis dalam mengelola data dan informasi kesehatan, menuju peningkatan kualitas pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi kolaboratif dengan kemampuan mengelola data dan informasi kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional. Subyek dalam penelitian ini adalah 120 tenaga rekam medis dan informasi kesehatan yang bekerja di rumah sakit di Jawa Tengah. Instrumen penelitian adalah kuesioner dikembangkan berdasarkan standar kompetensi profesional di bidang rekam medis dan informasi kesehatan. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai p = 0,00, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi kolaboratif dengan kemampuan tenaga rekam medis dalam mengelola data dan informasi kesehatan.Kata kunci: komunikasi kolaboratif; informasi kesehatan; pengelolaan data
Tinjauan Angka Rawat Ulang Dalam Mendukung Legalitas Perawatan Rumah Sakit di Era JKN Edy Susanto; Elise Garmelia
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/jmiki.v9i1.322

Abstract

Re admission adalah suatu kejadian seorang pasien dirawat kembali yang sebelumnya telah mendapat layanan rawat inap di rumah sakit. Readmission merupakan suatu penanda kualitas perawatan pasien di rumah sakit yang diidentifikasi oleh rencana kesehatan yang telah dibuat sebagai kunci dari komponen sebuah pelayanan yang diberikan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meninjau angka rawat ulang (re-admission) rumah sakit untuk menunjang keabsahan perawatan pasien di rumah sakit. Metode penelitian observasional dengan analitik data pasien pulang rawat sebagai populasi dan data pasien rawat ulang (re-admison < 7 hari) sebagai sample. Hasil adalah jumlah pasien pulang  rawat inap tahun 2019  sebanyak 40.256 dan 297 pasien rawat ulang di tahun 2019. Terdapat asal pasien (63,64%) berasal dari  kota Semarang, 100 pasien (33,67%) bersala dari luar kota semarang dan  8 pasien (2,69%) bersal dari luar jawa tengah. Ada hubungan antara kejadian readmission dengan Wilayah  (p=0,025) ,  LOS ( p= 0.027)  dan  morbiditi  (p= 0.033). Kesimpulan Jumlah pasien pulang  rawat inap tahun 2019  sebanyak 40.256 terdapat 297 pasien rawat ulang atau re-admision. Angka rawat ulang di RS. KMRT Wongsonegoro adalah 0,74 %. Usia pasien rawat ulang antara usia 1 bulan hingga 83 tahun, median 48 tahun. Ada hubungan kejadian pasien pulang re-admition dengan Wilayah (aksesibitas), LOS dan Morbiditas. Juga Ada hubungan antara Morbiditi dengan LOS dan Kelas rawat dengan Jaminan pembiayaan.Tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin dan Rujukan/cara masuk RS terhadap kejadian, re-admission. Saran  rancangan interface tracking system untuk pasien rawat ulang, 
ANALISIS DESAIN FORMULIR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR RAWAT INAP Subinarto Subinarto; Elise Garmelia; Adhani Windari; Taufiq Wicaksono
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): OKTOBER 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.386 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v1i2.3850

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah menganalisa desain formulir ringkasan masuk dan keluar di UPT Puskesmas Kutoarjo berdasarkan aspek fisik, anatomi, dan isi.Jenis penelitianyang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus.Objek dari penelitian ini adalah formulir Ringkasan Masuk Keluar di UPT Puskesmas Kutoarjo. Subjek dari penelitian ini adalah petugas Rekam Medis, dokter, dan perawat. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi  dan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari aspek fisik bahankertas yang digunakan untuk formulir ini belum sesuai. Aspek anatomi adalah formulir ini tidak memiliki nomor edisi karena belum pernah direvisi dan belum adanya petunjuk pengisian formulir. Aspek isi, berdasarkan hasil wawancara ada beberapa item pada formulir yang perlu dihilangkan meliputi : golongan operasi, penyebab luar cedera dan morfologi neoplasma keracunan, dan pengobatan radio terapi/kedokteran nuklir dikarenakan pada penerapanya item tersebut tidak terpakai. Abstract[English Title :Analysisthe Design Of Inpatient’s Admission And Discharge Summary Form On Public Health Center Of Kutoarjo]The purpose of this research is analyzing the design of inpatient’s admission and discharge summary form on Public Health Center of Kutoarjo according to the aspect of anatomy, physical and content. This research uses descriptive method through case study approach. The object on this research is the form of admission and discharge summary on Public Health Center of Kutoarjo, in which the medical record staffs, the doctors, and the nurses are used as respondents.  In addition, the researcher also uses observation and interview as research instruments.The research result shows that according to the physical aspect, the material form used on Public Health Center of  Kutoarjo  is not appropriate to the theory. Then, according to the anatomical aspects, the form used on Public Health Center of Kutoarjo also do not have edition number, publication date, and instruction f orm. Moreover, based on the interview result, there are several item that should be removed on the content aspect, such as: golongan operasi, penyebab luar cedera dan morfologi neoplasma keracunan, and  pengobatan radio terapi.
ANALISIS KUANTITATIF KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN KASUS BEDAH Marsum Marsum; Elise Garmelia; Edy Susanto; Rizky Febri Nugroho
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): OKTOBER 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.635 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v1i2.3849

Abstract

AbstrakBerdasarkan studi pendahuluan bahwa dari sepuluh formulir persertujuan tindakan kedokteran yang diambil secara acak seluruhnya atau sebesar 100% tidak terisi lengkap. Pada empat review yang dilakukan untuk menelaah formulir yaitu review identifikasi, laporan isi informasi, autentikasi, pencatatan tidak ada yang semuanya terisi lengkap. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan analisis kuantitatif kelengkapan pengisian formulir persetujuan tindakan kedokteran di RSUD Ambarawa.Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel penelitian ini adalah formulir persetujuan tindakan kedokteran kasus bedah di RSUD Ambarawa pada triwulan 1 tahun 2018. Besar sampel dihitung menggunakan rumus Solvin dan didapat 96 sampel. Metode pengumpulan data yaitu observasi dan studi dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukan bahwa review identifikasi pasien terisi dengan lengkap sebesar 99%. Review lsi informasi (laporan penting) terisi dengan lengkap sebesar 5%. Review autentikasi terisi dengan lengkap sebesar 46%. Review pencatatan tidak ditemukan kesalahan. Pengisian formulir persetujuan tindakan kedokteran kasus bedah di RSUD Ambarawa sebesar 4 %  Abstract[English Title : Quantitative Analysis Completeness Form Informed Consent Case Surgery In RSUD Ambarawa] Based on a preliminary study that out of ten forms of intentional medical action taken completely randomly or at 100% incomplete. In the four reviews conducted to review the form of identification reviews, information content report, authentication, recording none of which are completely filled. The purpose of this research is to conduct a quantitative analysis of completeness informed consent form at RSUD Ambarawa. The type of research used is descriptive. The sample of this research is the informed consent form of medical case at Ambarawa General Hospital in first quarter of 2018. The sample size is calculated using Solvin formula and obtained 96 samples. Methods of data collection are observation and documentation study. The results showed that the patient identification review was completely filled by 99%. Review information filled (important reports) with complete 5%, Authentication review complete with 46% complete. recording review there is no mistake. Completed the form of approval of the medical action of the surgical case at RSUD Ambarawa at 4%   
Tinjauan Efektivitas Kerja Penanggung Jawab Rekam Medis (PJRM) di Bangsal Perawatan Sesuai dengan Kompetensi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK) Elise Garmelia; Sri Lestari; Zefan Adiputra Golo
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/jmiki.v9i1.324

Abstract

Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK) yang profesional wajib memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar kompetensi dan kode etik profesi. Tujuan penelitian ini meninjau pelaksanaan pekerjaan Penanggungjawab Rekam Medis (PJRM) di bangsal perawatan sesuai dengan Standar Kompetensi PMIK. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan crosssectional study. Penelitian dilakukan di 3( tiga) rumah sakit yang ada di kota Semarang dengan jumlah sampel 46 orang PJRM yang mengisi kuesioner secara online pada google form. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 10 orang (21.7%) PJRM yang memiliki efektifitas kerja yang rendah. Area kompetensi Komunikasi Efektif berada pada kategori mampu (60.9%), Manajemen Data berada pada kategori mampu (50.0%), Klasifikasi Kodefikasi Penyakit dan Masalah Kesehatan berada pada kategori mampu (52.2%), Aplikasi Statistik, Epidemiologi dasar dan biomedik berada pada kategori mampu( 54.3%) dan Manajemen Pelayanan Rekam Medis berada pada kategori mampu (60.9). Hasil analisis bivariat menemukan bahwa setiap area kompetensi PMIK memiliki hubungan dengan efektivitas kerja (p<0.05). Hasil analisis multivariat menemukan bahwa setiap area kompetensi PMIK berpengaruh terhadap efektivitas kerja, dimana kompetensi Statistik, Epidemiologi dasar dan biomedik paling signifikan (p=0.02 < 0.05). Rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap PJRM yang tidak efektif serta perlu melakukan rolling staf agar menjadi lebih aktif.
EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON Irmawati Irmawati; Elise Garmelia; Sri Lestari; Dinda Mirtha Melasoffie
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): OKTOBER 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.335 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v1i2.3846

Abstract

Abstrak RS Bhakti Wira Tamtama Semarang adalah RS tipe C yang harus memiliki pelayanan medik sepesialis dasar meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetrik dan ginekologi. Petugas rekam medis belum pernah melakukan analisis dan pembuatan Grafik BJ. Berdasarkan lima bangsal dengan cara menghitung indikator BOR, LOS, TOI, BTO dan digambarkan melalui Grafik BJ sebagai bahan evaluasi dan perencanaan. Tujuan penelitian untuk mengetahui efisiensi penggunaan tempat tidur 5 ruang unit rawat inap berdasarkan Grafik BJ di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama tahun 2017. Jenis penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi, perhitungan indikator efisiensi penggunaan tempat tidur, pengecekan efisiensi penggunaan tempat tidur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Grafik Barber Johnson keempat indikator kelima bangsal pada tahun tahun 2016 tidak bertemu dalam satu titik dan berada diluar daerah efisiensi. Sedangkan tahun 2017 keempat indikator bertemu pada satu titik namun berada diluar daerah efisiensi.  Abstract [English Title : Efficiency Degree Of Occupancy’s Bed By Barber Johnson Graph In Rs Bhakti Wira Tamtama] Bhakti Wira Tamtama Hospital Semarang is a type C hospital that has the functions of health services, surgery, obstetrics and gynecology. Medical record-keeping officers have never done BJ Graph analysis and manufacture. Based on five wards by calculating BOR, LOS, TOI, BTO and drawing indicators through BJ Graph as evaluation and planning materials. The purpose of the research was to determine the wealth of bed usage of 5 units of inpatient units based on BJ Graph at Bhakti Wira Tamtama Hospital in 2017. This type of research used quantitative descriptive research method. Data collection methods using documentation studie, the calculation of bed usage efficiency indicators, checking the efficiency of bed usage. The results show that based on the Barber Johnson Chart the four indicators fifth of wards in the year 2016 do not converge in one point and are outside the efficiency area. While in 2017 all four indicators meet at one point but are outside the efficiency area.
Evaluasi Penilaian Pelaksanaan Standar Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM) di Rumah Sakit Elise Garmelia; Siswati Siswati; Sri Sugiarsi
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 3, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.077 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v3i2.6432

Abstract

According to the Ministry of Health that accreditation is a step to ensure hospitals to prioritize the service, safety and protection of the community. Hospitals as one of the health care institutions are required to provide quality services including in the implementation of medical records and health information that are in the standard of Information Management and Medical Records ( MIRM). The purpose of the research is to want to know the value of accreditation in standard MIRM instruments 8-15 namely medical record management from hospitals in 3 (three) regions in Indonesia. Quantitative descriptive research with a sample count of 14 hospitals. Data processing through scoring elements in SNARS 1.1 edition and processing with SPSS to analyze the value value relationship scoring elements of assessment in government and non-government hospitals. Analysis with Anova, independent simple test and multiple comparison. The result is that there is a significant difference of p=0.00 (p0.05) of scores or assessment elements between the 3 hospital areas, but there is no significant difference (o.788) p0.05) standard value (8-15) between government and non-government hospitals. The conclusion is the assessment standard of KARS that the fulfillment of MIRM (8-15) standards of both facilities, infrastructure and human resources has not been evenly distributed in every hospital in the 3 regions, while the use of every element of the assessment of MIRM standard ( 8-15) is standard for government hospitals of various classes as well as for non-government hospitals.  ABSTRAKMenurut Kementerian kesehatan bahwa  akreditasi adalah langkah untuk menjamin rumah sakit agar mengutamakan pelayanan, keselamatan dan perlindungan masyarakat. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu termasuk dalam penyelenggaraan rekam medis dan informasi kesehatan yang tersebut pada standard Manajemen Informasi dan Rekam Medis ( MIRM). Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui nilai akreditasi pada instrumen MIRM standar 8-15 yakni manajemen rekam medis dari rumah sakit di 3 (tiga) wilayah di Indonesia. Penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 14 rumah sakit. Pengolahan data melalui Skor setiap elemen penilaian yang ada pada buku SNARS edisi 1.1 dan pengolahan dengan SPSS untuk menganalisis hubungan nilai skor elemen penilaian di rumah sakit pemerintah dan non pemerintah. Analisis dengan Anova, uji independent simple test dan multiple comparison. Dengan hasil ada perbedaan signifikan p=0,00 (p0.05) skor atau elemen penilaian diantara 3 wilayah rumah sakit, namun tidak ada perbedaan (o,788) p0,05) yang signifikan nilai standard (8-15)  antara RS pemerintah dan non pemerintah. Kesimpulan adalah adanya standar penilaian dari KARS bahwa pemenuhan standar MIRM (8-15) baik sarana, prasarana dan SDM belum merata di setiap rumah sakit di 3 wilayah tersebut, sedangkan penggunaan setiap elemen penilaian dari standard MIRM ( 8-15) adalah baku bagi rumah sakit pemerintah berbagai kelas maupun untuk rumah sakit non pemerintah.
Tinjauan Pelaksanaan Kegiatan Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Elise Garmelia; Sri Lestari; Sudiyono Sudiyono; Cory Puspa Sari Dewi
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.336 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v1i1.3592

Abstract

Sensus harian rawat inap adalah kegiatan yang rutin dilaksanakan di rumah sakit yang menghitung jumlah pasien yang dilayani di unit rawat inap mulai pukul 00.00 hingga 24.00 WIB oleh petugas yang terdapat di bangsal perawatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu meninjau pelaksanaan sensus harian rawat inap dari segi faktor manajemen 6M, berdasarkan SPO sensus, alur, ketepatan waktu pelaksanaan serta hambatan yang muncul. Jenis penelitian adalah deskriptif. Metode pengambilan data dengan wawancara dan observasi partisipasi aktif. Sampel yang digunakan bangsal flamboyan RSUD Kota Salatiga selama dua minggu. Kegiatan sensus di bangsal flamboyan antara sensus manual dan SIMRS mengalami perbedaan jumlah pasien yang signifikan. Alur yang diterapkan tidak sesuai dengan SPO sensus. Ketepatan waktu entry sensus tidak dilakukan mulai pukul 00.00 – 24.00. Pelaksanaan sensus menurut faktor manajemen 6M yaitu faktor Man kualifikasi pelaksana belum memenuhi kriteria, Money tidak adanya insentif dalam pelaksanaan sensus karena sensus masuk kegiatan pokok rawat inap, Material sudah tidak diterapkan lagi form sensus di rumah sakit, Machine SIMRS yang digunakan sudah baik akan tetapi untuk pengguna SIMRS tersebut perlu dilakukan evaluasi, Methods sensus tidak dilaksanakan sesuai SPO, dan Market pihak pimpinan rumah sakit tidak terlalu membutuhkan data sensus harian rawat inap.
Tinjauan Pelaksanaan Pemusnahan Rekam Medis Di Puskesmas Pandanaran Semarang Edy Susanto; Widodo Widodo; Elise Garmelia; Dewi Indah Sholekhah
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.428 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v1i1.3593

Abstract

Permenkes 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis menyatakan bahwa rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit, wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat. Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Pandanaran Semarang, sejak didirikannya Puskesmas Pandanaran tahun 1990 pelaksanaan pemusnahan baru sekali dilakukan pada tahun 2005. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor pendukung pelaksanaan pemusnahan rekam medis.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi/pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi.Data di analisis menggunakan analisa deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa pemusnahan rekam medis tahun 2005 dilakukan dengan membakar 5000 rekam medis oleh petugas Puskesmas Pandanaran, SOP Pemusnahan Rekam Medis diberlakukan sejak 30 April 2016 dan faktor-faktor pendukung pelaksanaan pemusnahan yang meliputi Man (SDM), Methode (Metode), Materials (Bahan), Machine (Alat), Money (Finansial), Market (Partisipasi). Alangkah lebih baik jika pemusnahan rekam medis dilakukan secara periodik sesuai dengan SOP Pemusnahan Rekam Medis.