Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Nelayan dan Bos Lokal (Analisis Mata Rantai Ketimpangan Kekuasaan pada Masyarakat Nelayan di Sungailiat) Olla Vellanda; Ibrahim Ibrahim; Sujadmi Sujadmi
Jurnal Sosial dan Sains Vol. 1 No. 4 (2021): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4814.314 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v1i4.67

Abstract

Ketimpangan kekuasaan merupakan permasalahan sosial yang telah mengakar ke pelbagai lini kehidupan masyarakat di Indonesia, terutama terkait pengelolaan sumber daya alam. Sumber daya alam yang seharusnya dikelola secara adil, telah diubah menjadi ladang kekayaan pribadi para kaum elit. Pengelolaan sumber daya perikanan di Kabupaten Bangka adalah salah satu skala kecil dari persoalan ketimpangan kekuasaan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis mata rantai ketimpangan kekuasaan pada masyarakat nelayan di Sungailiat serta mengidentifikasi faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Penelitian ini menggunakan konsep Orang Kuat Lokal (local strongmen) oleh Joel S. Migdal sebagai landasan dasar penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang sumber data primernya berasal dari wawancara tidak terstruktur dengan 11 informan. Para informan tersebut terdiri dari 3 orang nelayan juragan, 4 orang nelayan buruh, 2 orang bos lokal, 1 orang tengkulak dan 1 orang pedagang ikan eceran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persoalan ketimpangan kekuasaan yang terjadi pada masyarakat nelayan di Sungailiat merupakan dampak yang ditimbulkan dari fenomena “orang kuat lokal". Ketidakberdayaan nelayan yang kemudian membangun pola hubungan patron-klien dengan bos lokal menjadi mata rantai pertama ketimpangan kekuasaan. Adapun faktor yang melatarbelakangi persoalan ketimpangan tersebut ialah (1) keterbatasan modal dan akses terhadap pasar, (2) skenario bos lokal, serta (3) lemahnya posisi negara.