Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Persepsi dan Sikap Dokter dalam Pemberian Surat Keterangan Cuti Sakit di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Soularto, Dirwan Suryo; Azhimsari, Ayu
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 2 (s) (2008)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Doctor statement letter is a letter which is given by doctor professionally about a certain situation which is known and can be proven it’s truth. The aim of this research is to know the factors which influent the perception and behavior of doctor to give the sickness permission letter. The design of the research is non experimental. The subject of research is some doctors who work in PKUM uhammadiyah Hospital of Yogyakarta are 35 people. Responden who fulfill questioner about perception and attitude of doctor to give sickness permission letter. The analysis descriptive which is used with cross-sectional approach. The result of research is 63% agree every patient get a sickness permission letter, 60% disagree about the relation of friendship which influent the doctor to give sickness permission letter, 94% agree about the giving of period of sickness is a right of doctor absolutely, 71% disagree if doctor always give sickness permission letter to every patient who asked it, 74% doctor never give sickness permission letter which isn ’t suitable with the patient ’s condition, 60% doctor agree to give period of retirement sickness sometimes thinks the patient’s requirement, 97% doctor disagree to ask a certain free to give sickness permission letter. The conclusion of this research is perception and attitude of doctor in Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta still suitable with etic of Indonesion medical.Surat keterangan dokter adalah surat yang diberikan oleh seorang dokter secara profesional mengenai keadaan tertentu yang diketahuinya dan dapat dibuktikan kebenarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi persepsi dan sikap dokter dalam pemberian surat keterangan cuti sakit. Desain penelitian ini adalah non-eksperimental dengan pendekatan cross-sectional. Subyek penelitian adalah 35 orang dokter yang bekerja di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Responden mengisi kuesioner mengenai persepsi dan sikap dokter dalam memberikan surat keterangan cuti sakit. Hasil kuisioner dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian didapatkan 63% setuju setiap pasien mendapatkan surat keterangan cuti sakit, 60% tidak setuju hubungan kekerabatan mempengaruhi dokter dalam memberikan surat keterangan cuti sakit, 94% setuju pemberian lama cuti sakit merupakan hak/ kewenangan mutlak dokter, 71% tidak setuju jika dokter selalu memberikan surat keterangan cuti sakit kepada setiap pasien yang meminta, 74% dokter tidak pernah memberikan surat keterangan cuti sakit yang tidak sesuai dengan kondisi pasien, 60% dokter setuju dalam memberikan lama cuti sakit kadang-kadang mempertimbangkan permintaan pasien, 97% dokter tidak setuju menarik biaya tersendiri dalam pemberian surat keterangan cuti sakit. Disimpulkan bahwa persepsi dan sikap dokter di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta masih sesuai dengan kode etik kedokteran Indonesia.
Analisis Kualitas Visum et Repertum Beberapa Dokter Spesialis pada Korban Kekerasan Seksual di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Soularto, Dirwan Suryo; Cahyanti, Eki Siwi Dwi
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 1 (s) (2009)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v9i1 (s).1625

Abstract

Sexual abuse happens frequently in society. To sue or report the criminal, it needs medical evidence as a visum et repertum as a proof. Visum et repertum is considered as an expert description to justice medical expert or doctor and to other doctor. The good quality of visum et repertum can help the victim to have justice. The objective of this research is to acknowledges the quality of visum et repertum sexual abuse. The subject of this research is the results of visum et repertum which is made by gynecologist at RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, began atMarch 2003 until November 2008for about 29 cases. The results of visum et repertum evaluated with using scoring method on from the adjusted Herkutanto journal. The quality of visum et repertum is measured using a scoring method consist of 19 variable. The results is presented in the form ofpercentage ; the quality is low if it is below 50%, moderate if 50%-75% and good if more than 75%. The result of visum et repertum quality is 27,4%, which is mean in low quality. This conclude this research that the quality of visum et repertum in sexual abuse is below standard.Kekerasan seksual sering terjadi di masyarakat. Untuk menuntut pelaku secara hukum, diperlukan adanya visum et repertum sebagai bukti adanya kekerasan seksual itu. Visum et repertum dinilai sebagai keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau dokter lainnya. Visum et repertum yang berkualitas dapat membantu korban dalam mendapatkan keadilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas visum et repertum kekerasan seksual. Subjek penelitian ini adalah hasil visum et repertum yang dibuat dokter spesialis kebidanan dan kandungan pada korban dengan dugaan kekerasan seksual di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta selama Maret 2003 sampai dengan November 2008 sebanyak 29 kasus. Hasil visum et repertum dinilai dengan menggunakan metode skoring atau nilai dari jurnal Herkutanto yang telah disesuaikan. Penilaian kualitas visum kekerasan seksual terdiri dari 19 variabel. Setelah didapatkan data masing-masing variabel, kemudian dianalisis. Hasilnya berbentuk persentase, kualitas rendah bila kurang dari 50%, sedang jika 50% - 75% dan bagus jika lebih dari 75%. Hasil penilaian kualitas visum yaitu 27,4 % yang berarti berkualitas buruk. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas visum kekerasan seksual masih dibawah standar.
Korelasi antara Tinggi Badan dan Panjang Tungkai Bawah Perkutan pada Mahasiswa Ras Jawa Usia Pertumbuhan Pamukti, Hendra Pamuji; Soularto, Dirwan Suryo
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 16, No 1: January 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v16i1.4726

Abstract

Teknik pengukuran antropometri dengan pengukuran kerangka yang kering telah lazim digunakan oleh ahli antropologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara panjang tungkai bawah perkutan dengan tinggi badan dan menentukan suatu rumus perhitungan tinggi badan pada populasi saat ini. Jenis penelitian adalah noneksperimental dengan desain cross sectional. Subyek penelitian adalah mahasiswa S1 Pendidikan Dokter FKIK UMY berusia 20-22 tahun, ras Jawa, tidak cacat pada leher, badan dan anggota gerak bawah. Data tinggi badan dan panjang tungkai bawah perkutan diambil dengan cara pengukuran langsung kemudian dianalisis dengan uji korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan tinggi badan rata-rata subyek penelitian 163,33 ± 10,78 cm. Panjang tungkai bawah perkutan rata-rata adalah 36,76 ± 2,76 cm. Rata-rata tinggi badan laki-laki adalah 172,66 ± 6,18 cm. Rata-rata tinggi badan perempuan adalah 154,50 cm dengan standar deviasi 4,91 cm. Rata-rata panjang tungkai bawah laki-laki adalah 39,11 ± 0,90 cm. Rata-rata panjang tungkai bawah perempuan adalah 34,36 cm dengan standar deviasi 1,56 cm. Disimpulkan bahwa tingkat korelasi (r) antara tinggi badan dengan panjang tungkai bawah perkutan laki-laki adalah 0,85 dan pada perempuan 0,70 dan pada populasi laki-laki dan perempuan adalah 0,94.
Pembinaan Kepribadian FK UMY: Upaya Menghasilkan Dokter Muslim Soularto, Dirwan Suryo
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2001)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v1i2.1901

Abstract

Pendidikan tinggi tidak saja dituntut untuk menghasilkan seorang sarjana yang -.enguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga seorang yang mempunyai kepribadian yang tangguh sehingga keilmuannya benar-benar dapat bermanfaat tanpa timbul kekhawatiran disalahgunakan. Tampak dari kenyataan bahwa ternyata izigginya pendidikan seseorang bukan jaminan tingginya budi pekerti bahkan indeks rrestasi yang cum laude pun tidak menjamin perilaku dan akhlaknya sehari-hari .iga menjadi cum laude. Banyak contoh buruk yang menunjukkan bagaimana seorang y ang menguasai ilmu dan teknologi tidak memberikan manfaat namun sebaliknya menjadi sumber bencana bagi lingkungan sekitarnya.Sesuai dengan misi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yakni melahirkan saijana yang menguasasi ilmu pengetahuan dan teknologi di atas landasan iman dan takwa yang kokoh, sehingga menjadi insan mandiri berwawasan luas, sadar akan keberadaannya dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia yang majemuk, iklas dan sunguh-sungguh di dalam melaksanakan tugas amar ma'ruf nahi munkar, Fakultas Kedokteran UMY menetapkan tujuan untuk dapat menghasilkan dokter yang profesional, Islami bervisi global dan mempunyai kemampuan manajerial.Untuk mencapai semuanya itu selain sebagai tempat pendidikan keilmuan, fakultas kedokteran dituntut untuk berperan dalam pembentukan kepribadain mahasiswanya, sehingga dapat dihasilkan seorang dokter yang profesional dan memiliki pengetahuan luas dengan didasari kepribadian seorang muslim. Sebuah cita-cita mulia yang tentu tidak mudah untuk diwujudkan. Ini merupakan tantangan sekaligus peluang fakultas kedokteran untuk dapat menciptakan dokter plus yakni dokter muslim.
IMPLICATIONS SOCIO-JURIDICAL CRIMINAL CHARGES RELATED TO ALLEGED MALPRACTICE MEDICAL DOCTOR Muh Endriyo Susila; Dirwan Suryo Soularto
UNTAG Law Review Vol 1, No 2 (2017): UNTAG Law Review (ULREV)
Publisher : Faculty of Law Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.994 KB) | DOI: 10.36356/ulrev.v1i2.598

Abstract

The lack of legislation governing medical malpractice issue has placed doctors in Indonesia in vulnerable position. They may easily be exposed to the criminal litigation when medical treatment goes wrong. Negligence which results in injury or death amounts to criminal prosecution according to the existing law as it can be seen in Dr. Ayu's case. The infliction of criminal punishment upon three obstetricians in the late 2013 (in Dr. Ayu's case) was both controversial and phenomenal. It has stimulated the national action of strike among doctors and skepticism about law and its enforcement in Indonesia. Trembling with fear of criminal prosecution may encourage doctors in Indonesia to practice defensive medicine. This paper will make analyses on the implication of the criminal prosecution of doctors from socio-juridical perspective.
Implikasi Sosio Yuridis Tuntutan Pidana Terhadap Dokter Terkait Dugaan Malpraktik Medik Muh Endriyo Susila; Dirwan Suryo Soularto
Jurnal Ilmiah Dunia Hukum VOLUME 1 NOMOR 1 OKTOBER 2016
Publisher : PDIH Untag Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.351 KB) | DOI: 10.35973/jidh.v1i1.607

Abstract

Ketiadaaan peraturan yang secara khusus mengatur isu malpraktek medik membuat mimpi buruk menjadi ancaman yang nyata bagi profesi medik di Indonesia, Dokter bisa terjerat dalam tuntutan pidana karena berbagai sebab termasuk dugaan malpraktek medik.Tidak ada yang  mempersoalkan tuntutan pidana terhadap dokter dalam kasus aborsi ilegal atau perdagangan organ tubuh, tetapi tuntutan pidana terhadap dokter dalam kasus dugaan malpraktek medik telah menimbulkan kontroversi. Dalam kasus dokter Ayu, penjatuhan sanksi pidana oleh majelis hakim kasasi kepada ketiga terdakwa telah membangkitkangelombang protes dari kalangan dokter di seluruh Indonesia. Putusan Kasasi dalam kasus dokter Ayu telah memunculkan sikap skeptis dari kalangan profesi medik terhadap hukum dan proses penegakkannya. Aparat penegak hukum terkesan lebih condong pada pasisen daripada dokter dalam merespons kasus dugaan malpraktek medik. Perlindungan terhadap kepentingan pasien lebih diutamakan daripada menghargai itikad baik dokter untuk menolong pasien. Kondisi ini telah menciptakan ketakutan dan kekhawatiran di kalangan dokter akan risiko  gugatan/tuntutan hukum. Di satu sisi ketakutan dan kekhawatiran dikalangan dokter mendorong para dokter untuk bekerja lebih berhati-hati, namun disisi lain justru mendorong profesi dokter menerapkan apa yang disebut sebagai defensive medicine yang justru akan merugikan pasien dan masyarakat. Tulisan ini akan mengkaji implikasi tuntutan pidana terhdap dokter pada aspek sosial dan yuridis.Kata Kunci : Malpraktik Medik, Tindak pidana Medik, Tuntutan Pidana.
Pembinaan Kepribadian FK UMY: Upaya Menghasilkan Dokter Muslim Dirwan Suryo Soularto
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2001)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v1i2.1901

Abstract

Pendidikan tinggi tidak saja dituntut untuk menghasilkan seorang sarjana yang -.enguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi juga seorang yang mempunyai kepribadian yang tangguh sehingga keilmuannya benar-benar dapat bermanfaat tanpa timbul kekhawatiran disalahgunakan. Tampak dari kenyataan bahwa ternyata izigginya pendidikan seseorang bukan jaminan tingginya budi pekerti bahkan indeks rrestasi yang cum laude pun tidak menjamin perilaku dan akhlaknya sehari-hari .iga menjadi cum laude. Banyak contoh buruk yang menunjukkan bagaimana seorang y ang menguasai ilmu dan teknologi tidak memberikan manfaat namun sebaliknya menjadi sumber bencana bagi lingkungan sekitarnya.Sesuai dengan misi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yakni melahirkan saijana yang menguasasi ilmu pengetahuan dan teknologi di atas landasan iman dan takwa yang kokoh, sehingga menjadi insan mandiri berwawasan luas, sadar akan keberadaannya dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia yang majemuk, iklas dan sunguh-sungguh di dalam melaksanakan tugas amar ma'ruf nahi munkar, Fakultas Kedokteran UMY menetapkan tujuan untuk dapat menghasilkan dokter yang profesional, Islami bervisi global dan mempunyai kemampuan manajerial.Untuk mencapai semuanya itu selain sebagai tempat pendidikan keilmuan, fakultas kedokteran dituntut untuk berperan dalam pembentukan kepribadain mahasiswanya, sehingga dapat dihasilkan seorang dokter yang profesional dan memiliki pengetahuan luas dengan didasari kepribadian seorang muslim. Sebuah cita-cita mulia yang tentu tidak mudah untuk diwujudkan. Ini merupakan tantangan sekaligus peluang fakultas kedokteran untuk dapat menciptakan dokter plus yakni dokter muslim.
Analisis Kualitas Visum et Repertum Beberapa Dokter Spesialis pada Korban Kekerasan Seksual di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Dirwan Suryo Soularto; Eki Siwi Dwi Cahyanti
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 1 (s) (2009)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v9i1 (s).1625

Abstract

Sexual abuse happens frequently in society. To sue or report the criminal, it needs medical evidence as a visum et repertum as a proof. Visum et repertum is considered as an expert description to justice medical expert or doctor and to other doctor. The good quality of visum et repertum can help the victim to have justice. The objective of this research is to acknowledges the quality of visum et repertum sexual abuse. The subject of this research is the results of visum et repertum which is made by gynecologist at RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, began atMarch 2003 until November 2008for about 29 cases. The results of visum et repertum evaluated with using scoring method on from the adjusted Herkutanto journal. The quality of visum et repertum is measured using a scoring method consist of 19 variable. The results is presented in the form ofpercentage ; the quality is low if it is below 50%, moderate if 50%-75% and good if more than 75%. The result of visum et repertum quality is 27,4%, which is mean in low quality. This conclude this research that the quality of visum et repertum in sexual abuse is below standard.Kekerasan seksual sering terjadi di masyarakat. Untuk menuntut pelaku secara hukum, diperlukan adanya visum et repertum sebagai bukti adanya kekerasan seksual itu. Visum et repertum dinilai sebagai keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau dokter lainnya. Visum et repertum yang berkualitas dapat membantu korban dalam mendapatkan keadilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas visum et repertum kekerasan seksual. Subjek penelitian ini adalah hasil visum et repertum yang dibuat dokter spesialis kebidanan dan kandungan pada korban dengan dugaan kekerasan seksual di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta selama Maret 2003 sampai dengan November 2008 sebanyak 29 kasus. Hasil visum et repertum dinilai dengan menggunakan metode skoring atau nilai dari jurnal Herkutanto yang telah disesuaikan. Penilaian kualitas visum kekerasan seksual terdiri dari 19 variabel. Setelah didapatkan data masing-masing variabel, kemudian dianalisis. Hasilnya berbentuk persentase, kualitas rendah bila kurang dari 50%, sedang jika 50% - 75% dan bagus jika lebih dari 75%. Hasil penilaian kualitas visum yaitu 27,4 % yang berarti berkualitas buruk. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas visum kekerasan seksual masih dibawah standar.
Persepsi dan Sikap Dokter dalam Pemberian Surat Keterangan Cuti Sakit di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Dirwan Suryo Soularto; Ayu Azhimsari
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 2 (s) (2008): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v8i2 (s).1637

Abstract

Doctor statement letter is a letter which is given by doctor professionally about a certain situation which is known and can be proven it’s truth. The aim of this research is to know the factors which influent the perception and behavior of doctor to give the sickness permission letter. The design of the research is non experimental. The subject of research is some doctors who work in PKUM uhammadiyah Hospital of Yogyakarta are 35 people. Responden who fulfill questioner about perception and attitude of doctor to give sickness permission letter. The analysis descriptive which is used with cross-sectional approach. The result of research is 63% agree every patient get a sickness permission letter, 60% disagree about the relation of friendship which influent the doctor to give sickness permission letter, 94% agree about the giving of period of sickness is a right of doctor absolutely, 71% disagree if doctor always give sickness permission letter to every patient who asked it, 74% doctor never give sickness permission letter which isn ’t suitable with the patient ’s condition, 60% doctor agree to give period of retirement sickness sometimes thinks the patient’s requirement, 97% doctor disagree to ask a certain free to give sickness permission letter. The conclusion of this research is perception and attitude of doctor in Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta still suitable with etic of Indonesion medical.Surat keterangan dokter adalah surat yang diberikan oleh seorang dokter secara profesional mengenai keadaan tertentu yang diketahuinya dan dapat dibuktikan kebenarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi persepsi dan sikap dokter dalam pemberian surat keterangan cuti sakit. Desain penelitian ini adalah non-eksperimental dengan pendekatan cross-sectional. Subyek penelitian adalah 35 orang dokter yang bekerja di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Responden mengisi kuesioner mengenai persepsi dan sikap dokter dalam memberikan surat keterangan cuti sakit. Hasil kuisioner dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian didapatkan 63% setuju setiap pasien mendapatkan surat keterangan cuti sakit, 60% tidak setuju hubungan kekerabatan mempengaruhi dokter dalam memberikan surat keterangan cuti sakit, 94% setuju pemberian lama cuti sakit merupakan hak/ kewenangan mutlak dokter, 71% tidak setuju jika dokter selalu memberikan surat keterangan cuti sakit kepada setiap pasien yang meminta, 74% dokter tidak pernah memberikan surat keterangan cuti sakit yang tidak sesuai dengan kondisi pasien, 60% dokter setuju dalam memberikan lama cuti sakit kadang-kadang mempertimbangkan permintaan pasien, 97% dokter tidak setuju menarik biaya tersendiri dalam pemberian surat keterangan cuti sakit. Disimpulkan bahwa persepsi dan sikap dokter di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta masih sesuai dengan kode etik kedokteran Indonesia.
WORKSHOP E-NOTE SYSTEM: PENCATATAN, PELAPORAN DAN ANALISIS INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI RS IBU DAN ANAK AISYIYAH KLATEN Ekorini listiowati; Dirwan Suryo Soularto; Arif Riyanto; Oki Wahyu Nugroho
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i4.11081

Abstract

ABSTRAKE-Note system merupakan salah satu sistem pencatatan, pelaporan dan analisis insiden keselamat pasien yang electronic-based. Pencatatan, pelaporan dan analisis insiden keselamat pasien merupakan satu hal yang penting dalam pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. Walaupun Ketersediaan E-Note system belum dapat diaplikasikan secara maksimal di RS Ibu dan Anak Aisyiyah Klaten. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang ada belum dapat menggunakan system tersebut. Perlu diadakan suatu pelatihan E-Note system untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dalam menerapkan E-Note system. Oleh karena itu, Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk melatih sumber daya manusia terkait di RS Ibu dan Anak Aisyiyah Klaten untuk dapat menggunakan E-Note system. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah workshop yang dimulai dari pengayaan pengetahuan dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan praktik langsung menggunakan laptop/PC dan wifi untuk mengakses E-Note system. Workshop ini dilaksanakan selama 1 hari pada 25 Juni 2022. Mitra dalam kegiatan ini adalah RS Ibu dan Anak Aisyiyah Klaten. 22 karyawan RS Ibu dan Anak Aisyiyah Klaten telah berpartisipasi dalam workshop ini. Diakhir kegiatan, semua peserta mampu menggunakan E-Note system. E-Note system merupakan system untuk pencatatan, pelaporan dan analisis insiden keselamat pasien yang dioperasikan secaara online. Dengan system ini waktu yang digunakan untuk pencatatan, pelaporan dan analisis menjadi lebih efisien. Namun, e-note system ini masih tergolong baru bagi para staf sehingga menimbulkan sebuah tantangan yaitu mengubah perilaku dari paper-based beralih ke sistem informasi. Kata Kunci: e-note system; sistem pelaporan; insiden keselamatan pasien ABSTRACTThe E-Note system is an electronic-based patient safety incident documenting, reporting and analysis system. Documenting, reporting and analysis of patient safety incidents is an important thing in health services in hospitals. Although the availability of the E-Note system has not been maximally implemented at the Aisyiyah Mother and Child Hospital, Klaten. This is because the existing human resources have not been able to use the system. It is necessary to hold an E-Note system training to improve the capacity of human resources in implementing the E-Note system. Therefore, this community service aims to train related human resources at Aisyiyah Klaten Mother and Child Hospital to be able to use the E-Note system. The method used in this community service is a workshop that starts with knowledge enrichment with the lecture method and continues with hands-on practice using a laptop/PC and wifi to access the E-Note system. This workshop was held for 1 day on June 25, 2022. Partners in this activity were the Aisyiyah Mother and Child Hospital, Klaten. 22 employees of Aisyiyah Klaten Mother and Child Hospital participated in this workshop. At the end of the activity, all participants were able to use the E-Note system. The E-Note system is a system for documenting, reporting, and analysing patient safety incidents that is operated online. With this system the time used for recording, reporting and analysis becomes more efficient. However, this e-note system is still relatively new for staff, so it poses a challenge, namely changing behaviour from switching to a paper-based information system. Keywords: e-note system; reporting system; patient safety incident