Desak Made Firsia Sastra Putri
Program Studi Keperawatan, STIKES Advaita MedikaTabanan, Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Tingkat Kepatuhan Perawat Bedah dalam Penyimpanan Alat Reusable dengan Tehnik First In First Out Desak Made Firsia Sastra Putri; Ratniasih .
JURNAL MEDIKA USADA Vol 1 No 1 (2018): JURNAL MEDIKA USADA
Publisher : STIKES ADVAITA MEDIKA TABANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54107/medikausada.v1i1.6

Abstract

Latar belakang dan tujuan:: Penyimpanan instrumen atau alat pakai ulang merupakan faktor yang penting dalam menjaga sterilitas instrumen. Pada proses penyimpanan inilah dimungkinkan terjadinya kontaminasi. Kontaminasi dapat disebabkan karena penyimpanan yang tidak benar, atau terjadi cemaran dari udara luar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan perawat bedah dalam penyimpanan alat reusable dengan tehnik first in first out di ruang OK IGD RSUP Sanglah Denpasar. Metode: Desain Penelitian ini adalah deskriptif dengan metode observasional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 17 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan sampel 17 orang. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 9 responden (52,9%) patuh dan sebanyak 8 responden (47,1%) tidak patuh. Simpulan: sebagian besar perawat bedah sudah patuh dalam penyimpanan alat reusable dengan tehnik first in first out di ruang OK IGD RSUP Sanglah Denpasar.
TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN DALAM MELAKUKAN FIVE MOMENTS FOR HAND HYGIENE DI RUANG ICU BARAT RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2018 Desak Made Firsia Sastra Putri
JURNAL MEDIKA USADA Vol 1 No 2 (2018): JURNAL MEDIKA USADA
Publisher : STIKES ADVAITA MEDIKA TABANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54107/medikausada.v1i2.26

Abstract

Latar belakang dan tujuan: Mencuci tangan merupakan rutinitas yang murah dan penting dalam prosedur pengontrolan infeksi dan merupakan metode terbaik untuk mencegah transmisi mikroorganisme. Salah satu upaya yang dijalankan di RSUP Sanglah Denpasar dalam mencegah infeksi nosokomial (HAIs) adalah dengan membudayakan kepatuhan mencuci tangan di kalangan petugas kesehatan. Adapun five moments for hand hygiene tersebut yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum melaksanakan prosedur aseptik, setelah terpapar atau menyentuh cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan tenaga kesehatan dalam melakukan five moments for hand hygiene di ruang ICU Barat RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018. Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bertugas di ruang ICU Barat dengan teknik sampling yaitu purposive sampling dengan sampel sebanyak 40 responden. Data dikumpulkan dengan metode observasi. Hasil: Hasil yang diperoleh yaitu tingkat kepatuhan tenaga kesehatan sebagian besar dalam kategori patuh yaitu sebanyak 36 orang (90,0%). Simpulan: Tingkat kepatuhan tenaga kesehatan sudah dalam kategori patuh dan perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai nilai 100% dengan cara seperti adanya penyuluhan dan penilaian tentang five moments for hand hygiene.
Pengaruh Terapi Pijat Bayi Terhadap Frekuensi Menyusu Neonatus Yang Dirawat Di Ruang Perinatologi Desak Gede Yenny Apriani; DESAK MADE FIRSIA SASTRA PUTRI
JURNAL MEDIKA USADA Vol 2 No 2 (2019): JURNAL MEDIKA USADA
Publisher : STIKES ADVAITA MEDIKA TABANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54107/medikausada.v2i2.48

Abstract

THE EFFECT OF INFANT MASSAGE THERAPY ON THE FREQUENCY OF BREASTFEEDING OF NEONATES TREATED IN THE PERINATOLOGY ROOM Desak Gede Yenny Apriani 1, Desak Made Firsia Sastra Putri2 2TIKES Advaita Medika Tabanan, Korespondensi: yennyapriani2004@gmail.com ABSTRACT Background: According to the results of the 2010 Riskesdas, 78.5% of neonatal deaths were caused by respiratory problems, prematurity, sepsis and hypothermia. In addition, the problem that occurs in neonates is the low frequency of breastfeeding. Baby massage is an effort to deal with the problem of lazy drinking in the neonateThe purpose: To determine the effect of infant massage therapy on the frequency of breastfeeding of neonates treated in the Perinatology Room of BRSUD in Tabanan Regency. Method: The design of this study is quasy-experiment with the One-Group Pre-test-posttest Design approach. The sampling technique used is nonprobability sampling, namely purposive sampling, obtained a sample of 30 respondents. Data collection is done by making observations before baby massage therapy is carried out (pre-test) then give treatment (intervention) and make observations again after the baby massage therapy is done (post-test). The statistical test used was the Wilcoxon Signed Rank Test with p <0.05.Results: In this study, the average frequency of neonatal breastfeeding before infant massage therapy was 6.40 with a standard deviation of 1.673. The average frequency of neonatal breastfeeding after infant massage therapy has increased by 11.13 with a standard deviation of 2.240. The Wilcoxon Signed rank test statistical test results in a significance (p) of 0,000, where the value is (p <0.05) then Ha is accepted.Conclusion: There is an effect of infant massage therapy on the frequency of neonatal breastfeeding. Keywords: Frequency of Breastfeeding, Infant Massage, Neonates, Perinatology.
Dampak Hospitalisasi Pada Anak Prasekolah di Ruang Anggrek Badan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tabanan Desak Gede Yenny Apriani; Desak Made Firsia Sastra Putri
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol. 7 No. 02 (2021): Oktober : Jurnal Kesehatan Medika Udayana
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.277 KB) | DOI: 10.47859/jmu.v7i02.32

Abstract

Introduction: Hospitalization is a crisis that occurs in children when they are sick and hospitalized. Pre-school children who undergo hospitalization try to adapt to the hospital environment so that it will be a stressor for both children and parents which can cause anxiety. The reactions shown by pre-school children who underwent hospitalization were rebellious, issued inappropriate words, and were less cooperative when nursing actions were carried out. The purpose of this study was to identify the impact of hospitalization on pre-school children (aged 3-6 years) in the Anggrek Room of the Regional General Hospital of Tabanan Regency. Methods: This research is a quantitative descriptive study using a cross sectional approach, respondents were selected by purposive sampling with a sample of 30 pre-school children using an observation sheet. Results: This study shows that the description of the impact of hospitalization on pre-school children in the Anggrek Room is in the high category of 19 respondents (63.3%) and in the low category of 11 respondents (36.7%). It was also found that most of those who were treated were aged 3 years as many as 14 respondents (47.6%), male sex as many as 17 (56.7%), most of whom are only children (50%), have parents, most of whom have high school education (63.4%), some have undergone hospitalization (50%), and some with chronic disease (50%). Conclusion: The impact of hospitalization on school children (aged 3-6 years) in the Orchid Room of the Regional General Hospital of Tabanan Regency is in the high category.
Gambaran Tingkat Stres Remaja tentang Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19 di Banjar Sanggulan Desa Banjar Anyar Kediri Desak Made Firsia Sastra Putri; Desak Gede Yenny Apriani; Ni Luh Putu Desy Candra Patni
Journal Center of Research Publication in Midwifery and Nursing Vol 6 No 2 (2022): Journal Center of Research Publication in Midwifery and Nursing
Publisher : STIKES Bina Usada Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36474/caring.v6i2.244

Abstract

Latar Belakang: Pandemi COVID-19 mengubah pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring. Pembelajaran daring dapat menimbulkan terjadinya stress bagi remaja saat ini karena kebutuhan remaja untuk terlibat aktivitas sosial sangat tinggi. COVID-19 tidak hanya berdampak pada bidang sosial dan ekonomi masyarakat namun juga psikologis remaja. Jumlah remaja terbanyak yaitu 1.947 orang di Desa Banjar Anyar Kediri dan 345 orang di Banjar Sanggulan.Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran tingkat stress remaja menjalani pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 di Banjar Sanggulan Desa Banjar Anyar Kediri. Metedologi: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menganalisis variabel yang ada secara deskriptif dengan membuat table distribusi frekuensi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 104 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan non probability sampling menggunakan metode purposive sampling. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner yang telah dimodifikasi dan telah di uji validitas dan reliabilitas. Hasil: Didapatkan hasil tingkat stres remaja di Banjar Sanggulan didapatkan sebagian besar remaja memiliki tingkat stres sedang yaitu sebanyak (39,4%). Kesimpulan: Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pemegang program pendidkan dalam upaya mengurangi stress pada remaja.
Gambaran Keterampilan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Toddler (usia 1-3 tahun) di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tabanan III Desak Gede Yenny Apriani; Desak Made Firsia Sastra Putri; I Gede Nyoman Ardi Supartha; Ni Putu Ayu Dina Febriani
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol. 9 No. 01 (2023): April: Jurnal Kesehatan Medika Udayana
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47859/jmu.v9i01.298

Abstract

Background: One important aspect of the development process is gross motor development, namely body movements using large muscles. Gross motor skills are the ability to move various parts of the body that involve the activity of the large muscles on command and regulate body movements against various influences from outside and from within the body. Interviews conducted by researchers with 10 mothers who had children aged 1-3 years found seven mothers who said they did not provide stimulation to their children, such as not inviting their children to play because they had to work, not teaching children how to stand or learn to walk according to the child's age. Purpose: The purpose of this study was to find out the description of gross motor skills in toddlers (1-3 years old) in the Working Area of the Tabanan III Health Center. Methods: This research is a descriptive analytic study using a cross-sectional approach. Respondents were selected based on purposive sampling, namely all mothers who had children aged 1-3 years at the Posyandu, Tabanan III Health Center, as many as 83 people using an observation sheet. Results: This study shows that the description of gross motor skills development in the Posyandu Work Area of the Tabanan III Health Center is in the normal category as many as 57 respondents (68.7%) while those in the abnormal category are as many as 26 respondents (31.3%). It was also found that most of the mothers were >30 years old, most of the mothers had graduate education, and most of the children were male. Conclusion: Gross motor development skills in toddlers (age 1-3 years) in the Posyandu Working Area of the Tabanan III Health Center are in the normal category  
Edukasi Pemakaian Masker yang Benar dan Pencegahan COVID-19 di Desa Dajan Peken Ni Made Sintha Pratiwi; Desak Gede Yenny Apriani; Desak Made Firsia Sastra Putri; Putu Adi Cahya Dewi; Ni Luh Seri Astuti
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 3 No. 2 (2021): Indonesian Journal of Community Empowerment November
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.218 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v3i2.1233

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a new type of disease that has never been previously identified in humans. The virus that causes COVID-19 is called SarsCoV-2. Common signs and symptoms of COVID-19 infection include symptoms of acute respiratory distress such as fever, cough, and shortness of breath. The average incubation period is 5-6 days, with the most prolonged incubation period being 14 days. In severe cases of COVID-19, it can cause pneumonia, acute respiratory syndrome, kidney failure, and even death. The increase in coronavirus cases in Indonesia shows that people still do not understand the dangers of coronavirus and how to prevent it. On the streets, It can be seen that there are still people who do not use masks and heed the recommendations for maintaining a safe distance. In Dajan Peken Village, it was found that many people did not comply with health protocols, and the public tended to be at risk of contracting COVID-19 due to the lack of public awareness of using masks when gathering in public places. Currently, people rarely spray disinfectant in their home environment, and physical distancing behavior in the community is still lacking. The purpose of this activity is to provide education about preventing COVID-19 and how to wear masks correctly. The measurement results showed that most public knowledge before being given health education was in the excellent category. The majority of general knowledge after being given health education was in the high class. The results show differences in public expertise before and after providing health education to prevent COVID-19 and how to wear masks correctly.ABSTRAKCoronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan SarsCoV-2. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Terjadinya peningkatan kasus virus corona di Indonesia menunjukkan bahwa masih ada masyarakat yang belum memahami bahaya virus corona dan bagaimana cara pencegahannya. Hal ini terlihat di jalan-jalan masih ada masyarakat yang tidak menggunakan masker dan mengindahkan anjuran jaga jarak aman. Di Desa Dajan Peken, ditemukan banyak masyarakat yang kurang mematuhi protokol kesehatan serta masyarakat cenderung berisiko tertular COVID-19 karena kurangnya kesadaran masyarakat menggunakan masker saat berkumpul ditempat umum. Saat ini masyarakat sudah jarang menyemprotkan desinfektan dilingkungan rumah, serta perilaku physical distancing pada masyarakat masih kurang. Tujuan kegiatan ini dalam rangka memberikan edukasi tentang pencegahan COVID-19 dan cara memakai masker yang benar. Hasil pengukuran didapatkan hasil mayoritas pengetahuan masyarakat sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu berada pada kategori cukup, dan mayoritas pengetahuan masyarakat setelah diberikan pendidikan kesehatan yaitu berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaaan pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan pencegahan COVID-19 dan cara memakai masker yang benar.
Statsu Gizi Anak Usia 6 - 24 Bulan di Banjar Pasekan Belodan Tabanan Desak Gede Yenny Apriani; Desak Made Firsia Sastra Putri
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol. 9 No. 02 (2023): Oktober: Jurnal Kesehatan Medika Udayana
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47859/jmu.v9i02.347

Abstract

Latar belakang: Status gizi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Pemberian nutrisi pada bayi dan anak yang baik akan mempengaruhi status gizi. Status gizi kurang atau lebih akan menentukan derajat kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak. Tumbuh kembang anak mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif. Indikator pertumbuhan meliputi tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi. Berdasarkan data bahwa dari 10 orang ibu yang diwawancarai didapatkan enam orang ibu mengatakan berat badan anaknya turun selama 6 bulan terakhir sehingga dalam penelitian ini akan mengukur berat badan anak usia 6-24 bulan. Tujuan: Untuk mengetahui status gizi anak usia 6-24 bulan di Banjar Pasekan Belodan Tabanan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan Cross sectional, responden dipilih berdasarkaan purposive sampling yaitu seluruh ibu yang memiliki anak usia 6-24 bulan di Posyandu Pasekan Belodan sebanyak 71 orang dengan menggunakan lembar observasi. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi anak usia 6-24 bulan di Banjar Pasekan Belodan berada pada kategori gizi baik sebanyak 60 responden (84,5%), yang berada pada kategori gizi kurang sebanyak 8 responden (11,3%) serta yang berada pada kategori gizi lebih sebanyak 3 responden (4,2%). Didapatkan juga sebagian besar usia ibu  adalah usia 19-25 tahun, sebagain besar ibu berpendidikan tamat SMA/SMK sederajat, serta sebagain besar anak berusia 6-11 bulan. Simpulan: Status gizi anak usia 6-24 bulan di Banjar Pasekan Belodan berada pada kategori gizi baik.