Syarifah faradina
Universitas Syiah Kuala

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Efektivitas strategi mental contrasting implementation intentions (MCII) terhadap penurunan ketergantungan nikotin pada remaja akhir Nurul Ismi; Syarifah faradina
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 7 No. 2 (2019): August
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.705 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v7i2.7391

Abstract

Abstrak. Perilaku merokok pada remaja akhir menjadi salah satu isu yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Mental Constrating Implementation Intention (MCII) strategy merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan pada remaja perokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas strategi MCII terhadap penurunan ketergantungan nikotin pada remaja akhir di Banda Aceh dengan melibatkan 13 sampel perokok dengan rentang usia 19-21 tahun dengan tingkat ketergantungan nikotin pada taraf rendah dan juga memiliki skor kejelasan citra visual yang tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model pre-experimental design dengan bentuk one group pretest-posttest design. Alat ukur yang digunakan adalah Fagerstrom Test for Nicotine Dependence (FTND) dan Vividness of Visual Imagery Questionnaire-Revised Version (VVIQ-RV). FTND digunakan untuk mengukur tingkat ketergantungan nikotin, baik sebelum maupun sesudah diberi perlakuan, sedangkan kejelasan citra visual diukur (VVIQ-RV). Data dianalisis menggunakan metode nonparametrik yaitu Wilcoxon Signed-Rank Test formula dengan nilai signifikansi (p)=0,001 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat ketergantungan nikotin berdasarkan pengukuran FTND sebelum dan sesudah diberi perlakuan strategi MCII.Kata Kunci:  Mental Contrasting Implementation Intentions (MCII), Remaja, RokokAbstract. Smoking behavior in late adolescence is one issue that needs special attention. Mental Contrasting Implementation Intention (MCII) strategy is one of the strategies that can be applied to adolescent smokers. This study aims to determine the effectiveness of the MCII strategy for reducing nicotine dependence in late adolescents in Banda Aceh by involving 13 samples of smokers ranging in age from 19-21 years with low levels of nicotine dependence and also having high visual image clarity scores. The research method used is an experimental method with a pre-experimental design model in the form of one group pretest-posttest design. Measuring instruments used are the Fagerstrom Test for Nicotine Dependence (FTND) and Vividness of Visual Imagery Questionnaire-Revised Version (VVIQ-RV). FTND is used to measure the level of nicotine dependence, both before and after treatment, while visual image clarity is measured (VVIQ-RV). Data were analyzed using a nonparametric method namely the Wilcoxon Signed-Rank Test formula with a significance value (p) = 0.001 (p <0.05). These results indicate that there are differences in the level of nicotine dependence based on FTND measurements before and after MCII strategy treatment.Keywords: Adolescence, Cigarette, Mental Contrasting Implementation Intentions (MCII)
RELIGIUSITAS DAN KECEMASAN KEMATIAN PADA DEWASA MADYA Liza Merizka; Maya Khairani; Dahlia Dahlia; Syarifah Faradina
AN-NAFS Vol. 13 No. 2 (2019): Psikologi Islam dan Solusi dalam Berbagai Aspek kehidupan
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.544 KB)

Abstract

Middle adulthood has age range between 40-60 years and characterized by physical caused by biological changes such as generativity and health problems. When health decreases, individuals tend to feel more concerned about death. Death anxiety increases at this age compared to other ages. One of the effective strategies in dealing with death anxiety is to increase religiosity. The sampling technique used was incidental sampling. The total sample consisted of 60 middle-aged individuals (35 men and 25 women). Data were collected using the MRPI scale and Templer's Death Anxiety Scale. The results of data analysis using Spearman correlation technique showed correlation coefficient (r) = -0.461 with a significance value (p) = 0.004 (p <0.05) thus meant that there was negative correlation between religiosity and death anxiety in middle adulthood. This indicated that the higher the religiosity score, the lower the death anxiety score, and vice versa. Therefore, it can be concluded that religiosity is significantly correlated to death anxiety in middle-aged individuals. Keywords : Religiosity, death anxiety, middle adulthood Abstrak Masa dewasa madya biasa disebut dengan masa paruh baya atau masa peralihan dari dewasa awal menuju dewasa akhir yang memiliki rentang usia antara 40–60 tahun. Masa ini ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik dikarenakan terjadinya perubahan secara biologis seperti generativitas dan menurunnya kesehatan. Saat kesehatan menurun, maka individu merasa lebih memikirkan akan kematian. Kecemasan terhadap kematian menjadi lebih meningkat pada usia ini dibandingkan dengan usia lainnya. Salah satu strategi yang efektif untuk menghadapi kecemasan kematian adalah meningkatkan religiusitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan kecemasan kematian pada dewasa madya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah insidental sampling. Sampel penelitian berjumlah 60 individu dewasa madya (35 laki-laki dan 25 perempuan). Pengumpulan data menggunakan skala MRPI dan DAS. Analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman yang menunjukkan nilai (r) = -0,461 p = 0,004 (p < 0,05) sehingga dapat diartikan bahwa terdapat hubungan negatif antara religiusitas dengan kecemasan kematian pada dewasa madya. Hal ini mengindikasikan semakin tinggi skor religiusitas maka semakin rendah skor kecemasan kematian, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa religiusitas berkaitan dengan kecemasan kematian pada dewasa madya. Kata kunci : religiusitas, kecemasan kematian, dewasa madya
(PERBEDAAN IDE BUNUH DIRI PADA MASYARAKAT ACEH DITINJAU DARI JENIS KELAMIN) Siti Rahmi Mauliza; Zaujatul Amna; Dahlia Dahlia; Syarifah Faradina
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi Vol 7, No 1 (2022): PSIKOISLAMEDIA:JURNAL PSIKOLOGI
Publisher : State Islamic University (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/psikoislamedia.v7i1.13061

Abstract

The suicide cases seem to be a trend in society, where the perpetrators or victims range from children to the elderly, both male and female. Aceh is one of the provinces that shows that suicide cases tend to increase every year. The existence of suicide cases begins with the idea of suicide in every perpetrator and victim. The purpose of this study was to see the differences in suicidal ideation on Aceh’s people based on gender. A total of 406 Aceh’s people 15-52 years were selective using the purposively technuqe in this reasearch. The results showed that the significance value (p) = 0.921, this means that there was no difference in suicide ideation on Aceh’s people based on gender. Besides, results also showed that 93.6% of Aceh people had low suicidal ideation, 62.2% had moderate suicidal ideation, and 0.2% of the sample had high suicidal ideation.  Kasus bunuh diri seakan menjadi trend di masyarakat saat ini, dimana pelaku atau korban mulai dari anak-anak hingga lansia baik laki-laki maupun perempuan. Aceh termasuk salah satu provinsi yang menunjukkan kasus bunuh diri cenderung meningkat setiap tahunnya. Terjadinya kasus bunuh diri diawali dengan adanya ide bunuh diri pada setiap pelaku maupun korban. Tujuan penelitian dilakukan untuk melihat perbedaan ide bunuh diri pada masyarakat Aceh ditinjau dari jenis kelamin. Sebanyak 406 masyarakat  Aceh yang berusia 15-52 tahun terlibat dalam penelitian yang dipilih secara purposive. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p)=0,921, hal ini dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan ide bunuh diri pada masyarakat Aceh ditinjau dari jenis kelamin. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebanyak 93,6% masyarakat Aceh memiliki ide bunuh diri rendah, 62,2% memiliki ide bunuh diri sedang, dan terdapat 0,2% sampel memiliki ide bunuh diri yang tinggi.