Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Sikap terhadap bantuan psikologis (tatap muka dan daring) ditinjau dari penyembunyian diri, harapan pengungkapan, dan stigma diri pada mahasiswa Diany Ufieta Syafitri; Luh Putu Shanti Kusumaningsih
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 9 No. 1 (2021): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.86 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v9i1.14151

Abstract

Objektif: Artikel ini bertujuan untuk mengulas tantangan dan hambatan yang dihadapi pelaksanaan pendidikan inklusi serta strategi yang dapat dilakukan oleh negara.Metode: Artikel ini merupakan telaah kritis sistematis . Jurnal diambil dari 9 situs artikel penelitian internasional berbeda. Pencarian jurnal diutamakan terbit tahun 2011-2020. Didapatkan 11 jurnal yang merupakan jurnal kualitatif.Temuan: Hambatan yang dihadapi yaitu tenaga pendidik kurang terlatih, stigma negatif, kebijakan otoritas yang kurang aplikatif, kurangnya pengetahuan tenaga pendidik, hambatan aksesibilitas, keterbatasan sumber belajar, dan keterbatasan finansial. Strategi yang dilakukan yaitu peningkatan kualitas inservice training (INSET), awareness programmes, school-based professional development programmes, family support, kontekstualisasi proses belajarmengajar, dukungan berkelanjutan selama proses implementasi di lapangan, komitmen pemerintah memberikan sebagian prosentase dari GNP sebagai sumber dana, kolaborasi dengan stakeholders, dan kerjasama regional, nasional, maupun internasional.Kesimpulan: Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan di Indonesia, yaitu pelatihan kepada guru kelas, menyelenggarakan awareness program, bekerjasama dengan tim Pokja yang memiliki resource center yang mendukung implementasi pendidikan inklusi, penyediaan dana untuk menyelenggarakan pelatihan guru kelas, dan
HUBUNGAN ANTARA SELF COMPASSION DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA ANAK BINAAN LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KUTOARJO DAN YOGYAKARTA Sulhanuddin Sulhanuddin; Ruseno Arjanggi; Diany Ufieta Syafitri
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 15, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.15.2.192-201

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran self compassion terhadap  penyesuaian diri terhadap anak binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kutoarjo di Purworejo dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Yogyakarta di Gunung Kidul. Sampel sejumlah 45 anak binaan, terdiri dari 36 anak binaan di LPKA Kutoarjo dan 9 anak binaan LPKA Yogyakarta dipilih menggunakan total sampling. pengambilan data dilakukan dengan skala penyesuaian diri terdiri dari 34 aitem dan self compassion 13 aitem. Uji hipotesis menggunakan teknik korelasi product moment. Indeks daya beda aitem berkisar 0,256-0,671 dan koefisien reliabilitas 0,895. Skala self compassion indeks daya beda aitem berkisar 0,275-0,578 dan koefisien reliabilitas 0,771. Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara self compassion dengan penyesuaian diri diperoleh rxy = 0,393 dengan p = 0,008 (p < 0,05) yang berarti hipotesis diterima. Sumbangan efektif yang diberikan variabel self compassion terhadap penyesuaian diri sebesar 15,4%.
PERAN KESEPIAN DAN PENGUNGKAPAN DIRI ONLINE TERHADAP KECANDUAN INTERNET PADA REMAJA AKHIR Mulia Dwi Ariani; Ratna Supradewi; Diany Ufieta Syafitri
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 14, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.14.1.12-21

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian dan pengungkapan diri online dengan kecanduan internet pada remaja akhir. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kecanduan internet, variabel bebas penelitian ini adalah kesepian dan pengungkapan diri online. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan analisis dilakukan pada 100 remaja akhir. Metode pengambilan data dilakukan menggunakan tiga skala diantaranya skala kecanduan internet, skala kesepian, dan skala pengungkapan diri online. Skala kecanduan internet merupakan adaptasi dari Young’s Internet Addiction Test (TIAT20) yang dikembangkan oleh Kimberly Young, skala terdiri antara 20 aitem. Skala kesepian merupakan adaptasi dari UCLA Loneliness Scale (Version 3) yang dikembangkan oleh Daniel W. Russel terdiri dari 20 aitem. Sedangkan skala pengungkapan diri dari online Revised Self-disclosure Scale yang dikembangkan Louis Leung yang kemudian diadaptasi oleh Ina Blau terdiri dari 9 aitem. Uji hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan korelasi regresi ganda sedangkan untuk hipotesis kedua dan ketiga menggunakan analisis regresi parsial. Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan dengan nilai korelasi R = 0,305 dengan Flinier = 4,963 dengan signifikansi 0,009 (dengan p<0,05). Analisis hipotesis kedua menunjukkan skor rx1y= 0,126 dengan p = 0,213 (dengan p> 0,05) yang menunjukkan bahawa tidak ada hubungan antara kesepian terhadap kecanduan internet. Analisis hipotesis` ketiga menunjukkan skor rx2y = 0,261 dengan p = 0,005 (dengan p=<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara pengungkapan diri online dengan kecanduan internet.
HUBUNGAN ANTARA KOPING RELIGIUS DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG Dwi Sulistyani; Ratna Supradewi; Diany Ufieta Syafitri
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 14, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.14.1.22-31

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara koping religius dengan penyesuaian diri pada mahasiswa tingkat awal di Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Variabel tergantung pada penelitian ini ialah penyesuaian diri, sedangkan variabel bebas pada penelitian ini ialah koping religius. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan analisis dilakukan pada 200 mahasiswa tingkat awal. metode pengambilan sampel yang digunakan ialah accidental sampling. Metode pengambilan data yang dilakukan ialah menggunakan dua skala, yaitu skala penyesuaian diri dan skala koping religius. Skala penyesuaian diri terdiri dari 32 aitem pernyataan yang memiliki koefisien korelasi skor aitem bergerak dari -0,003 sampai 0,599 dengan reliabilitas sebesar 0,846. Skala koping religius merupakan adaptasi dari Initial Development of the Iranian Religious Coping Scale yang dikembangkan oleh Abdulaziz Aflakseir dan Peter G. Coleman terdiri dari 18 aitem pernyataan yang memiliki koefisien korelasi skor aitem bergerak dari -0,294 sampai 0,624 dengan reliabilitas sebesar 0,737. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Product Moment. Hasil dari uji hipotesis menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara penyesuaian diri dengan koping religius pada mahasiswa tingkat awal di Universitas Islam Sultan Agung Semarang, yaitu diketahui rxy=0,483 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05).
Religiusitas: Faktor Protektif Pengasuhan Orangtua dengan Status Sosial Ekonomi Rendah Diany Ufieta Syafitri; M. Noor Rochman Hadjam
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 22 No. 2 (2017)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/psikologika.vol22.iss2.art1

Abstract

The low family socioeconomic status (SES) often resulted in variety of negative impact towards child development. One of the mechanism how SES affect children is through parenting. In family with low SES, many parents experience stress due to economic pressure that they implement harsh parenting practices. This then leads to various negative impact in children psychological development. One of the most significant protective factor to reduce the negative impact of low SES is religiosity. Based on thedimensions of religiosity, this research tried to capture how religiosity among low SES parents can serve as protective factor. The subjects of this research three low SES parents who considered as religios by local people and their children managed to achieve high education. The research method is quallitative with in-depth interview. The data analysis employed by coding, formulating units of meaning, and categorization. The results showed that based on the five dimensions of religiosity, all three subjects have adequate religious knowledge particularly related to religionbasedparenting knowledge, then this followed by intensive and devoted religiousritual, and from experiential dimension they often experience grace and closeness to Allah SWT. The impact of those five dimensions of religiosity is they are able to show many positive virtues which enables them to overcome various obstacles the low SES brought. Those virtues are patience, sincere, nrimo (acceptance), pasrah (surrender), and optimistic. They also then transmitted their religiosity to their children with valueinternalization and  guiding worship rituals. Keywords: low soscioeconomic status, parenting, protective factor, positive virtues, religosity
Eksistensi Subkultur Blue Wall of Silence dalam Permasalahan Integritas Polisi Indonesia Laily Rahmah; Diany Ufieta Syafitri; Sofia Retnowati; Bagus Riyono; Diana Setiyawati
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 27 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/10.20885/psikologika.vol27.iss1.art9

Abstract

Subkultur Blue Wall of Silence (BWoS) merupakan larangan tidak tertulis untuk tidak melaporkan dan menutupi pelanggaran yang dilakukan rekan polisi. Hal ini diasumsikan sebagai salah satu faktor penyebab sikap defensif Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang tidak memberikan akses kepada penelitian akademis, inspeksi publik dan investigasi media untuk mendapatkan informasi aktual terkait perilaku tidak berintegritas (misbehave) yang dilakukan polisi. Studi eksplorasi kualitatif ini bertujuan menyelidiki eksistensi BWoS dalam praktek pemolisian Indonesia agar dapat dipahami faktor-faktor penyebab dan proses berkembangnya subkultur tersebut guna mengupayakan strategi untuk meminimalisir. Sebanyak 117 Staf Polisi yang berasal dari 13 satuan kerja yang berkantor di salah satu Kepolisian Daerah (Polda) di Pulau Jawa dilibatkan sebagai subjek penelitian. Data dari subjek diperoleh melalui kuesioner terbuka (open-ended questionnaire) dan diolah dengan menggunakan teknik analisis tematik dan analisis isi. Temuan studi menunjukkan bahwa BWoS juga ditemukan di Polri. Sikap diam sementara atas perilaku tidak berintegritas rekan polisi menjadi respon spesifik yang tidak ditemukan dalam penelitian terdahulu. Adapun faktor penyebab, proses dan dampaknya dalam proses pemolisian di Indonesia dipaparkan dalam diskusi dan ditampilkan dalam bentuk peta tematik dinamika eksistensi subkultur BWoS. Temuan ini dapat dijadikan referensi bagi pihak manajemen Polri untuk membuat kebijakan ataupun strategi pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat meningkatkan integritas polisi.
Peran Religiusitas Dan Religiusitas Dalam Mencari Bantuan Psikologis Pada Mahasiswa Di Semarang Diany Ufieta Syafitri; Laily Rahmah
Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol 7 No 2 (2021): Psikis : Jurnal Psikologi Islami
Publisher : Program Studi Psikologi Islam, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/psikis.v7i2.8599

Abstract

Mental health problems are increasingly prevalent in Indonesia, but many people are still reluctant to seek professional psychological help. Religiosity is considered as one of the factors that can influence one's preference for seeking psychological help, especially in Indonesian society, specifically in the city of Semarang, Central Java, which the life of society closely related to the value of religiosity. Therefore this study aimed to see the contribution of religiosity and religious coping in influencing the search for psychological help. This research was conducted at two universities, one state university and one Islamic private university which were determined through random sampling. Data collection was carried out online and offline with the Indonesian Islamic Psychological Measure of Islamic Psychology (I-PMIR), Islamic Religious Coping Scale (RCOPE), Attitude Towards Seeking Psychological Help (ATSPH), and Mental Health Seeking Help Intentions Scale (MHSIS) and obtained a total of 731 respondents. Multiple regression analysis showed that attitude was the strongest predictor of intention to seek psychological help (B= 0,556, p<0,01), followed by religious coping (B= 0,08, p<0,01), while religiosity was not a significant predictor. Further analysis showed the unique contribution of religious coping aspects towards the intention of seeking psychological help with F (5, 725) = 8,721, p<0,01, R 0,238. There were also differences in the contribution of religiosity and religious coping to the intention of seeking psychological help based on the background of the respondent (state or private Islamic university) which discussed further in the article.
Penerapan PHBS, Perilaku Pencarian Informasi, dan Kesehatan Mental Masyarakat di Awal Masa Pandemik COVID 19 Diany Ufieta Syafitri; Malisa Falasifah; Farahdiba Ramadhani Hakim
MOTIVA: JURNAL PSIKOLOGI Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : LPPM University 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.377 KB) | DOI: 10.31293/mv.v4i2.5586

Abstract

Pandemik COVID 19 yang terjadi di Indonesia membuat adanya perubahan dalam kehidupan masyarakat, baik secara fisik, sosial, ekonomi, dan psikologis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana perilaku masyarakat dalam menerapkan anjuran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), perilaku mencari informasi terkait COVID 19, dan kaitannya dengan gangguan kesehatan mental umum yaitu depresi, kecemasan, dan stres. Alat ukur yang digunakan adalah Depression Anxiety Stress Scale (DASS) dan kuesioner yang mengukur 1) penerapan anjuran PHBS dan 2) perilaku pencarian informasi terkait COVID 19. Penelitian ini dilakukan pada awal masa pandemik COVID 19 terjadi di Indonesia dengan total responden 526 orang yang berasal dari 17 propinsi di Indonesia, terdiri atas beragam segmen penduduk yaitu siswa SMA hingga pensiunan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengikuti anjuran PHBS dan memiliki skor depresi, cemas, dan stres dalam kategori normal. Analisis lanjutan menggunakan korelasi Spearman menunjukkan bahwa penerapan anjuran PHBS memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap skor depresi (rho -0,271; p<0,00), kecemasan (rho -0,210; p<0,00), dan stres (r -0,251, p<0,00), sementara tidak ada korelasi signifikan antara aspek pencarian informasi dengan ketiga gangguan kesehatan mental umum tersebut. Selain itu ditemukan bahwa terdapat perbedaan skor penerapan PHBS dan pencarian informasi juga skor depresi, kecemasan, dan stres memiliki perbedaan yang signifikan ditinjau dari jenis kelamin, status pernikahan, dan kategori usia. Responden dengan kategori usia 17-20 tahun, belum menikah, dan berjenis kelamin perempuan memiliki rerata peringkat yang secara signifikan lebih tinggi pada skor depresi, kecemasan, dan stres. Di sisi lain, responden berjenis kelamin perempuan, sudah menikah, dan berusia 41-60 tahun memiliki rerata peringkat penerapan anjuran PHBS yang secara signifikan lebih tinggi. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya meningkatkan sosialisasi dan psikoedukasi terkait PHBS dan pemahaman terkait COVID 19 karena penerapan anjuran PHBS berkorelasi negatif dan signifikan terhadap munculnya gangguan kesehatan mental umum. Selain itu perlu adanya tindakan preventif baik bagi masyarakat umum maupun tersendiri pada segmen usia remaja, penduduk yang belum menikah, dan berjenis kelamin perempuan terhadap munculnya gangguan kesehatan mental umum. Kata kunci: perilaku hidup bersih sehat, pencarian informasi, pandemik COVID 19, depresi, cemas, stres
HUBUNGAN ANTARA DISTRES PSIKOLOGIS DAN KEMANDIRIAN DENGAN SIKAP TERHADAP PENCARIAN BANTUAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG Fitria Khoirun Nisa&#039;; Diany Ufieta Syafitri
Journal of Psychological Science and Profession Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.495 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v6i1.36261

Abstract

Tingginya angka penderita gangguan jiwa di Indonesia tidak diimbangi dengan tingginya sikap terhadap bantuan psikologis, terutama pada mahasiswa. Hasil penelitian dan studi terdahulu menunjukkan bahwa kemandirian dan tingkat distres psikologis berpengaruh terhadap sikap pencarian bantuan psikologis profesional. Subjek penelitian ini adalah 365 mahasiswa yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Sikap terhadap Pencarian Bantuan Profesional Psikologis, skala distres psikologis menggunakan Depression Anxiety Stress Scale (DASS), dan skala kemandirian. Analisis regresi berganda yang mengukur tiga varians menunjukkan bahwa distres psikologis dan kemandirian mampu berkontribusi secara signifikan terhadap sikap pencarian bantuan profesional psikologis. Korelasi parsial pertama antara distres psikologis dengan sikap terhadap pencarian bantuan profesional psikologis menunjukkan hubungan yang positif antara keduanya. Dengan kata lain, semakin tinggi distres psikologis mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang, maka semakin tinggi pula sikap terhadap pencarian bantuan profesional psikologis yang dimiliki. Korelasi parsial kedua antara kemandirian dengan sikap terhadap pencarian bantuan profesional psikologis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara keduanya. Semakin tinggi kemandirian mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang maka semakin tinggi pula sikap terhadap pencarian bantuan profesional psikologis yang dimiliki. Dengan demikian, hasil analisis regresi ganda yang dilakukan pada subskala DASS menunjukkan bahwa depresi dan stres tidak memprediksi sikap pencarian bantuan psikologis secara signifikan.
Pelatihan Konselor Sebaya Daring Untuk Meningkatkan Literasi Kesehatan Mental Siswa di SMA Islam XY Semarang Diany Ufieta Syafitri; Laily Rahmah
Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP) Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/gamajpp.62299

Abstract

Masa remaja merupakan masa yang rentan terjadi masalah psikologis karena merupakan masa yang penuh perubahan. Literasi kesehatan mental yang rendah juga membuat para remaja terhambat dalam mengenali masalah psikologis yang dirasakan dan mencari bantuan yang tepat. Layanan psikologis di sekolah seringkali kurang maksimal karena keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu perlu dibentuk konselor sebaya untuk memaksimalkan layanan psikologis di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan konselor sebaya daring terhadap peningkatan literasi kesehatan mental pada siswa di SMA Islam XY Semarang. Pada pelatihan ini peserta diberi materi literasi kesehatan mental, yakni tentang mengenali berbagai masalah kesehatan mental, berbagai pilihan bantuan psikologis yang tersedia, dan keterampilan sederhana untuk menolong diri sendiri dan orang lain. Penelitian ini menggunakansampling purposif di mana terdapat 16 siswa dari kelas XI-XII yang dipilih berdasarkan keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain kuasi eksperimen satu kelompok dengan pre dan postes. Sebelum dan setelah pelatihan, partisipan diberi skala literasi kesehatan mental dengan reliabilitas 0,747. Analisis yang dilakukan menggunakan uji t berpasangan menunjukkan setelah pelatihan terdapat perbedaan pengetahuan (t=-3,162; p=0,006). Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan konselor sebaya daring dapat meningkatkan literasi kesehatan mental partisipan