Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Respon Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Limbah Industri Tahu Venti Jatsiyah; Rosmalinda Rosmalinda; Sopiana Sopiana; Nurhayati Nurhayati
AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5, No 2 (2020): AGROVITAL : Volume 5, Nomor 2 November 2020
Publisher : Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/agrovital.v5i2.1742

Abstract

Penelitian berjudul Respon Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Limbah Industri dilaksanakan di Kebun Percobaan, Politeknik Negeri Ketapang, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat pada Juli  sampai September 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat pemberian konsentrasi yang berbeda dari POC limbah industri tahu terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta. Menggunakan jenis penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu : K0 = 0%, K1 = 25%, K2 = 50%, K3 = 75%, dan K4 = 100%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA, jika berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC limbah industri tahu berpengaruh nyata pada parameter tinggi bibit, jumlah daun, panjang akar, berat basah dan berat kering, namun tidak berbeda nyata pada pertambahan diameter batang. Konsentrasi terbaik untuk pertumbuhan bibit kopi robusta adalah 75%.
REKAYASA PEMBUATAN NANOENKAPSULAN EKSTRAK BUAH PEDADA (Sonneratia caseolaris) SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI DAN SIFATFISIKOKIMIA YANG DIHASILKAN Anto Susanto; Encik Eko Rifkowaty; Rosmalinda Rosmalinda; Tardi Kurniawan; Assorudin Assorudin
JURNAL SAINTIKA UNPAM Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Matematika FMIPA Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.562 KB) | DOI: 10.32493/jsmu.v2i2.3309

Abstract

Buah pedada (Sonneratia caseolaris) merupakan salah satu penyusun hutan bakau (Mangrove) dan banyak sekali ditemukan di pesisir pantai ketapang. Masyarakat ketapang mengenal buah ini dengan nama buah kedabu. Buah pedada selain vitamin C, juga mengandung karbohidrat (76,56% gram), lemak/gliserol (0,9 gram/buah), protein (4,83 gram) dan zat mineral (Pradipta et al., 2008). Kandungan asam askorbat dapat dijadikan sebagai salah satu zat antioksidan alami yang bermanfaatan untuk produk pangan. Zat antioksidan merupakan senyawa yang dapat melindungi suatu produk, khususnya produk pangan berlemak dari reaksi oksidasi, seperti ketengikan oksidatif. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan formulasi dasar yang optimum dalam mendapatkan mutu nanoenkapsulan buah pedada (Sonneratia caseolaris) yang baik secara fisikokimia, diantaranya : kadar air, kadar abu, vitamin C, kadar gula, kadar zat menguap, dan pH nanoenkapsulan selama penyimpanan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental faktorial dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang dicoba dalam penelitian ini adalah : perlakuan proporsi konsentrat buah pedada dengan enkapsulan (b/b) (K), terdiri dari 3 taraf ; K1 = 1:1; K2 = 1:3, dan K3 = 1:5. Perlakuan lama simpan (L), terdiri dari 3 taraf : L1 = Minggu ke-0; L2 = Minggu ke-4; dan L3 = Minggu ke-8. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan uji Fisher (uji F) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dalam masing-masing faktor perlakuan dan interaksinya terhadap variabel yang diamati. Perlakuan yang menunjukkan perbedaan yang nyata berdasarkan uji Fisher, dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Perlakuan proporsi konsentrat buah pedada dengan enkapsulan (b/b) 1:1 dan periode lama simpan 0 hari memberikan hasil terbaik dengan nilai kadar air 9.68%, kadar abu 7.67%, vitamin C 0.75 mg, kadar gula 13%, kadar zat mudah menguap 1.39%, dan nilai pH 4.2.
APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR (POC) AIR CUCIAN BERAS PADA BIBIT TEBU Single Bud Chips Sopiana Sopiana; Rosmalinda Rosmalinda; Qurrotul Aini
AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 7, No 1 (2022): AGROVITAL VOLUME 7, NOMOR 1, MEI 2022
Publisher : Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/agrovital.v7i1.2665

Abstract

POC cucian beras dapat dijadikan pupuk organik alternatif pengganti pupuk anorganik dalam meningkatkan pertumbuhan bibit tebu single bud chips. Tebu merupakan tanaman yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai tanaman penghasil gula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi POC air cucian beras pada bibit tebu single bud chips sehingga dapat tumbuh dengan baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancang Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan Z0 = 0%, Z1 = 25% tanaman, Z2 = 50%, Z3 = 750%, Z4 = 100%. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan sidik ragam atau Analisis Of Variance (ANOVA). Apabila data yang didapat berbeda nyata, maka dilanjutkan denagan uji lanjut Duncan Multiple Range Tes (DMRT) pada taraf 5% dan pengolahan data menggunakan aplikasi SAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi POC asal air cucian beras berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun bibit tebu single bud chips. Bibit tebu single bud chips dengan aplikasi POC air cucian beras 100% menunjukkan pertumbuhan terbaik.
Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dalam Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Gambut Rosmalinda Rosmalinda; Anto Susanto
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 5 No 2 (2018): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.381 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v5i2.71

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) terhadap perubahan sifat kimia tanah gambut. Penelitian dilakukan secara observasi pada tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan. Hasil analisa kimia tanah menunjukkan bahwa bahwa ada peningkatan nilai pH, unsur hara makro dan kapasitas tukar kation (KTK) pada lahan yang diaplikasi limbah cair kelapa sawit dibandingkan dengan lahan tanpa aplikasi limbah cair. Berdasarkan hasil analisa kimia tanah gambut diperoleh nilai pH 6,20, C-Organik 2,38%, N-Total 0,28% , P2O5 63,34 ppm, Ca 2,40 cmolkg-1, Mg 1,37 cmolkg-1, K 1,06 cmolkg-1 dan KTK 9,47 cmolkg-1 pada lahan yang diaplikasi LCPKS. Sedangkan pada lahan tanpa aplikasi LCPKS diperoleh nilai pH 3,24, C-Organik 46,80%, N-Total 1,89%, P2O5 209,62 ppm, Ca 2,73 cmolkg-1, Mg 0,73 cmolkg-1, K 0,36 cmolkg-1 dan KTK 87,23 cmolkg-1.
Karakteristik Mutu Food Grade Grease Ramah Lingkungan Berbahan Baku Minyak Bekas Penggorengan Assrorudin Assrorudin; Refid Ruhibnur; Rosmalinda Rosmalinda; Tardi Kurniawan; Anto Susanto
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 7 No 2 (2020): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jtai.v7i2.93

Abstract

Food grade grease is a lubricant based on vegetable oils, in its safe use for health, does not pollute the environment so it is very beneficial for the pharmaceutical, animal feed, cosmetics and food industry industries in particular. This study aims to obtain a basic formulation of natural antioxidant ingredients and optimum long storage periods that can produce good and long lasting food grade grease, according to quality standards including: corrosion resistance, dropping point, lubricant texture, and pH . The purpose is more detailed, namely to know (1) the treatment of the percentage of activated charcoal (b / b) on the weight of the material as bleaching material at a temperature of 1050C for 1 hour; (2) the effect of increasing the concentration of natural antioxidant ingredients on food grade grease quality; (3) the best storage period for maintaining quality food grade grease quality; and (4) the interaction between the addition of the concentration of anti-corosit chemicals with the treatment period of storage for 5 days, 10 days and 15 days against the quality of food grade grease. The results of the study show (1). 5% activated charcoal is the best treatment, because it produces FFA values, low water content values ​​and visual appearance (color) with values ​​of 0.22%, 0.12%, and bright yellow, and (2). The treatment of the concentration of natural antioxidant material as much as 10% (A3) and treatment of 10 days storage period (T2) is the best treatment to produce food grade grease quality including corocyte test value, melting point, lubricant texture, and pH respectively: 7.99 ; 83.99; 2.49; and 6.99.
Optimalisasi Limbah Tongkol Jagung pada Pembuatan Bioetanol dan Karakteristiknya dengan Perlakuan Periode Fermentasi dan Konsentrasi Ragi Refid Ruhibnur; Nur Aida; Anto Susanto; Tardi Kurniawan; Rosmalinda Rosmalinda
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 6 No 2 (2019): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.339 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v6i2.94

Abstract

Pemanfaatan tongkol jagung masih sangat terbatas. Kebanyakan limbah tongkol jagung hanya digunakan untuk bahan tambahan makanan ternak, atau hanya digunakan sebagai pengganti kayu bakar. Melihat komposisi selulosa dan hemi selulosa yang cukup besar, maka tongkol jagung sangat potensial untuk dimanfaatkan menjadi bioetanol. Bioetanol adalah etanol yang berasal dari makhluk hidup, dalam hal ini adalah bahan nabati. Bioetanol ini dibuat melalui proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi konsentrasi ragi dan lama periode fermentasi yang optimum agar dapat menghasilkan bioetanol limbah tongkol jagung sesuai standar mutu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental faktorial dengan rancangan percobaan rancangan acak kelompok (RAK). Faktor yang dicoba dalam penelitian ini adalah: (1) perlakuan lama periode fermentasi (P), terdiri dari 3 taraf: P1 = 3 hari, P2 = 5 hari, dan P3 = 7 hari. (2) perlakuan konsentrasi ragi (K), terdiri dari 3 taraf: K1 = 5%, K2 = 10%, dan K3 = 15%. Variabel yang diamati dalam penelitian ini, diantaranya: Uji kadar etanol (SNI7390:2008), Uji pH (SNI7390:2008), Kadar gula (Sudarmadji, 1997), Viskositas (Sudarmadji, 1997), dan Uji tampakan (pengamatan visual). Dari hasil penelitian yang terbaik untuk preparasi bahan maupun hasil bioetanol yang dihasilkan yaitu perlakuan P2K2 (penambahan konsentrasi ragi 10% dengan lama waktu fermentasi 5 hari) dengan nilai kadar gula pada bahan awal 3.98 (% brix), dan nilai pH 4.30 pada kondisi suhu 30oC, diperoleh nilai kadar etanol sebesar 34.57 (%v/v), pH sebesar 3.5, nilai viskositas sebesar 3,00 ppt, nilai kadar gula 0 % brix, dan memiliki warna secara visual jernih.
PERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH GAMBUT DENGAN PENAMBAHAN AMELIORAN DARI LIMBAH KELAPA SAWIT PADA PEMBIBITAN KAKAO (Theobroma cacao L.) Rosmalinda Syaukani; Anto Susanto
Jurnal Pertanian Vol. 12 No. 1 (2021): APRIL
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jp.v12i1.2245

Abstract

Tandan kosong, limbah cair, dan abu  boiler yang  merupakan limbah dari kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai amelioran pada tanah gambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat fisika yang terdiri dari warna, kadar air, serat, dan kadar abu gambut. Selain itu mengetahui pertumbuhan vegetatif (tinggi batang dan jumlah daun) bibit kakao setelah ditambahkan bahan amelioran tersebut. Metode penelitian adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari empat perlakuan, yaitu tanah gambut (kontrol), tanah gambut dengan penambahan abu boiler (AB), tandan kosong kelapa sawit (TKKS), dan limbah cair pengolahan kelapa sawit (LCPKS). Data yang diperoleh diuji dengan uji F, apabila berpengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 5%. Hasil analisis awal sifat fisika tanah sebelum penambahan abu boiler, tandan kosong kelapa sawit, dan limbah cair pabrik kelapa sawit menunjukkan bahwa tingginya tingkat kemasaman tanah, dan juga memiliki nilai kadar air rendah. Hasil penelitian menunjukkan pemberian limbah pabrik kelapa sawit dapat menaikkan  nilai pH dan kadar air untuk semua perlakuan. Nilai pH dan kadar abu tertinggi yaitu pada perlakuan penambahan tanah gambut dengan abu boiler yaitu nilai pH 5,23 dan kadar abu 15,71%, sedangkan nilai tertinggi kadar air dan serat diperoleh dari perlakuan penambahan tanah gambut dengan tandan kosong kelapa sawit, yaitu kadar air 25,19% dan serat 0,08%. Peningkatan nilai pH, kadar air, kadar abu dan serat maupun perubahan warna yang terjadi, menunjukkan bahwa limbah pengolahan pabrik kelapa sawit memiliki potensi untuk dioptimalkan sebagai unsur hara dalam memperbaiki sifat fisika pada tanah gambut yang berkelanjutan. Berdasarkan analisa sidik ragam pemberian abu boiler (AB), tandan kosong kelapa sawit (TKKS), maupun limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif bibit kakao. Pemberian AB, TKKS, dan LCPKS dapat memberikan pertambahan terhadap tinggi bibit kakao, meskipun perlakuan tersebut tidak berpengaruh. Sedangkan, berdasarkan analisa sidik ragam pemberian abu boiler (AB), tandan kosong kelapa sawit (TKKS), maupun limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) hanya berpengaruh pada 2 MST.
PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT TEBU (Saccharum Officinarum L.) DENGAN PEMBERIAN LCPKS PADA TANAH GAMBUT Rosmalinda; sopiana; Nurhayati
Journal of Agro Plantation (JAP) Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.609 KB) | DOI: 10.58466/jap.v1i1.348

Abstract

Peatland is one type of wetland ecosystem that has a low fertility level. Efforts that can be made to increase the nutrient content of peat soils are adding organic fertilizers. Palm Oil Mill Liquid Waste (LCPKS) is one of the organic fertilizers that has a high organic matter content. LCPKS contains a number of nutrients : N, P, K, Ca and Mg. The research method used was experimental with a completely randomized design. The treatment consisted of giving LCPKS with a dose of: 0 mL/polybag (L1); 100 mL/polybag (L2); and 200 mL/polybag (L3) repeated 5 times. Parameters observed consisted of soil pH before and after adding LCPKS, stem diameter, number of leaves, plant height and root dry weight. Based on the results of analysis of variance, LCPKS administration had a significant effect on plant height, stem diameter, number of leaves and pH value. The results of the BNT test showed that giving LCPKS 200 mL/polybag gave the best results on all observation parameters.
PEMBERIAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SISA JAMUR UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BIBIT TEBU (Saccharum officinarum L.) DI TANAH GAMBUT Sawaludin; Nurhayati; Sarwendah Ratnawati Hermanto; Rosmalinda; Beny Setiawan
Journal of Agro Plantation (JAP) Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.888 KB) | DOI: 10.58466/jap.v1i1.350

Abstract

Sugarcane (Saccharum officinarum L.) is an important commodity as the main ingredient for sugar production. Good sugarcane growth will produce high sugar yields so that sugar production also increases. Seed maintenance is one of the important stages in preparing good plants, especially fertilization. Oil palm empty fruit bunches residual mushroom (TKSJ) are one of the solid wastes produced from processing palm oil mills and can be used as an organic fertilizer. The purpose of this study was to determine the effects of giving TKSJ on the growth of sugarcane seedlings in peat soil media. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of 5 treatments and 5 replications, namely without TKSJ compost (K0); TKSJ 25% (K1); TKSJ 50% (K2); TKSJ 75% (K3) and TKSJ 100% (K4). Observation parameters consisted of leaf length (cm) and root wet weight (g). The data were analyzed by Analysis of Variance (ANOVA). If it has a significant effect, then it is continued with Duncan's Multiple Range Test (DMRT) at a level of 5%. The results showed that composting
VOLUME DAN FREKUENSI APLIKASI PGPR AKAR BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TEBU (Saccharum officinarum L.) SINGLE BUD CHIPS Sopiana Sopiana; Beny Setiawan; Rosmalinda Rosmalinda; Nurhayati Nurhayati
Journal of Agro Plantation (JAP) Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.757 KB) | DOI: 10.58466/jap.v1i1.352

Abstract

ABSTRAC Provision of seeds with the single bud chips method has the benefit of being more efficient in reducing the area of ​​the nursery. In order to support the growth of single bud chips sugarcane seedlings in nurseries, bamboo root PGPR was given which made it easier for P to dissolve in the soil so that it was easily absorbed by plant roots. P element in the soil is needed by plants to meet plant nutrition so that if the P element needs are met, the plant will grow well. This study aims to determine the volume, frequency of application and interaction of bamboo root PGPR on the growth of single bud chips sugarcane seedlings. The study used a factorial Completely Randomized Design (CRD) with 15 treatments and 3 replications. The first factor is the volume of PGPR bamboo roots (K) which consists of five levels as follows: K0 = control/without PGPR, K1 = PGPR volume 5 mL/tan, K2 = PGPR volume 10 mL/tan, K3 = PGPR volume 15 mL /tan, K4 = Volume of PGPR 20 mL/tan. The second factor is the frequency of application (F) which consists of three levels as follows: F0 = 1 watering, F1 = 2 watering, F2 = 3 watering. The volume of PGPR bamboo roots as much as 15 mL/plant with a frequency of PGPR application of 2 times watering is the optimal provision for the growth of single bud chips sugarcane seedlings. Keyword : Frequency, Sugarcane, Volume