Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP POLA PENGASUHAN ORANG TUA ANAK BERUSIA MIDDLE CHILDHOOD DARI KELUARGA MISKIN Evelyn, Evelyn; Savitri, Luh Surini Yulia
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.14 KB) | DOI: 10.24854/jpu22015-38

Abstract

Abstract — This study aimed to determine the effect of social support on parenting style of middle childhood parents from poor families. A total of 78 parents were involved in the study by completing questionnaires to measure social support and parenting style. Social support was measured by using Multidimensional Scale of Perceived Social Support from Zimet et al. (1988), whereas parenting styles were measured by using Parenting Style Development Questionnaire Short Version from Robinson et al. (1995). In this study, 74 participants were found to apply authoritative parenting style, two applied authoritarian parenting style, and two others applied permissive parenting style. The result of this study indicates that social support has no significant effect on both authoritative and permissive parenting style. In contrast, social support affects authoritarian parenting style significantly. Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dukungan sosial terhadap pola pengasuhan orang tua yang memiliki anak berusia middle childhood dari keluarga miskin. Sebanyak 78 orang menjadi partisipan dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner untuk mengukur variabel dukungan sosial dan pola pengasuhan. Variabel dukungan sosial diukur menggunakan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support oleh Zimet dkk., (1988), sedangkan variabel pola pengasuhan diukur menggunakan alat ukur Parenting Style Development Questionnaire Short Version oleh Robinson dkk., (1995). Pada penelitian ini, sebanyak 74 partisipan menerapkan pola pengasuhan authoritative, dua menerapkan pola pengasuhan authoritarian, dan dua menerapkan pola pengasuhan permissive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pola pengasuhan authoritative dan permissive, Sebaliknya, dukungan sosial mempengaruhi pola pengasuhan authoritarian secara signifikan.
Modifikasi Perilaku Peningkatan Kemampuan memakai Kaus pada Anak dengan Intellectual Dissability Tingkat Sedang. Amalia, Nafisa Alif; Savitri, Luh Surini Yulia
Cognicia Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.963 KB) | DOI: 10.22219/COGNICIA.Vol7.No3.281-294

Abstract

Self-help skills are an important ability to support daily life activities. One of the skills is self-dressing, especially for children which entering puberty. Yet, children with intellectual disability have difficulties in conducting self-help skills. A child with intellectual disability, especially children with moderate-severe intellectual disability, needs support in almost everyday. Eventhough, we have to teaching them to be independent and improves their quality of life. The subject for this research was a boy aged 10 years who were diagnosed with moderate intellectual disability. The purpose is to improve the ability of wearing sleeves independently. The method is single AB design. Technique used is backward chaining, prompting, and positive reinforcement. This research was conducted in 9 sessions, each having 5 trials. The results of this research is behavior modification program of wearing sleeves independently using backward chaining techniques can improve the ability of self-dressing in children with intellectual disability.
Dialogic Reading untuk Mengembangkan Pemahaman Empati Anak Usia 3-4 Tahun Petrisia, Korifanny; Salim, Rose Mini Agoes; Savitri, Luh Surini Yulia
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.461 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v6i1.5212

Abstract

Abstrak. Meningkatnya jumlah anak-anak sebagai pelaku beberapa tindak kejahatan memperlihatkan bahwa anak membutuhkan empati sebagai penyangga perilaku. Pemahaman empati akan membantu anak memahami apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga akan peka saat melakukan sebuah perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas dialogic reading untuk mengembangkan pemahaman empati anak usia 3-4 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Empathy Scale for Children (ESC). Disain penelitian ini adalah one group pre-test-post-test design. Dialogic reading merupakan metode pembacaan cerita interaktif dengan tanya jawab antara pembaca cerita dengan anak. Penelitian ini menggunakan 4 buku cerita bergambar yang bercerita mengenai perasaan senang, sedih, marah dan takut. Dialogic reading dilakukan selama 4 hari pada TK XY, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat dengan total partisipan sebanyak 29. Analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa dialogic reading secara signifikan meningkatkan pemahaman empati anak usia 3-4 tahun. Untuk penelitian selanjutnya, dapat melakukan checklist perilaku sebelum dan sesudah intervensi atau melakukan dialogic reading secara individu dengan orang tua atau guru. Kata kunci: Empati, pembacaaan buku cerita, buku cerita bergambar, dialogic reading Abstract. The increasing number of children as offenders shows that children need empathy as buffer for their behavior. Empathy understanding will help children to have perspectives of what other people feel, hence children will have some consideration before act. The aim of this research is to test the effectiveness dialogic reading to develop empathy understanding of children age 3-4 years old. The effectiveness of dialogic reading is measured using Empathy Scale for Children (ESC). The Research design is one group pre-test-post-test design. This research using dialogic reading, which is interactive reading method between the storyteller and children. The dialogic reading uses 4 picture storybooks each about happy, sad, anger and scare that conducted for 4 days at XY Kindergarten, Payakumbuh, West Sumatra. The statistical results demonstrate that there is significant difference at children’s empathy understanding score before and after the dialogic reading. For further research, can do the behavior checklist before and after the intervention or do one to one book reading with teacher or parent. Keyword: Empathy, book reading, picture storybook, dialogic reading
Pelatihan Keterampilan Menolak dan Asertivitas pada Remaja Selama Pandemi COVID-19 Kristina, Rika; Savitri, Luh Surini
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 11, No 3 (2021): EDISI KHUSUS: Dimensi Psikologis Pandemi COVID-19
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.056 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v11n3.p232-246

Abstract

Adolescents are prone to receive negative peer pressure. One of the main causes is the need of social acceptance. The aim of this study is to improve adolescents’ refusal skill and assertiveness to avoid negative peer pressure through experiential learning approach. Online training is carried out due to the COVID-19 pandemic, which makes face-to-face activities need to be restricted. The subjects of this study are 5 female students from three different schools in Jakarta, who were selected using purposive sampling method with Peer Pressure Inventory. Data were collected quantitatively using two different questionnaires which measure refusal skill, and assertiveness separatedly, while qualitative data were collected through observation and role-play activity. Wilcoxon signed ranked test was used to analyze the quantitative data, while the qualitative data were analyzed descriptively. The results show the significant increase of assertiveness among participants after joining the training, but not with their refusal skills. This may be caused by the limited time of practicing the refusal skill in real context. Overall, online refusal skill and assertiveness training is likely to be given amid the COVID-19 pandemic.Keywords: Adolescents, assertiveness, peer pressure, refusal skill Abstrak: Remaja rentan menerima dan terpengaruh oleh tekanan negatif dari teman sebaya. Salah satu penyebab utama adalah adanya kebutuhan untuk mendapat penerimaan dari lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menolak dan asertivitas remaja agar terhindar dari tekanan negatif teman sebaya. dengan pendekatan experiential learning. Pelatihan daring dilakukan karena adanya pandemi COVID-19 yang membuat seluruh kegiatan tatap muka perlu dihindari. Subjek dalam pelatihan ini adalah 5 remaja perempuan dari tiga sekolah di Jakarta, yang dipilih dengan metode purposive sampling menggunakan Peer Pressure Inventory. Data kuantitatif diperoleh melalui dua kuesioner berbeda untuk mengukur keterampilan menolak dan asertivitas secara terpisah. Data kualitatif diperoleh melalui observasi dan aktivitas role-play. Wilcoxon signed ranked test digunakan untuk menganalisis data kuantitatif, sedangkan data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada tingkat asertivitas partisipan, namun tidak dengan keterampilan menolaknya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh keterbatasan kesempatan mempraktikkan keterampilan menolak dalam konteks yang sesungguhnya. Secara keseluruhan, pelatihan keterampilan menolak dan asertivitas secara daring sangat mungkin diberikan pada masa pandemi COVID-19.
Dialogic Reading untuk Mengembangkan Pemahaman Empati Anak Usia 3-4 Tahun Korifanny Petrisia; Rose Mini Agoes Salim; Luh Surini Yulia Savitri
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 6 No. 1 (2018): Januari
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (938.426 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v6i1.5212

Abstract

Abstrak. Meningkatnya jumlah anak-anak sebagai pelaku beberapa tindak kejahatan memperlihatkan bahwa anak membutuhkan empati sebagai penyangga perilaku. Pemahaman empati akan membantu anak memahami apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga akan peka saat melakukan sebuah perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas dialogic reading untuk mengembangkan pemahaman empati anak usia 3-4 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Empathy Scale for Children (ESC). Disain penelitian ini adalah one group pre-test-post-test design. Dialogic reading merupakan metode pembacaan cerita interaktif dengan tanya jawab antara pembaca cerita dengan anak. Penelitian ini menggunakan 4 buku cerita bergambar yang bercerita mengenai perasaan senang, sedih, marah dan takut. Dialogic reading dilakukan selama 4 hari pada TK XY, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat dengan total partisipan sebanyak 29. Analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa dialogic reading secara signifikan meningkatkan pemahaman empati anak usia 3-4 tahun. Untuk penelitian selanjutnya, dapat melakukan checklist perilaku sebelum dan sesudah intervensi atau melakukan dialogic reading secara individu dengan orang tua atau guru. Kata kunci: Empati, pembacaaan buku cerita, buku cerita bergambar, dialogic reading Abstract. The increasing number of children as offenders shows that children need empathy as buffer for their behavior. Empathy understanding will help children to have perspectives of what other people feel, hence children will have some consideration before act. The aim of this research is to test the effectiveness dialogic reading to develop empathy understanding of children age 3-4 years old. The effectiveness of dialogic reading is measured using Empathy Scale for Children (ESC). The Research design is one group pre-test-post-test design. This research using dialogic reading, which is interactive reading method between the storyteller and children. The dialogic reading uses 4 picture storybooks each about happy, sad, anger and scare that conducted for 4 days at XY Kindergarten, Payakumbuh, West Sumatra. The statistical results demonstrate that there is significant difference at children’s empathy understanding score before and after the dialogic reading. For further research, can do the behavior checklist before and after the intervention or do one to one book reading with teacher or parent. Keyword: Empathy, book reading, picture storybook, dialogic reading
Keterampilan Menolak secara Asertif pada Kelompok Remaja yang Mengalami Tekanan Negatif Teman Sebaya: Pelatihan Daring selama Pandemi COVID-19 Maria Gita Belinda; Luh Surini Yulia Savitri
PSIKODIMENSIA Vol 20, No 1: Juni 2021
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/psidim.v20i1.2850

Abstract

Abstrak: Pertemanan pada tahapan usia remaja awal sering kali didominasi oleh tekanan negatif dari teman sebaya yang dapat meningkatkan adanya kemungkinan permasalahan adaptasi dan perilaku di masa depan. Saat pandemi COVID-19 terjadi dan remaja tidak perlu bertemu secara langsung, tekanan sebaya ini masih terus terjadi. Penelitian ini adalah sebuah pelatihan kelompok berbasis daring yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menolak secara asertif pada remaja yang menghadapi tekanan negatif teman sebaya. Enam siswa (usia 12-13 tahun) menjadi partisipan penelitian ini. Mereka mengikuti lima sesi pelatihan kelompok online yang masing-masing berdurasi 60 menit. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-eksperimen, dan hasil skor dianalisis menggunakan Friedman’s test. Sebagai hasilnya, keterampilan menolak dan berperilaku asertif meningkat setelah adanya pelatihan ini. Partisipan juga menujukkan rasa lebih percaya diri untuk mengaplikasikan keterampilan menolak asertif di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kami menyarankan penggunaan pelatihan ini untuk meningkatkan keterampilan menolak asertif.Kata kunci: keterampilan menolak asertif, tekanan negatif teman sebaya, pelatihan kelompok daring Abstract: Friendships in early adolescent are usually dominated by negative peer pressure. This conceivably develop adjustment and behavioral problems in the future. This peer pressure is still happening even when adolescents do not meet regularly due to the COVID-19 pandemic. This research was an online group training aimed to enhance assertive refusal skills in adolescents exposed to negative peer pressure. Six students in their seventh grade (age 12-13) took part in this research. They participated in a five session of 60-minutes online group training. This research was a quasi-experimental research, and the scores of refusal skills and assertive skills were analyzed using Friedman’s test. As a result, participants’ refusal and assertive skill increase after participating in this training. Participants also reported that they felt more confident to apply assertive refusal skills in their daily lives. Thus, this we suggested that this online intervention could be used to increase adolescents’ assertive refusal skills. Keywords: assertive refusal skill, negative peer pressure, online group training
Pengaruh dukungan sosial terhadap pola pengasuhan orang tua anak berusia middle childhood dari keluarga miskin Evelyn Evelyn; Luh Surini Yulia Savitri
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 2 No 2 (2015)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu35

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dukungan sosial terhadap pola pengasuhan orang tua yang memiliki anak berusia middle childhood dari keluarga miskin. Sebanyak 78 orang menjadi partisipan dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner untuk mengukur variabel dukungan sosial dan pola pengasuhan. Variabel dukungan sosial diukur menggunakan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support oleh Zimet dkk., (1988), sedangkan variabel pola pengasuhan diukur menggunakan alat ukur Parenting Style Development Questionnaire Short Version oleh Robinson dkk., (1995). Pada penelitian ini, sebanyak 74 partisipan menerapkan pola pengasuhan authoritative, dua menerapkan pola pengasuhan authoritarian, dan dua menerapkan pola pengasuhan permissive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pola pengasuhan authoritative dan permissive, Sebaliknya, dukungan sosial mempengaruhi pola pengasuhan authoritarian secara signifikan.
Penerapan Metode Mediated Learning Experience (MLE) pada Ibu dengan Anak Usia 3-4 Tahun untuk Meningkatkan Kualitas Interaksi dalam Kegiatan Pemberian Makan Hilda Intan Budi Permatahati; Sri Redatin Retno Pudjiati; Luh Surini Yulia Savitri
Provitae: Jurnal Psikologi Pendidikan Vol 12, No 2 (2019): Jurnal Provitae
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.705 KB) | DOI: 10.24912/provitae.v12i2.6256

Abstract

Feeding is the right time for parent and child to interact. Based on elicitation, it shows that there is lack of interaction between mother and child when feeding activity. This research is aimed to improve the quality of both interaction between mother and child, and deliver education that related to food and its’ function. One of the method which can be used to increase quality of interaction when feeding activity, is Mediated Learning Experience (MLE). Mediated Learning Experience is an active interaction when parent or substitute adult modify the stimulus to improve the child’s ability. MLE method given to mothers by training. This research is one group pre-test and post-test design research. Measurement in this study used Wilcoxon Signed-Ranks Test. The result on pre-test -- post-test 1 shows that p = 0,012 (p < 0,05) or can be said that there is a significant difference between the quality of parent and child interaction while feeding activity before and after being given MLE training. Then, post-test 1 -- post-test 2 shows p = 0,167 (p > 0,05) or can be said that there is no significant difference between the quality of parent and child interaction while feeding activity on post-test 1 and post-test2.
Intervensi Kelompok Secara Daring untuk Meningkatkan Kemampuan Menolak Secara Asertif di Masa Pandemi Covid-19 Ani Rakhmaningrum; Luh Surini Yulia Savitri
Philanthropy: Journal of Psychology Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/philanthropy.v5i1.2719

Abstract

Sebagian remaja rentan terpengaruh oleh tekanan teman sebaya yang mengarahkan mereka untuk menujukkan konformitas terhadap perilaku kelompok. Hal ini dapat menjadi cikal bakal terlibatnya remaja dalam perilaku kenakalan seperti merokok, menggunakan narkoba, seks bebas, tawuran, pencurian, dan tindakan melanggar norma lainnya. Dalam masa pandemi COVID-19, tekanan untuk melanggar aturan seperti mengikuti ajakan untuk berkumpul, pergi ke keramaian, dan menyalahgunakan waktu sekolah dapat muncul. Hal ini perlu dicegah agar remaja tidak terkena risiko yang membahayakan keselamatan dirinya. Salah satunya dengan program intervensi berkelompok untuk meningkatkan kemampuan menolak secara asertif pada remaja yang rentan mengalami tekanan teman sebaya. Program dirancang secara daring agar dapat menjangkau partisipan yang membutuhkan dan menjaga kesehatan serta keselamatan diri. Hasilnya para partisipan merasakan manfaat yang positif, namun hasil analisis statistik menunjukkan program belum cukup efektif meningkatkan kemampuan menolak secara asertif namun terbukti efektif meningkatkan kecederungan berperilaku asertif pada partisipan.  
JUMLAH KOSAKATA PADA ANAK BERDWIBAHASA DI USIA 16 – 24 BULAN Selene H. U. Siregar; Mayke Sugianto Tedjasaputra; Luh Surini Yulia Savitri
MANASA Vol 1 No 1 (2012): Juni, 2012
Publisher : Faculty of Psychology, Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There remains controversies about the impact of bilingualism to a child’s languagedevelopment. This research aimed to identify the vocabulary information a child could afford in each language since it is the central measurement of children’s progress in language development. The vocabulary size that has been found in bilingual children ages 16 – 24 months vary between 11 to 182 in Bahasa, and between 5 to 672 in English. Most subjects have higher scores in Bahasa in the category of “nick name of people around”, and in the English language the higher score lies within the category of “vehicles”.