Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Pendidikan Kepribadian Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan Ali Imron
Edukasia Islamika Volume 1, Number 1 2016, Edukasia Islamika: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.579 KB)

Abstract

AbstractChildren are great imitators who always imitate people around them. As they areprecious gifts from God, it is an obligation to look after and educate them in aproper manner with Islamic values such as giving behavior education to the children. Abdullah Nashih Ulwan said that behavior education is very importantfor children. Educators, including parents and society, are responsible for developing it. The behavior education which should be developed includes three domains; they are physical education, intellectual education, and spiritual education as well.AbstrakAnak merupakan peniru ulung baik melalui penglihatan, pendengaran dan tingkah laku lainnya dari orang-orang di sekitarnya. Untuk itu dibutuhkan Pendidikan kepribadian sebagai proses pembentukan karakter anak karena di dalam pendidikan di beri bimbingan agar seorang anak bisa keluar dari suatu masalah agar anak yang tadinya memiliki kepribadian kurang baik bisa lebih baik karena di proses dan dibimbing dalam dunia pendidikan. Maraknya kejadian dikalangan remaja akibat pergaulan bebas hingga penyalah gunaan obat-obat terlarang membutuhkan perhatian dan peran aktif semua pihak untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa ini. Abdullah Nashih Ulwan telah menjelaskan arti pentingnya pendidikankepribadian anak yang menjadi tanggung jawab bagi para pendidik, termasuk ayahibu (orang tua), dan masyarakat. Tujuan penulis artikel ini adalah untuknmengetahui pendidikan Kepribadian Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan. Metode yang digunakan adalah daftar pustaka. Hasil studi pustaka menyimpulkan bahwa pendidikan kepribadian anak menurut Abdullah Nashih Ulwan tentang pengembangan kepribadian anak merupakan tanggung jawab bersama baik pendidikan fisik atau jasmani, pendidikan intelektual/aqliyah, dan pendidikan rohani/kejiwaan.
Penguatan Islam Moderat melalui Metode Pembelajaran Demokrasi di Madrasah Ibtidaiyah Ali Imron
Edukasia Islamika Volume 3, Number 1 2018, Edukasia Islamika: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.884 KB) | DOI: 10.28918/jei.v3i1.1675

Abstract

This paper aims to promote the implementation of the concept of strengthening moderate Islam through democratic learning in Islamic elementary schools. The ease of internet access and remote communication, as the effect of globalization in the field of technology, can be used to gain any information needed, including the Islamic knowledge that can be freely learned without teachers. A literature study was employed to describe the data related to the internalization of moderate Islam and democratic learning. The findings demonstrate that moderate Islam (tawasuth) is a life principle that upholds justice in social life. The values ​​of moderate Islam can be internalized in the school curriculum as a reinforcement starting from the elementary school level through implementing democratic learning. This application can be carried out through various methods such as discussion, question and answer, group work, and simulation. The implementation of democratic learning encourages communicative relationships between teachers and students, fosters friendship, and enhances the value of ‘ukhuwah’ (good relations). Furthermore, these methods emphasize student-centered learning. This study also illustrates that democratic learning provides a wide array of opportunities for students to creatively and critically express their ideas and thoughts in their own learning styles.
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal Bagi Guru MI di Kota Semarang Ali Imron; Ma'as Shobirin
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.831 KB) | DOI: 10.21580/dms.2021.211.7342

Abstract

The teacher in learning has a dual role as a guide, director, motivator, supervisor and designer as well as executor. Increasing the ability to develop teaching materials as an illustration of the changes that occur in students based on the local wisdom of a community also needs to be done. The purpose of writing articles from this mentoring activity is to: 1) find out how the development of teaching materials based on local wisdom for MI teachers in Semarang City, 2) find out the various potentials of local wisdom that have educational value in Semarang City The results of the MI teacher mentoring activities in developing teaching materials based on local wisdom are: 1) The implementation of activities focused on mentoring teachers in developing teaching materials based on local wisdom through an asset-based approach. Activities involving MI teachers in the city of Semarang. The form of activities carried out were FGD and practical training and evaluation and monitoring, the implementation of activities at the Micro Teaching Laboratory of the Faculty of Religion, Wahid Hasyim University. 2) The material of local wisdom if grouped based on its characteristics into 3, namely: local figures (ulama) Semarang and around, Heritage (historical buildings) and culture. There are several scholars in Semarang and its surroundings who are visited by many or the community's pilgrimage destinations, including: Kiai Sholeh Darat, Mbah Mudzakkir, Mbah Shodiq Jago and Syekh Jumadil Kubro. Meanwhile, several historical buildings as relics and become tourist destinations include: Lawang Sewu, Ronggowarsito Museum, Sampo Kong, belenduk church, and old buildings around the old city of Semarang. The culture that is maintained and carried out regularly and properly includes: Nyadran, Ritual Offerings Rewandha Goa Kreo, Dugderan. Guru dalam pembelajaran memiliki peran ganda sebagai pembimbing, pengarah, pemotivasi, pengawas dan perancang sekaligus pelaksana. Meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar sebagai gambaran perubahan yang terjadi pada peserta didik bersumber pada kearifan lokal suatu masyarakat juga perlu dilakukan. Tujuan penulisan artikel dari kegiatan pendampingan ini adalah untuk: 1) mengetahui bagaimana pelaksanaan pengembangan bahan ajar berbasis kearifan lokal bagi guru MI di Kota Semarang, 2) mengetahui berbagai potensi kearifan lokal yang memiliki nilai edukatif yang ada di Kota Semarang. Hasil dari kegiatan pendampingan guru MI dalam mengembangkan bahan ajar berbasis kearifan lokal adalah: 1) Pelaksanaan kegiatan fokus pada pendampingan guru dalam mengembangkan bahan ajar berbasi kearifan lokal melalui pendekatan berbasis aset. Kegiatan melibatkan guru MI di Kota Semarang. Bentuk Kegiatan yang dilaksanakan adalah FGD dan Pelatihan praktik dan evaluasi serta monitoring, pelaksanaan kegiatan di Laboratorium Micro Teaching Fakultas Agama Universitas Wahid Hasyim. 2) Materi kearifan lokal tersebut apabila dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya menjadi 3, yaitu: tokoh (ulama) Lokal Semarang dan sekitar, Peninggalan (bangunan sejarah) dan Kebudayaan. Terdapat beberapa ulama di Semarang dan Sekitarnya yang banyak dikunjungi atau tujuan ziarah masyarakat antara lain: Kiai Sholeh Darat, Mbah Mudzakkir, Mbah Shodiq Jago dan Syekh Jumadil Kubro. Sedangkan beberapa bangunan bersejarah sebagai peninggalan dan menjadi tujuan wisata antara lain: Lawang Sewu, Museum Ronggowarsito, Sampo Kong, Gereja Blenduk, dan bangunan tua di sekitar kota lama Semarang. Adapun kebudayaan yang terjaga dan terlaksana secara rutin dan dengan baik diantaranya: Nyadran, Ritual Sesaji Rewandha Goa Kreo, Dugderan.
Pendampingan Santri untuk Membangun Tradisi Literasi Di Pondok Pesantren Al-Mubarok Mranggen Demak Taslim Syahlan; Ali Imron; Laila Ngindana Zulfa; Ma'as Shobirin
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 19, No 1 (2019)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.107 KB) | DOI: 10.21580/dms.2019.191.4144

Abstract

The development of a civilization is never separated from the power of the nation in literacy tradition. Human being are given intellect, the mind to produce ideas for creating a form of writing works. Pesantren as institutions of Islamic education has a strategic position to apply the tradition of literacy among students. It needs to be an effort in designing a productive minds of the students. Based on this background, the mentoring program is to help students in literacy tradition Pondok Pesantren Al Mubarok Mranggen Demak. The service activities include literacy seminars, training and assignment to write a book-making students. Some institutions into collaborative partners include Center for the Study and Development of Islamic Sciences and Gisaf Central Java. Through community service program is expected to produce students who are able to document authors thought through writing. Perkembangan sebuah peradaban tidak pernah lepas dari kekuatan bangsa dalam literasi. Manusia diberikan akal, pikiran guna memproduksi gagasan agar menciptakan karya berbentuk tulisan. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki posisi strategis untuk menerapkan tradisi literasi di kalangan santri. Perlu ada upaya dalam mendesain agar pikiran produktif para santri. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pendampingan dilaksanakan untuk membangun tradisi literasi santri di Pondok Pesantren Al Mubarok Mranggen Demak. Adapun kegiatan pengabdian antara lain seminar literasi, pelatihan menulis dan penugasan pembuatan buku santri. beberapa lembaga menjadi mitra kerjasama antara lain Pusat Kajian dan Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman dan Gisaf Jawa Tengah. Melalui program pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu menghasilkan santri penulis yang mampu mendokumentasikan pemikiran lewat tulisan.
PENINGKATAN KEMAMPUAN AFEKTIF PESERTA DIDIK MELALUI MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE PADA MATA PELAJARAN PKn di MI Ali Imron
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v12i1.4335

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Value Clarification Technique di Kelas V MI Al-Mubarok Margolinduk Bonang Demak? 2) apakah model pembelajaran Value Clarification Technique dapat meningkatkan kemampuan afektif peserta didik pada mata pelajaran PKn di kelas V MI Al-Mubarok Margolinduk Bonang Demak? Metode penelitian yang digunakan adalah Classroom Action Research. Subjek penelitiannya yaitu peserta didik kelas V MI Al-Mubarok Margolinduk Bonang Demak. Penelitian tindakan ini terdiri atas empat langkah: Planning; Acting; Observasing; Reflecting;. Metode pengumpulan datanya adalah observasi, skala sikap (non-tes), interview (wawancara), dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik analisis data observasi aktivitas guru dan peserta didik selama pembelajaran. Setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa: 1) pelaksanaan model pembelajaran VCT di kelas V MI Al-Mubarok Margolinduk Bonang Demak Tahun Pelajaran 2017/2018 terlaksana dengan baik. Penerapan model VCT terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran. 2) Model VCT yang diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas V MI Al-Mubarok Margolinduk Bonang Demak Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat meningkatkan kemampuan afektif peserta didik dalam memahami nilai kejujuran, tanggung jawab, dan peduli. Berdasarkan hasil penilaian pada lembar skala sikap setiap siklusnya. Semakin banyak peserta didik mencapai skor ketuntasan minimal yang ditentukan. Peningkatan ini sesuai dengan target indikator keberhasilan yang telah dirumuskan peneliti. Terbukti dari hasil skala sikap siklus II kemampuan afektif peserta didik dalam memahami nilai kejujuran, tanggung jawab, peduli, dan semangat meningkat “sangat baik” yakni masing-masing mencapai skor sebesar 88%, 89%, 88%, dan 88%. Serta aktivitas peserta didik melalui penerapan model pembelajaran VCT juga mengalami peningkatan, yang paling menonjol adalah aktivitas di analisis dan presentasi hasil diskusi kelompok. Peserta didik dulunya pasif menjadi lebih aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran.
TRACER STUDY: KETERSERAPAN DAN KEPUASAN PENGGUNA ALUMNI PGMI UNWAHAS LULUSAN TAHUN 2015, 2016 DAN 2017 Ali Imron; Ma'as Shobirin; Ummu Jauharin Farda
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 10, No 1 (2019): MAGISTRA
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v10i1.2713

Abstract

AbstrakPenelitian ini berusaha melakukan penelusuran terhadapalumni atau biasa disebut dengan tracer study PGMI paska lulustahun 2015, 2016 dan 2017. Tracer study merupakan bagianpenting dari evaluasi program studi untuk mengetahui sejauh manaketerserapan alumni di dunia kerja. Tidak hanya itu, penelitian inijuga berusaha mencari kepuasan pengguna alumni PGMI FAIUniversitas Wahid Hasyim Semarang. Berdasarkan penelitian yangsudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pekerjaan alumnisetelah lulus dari kuliah sebagian besar relevan dengankompetensinya, yaitu guru. Sebanyak 84 responden bekerjasebagai guru, 8 bekerja di sektor lain, 4 responden menikah, dan 8responden melanjutkan studi S2. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa alumni PGMI sangat siap bekerja dengankompetensi yang dimilikinya.Lulusan PGMI memiliki masa tunggu yang relatif baik,yakni di bawah 6 bulan, bahkan 58 responden bekerja dengan masatunggu di bawah 3 bulan. Hal ini dikarenakan para respondenbanyak yang sudah ikut membantu ekstra kurikuler sepertipramuka, seni, atau ekstra lain sehingga mereka sudah diminta ikutmengajar bahkan sebelum lulus.Kompetensi lulusan yang sangat menunjang kinerja alumnidengan nilai sangat baik terbanyak adalah integritas yang berupakejujuran, sikap, dan tanggung jawab alumni dalam bekerja.Kemudian komunikasi alumni juga dinilai sangat baik.Key Word: Tracer Study, Kepuasan Customer, Alumni PGMI FAIUniversitas Wahid Hasyim Semarang
KOMPETENSI PEDAGOGIK PESERTA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN Ali Imron; Linda Indiyarti Putri
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 9, No 1 (2018): MAGISTRA
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v9i1.2213

Abstract

ABSTRAK Pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru. PGMI Universitas Wahid Hasyim merupakan bagian dari agen pendidik yang disiapkan untuk memenuhi target outcome menjadi pendidik profesional. Fokus penelitian ini adalah bagaimana kemampuan kompetensi pedagogik mahasiswa peserta PPL tahun pelaksanaan 2018 sesuai dengan indikator ketercapaian.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dan dieksplorasikan melalui data kuantitatif. Pada penelitian ini menggunakan rangka kerja Milles dan Huberman dan difokuskan melalui logika induktif dalam menarik kesimpulan dari data yang ada. Kedudukan peneliti dalam penelitian ini sebagai instrumen penelitian artinya peneliti dimaksudkan sebagai alat pengumpul data.Hasil analisis menunjukkan bahwakompetensi pedagogik mahasiswa praktikan berkatogori baik. Hal ini ditunjukkan pada interpretasi skor sebesar 76,56%. Peran dan fungsi guru pamong dan Dosen Pembimbing Lapanganmampu memberikan arahan guna meningkatkan kualitas kompetensi pedagogik mahasiswa.Kata kunci: Kompetensi Guru; Pedagogik; PPL.Pedagogic is one of competencies that should be owned by a teacher. Study program of Education of Islamic Elementary School Teacher (PGMI) in Wahid Hasyim University is a part of educator agent which are set to fulfill outcome product become professional educator. Focus of this research is how the pedagogic competency ability of college student as Field Experience Program (PPL) participants in 2018 according to achievement indicator. This research used descriptive qualitative research and explored by quantitative data. This research used Milles and Huberman framework and focused in inductive logical for concluded the data. The researcher in this research was as research instrument. It means reseacher as data collection tool. The result of the analysis showed that pedagogic competency in PPL participants are in good category. It is showed in score interpretation 76,56%. Role and function of tutor teacher and field mentor lecturer (DPL) are able to give instruction to improve the quality of pedagogic competency in college student.Keywords: teacher competency; pedagogic; PPL
Pendidikan Kepribadian Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan Ali Imron
Edukasia Islamika Volume 1, Number 1 2016, Edukasia Islamika: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractChildren are great imitators who always imitate people around them. As they areprecious gifts from God, it is an obligation to look after and educate them in aproper manner with Islamic values such as giving behavior education to the children. Abdullah Nashih Ulwan said that behavior education is very importantfor children. Educators, including parents and society, are responsible for developing it. The behavior education which should be developed includes three domains; they are physical education, intellectual education, and spiritual education as well.AbstrakAnak merupakan peniru ulung baik melalui penglihatan, pendengaran dan tingkah laku lainnya dari orang-orang di sekitarnya. Untuk itu dibutuhkan Pendidikan kepribadian sebagai proses pembentukan karakter anak karena di dalam pendidikan di beri bimbingan agar seorang anak bisa keluar dari suatu masalah agar anak yang tadinya memiliki kepribadian kurang baik bisa lebih baik karena di proses dan dibimbing dalam dunia pendidikan. Maraknya kejadian dikalangan remaja akibat pergaulan bebas hingga penyalah gunaan obat-obat terlarang membutuhkan perhatian dan peran aktif semua pihak untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa ini. Abdullah Nashih Ulwan telah menjelaskan arti pentingnya pendidikankepribadian anak yang menjadi tanggung jawab bagi para pendidik, termasuk ayahibu (orang tua), dan masyarakat. Tujuan penulis artikel ini adalah untuknmengetahui pendidikan Kepribadian Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan. Metode yang digunakan adalah daftar pustaka. Hasil studi pustaka menyimpulkan bahwa pendidikan kepribadian anak menurut Abdullah Nashih Ulwan tentang pengembangan kepribadian anak merupakan tanggung jawab bersama baik pendidikan fisik atau jasmani, pendidikan intelektual/aqliyah, dan pendidikan rohani/kejiwaan.
Penguatan Islam Moderat melalui Metode Pembelajaran Demokrasi di Madrasah Ibtidaiyah Ali Imron
Edukasia Islamika Volume 3, Number 1 2018, Edukasia Islamika: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jei.v3i1.1675

Abstract

This paper aims to promote the implementation of the concept of strengthening moderate Islam through democratic learning in Islamic elementary schools. The ease of internet access and remote communication, as the effect of globalization in the field of technology, can be used to gain any information needed, including the Islamic knowledge that can be freely learned without teachers. A literature study was employed to describe the data related to the internalization of moderate Islam and democratic learning. The findings demonstrate that moderate Islam (tawasuth) is a life principle that upholds justice in social life. The values ​​of moderate Islam can be internalized in the school curriculum as a reinforcement starting from the elementary school level through implementing democratic learning. This application can be carried out through various methods such as discussion, question and answer, group work, and simulation. The implementation of democratic learning encourages communicative relationships between teachers and students, fosters friendship, and enhances the value of ‘ukhuwah’ (good relations). Furthermore, these methods emphasize student-centered learning. This study also illustrates that democratic learning provides a wide array of opportunities for students to creatively and critically express their ideas and thoughts in their own learning styles.
Religious Moderation in Pesantren Culture Era Post-Truth for Santri-College Students of Unwahas and UIN Walisongo Ali Imron; Fatah Syukur
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 10, No 001 (2021): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam (Special Issue)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v10i001.1782

Abstract

This study aims to find out: 1) understanding and moderation of the religious attitudes of Islamic boarding school students in Unwahas and Walisongo, and 2) Islamic boarding school culture in the post-truth era at student boarding schools in Unwahas and Walisongo. The type of this research is a qualitative field research. The technique of collecting data using observation, documentation, interviews and FGD methods. The results of this study are: 1) understanding and moderation of the religious attitudes of students at UIN Walisongo and Unwahas Semarang manifested in several ways, including: national commitment, tolerance, anti-violence and radicalism and respect for local wisdom inspired by the norm of muhafadzatu 'ala al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah. 2) Pesantren culture in the post-truth era experienced an interesting dynamic process. The development of digital media has made pesantren have a new tradition by broadcasting the recitation of the kitab kuning, dhikr, and reading dziba' live - virtual. Although the pesantren culture has spread in virtual areas, offline pesantren activities with the community are still ongoing.