Ashmarita Ashmarita
Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

FUNGSI PAGUYUBAN PONOROGO DALAM MELESTARIKAN KESENIAN REOG PONOROGO DI DESA ABADI JAYA KECAMATAN MAGINTI KABUPATEN MUNA Siti Ummi Latifah; NAsruddin Suyuti; Ashmarita Ashmarita
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 6 No 3 (2017): Volume 6 Nomor 3, Oktober 2017
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.974 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v6i3.500

Abstract

This study aims to identify and to describe the activities carried out by the Ponorogo Paguyuban in an effort to preserve the art of Reog in the Abadi Jaya Village, Maginti District, West Muna District. This research uses structural functionalism theory. The method is the ethnographic method with collection data by using both observational techniques, in-depth interviews, and Purposive Sampling informant selection techniques. The results show that the activities carried out by the Ponorogo Paguyuban in an effort to preserve the Reog Ponorogo arts included training activities for Jathil dancers performed twice a week, monthly social gathering and hospitality activities. Whereas the function of the Ponorogo Circle of Friends is carried out in an effort to preserve the art of Reog in the form of internalizing Jathil dancers in the art of Reog ponorogo, embracing the younger generation in an effort to preserve the art of Reog and performing to introduce Reog ponorogo art to the general public. So that this study recommends for some parties, namely community members to collaborate with schools in Abadi Jaya Village to make Reog ponorogo art as one of the subjects of local content so that efforts to preserve Reog art can run optimally.
STRATEGI PENGUSAHA WARUNG KOPI DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA DI KOTA KENDARI Suardi Suardi; Wa Ode Sitti Hafsah; Ashmarita Ashmarita
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 8 No 2 (2019): Volume 8 Nomor 2, Juni 2019
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.789 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v8i2.587

Abstract

This study aims to find out about the existence and strategy of coffee shops in Kendari City. This research uses the adaptation strategy theory by J.W Bennet. The method of this study is the ethnographic method. Collecting data is observation and in-depth interviews. Analysis data is analyzed descriptive qualitative. The results of the study show that doing a culinary business in Kendari City is a very promising business option. One of them is a coffee shop business that turned out to be able to generate substantial profits even though it only issued a capital that was not too large. The popularity of coffee shops today is also supported by the lifestyle of urban people who are very fond of spending their free time in a coffee shop for various reasons for visiting. Some strategies used by coffee shop entrepreneurs in maintaining the existence of their businesses such as (a) providing good facilities and services; (b) determination of the location of the coffee shop business; (c) determine affordable menu prices.
KOALISI PETANI MERICA DI DESA SAMBAHULE KECAMATAN BAITO KABUPATEN KONAWE SELATAN Cici Hartiani; Syamsumarlin Syamsumarlin; Ashmarita Ashmarita
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 8 No 2 (2019): Volume 8 Nomor 2, Juni 2019
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.955 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v8i2.589

Abstract

The purpose of this study is to find out and describe the horizontal coalition and vertical coalition built by pepper farmers in Sambahule Village, Baito District, South Konawe Regency. The informants in this study are 8 pepper farmers in the village of Sambahule. Data collection is done by using field research. Data collection of this study used the techniques of direct observation and in-depth interviews. Data analysis is qualitative descriptive. The results show that (1) Horizontal coalitions built by pepper farmers in Sambahule Village, namely cooperation between farmers and fellow farmers (2) Vertical coalitions built by pepper farmers in Sambahule Village, namely coalition with government, means traders production, collecting traders, and NGOs with farmers in Sambahule Village.
PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG TRADISI PERMAINAN KANTOLA DI DESA BEA KECAMATAN KABAWO KABUPATEN MUNA Nurdin Anton; Wa Ode Sifatu; Ashmarita Ashmarita
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 8 No 1 (2019): Volume 8 Nomor 1, Februari 2019
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.039 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v8i1.599

Abstract

This research aims to understand the forms of kantola tradition and people's understanding, especially those in Bea Village towards these traditional entities. Data collection is done through observation, in-depth interviews, and study of documents and literature. The results of this study indicate that the tradition of kantola games carried out periodically is an introduction to growing awareness of the community that opens opportunities for growth, and the development of traditions including the kantola tradition which is increasingly squeezed by global cultural products. Kantola has meaning that is useful in the daily lives of local people. Innovation opens opportunities for understanding the heritage of past traditions that are able to answer current issues. Preservation can be formulated as a sense of self and the strength of one's own culture, cultural awareness must be grown to give appreciation to local cultures that lead to cultural resilience.
UPACARA PERAN DUA KERAJAAN DALAM MEMPERTAHANKAN MALABOT TUMPE/TUMBE DI SULAWESI TENGAH Nurhani nurhani; Wa Ode Sifatu; Ashmarita Ashmarita
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 2 No 1 (2018): Volume 2 Nomor 1 Januari-Juni 2018
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.862 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dua kerajaan dalam mempertahankan serta peran dua karajaan dalam pelaksanaan upacara malabot tumpe/tumbe, dan yang menghambat sebagian masyarakat Banggai sehingga tidak lagi ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan upacara malabot tumbe. Teori yang digunakan adalah pemikiran Radcliffe Brown tentang struktural fungsionalisme dengan metode etnografi. Hasil Penelitian: Kerajaan Banggai dan Kerajaan Matindok telah mencari legitimasi hukum atas kepemilikian tanah adat di daerah tepatnya di hutan bakiriang sehingga burung maleo terpelihara dengan baik sehingga upacara tumpe/tumbe tetap di laksanakan, kerajaan matindok mengantar telur burung maleo kepada kerajaan Banggai kemudian kerajaan Banggai Menjemput telur tersebut dan membagikan kepada yang berhak, namun masuknya budaya luar, adanya pekerjaan, adanya kecemburuan sosial, dan kurangnya pemahaman terhadap budaya sendiri mengakibatkan turunnya partisipasi masyarakat kerajaan Banggai dalam pelaksanaan upacara malabot tumbe. Kesimpulan: Hubungan kerajaan Banggai dan kerajaan Matindok dalam mempertahankan upacara malabot tumpe/tumbe sangatlah erat dan saling mempunyai keterikatan antara satu sama lain karena upacara malabot tumpe/tumbe adalah warisan budaya leluhur yang harus dipertahankan dan dilestarikan oleh dua kerajaan tersebut
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA ANGGOROBOTI KECAMATAN LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN Ece Febrianti; Ashmarita Ashmarita; Akhmad Marhadi
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 3 No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2 Juli - Desember 2019
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.642 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v3i2.970

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan gaya kepemimpinan Kepala Desa Anggoroboti Kecamatan Laeya Kabupaten Konawe Selatan. Dan mengetahui Faktor apa yang mendukung gaya kepemimpinan Kepala Desa Anggoroboti. Penelitian ini menggunakan teori gaya kepemimpinan Robert J House (1996). Dengan menggunakan metode etnografi dan pendekatan kualitatif berupa deskripsi mendalam, dengan pengumpulan data, dengan pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan (observation) dan wawancara mendalam (indepth interview).Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Anggoroboti Kecamatan Laeya Kabupaten Konawe Selatan lebih dominan menggunakan gaya kepemimpinan secara disiplin kepada masyarakat serta bawahannya dalam memberikan arahan dan perintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka, dimana kepala desa selalu mementingkan asas musyawarah dengan masyarakat dan bawahannya. Dan kepala desa memiliki sikap yang luwes dalam kepemimpinannya serta menempatkan dirinya sebagai motivator untuk masyarakat dan perangkatnya dalam melaksanakan sutau kegiatan dan sebagainnya. Faktor-faktor yang mendukung gaya kepemimpinan kepala desa terdiri dari beberapa diantaranya: kepala desa dalam hal gaya kepemimpinanya selalu suka menolong masyarakat yang membutuhkan bantuannya dari segi apapun. Kepala juga memiliki jiwa kekerabatan yang cukup baik dalam melakukan interaksi bersama masyarakat dan bawahannya. Selain itu kepala desa memiliki pengalam kerja yang cukup baik dalam bekerja serta menjalin hubungan yang cukup baik terhadap keluarga dan masyarakat Desa Anggoroboti. Dimana kepala desa dalam hal gaya kepemimpinanya selalu ditunjangi dengan factor ekonomi yang mencukupi dalam melaksanakan kepemimpinannya sebagai seorang kepala desa dalam mengikut sertakan masyarakat dalam setiap kegiatan.
PERSEPSI MASYARAKAT TOLAKI TERHADAP PERCERAIAN DI DESA PEWUTAA KECAMATAN ANGATA KABUPATEN KONAWE SELATAN Akhmad Marhadi; Dinar Karni Josultin; Ashmarita Ashmarita
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.54 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v4i2.986

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat tolaki terhadap perceraian, penyebab terjadinya perceraian pada masyarakat tolaki dan kondisi-kondisi sosial budaya masyarakat tolaki yang menyebabkan perceraian. Teori yang digunakan untuk membaca data penelitian ini adalah Berger dan Luckman dalam Heddy Shri Ahimsa putra tentang fenomenologis. Metode penelitian ini mengunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan terlibat (Participant Observation) dan wawancara mendalam (Indepth Interview). Hasil dari penelitian ini menunjukan, berdasarkan persepsi masyarakat tolaki terhadap perceraian di Desa Pewutaa, adanya unsur ketidak mampuan untuk membina keluarga lagi dalam satu keluarga untuk hidup bersama, ketidak ingin melanjutkan hidup bersama pasangannya, disebabkan terjadinya perceraian salah satunya perceraian ini merupakan aib keluarga yang di pandang tidak baik dimata orang-orang diluar sana, disebabkan oleh kemiskinan yang dimana salah satu dari pasangan tersebut sudah tidak sanggup lagi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka, sementara kebutuhan meningkat, kondisi ekonomi yang tidak memenuhi suatu kebutuhan keluarga, disebabkan akses transfortasi yang sekarang ini makin berkembang pesat dan masuk dalam kalangan masyarakat yang sudah berkeluarga sehingga akses trasfortasi ini dapat menjadi kondisi sosial budaya masyarakat yang menyebabkan perceraian.
RITUAL POAGO PADA MASYARAKAT DESA TALAGA BESAR KECAMATAN TALAGA RAYA KABUPATEN BUTON TENGAH Fani Fani; Erens Elvianus Kodooh; Ashmarita Ashmarita
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 5 No 1 (2021): Volume 5 Nomor 1, Januari - Juni 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.167 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v5i1.1095

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan ritual poago dan perubahan yang terjadi dalam ritual poago. penelitian ini menggunakan teori perubahan sosial. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik pengamatan terlibat (participation observation) dan wawacara mendalam (indepth interview). Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pelaksanaan ritual poago terdiri beberapa tahap yaitu tahap persiapan pada tahapan persiapan merupakan tahap penyampaian informasi bahwa akan diadakannya ritual poago ke pada masyarakat agar masyarakat tidak melakukan kegiatan yang dapat mengundang keributan, tahap pelaksanaan yaitu di awali dengan niat membaca surah Al Fateha, selanjutnya membaca ayat kursi sebanyak 7.777 kali, kemudian membaca doa tolak bala dan meninggalkan masjid sambil memakan gula aren, tahap penutup pada tahap penutup masyarakat tidak ada yang melakukan kegiatan yang dapat mengundang keributan selama 4 hari 4 malam. Sedangkan perubahan yang terjadi dalam ritual poago antara lain adalah tempat pelaksanaan, waktu, pelaku dan bahan-bahan dalam ritual poago, perubahan ini disebabkan bebebrapa faktor yaitu faktor pendidikan dan faktor agama.
RITUAL CUCURA(PESTA PANEN) SEBAGAI UNGKAPAN RASA SYUKUR PADA SANGIA DI DESA LANGERE KECAMATAN BONEGUNU KABUPATEN BUTON UTARA Firna Firna; Ashmarita Ashmarita
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 5 No 2 (2021): Volume 5 Nomor 2, Juli - Desember 2021
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.657 KB) | DOI: 10.33772/kabanti.v5i2.1276

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui proses ritual Cucura (pasta panen) sebagai ungkapan rasa syukur pada sangia di Desa Langere Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara dan untuk mengetahui fungsi ritual cucura (pesta panen) sebagai ungkapan rasa syukur pada sangia penelitian ini menggunakan teori Sruktural Fungsionalme oleh Radcliffe Brown. Adapun metode peneltian menggunakan deskriptif kualitatif dan pengumpulan data di lakukan melalui pengamatan (observasi), dan wawancara mendalam (Indepth Interview). Adapun hasil penelitian ini yaitu: Ritual ini masih dilaksanakan karena masyarakat percaya kepada Laode Pepago dan masyarakat meyakini ia sebagai tokoh yang dianggap sebagai sangia. Menurut kepercayaan setempat dia adalah sangia yang dipercayai sebagai penguasa kampung oleh karena itu, diadakanlah ritual, dimana didalam ritual tersebut ada persembahan atau sesajen yang disimpan diatas loteng agar terhindar dari penyakit yaitu haroa di rumah sangia yaitu diruang tamu dan pengerahan sesajen diatas loteng (Monsurako) makanan diatas loteng dimaknai sebagai penawar/obat untuk masyarakat, yang memakan ketupat terhindar dari sesuatu yang menyebabkan terjadinya gangguan pada mahluk hidup seperti penyakit menular. Haroa ini di tunjukan kepada sangia serta semua masyarakat Desa Langere sebagai wujud rasa syukur terhdap penguasa kampung yang telah memberikan kesuburan lahan, rezki, kesehatan, dan amalan supaya kampung diberkati atau keselamatan kampung. Fungsi ritual cucura ada tiga poin yaitu fungsi meminta keberkahan dan meminta kesehatan, fungsi mempererat keakakraban saling silahtuhrahmi, dan fungsi untuk keselamatan kampung.
MIGRASI ORANG BUGIS DARI KOLAKA TIMUR KE KOTA KENDARI Ramlah Noviati; Ashmarita Ashmarita
KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi Vol 6 No 1 (2022): Volume 6 Nomor 1, Juni 2022
Publisher : Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/kabanti.v6i1.1436

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses migrasi orang Bugis di Kota Kendari dan untuk mengetahui mengapa berdagang menjadi faktor pendorong terjadinya migrasi orang Bugis di Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan teori migrasi oleh Everett S. Lee (2000) dengan menggunakan metode Kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedatangan migran orang Bugis dari Kolaka Timur di Kota Kendari melalui proses migrasi mandiri dan migrasi yang memanfaatkan hubungan kekerabatan dari daerah yang sama. Berdagang menjadi pendorong melakukan migrasi dengan alasan ekonomi yang semakin kurang membaik dengan bekerja sebagai petani di daerah asal kemudian tidak adanya pilihan pekerjaan karena faktor tidak memiliki pengalaman kerja minimnya pendidikan. Bagi migran orang Bugis asal Kolaka Timur dengan berdagang di Kota Kendari akan mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi. Adapun yang memiliki pengalaman kerja dan pendidikan yang mumpuni, tetapi sulit bagi mereka mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan lisensi seseorang, yang akhirnya membuat migran memilih berdagang yang hanya membutuhkan modal.