- Djuwito
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

BEBAN KERJA OSMOTIK DAN SIFAT PERTUMBUHAN IKAN BANDENG (Chanos chanos Forskal) YANG DIBUDIDAYA PADA TAMBAK TRADISIONAL DI DESA MOROSARI DAN DESA TAMBAKBULUSAN KABUPATEN DEMAK Budiasti, Richa Rizki; Anggoro, Sutrisno; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.656 KB)

Abstract

Kabupaten Demak merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah sebagai penghasil ikan Bandeng. Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) memiliki beberapa keunggulan yaitu tahan terhadap perubahan lingkungan, dapat dibudidayakan di air payau, laut dan air tawar. Penelitian bertujuan untuk mengkaji nilai tingkat kerja osmotik (TKO), pola osmoregulasi serta sifat pertumbuhan dan faktor kondisi ikan Bandeng. Penelitian menggunakan metode studi kasus yang bersifat deskriptif dengan teknik sampling purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan setiap satu minggu sekali selama 4 minggu. Pengambilan sampel osmolaritas (media dan darah) dilakukan pada minggu pertama dan minggu keempat. Sampel ikan yang digunakan sebanyak 100 ekor untuk analisis hubungan panjang berat dan 3 ekor untuk mengetahui osmolaritas (media dan darah). Uji independent-Samples t test digunakan untuk mengetahui perbedaan TKO antara kedua tambak. Hasil yang diperoleh menunjukkan rata-rata TKO ikan Bandeng di desa Morosari dengan rata – rata salinitas 28 o/oo sebesar 235,26 mOsm/l H2O dan di desa Tambakbulusan dengan rata – rata salinitas 14 – 20 o/oo sebesar 173,875 mOsm/l H2O. Terdapat perbedaan TKO yang sangat signifikan (p< 0,01)  antara ikan Bandeng pada tambak tradisional di desa Morosari dengan desa Tambakbulusan. Ikan Bandeng di Morosari memiliki pola osmoregulasi hipoosmotik dan hiperosmotik di Tambakbulusan. Pertumbuhan ikan Bandeng pada tambak tradisional di desa Morosari dan desa Tambakbulusan bersifat allometrik positif dengan nilai b pada masing – masing tambak sebesar 3,232 dan 3,562. Faktor kondisi (Kn) ikan Bandeng pada tambak tradisional di desa Morosari sebesar 1,02 dan desa Tambakbulusan sebesar  1,06 yang berarti bahwa badan ikan kurus atau kurang montok. Demak regency is one region in Central Java as a producer of Milkfish. Milkfish (Chanos chanos Forskal) had speciality consists of resistant to environmental changes, can be cultivated in brackish water, marine and freshwater. This research was purposed to examine value of  the osmotic work levels, osmoregulation pattern, growth characteristic, and the factor of Milkfish condition that is cultivated in the traditional brackishwater ponds at Morosari village and Tambakbulusan Village. The research methods of descriptive case studies and sampling method with purposive sampling. Taking sample is conducted every once week for four week. Taking media osmolarity and sample of blood osmolarity is conducted in the first week and fourth week. Fish sample that was used as much as 100 heads for analyzing the relationship between lenght-weight and 3 heads to know the value of media osmolarity and sample of blood osmolarity. The study of independent-Samples t test is used to know the differences of the osmotic work level  between both fishponds. The result that is got shows the average of the osmotic work level at Morosari with range salinity 28 o/oo as much as  235,26 mOsm/l H2O and at Tambakbulusan with range salinity 14 – 20 o/oo as much as 173,875 mOsm/l H2O. There were differences of the osmotic work level that was so significance (p<0,01) between fishpond at Morosari and Tambakbulusan Villages. Milkfish at Morosari has osmoregulation hypoosmotic pattern and hyperosmotic at Tambakbulusan. The growth of Milkfish in fishpond at Morosari and Tambakbulusan Villages had the characteristic of positive allometric with b value in each fishponds as much as 3,232 and 3,562. The condition factor of Milkfish in fishpond at Morosari village as much as 1,02 and at Tambakbulusan village as much as 1,06 that was means the body of thin fish or less-fat.
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI UDANG JERBUNG (Penaeus merguiensis) DI PERAIRAN PANTAI CILACAP JAWA TENGAH Rutiyaningsih, Ayu; Saputra, Suradi Wijaya; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.149 KB)

Abstract

Eksploitasi udang P. merguiensis dengan alat tangkap jaring arad diduga terus meningkat ditandai dengan meningkatnya produksi  dalam tiga tahun terakhir. Penangkapan yang berlebihan dapat mengancam kelestariannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji aspek-aspek biologi seperti komposisi hasil tangkapan, distribusi hasil tangkapan, struktur ukuran, ukuran pertama tertangkap (L50%), panjang infinity (L∞), nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), sifat pertumbuhan, dan faktor kondisi. Selain itu, membuat konsep pengelolaan sumberdaya perikanan udang P. merguiensis. Metode yang digunakan dalam pengambilan  sampel yaitu metode survei dengan sistematik random sampling. Sampel udang diambil secara proposional yaitu sekitar 10% dari total hasil tangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran pertama tertangkap (L50%) panjang karapas 43 mm. Panjang infinity (L∞) udang P. merguiensis betina  panjang karapas 63,58 mm dan udang P. merguiensis jantan 60,42 mm. Perbandingan nisbah kelamin jantan dan betina 1 : 1,61. Udang P. merguiensis  didominasi oleh TKG I. Pertumbuhan udang P. merguiensis jantan bersifat allometrik negatif yaitu pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan beratnya, dikarenakan nilai b sebesar 2,626. Udang P. merguiensis betina memiliki sifat pertumbuhan isometrik yaitu pertambahan panjang selaras dengan pertambahan berat, dikarenakan nilai b sebesar 3,105. Faktor kondisi udang P. merguiensis jantan sebesar 1,152 dan betina  2,051, sehingga udang Jerbung betina lebih montok dibandingkan udang P. merguiensis jantan. Udang P. merguiensis layak ditangkap pada ukuran yang melebihi L50% yaitu panjang karapas > 43 mm.
KEPADATAN DAN DISTRIBUSI SPASIAL KERANG KIJING (Anodonta woodiana) DI SEKITAR INLET DAN OUTLET PERAIRAN RAWAPENING Yanuardi, Firman; Suprapto, Djoko; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.074 KB)

Abstract

Rawapening merupakan salah satu perairan air tawar yang banyak dihuni oleh kerang kijing Anodonta woodiana, kepadatan dan pola sebaran dari kerang tersebut di sekitar inlet dan outlet perairan Rawapening masih belum diketahui. Adanya perubahan ekosistem akibat sedimentasi di Rawapening kemungkinan akan berdampak pada populasi kerang tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dan pola sebaran dari populasi Kijing di sekitar inlet dan outlet di Rawapening dan mengetahui distribusi spasial kijing A. woodiana berdasarkan ukuran panjang cangkang kerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan rumus kepadatan populasi dan Indeks Morishita, untuk mengetahui distribusi spasial kerang berdasarkan ukuran panjang digunakan uji Analysis of Variance. Hasil penelitian bahwa jumlah kepadatan populasi pada stasiun I (inlet) DAS Panjang 1 ind/m² - 5 ind/m²; stasiun II (inlet) DAS Rengas 1 ind/m² - 9 ind/m²; stasiun III (inlet) DAS Ringis 1 ind/m² - 8 ind/m²; stasiun IV (outlet) DAS Kedungringin 1 ind/m² - 16 ind/m², dan angka rataan Indeks Morishita dari seluruh stasiun pengamatan kurang dari 1 (Id < 1) yang berarti bahwa pola sebaran dari kerang A. woodiana cenderung seragam dan teratur. Hasil analisis distribusi spasial berdasarkan ukuran panjang kerang diketahui F sebesar 4,952 dengan signifikansi sebesar 0,003. Oleh karena signifikansi sebesar 0,003 < 0,05, maka inferensi yang diambil adalah terdapat perbedaan panjang kerang berdasarkan empat stasiun dan panjang minimal kerang A. woodiana dari seluruh stasiun 8,03 cm dengan panjang maksimal sebesar 16,54 cm. Rawapening is one waters of freshwater that many inhabited by shells Kijing Anodonta woodiana, density and distributions paterns of the shells around inlet and outlet in Rawapening still unknown.  The ecosystem as a result of change in sediment in Rawapening would likely impact  on the population  of the shells. This research was conducted in September 2014. This research aimed to understand the density and the pattern of the population to scatter shells around inlet and outlet in Rawapening and knowing spatial distribution shells based on size A. woodiana the long shells. The method used in the survey was done by deskriptif the case study. Then analyzed the result of the research using formula density of population and morishita index, to know the spatial distribution shells used measure of length based on analysis of variance. The result showed that the population density in the station I (inlet) DAS Panjang 1 ind/m² - 5 ind/m²; station II (inlet) DAS Rengas 1 ind/m² - 9 ind/m²; station III (inlet) DAS Ringis 1 ind/m² - 8 ind/m²; station IV (outlet) DAS Kedungringin 1 ind/m² - 16 ind/m², and value an average of the index morishita an observation station less than 1 (Id < 1) which means that the distribution of shell A. woodiana inclined uniform and orderly. The results of the analysis of spatial distribution arrangement based on the length shell is known that the F of 4.952 with the significance of 0.003. Thus significance of 0.003 <  0.05, then the inference taken is there are difference of the shells long based on four station and the long minimal of shell A. woodiana from all stations of 8,03 cm long with the long maximum of 16,54 cm.
DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS PADA LAHAN PENGEMBANGAN KONSERVASI MANGROVE DI DESA TIMBUL SLOKO KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK Purba, Hotri Enty; Djuwito, -; Haeruddin, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.927 KB)

Abstract

Sayung adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Demak yang terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa. Makrozoobentos merupakan salah satu biota dalam ekosistem perairan sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan. Makrozoobentos dapat ditemukan pada berbagai substrat sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan keanekaragaman makrozoobentos dan mengidentifikasi kondisi makrozoobentos pada lahan konservasi mangrove. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2015. Sampling dilakukan dengan menarik line sepanjang 30 m tegak lurus garis pantai dengan menggunakan metode Purposive Random Sampling. Pengambilan data dari 3 stasiun dengan jarak 10 m antar stasiun, dilakukan pengamatan makrozoobentos dengan menggunakan kuadran transek 1 x 1 m, dan pengukuran kualitas air di 3 stasiun sampling. Jenis makrozoobentos yang ditemukan di lokasi penelitian adalah Cerithidea cingulata, Terebralia semistriata, T. sulcata, Telescopium telescopium, T. palustris, Natica gualteriana, Nereis sp, Capitella sp, Polynoe sp. Nilai presentase kelimpahan relatif yaitu stasiun 1 99,6%, stasiun 2 99,4% dan stasiun 3 99,9%. Nilai indeks keanekaragam yang diperoleh yaitu stasiun 1 sebesar 1,415 dengan stasiun 2 sebesar 1,703 dan stasiun 3 sebesar 2,097. Nilai indeks keseragaman yang didapatkan adalah pada stasiun 1 sebesar 0,727, stasiun 2 sebesar 0,775 dan pada stasiun 3 sebesar 0,954. Sedangkan nilai indeks dominasi yang diperoleh adalah stasiun 1 sebesar 0,289, pada stasiun 2 sebesar 0,232 dan stasiun 3 sebesar 0,13. Tingkat keanekaragaman makrozoobentos yang ditemukan cukup beragam. Kondisi makrozoobentos kemungkinan cukup baik, mendapat kategori sedang dengan kondisi tekanan ekologis penunjang cukup seimbang. Sayung is one of Subdistrict in the Demak Regency that located at the north coast regions of Java. Macrozoobentos is one of the most important group in an ecosystem waters related to their role as key, in a food chain. Macrozoobentos can live and found in various types of substrate, sediment. This research aims to know the distribution and diversity macrozoobentos on mangrove and to identify  condition of macrozoobentos on mangrove. The research was conducted in March 2015. Sampling was done by drawing a line of 30 m long across perpendicular to the shoreline using Purposive Random Sampling. Data collected from 3 station in distance 10 m lines to the observation macrozoobentos using 1 x 1 m quadran transect and measuring the water quality in the 3 sampel points. Type of macrozoobentos that found in locations Cerithidea cingulata, Terebralia semistriata, T. sulcata, Telescopium telescopium, T. palustris, Natica gualteriana, Nereis sp, capitella sp, polynoe sp. The percentage values of relative abundance is 99,6 % Station 1, Station 2 is 99.4 % and Station 3 is 99.9 %. Index Diversity and obtained at the station 1 is 1,415 and a station 2 is 1,703 for  stations 3 amounting to 2,097. Equitability index obtained at Station 1 ia 0727, Station 2 ia 0775 and on Station 3 is 0954. While the value of domination index is stations 1 0,289, on station 2 is 0,232 and stations 3 is 0.13. Macrozoobentos diversity levels found  are quite diverse. Macrozoobenthos state good possibility for life macrozoobentos, got the medium category with supporting ecological pressure conditions fairly balanced.
PENGARUH UMUR REPLANTASI MANGROVE (Rhizophora sp.) SEBAGAI HABITAT Uca sp. Rizal, Novia Firza Wijayanti; Suprapto, Djoko; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.81 KB)

Abstract

Sebagian besar kawasan hutan pesisir di Indonesia telah mengalami kerusakan, termasuk kawasan di sekitar pantai Desa Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kabupaten Semarang. Kerusakan ini lebih banyak disebabkan oleh ulah manusia yang kurang bijak dalam mengelolanya. Hilang dan rusaknya kawasan mangrove pada beberapa wilayah pesisir telah mengakibatkan hilangnya fungsi mangrove baik fisik, ekologis, maupun ekonomi. Salah satu penyelesaian atas permasalahan tersebut adalah dengan melakukan gerakan penghijauan atau penanaman kembali (replantasi). Adapun aspek yang dapat ditinjau dalam mengevaluasi keberhasilan replantasi hutan mangrove ini adalah kembalinya fungsi ekologis hutan mangrove, diantaranya adalah penyedia habitat berbagai biota seperti Uca sp. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui wilayah hasil replantasi yang mampu menyediakan habitat bagi Uca sp.Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah mengetahui keberadaan berbagai ukuran karapas Uca sp. sebagai indikasi kesesuaian habitat dan mengetahui kepadatan Uca sp. berdasarkan wilayah tanpa mangrove dan wilayah mangrove dengan jenis mangrove Rhizophora sp. berumur tiga bulan dan satu tahun. Sampel Uca sp. dan substrat diambil dari tiga zona dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona replantasi mangrove berumur satu tahun merupakan habitat bagi Uca sp. dan terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai kepadatan Uca sp. pada zona tanpa mangrove dan zona dengan perbedaan umur replantasi mangrove. Most of the coastal forest in Indonesia have been damaged, including the area around the coastal village of Mangunharjo, District of Tugu, Semarang. This damage is mainly caused by negative human activities. The loss and destruction of mangrove areas in some coastal areas have resulted the disfunction of mangrove in physical, ecological, and economical aspects. One of the solution to this problem is a replantation of mangrove. One of the variabel indicating the success of replantation is the return of the ecological function, for example providing the habitat for many organisms such as Uca sp. The general objective of this research was to determine which area that is able to provide habitat for Uca sp. The specific objectives were to know the existence of various sizes of the carapaces as an indication of the suitable habitat and to know the density of Uca sp. between non-mangrove area and those with mangrove areas with species Rhizophora sp. the age of three months and the age of one year. Uca sp. and substrate samples were taken from three zones with three repetition. The results showed that one year old mangrove replanted area is suitable habitat for Uca sp. and the density of Uca sp. between non-mangrove area and mangrove replanted areas with different age have significant difference.
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI UDANG MANTIS (Oratosquilla oratoria De Haan, 1844) DI PERAIRAN CILACAP, JAWA TENGAH Widyaningtiwi, Winda Ari; Djuwito, -; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.488 KB)

Abstract

Perairan Cilacap memiliki potensi perikanan yang tinggi dan memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi. Salah satu sumberdaya perikanan yang ada yaitu sumberdaya udang Mantis (Oratosquilla oratoria). Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis udang Mantis yang tertangkap di perairan pantai Cilacap, beberapa aspek biologi udang Mantis (O. oratoria) di perairan pantai Cilacap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lengkong, TPI Kemiren,  TPI Tegal Katilayu dan TPI Menganti Kisik di Kabupaten Cilacap pada bulan Oktober – Desember 2012. Hasil penelitian didapatkan dua jenis udang Mantis yaitu O. oratoria dan Oratosquillina gravieri. Pola pertumbuhan udang Mantis (O. oratoria) jantan dan betina bersifat allometrik negatif. Nilai faktor kondisi (Kn) pada udang Mantis jantan 1,05 dan betina 1,09. Ukuran rata-rata tertangkap (Lc50%) udang Mantis selama penelitian yaitu 17,8 mm dengan L∞ = 37,05 mm, yang berarti (Lc50%) lebih kecil dari ½  L∞, menunjukkan bahwa ukuran udang Mantis dalam keadaan belum layak tangkap. Tingkat Kematangan Gonad (TKG) didominasi oleh TKG 0. Udang  Mantis pertama kali matang gonad (Lm50%) pada ukuran 19 mm. Nisbah kelamin udang Mantis O. oratoria adalah 1:1,28.
KOMPOSISI IKAN YANG TERTANGKAP DENGAN CANTRANG SERTA ASPEK BIOLOGI IKAN SEBELAH (Psettodes erumei) DI TPI ASEMDOYONG, PEMALANG Adela, Sani; Ghofar, Abdul; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.805 KB)

Abstract

Ikan Sebelah (Psettodes erumei) merupakan ikan demersal yang hidup di dasar perairan. Ikan ini umumnya tertangkap dengan Cantrang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi ikan yang tertangkap dengan Cantrang; mengetahui aspek pertumbuhan ikan Sebelah yang meliputi panjang berat, dan ukuran rata – rata tertangkap; mengetahui aspek reproduksi yang meliputi tingkat kematangan gonad dan ukuran pertama kali matang gonad; mengetahui nilai CPUE dan mengetahui upaya pengelolaan sumberdaya perikanan ikan Sebelah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2015 di TPI Asemdoyong, Pemalang. Metode yang digunakan adalah metode sampling acak sederhana. Berdasarkan penelitian, ikan yang tertangkap dengan cantrang terdiri dari 14 spesies yaitu ikan Bawal putih (Pampus argenteus), ikan Kembung (Rastrelliger sp.), ikan Tembang (Sardinella sp.), ikan Teri (Stolephorus sp.), ikan Selar kuning (Selaroides sp.), ikan Layur (Trichiurus sp.), ikan Sebelah (Psettodes erumei), ikan Ekor Kuning (Ocyurus sp.), ikan Petek (Leiognathus sp.), ikan Pari (Dasyatis sp.), ikan Kuro (Eleutheronema sp.), Cumi-cumi (Loligo sp.), ikan Bambangan (Lutjanus sp.), dan Udang. Pertumbuhan ikan Sebelah (Psettodes erumei) bersifat Allometrik negatif. Tingkat Kematangan Gonad ikan Sebelah betina didominasi oleh TKG III, sedangkan ikan Sebelah jantan didominasi oleh TKG I dan TKG II. Nilai CPUE tertinggi pada sampling minggu ke 16 yaitu 7.664 kg/kapal sedangkan CPUE terendah terjadi pada sampling minggu ke 7 yaitu sebesar 3.330 kg/kapal. Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan yaitu dengan menentukan kuota penangkapan, pembatasan jumlah alat tangkap serta penetapan daerah penangkapan. Sebelah fish (Psettodes erumei) is a demersal fish that live in the bottom waters, also known as flatfish. These fish are generally caught by cantrang.The aims of this study are to find out the composition of fish caught by Cantrang, to know the growth aspects of Sebelah fish that include long weight relationship and size the first caught, and; reproductive aspects that include maturity level of gonads, the size of the gonads’ first ripe; to know the value of CPUE and fishery resource management efforts. This research was conducted in March - June 2015 in TPI Asemdoyong, Pemalang. The methodology that used in this research is simple random method. Based on the observation, Fish that caught by Cantrang consist of 14 specieses namely Bawal Putih fish (Pampus argenteus), Kembung fish (Rastrelliger sp.), Tembang fish (Sardinella sp.), Teri fish (Stolephorus sp.), Selar kuning fish (Selaroides sp.), Layur fish (Trichiurus sp.), Sebelah fish (Psettodes erumei), Ekor kuning Fish (Ocyurus sp.), Petek fish (Leiognathus sp.), Pari fish (Dasyatis sp.), Kuro fish (Eleutheronema sp.), Cumi - cumi (Loligo sp.), Bambangan fish (Lutjanus sp.), and Udang. The growth of Sebelah fish (Psettodes erumei) have Negative Allometric charactered. Gonad’s maturity level of female Sebelah fish are dominated by TKG III, whereas male Sebelah fishes are dominated by TKG 1 and TKG II. The number of  the higher CPUE in sampling week 16 is 7.664 kg/boat, and the lower number happen in sampling week 7 that is 3.330 kg/boat. The effort to organize it that can be done is by measuring the quota of catch, delimitation the number of fishing gears, and determine the fishing ground. 
STUDI EKOLOGI DAN ASPEK BIOLOGI IKAN BELANAK (Mugil sp.) DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANGER, KOTA PEKALONGAN Okfan, Andri; Muskananfola, Max Rudolf; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.274 KB)

Abstract

Kota pekalongan merupakan salah satu kota di Jawa Tengah dengan sektor perikanan yang baik. Ikan – ikan ekonomis penting banyak dihasilkan dari usaha penangkapan maupun budidaya. Ikan Belanak merupakan salah satu ikan ekonomis yang berpotensi untuk dikembangkan dilihat dari tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi, namun informasi mengenai ikan Belanak di perairan Pekalongan belum banyak didapatkan. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui hubungan studi ekologi dan aspek biologi ikan Belanak (Mugil sp.) dengan konsep pengelolaan sumberdaya ikan Belanak di perairan muara sungai Banger, Kota Pekalongan. Penelitian ini menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan data hasil penelitian seperti struktur ukuran menggunakan data panjang dan berat ikan, panjang infinity menggunakan rumus L∞ = Lmax/0,95, ukuran pertama tertangkap dengan cara memplotkan frekuensi kumulatif dengan setiap panjang ikan, sehingga akan diperoleh kurva logistik baku dan titik potong antara kurva dengan 50% ikan tertangkap, hubungan panjang berat menggunakan rumus W = aLb, faktor kondisi menggunakan rumus Kn = W/L3, rasio kelamin didapatkan dari hasil pembagian jumlah ikan jenis kelamin tertentu dengan jumlah total ikan dikali 100%, TKG menggunakan indikator dari Effendie (2002), IKG didapatkan dari hasil pembagian berat gonad dengan berat tubuh dikali 100%, fekunditas menggunakan rumus F=(G.V.X)/Q, dan parameter fisik lingkungan didapatkan dari hasil pengamatan di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukan struktur ukuran berkisar 89 – 291 mm dan berat 9,5 – 259,72 gram, ukuran pertama tertangkap 142 mm, hubungan panjang berat W = 2,168L2,855 nilai b<3 menunjukan pertumbuhan ikan allometrik negatif, faktor kondisi 1,34 menunjukan kondisi ikan kurang pipih, rasio kelamin didominasi ikan jantan 2,69:1, dan fekunditas ikan Belanak berkisar 47.813 - 569.261 butir. Konsep pengelolaannya dengan pengaturan ukuran mata jaring dan musim penangkapan. Pekalongan city is one of the cities in Central Java with good fisheries sector, many economic fish resulting from fishing effort and aquaculture. Mullet is a fish that has the potential to be developed views of the high level of public consumption, but the relevant information has not been obtained Mullet. The purpose of the research was to determine the relationship of ecological studies and biological aspects of Mullet (Mugil sp.) with the concept of management of fish resources from Banger estuary water, Pekalongan. This study uses several methods to obtain research data such as the size of the structure using the data length and weight of fish, long infinity using the formula L∞ = Lmax / 0.95, the first measure caught by way of plotting the cumulative frequency with each length of the fish, so that would be obtained raw logistic curve and the point of intersection between the curve with 50% of the fish caught, length weight relationshi  using the formula W = aLb, condition factor using the formula Kn = W / L3, sex ratio obtained from the division of gender specific amount of fish to the total number of fish multiplied by 100%, TKG use indicators of Effendie (2002), IKG obtained from the division of gonad weight to body weight multiplied by 100%, fecundity using the formula F = (GVX) / Q, and the physical parameters of the environment obtained from observations in space research. The result shows that structure size ranged from 89 mm to 291 mm, the first measure caught 142 mm, the relationship between total length and body weight were W = 2,168L2,855 the value of b <3 indicates negative allometric growth of fish, the value of the condition factor 1.34 indicates the condition of the fish is less flat, sex ratio is dominated by the male fish 2,69: 1, and fecundity of Mugil sp. ranged from 47.813 to 569.261 eggs. The concept of management is to control mesh sizes and fishing season.
TINGKAT KERJA OSMOTIK DAN PERKEMBANGAN BIOMASSA BENIH BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii) YANG DIKULTIVASI PADA MEDIA DENGAN SALINITAS BERBEDA Putri, Adelia Khrisna; Anggoro, Sutrisno; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.794 KB)

Abstract

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) atau yang dikenal dengan Pompano, mulai mendapat tempat di hati masyarakat, serta merupakan salah satu potensi unggulan dari perikanan. Ikan ini dapat dibudidayakan di Indonesia dan mempunyai daya adaptasi tinggi dan mudah dibudidayakan. Sebagai upaya optimalisasi budidaya bawal bintang (Trachinotus blochii), dibutuhkan kondisi yang optimum sesuai kebutuhan hidup bawal bintang. Dalam media, salinitas merupakan salah satu faktor fisiologis yang berpengaruh terhadap tingkat kerja osmotik, efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan. Tujuan penelitian adalah mengkaji respon tingkat kerja osmotik, efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan biomassa benih bawal bintang. Benih bawal bintang diperoleh di Balai Budidaya Laut Batam. Pakan yang diberikan adalah pellet sebanyak 10% bobot biomassa/hari. Metode rancangan acak lengkap diterapkan dalam penelitian ini dengan perlakuan media salinitas 15‰, 23‰, dan 31‰. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salinitas media yang berbeda berpengaruh terhadap tingkat kerja osmotik, efisiensi pemanfaatan pakan, dan pertumbuhan biomassa. Tingkat salinitas media memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap tingkat kerja osmotik, efisiensi pemanfaatan pakan, dan pertumbuhan benih bawal bintang (Trachinotus blochii). Media salinitas 23‰ merupakan media terbaik bagi tingkat kerja osmotik, efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan benih bawal bintang. Kualitas air selama penelitian masih dalam kisaran yang layak bagi benih bawal bintang. Silver Pompano (Trachinotus blochii) known as Pompano and is one of the excellent potential of the fishery. These fish can be cultivated in Indonesia and has a high adaptability and easily cultivated. The optimum condition of the media in accordance with the necessities of life (eco physiology) Silver pompano for domestication is not been understood, therefore the present work was aimed to examine the influence of different media salinity on the level of osmotic performance, growth, survival rate and feed efficiency. Three salinity medium were applied, 15‰, 23‰, and 31‰. The result showed that salinity affected very significantly (P<0,05) on the level of osmotic work (TKO), growth, feed utilization efficiency but no effect (P>0,05) on survival rate of Silver Pompano (Trachinotus blochii). The isoosmotic media (23‰) is the best for osmotic performance, growth, survival rate, and feed utilization efficiency silver pompano (Trachinotus blochii). Water quality during the research is still in a decent range for Silver pompano seeds.Â