Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PENDUGAAN KONSENTRASI KLOROFIL-A DARI CITRA SATELIT LANDSAT 8 DI PERAIRAN KOTA JAYAPURA Hamuna, Baigo; Dimara, Lisiard
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 9, No 2 (2017): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2056.226 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v9i2.4483

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menduga dan menganalisis konsentrasi klorofil-a dari citra datelit Landsat 8 di perairan Kota Jayapura, Provinsi Papua dan mengkaji tingkat akurasinya dengan nilai klorofil-a hasil pengujian laboratorium. Penelitian ini telah menghasilkan algoritma untuk pendugaan konsentrasi klorofil-a dari citra satelit Landsat 8 untuk perairan Kota Jayapura dalam bentuk persamaan polynomial orde 3 dengan menggunakan kombinasi rasio band 4, 5 dan 6 dengan tingkat akurasi 0.9242. Konsentrasi klorofil-a di perairan Kota Jayapura dari citra satelit Landsat 8 berkisar antara 1.306 – 15.072 mg/m3, dimana perairan pesisir cenderung memiliki konsentrasi klorofil-a yang lebih tinggi dibandingkan perairan lepas pantai. Hasil uji akurasi menunjukkan bahwa konsentrasi klorofil-a citra satelit akurat dengan RMSE yang kecil yaitu 0.283761. Sedangkan dari hasil uji-t dapat diketahui bahwa konsentrasi klorofil-a dari hasil pengolahan citra satelit dan hasil analisis laboratorium relatif sama dengan nilai signifikan 0.957.KATA KUNCI: Algoritma, korofil-a, Landsat 8, Perairan Kota Jayapura.
HAMBUR BALIK AKUSTIK PERMUKAAN SUBSTRAT DASAR PERAIRAN MENGGUNAKAN ECHOSONDER BIM TUNGGAL Baigo Hamuna; Lisiard Dimara; Sri Pujiyati; Nyoman Metta N Natih
Jurnal Kelautan Vol 11, No 1 (2018)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v11i1.2892

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai hambur balik permukaan dasar perairan berupa pasir dan lumpur. Echosounder bim tunggal Simrad EK15 frekuensi 200 kHz digunakan untuk perekaman hambur balik akustik permukaan dasar perairan. Hasil penelitian ini menggambarkan nilai rata-rata hambur balik permukaan substrat perairan pasir bervariasi antara -37.48 dB sampai -36.03 dB, dan lumpur bervariasi antara -46.98 dB sampai -45.15 dB. Hal ini juga menunjukkan bahwa substrat pasir memiliki tingkat kekerasan dan ukuran butir yang lebih besar dibandingkan jenis substrat lumpur substratSURFACE BACKSCATTERING STRENGTH OF SEABED SUBSTRATE USING SINGLE BEAM EHOSOUNDERABSTRACTThe objectives of this research are to analyze the surface backscattering strength of seabed. The single beam echosounder Simrad EK15 with 200 kHz of frequencies was used for recordings of seabed acoustic backscattering. Data collection was conducted in April 29 – Mei 2 2017 which located in the Yos Sudarso Bay, Jayapura, Papua Province. Sampling substrate was taken for ground truth data using sedimen grab. The results show that average value of surface backscattering strength of sand varied between -37.48 dB up -36.03 dB, and mud varied between -46.98 dB up -45.15 dB. It shows also that sand has a high substrate roughness, hardness, and grain size larger than the type of mud substrate. In acoustic backscattering values of sand were greater than mud.Keyword: Surface scattering, Sand, Mud, Single beam echosounder,
Hambur Balik Akustik Permukaan Substrat Dasar Perairan Menggunakan Echosounder Bim Tunggal Baigo Hamuna; Lisiard Dimara; Sri Pujiyati; Nyoman Metta N. N. Natih
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 1 No 2 (2017): November
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.749 KB) | DOI: 10.30862/jsai-fpik-unipa.2017.Vol.1.No.2.31

Abstract

The objectives of this research are to analyze the surface backscattering strength of seabed. The single beam echosounder Simrad EK15 with 200 kHz of frequencies was used for recordings of seabed acoustic backscattering. Data collection was conducted in April 29 – Mei 2 2017 which located in the Yos Sudarso Bay, Jayapura, Papua Province. Sampling substrate was taken for ground truth data using sediment grab. The results show that average value of surface backscattering strength of sand varied between -37.48 dB up -36.03 dB, and mud varied between -46.98 dB up -45.15 dB. It shows also that sand has a high substrate roughness, hardness, and grain size larger than the type of mud substrate. In acoustic backscattering values of sand were greater than mud.
Status Kesehatan dan Uji Spesies Indikator Biologi Ekosistem Mangrove Teluk Yotefa Jayapura John Dominggus Kalor; Lisiard Dimara; Ottouw G. Swabra; Kalvin Paiki
Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal Vol 35, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mib.2018.35.1.495

Abstract

This research was conducted to test the mangrove crab of Sesarmidae family as bio-indicator to assess health status of mangrove ecosystem in Youtefa Bay of Jayapura. Conducted since March-August 2017. Conducted in 3 stations namely St. Enggros, St.Tobati, and St. Nafri. Using the quadratic transect method (1x 1 m) and the quadratic transect (10 x 10 m). Data were analyzed using index of diversity, dominance, evenness, abundance, density, simple linear regression and test criteria of indicator species. The result of the research found the level of mangrove diversity in Enggros Station with the value of index 1.9 then Tobati and Nafri Station of 1, 4 with abundant diversity level. The density of mangroves in the three stations is obtained by Enggors: 1455.6 trees / Ha, Naftri: 1477.8 trees / Ha, and Tobati 1033,5 trees / ha with moderate density categories and good ecosystem health conditions. The biological criteria indicator test shows that the Sesarmidae crab meets the six criteria of the indicator species, so that it can be designated as a species indicator of the health status of the ecosystem.
DISTRIBUSI KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN PESISIR YAPEN TIMUR, PAPUA Paiki, Kalvin; Kalor, John D; Indrayani, Ervina; Dimara, Lisiard
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 2 (2018): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.057 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i2.5953

Abstract

Perairan Pesisir Yapen Timur merupakan tipe perairan terbuka, berhubungan dengan samudera Pasifik, memiliki tingkat keanekaragaman zooplankton yang sangat tinggi dan terletak di Pesisir Utara Papua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi kelimpahan dan keanekaragaman zooplankton di Perairan Pesisir Yapen Timur. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Hasil ditemukan komposisi zooplankton terdiri 6 kelas dan 34 spesies, tertinggi ditemukan oleh Crustaceae yaitu 28 spesies, dan terendah ditemukan oleh Ubur-ubur Rotifers, Dictyocysta, Polyhymenophorea dan Monogononta yaitu 1 spesies.  Kelimpahan zooplankton 856.689 ind/m³, kelimpahan tertinggi di titik 11 yaitu 82,166 ind/m³ dan terendah di titik 8 yaitu 31,210 ind/m³. Rata-rata keanekaragaman tergologn tinggi yaitu 3,35, keseragaman tergolong merata yaitu 0,88 dan dominansi tergolong rendah yaitu 0,05.
Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Wisata Bahari Teluk Urfu, Kabupaten Biak Numfor Lisiard Dimara; Agustinus Renyoet
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.472 KB) | DOI: 10.31957/acr.v3i2.1517

Abstract

Urfu Bay is one of the new marine tourism destinations among the Biak Numfor community. This tourist area does not yet have data from scientific studies related to the level of suitability of the region and its environmental carrying capacity, so it is considered necessary to do so. It is feared that the unavailable accurate data about the condition of tourist areas can pose risks to the comfort and safety of visitors, considering these two aspects are the main reference in the management and development of a tourist area. The purpose of the research is: (1) to know the level of conformity of Urfu Bay area as a marine tourism area, and (2) to know the carrying capacity of urfu bay marine tourism area. The research took place from July to September 2020 in the marine tourism area of Urfu Bay, Biak Numfor Regency. The research methods used are surveys with random sampling techniques, observations, interviews, and library studies. The results showed: [1] Urfu Bay marine tourism area is not suitable for coastal recreation activities (1,235) and diving (1,370), while it is suitable for snorkeling tourism activities (2,285), and [2] the carrying capacity of the urfu bay marine tourism area is 176 people per day. The conclusion of this research is that the coastal area of Urfu Bay is not suitable for marine/coastal tourism activities.Keywords: Suitability; Carrying Capacity; Marine Tourism; Urfu Bay; Biak Numfor
Fotodegradasi, Uji pH dan Kandungan In Vivo Pigmen Klorofil Lamun Thalasia hemprichii Lisiard Dimara; Popy Ida Laila Ayer; Efray Wanimbo
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.918 KB) | DOI: 10.31957/acr.v1i2.932

Abstract

Pigmen klorofil memiliki peran penting dan besar terhadap berbagai sistem kehidupan di perairan laut, dan dalam aplikasinya telah banyak digunakan untuk berbagai produk makanan, minuman, farmasi, dan kosmetik, sehingga studi terkait stabilitasnya perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan, pengaruh sinar, dan pengaruh pH terhadap pigmen klorofil Thalasia hemprichii. Metode penelitian yang digunakan adalah (1) pengukuran kandungan secara in vivo, (2) ekstraksi aseton, (3) iradiasi, dan (4) uji pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa purata kandungan klorofil Thalasia hemprichii pada kedalaman 1 m = 15,42 spad/cm2, kedalaman 2 m = 17,82 spad/cm2, dan kedalaman 3 m = 19,01 spad/cm2. Pengaruh sinar merah selama 7 jam iradiasi menyebabkan degradasi pigmen di daerah Qx = 26,77% dan pada daerah Qy = 29,05% per jam, sedangkan iradiasi cahaya polikromatik selama 7 jam menyebabkan degradasi pada daerah Qx = 52,81% dan pada daerah Qy = 54,80%. Hasil uji pH menunjukkan bahwa klorofil lamun Thalasia hemprichii bersifat stabil pada pH 7 (netral), mengalami degradasi pada pH bersifat asam dan basa. Konsentrasi pH bersifat basa memiliki serapan tinggi, yaitu pH 9 (Qx = 0,732798 dan Qy = 0,362952), pH 11 (Qx = 0,879036 dan Qy = 0,433446), dan pH 13 (Qx = 0,948732 dan Qy = 0,459035), sedangkan pH bersifat asam memiliki serapan yang kecil, yaitu pH 5 (Qx = 0,787641 dan Qy = 0,391379) dan pH 1 (Qx = 0,736968 dan Qy = 0,264192).Kata Kunci: Fotodegradasi; pH; Kandungan in vivo; Klorofil; Thalasia hemprichii 
KAJIAN SISTEM ETNO KONSERVASI LAUT MASYARAKAT PESISIR PAPUA: SASISEN DAN TIYAITIKI Puguh Sujarta; Agustinus Renyoet; Lisiard Dimara
Jurnal Education and Development Vol 9 No 1 (2021): Vol.9.No.1.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.835 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i1.2311

Abstract

Papua kaya akan sumberdaya alam, keanekaragaman hayati dan kearifan lokal dalam menjaga sumberdaya alamnya. Sasisen merupakan kearifan lokal yang dimiliki Masyarakat Pesisir Biak dan Tiyaitiki merupakan kearifan lokal yang dimiliki Masyarakat Pesisir Jayapura. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui Sasisen dan Tiyaitiki sebagai model sistem etno konservasi laut dan keterlaksanaannya, (2) mengetahui sejauh mana keterlaksanaan Sasisen dan Tiyaitiki dipengaruhi oleh faktor-faktor yang melekat pada nelayan (latar belakang pendidikan dan pengalaman). Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April-Juli 2018 di wilayah Pesisir Biak (Kepulauan Padaido dan Biak Numfor) dan Depapre Jayapura. Metode penelitian menggunakan metode survey dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan kuisioner, subjek penelitian adalah masyarakat nelayan dengan jumlah responden 150 responden. Hasil survey menunjukkan bahwa masyarakat memahami pengetahuan Sasisen dan Tiyaitiki dan keterlaksanaannya dalam berbagai aspek (aspek perolehan informasi, pemahaman, keterlaksanaan, dan upaya pengembangan) dibuktikan 68,62% responden telah memperoleh informasi yang baik. Tidak ada hubungan aspek keterlaksanaan dengan faktor-faktor yang melekat pada responden buktinya nelayan dengan pengalaman selama 0 – 40 tahun atau lebih tetap memiliki pemahaman yang sama tentang Sasisen dan Tiyaitiki sebagai sistem etno konservasi laut. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) masyarakat mengetahui Sasisen dan Tiyaitiki sebagai model sistem etno konservasi laut dan keterlaksanaannya, (2) pengetahuan masyarakat tentang kearifan Sasisen dan Tiyaitiki tidak bergantung pada latar belakang pendidikan dan pengalaman responden.
ANALISIS KESESUAIAN LOKASI SERO APUNG DI PERAIRAN TELUK TANAH MERAH KABUPATEN JAYAPURA Lisiard Dimara; Kalvin Paiki; Eduard Raunsay; Ervina Indrayani; John Domingus Kalor D Kalor
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.199 KB) | DOI: 10.31957/.v1i1.504

Abstract

Sampai saat ini belum dilakukan analisis kesesuaian lokasi untuk penempatan Sero Apung berdasarkan parameter biologi, fisika dan kimia perairan di Teluk Tanah Merah khusunya dan Perairan Kabupaten Jayapura pada umumnya. Tujuan dalam penelitian adalah untuk menentukan lokasi penempatan Sero Apung berdasarkan parameter biologi, fisika dan kimia perairan di Teluk Tanah Merah Jayapura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi pada lokasi-lokasi yang ditentukan secara purposif. Penentuan titik samping dengan bantuan survei lapangan dan wawancara dengan nelayan. Analisis data menggunakan skoring kesesuaian, dilakukan dengan cara menurunkan hasil skoring yang diperoleh kedalam model geo-statistik untuk mendapat model, yang didasari pada transfer data Geodetic/position (Degree, Minute, Second/DMS) sehingga mendapatkan nilai tunggal, dengan formula: Numeric Value (Lat ; Long) = Degree + {Minute + (Second/ 60} / 60. Hasil penelitian yang diperoleh skoring kesesuaian perairan berdasarkan paramater biologi, fisika dan kimia perairan diperoleh nilai rata-rata 85,33% dengan kisaran 66,67 – 100 %. Berdasarkan hasil yang diperoleh memperlihatkan perairan Teluk Tanah Merah berada pada kelas yang sangat sesuai (S1) untuk lokasi penempatan Sero Apung. Sedangkan zona pengembangan lokasi penempatan Sero Apung berada pada koordinat 02'26, 081 LS dan 140'21, 448 BT (titik 6) 02'125, 889 LS dan 140'21, 298 BT (titik 5). Kata Kunci : Kesesuaian Perairan, Sero Apung, Teluk Tanah Merah
STUDI KARAKTERISTIK PASANG SURUT PERAIRAN LAUT MIMIKA, PROVINSI PAPUA Baigo Hamuna; Rosye H.R. Tanjung; John D. Kalor; Lisiard Dimara; Ervina Indrayani; Maklon Warpur; Yunus Y.P. Paulangan; Kalvin Paiki
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.464 KB) | DOI: 10.31957/.v1i1.503

Abstract

Salah satu karakteristik perairan Mimika adalah banyaknya sungai-sungai besar yang bermuara di wilayah perairan Mimika yang mempengaruhi berbagai aktivitas, salah satunya adalah aktivitas transportasi kapal berukuran besar yang akan masuk dan keluar di pelabuhan Poumako dan Port Site-Freeport harus melalui sungai dan sangat bergantung pada proses pasang surut air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji karakteristik pasang surut di perairan Mimika, Provinsi Papua. Data yang digunakan adalah data pasang surut selama 29 hari dengan interval pengamatan 1 jam. Penentuan tipe pasang surut dan tinggi muka air rata-rata dengan menggunakan metode Least-Squares. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tipe pasang surut di perairan Mimika adalah pasang surut campuran condong ke harian tunggal dengan bilangan Formzahl 2,9498. Hal ini berarti bahwa pada perairan Mimika dalam sehari terjadi satu kali atau dua kali pasang dengan interval tinggi air laut yang berbeda. Adapun nilai komponen-komponen elevasi muka air pada periode pengamatan yang meliputi HHWL (4,3153 m), MHWL (2,4476 m), MSL (1,7996 m), MLWL (0,9938 m), dan LLWL (0,3102 m).Kata Kunci: Metode Least-Squares, Formzahl, pasang surut, Perairan Mimika