Claim Missing Document
Check
Articles

Mendorong Pemilu 2019 Berkualitas dan Berintegritas di Provinsi Lampung Hertanto, Hertanto
Jurnal Analisis Sosial Politik Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Analisis Sosial Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jasp.v3i1.33

Abstract

The 2019 General Election (Pemilu) is the first simultaneous election in Indonesia which will simultaneously elect a presidential/vice-presidential candidate, a candidate of the member of the Republic of Indonesia Parliament, the DPD RI or the Indonesian Regional Representative, and the Provincial/Regency/City assembly. Various analyzes predict that the practice of simultaneous elections that will take place is not easy task for Indonesia, it is full of challenges that need to be dealt with, and it has also the potential to create numerous problems. As the result, this is presumably as the complicated election in the world. This study wants to explain how the challenges and potential vulnerability of the 2019 Election in Lampung, and how to anticipate it. The results of the analysis explain that the potential challenges of the 2019 Election are on the quality and integrity of the Lampung’s election especially on the factors of money politics, campaign implementation, usage of state and local government facilities. While the potential weaknesses is based on the predictions of the Republic of Indonesia General Election Supervisory Board (Bawaslu), the 2019 Election vulnerability index in Lampung is under the high category (49.56). Further, based on the 2018 Pilkada Election in Lampung Province, the highest potential vulnerability is in its participation, where the public supervision variable shows a fairly high index and it is followed by the voting right factor (IKP Pilkada 2018). Meanwhile, the dimensions of election organizers have the potential for vulnerability which needs to be anticipated especially in the context of integrity and professionalism of the election organizers. Therefore, based on challenges and vulnerabilities that need to be anticipated, encouraging the active participation of civil society groups such as NGOs, universities, mass media to exercise control over the practice of money politics, campaign funds, and misuse of government facilities and policies. Strengthening the control of civil society will result in a a good quality electoral process, and finally it will result in elections with a high integrity. Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 merupakan pemilu serentak pertama di Indonesia yang sekaligus akan memilih calon presiden/wakil presiden, calon anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota. Berbagai analisis memprediksikan bahwa praktik pemilu serentak ini akan berlangsung tidak mudah, penuh tantangan, dan berpotensi mengalami banyak persoalan. Sehingga ada anggapan bahwa inilah pemilu yang paling rumit di dunia. Kajian ini ingin menjelaskan bagaimana tantangan dan potensi kerawanan Pemilu 2019 di Lampung, serta bagaimana antisipasinya. Hasil analisis menjelaskan bahwa tantangan potensial Pemilu 2019 berkualitas dan berintegritas di Lampung pada faktor politik uang, pelaksanaan kampanye, penggunaan fasilitas negara dan daerah. Sedangkan potensi kerawanan berdasarkan prediksi Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (Bawaslu RI) bahwa indeks kerawanan Pemilu 2019 di Lampung termasuk pada kategori yang tinggi (49,56). Berdasarkan IKP Pilkada 2018 di Provinsi Lampung, potensi kerawanan tertinggi terdapat pada dimensi partisipasi, di mana variabel pengawasan masyarakat menunjukkan indeks cukup tinggi dan diikuti variabel hak pilih (IKP Pilkada, 2018). Sementara, pada dimensi penyelenggara pemilu potensi kerawanan yang perlu diantisipasi pada variabel integritas dan profesionalitas penyelenggara. Oleh karena itu, berlandaskan pada tantangan dan kerawanan tersebut perlu diantisipasi dengan mendorong partisipasi aktif kelompok- kelompok masyarakat sipil (NGO, perguruan tinggi, media massa) untuk melakukan kontrol terhadap: praktik politik uang, dana kampanye, serta penyalahgunaan fasilitas dan kebijakan pemerintah sebagai instrumen pemenangan. Penguatan kontrol masyarakat sipil akan menghasilkan proses pemilu yang berkualitas, dan akhirnya akan menghasilkan pemilu yang berintegritas.
Implikasi Disfungsi Manajemen KPU Kota Palembang terhadap Kinerja Badan Ad Hoc pada Pilkada 2018 Trisnawati, Emi; Hertanto, Hertanto; Mukhlis, Maulana
Jurnal Analisis Sosial Politik Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Analisis Sosial Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jasp.v3i2.38

Abstract

Management functions of General Election Commission of Palembang hold an important role in terms of ad hoc electoral body governance. This research is to describe those functions, to explain the performance of ad hoc electoral body, and to analyze the management dysfunctional implications towards the performance of the ad hoc electoral body in Palembang Mayor Election on 2018. By using descriptive-qualitative research method, data and information of this research was collected through interviews and documentation sources. The research results shows that : (1) In terms of ad hoc electoral body governance, there has been a dysfunctional in planning management indicated by the recruitment process which was affected by political interest and personal relation, the lack of supervision and coordination amongst the elements of General Election Commission of Palembang and also with the ad hoc electoral body, (2) the performance of ad hoc electoral body based on personal factor shows low quality of work because of the age factor and also low electoral ability and knowledge, leadership factor was not performed properly, inadequate team factor, system factor also affect the work performance of ad hoc electoral body due to the facility support from the local government that affects their neutrality as contextual/situasional factor, (3) the dysfunctional management of General Election Commission of Palembang in Palembang Mayor Election on 2018 had impacted on the performance of ad hoc electoral body. Manajemen KPU Kota Palembang dalam tata kelola Badan ad hoc berperan penting. Penelitian ini bertujuan mengetahui fungsi manajemen yang dilakukan oleh KPU Kota Palembang dalam tata kelola Badan ad hoc, mengetahui kinerja Badan ad hoc, serta mengetahui implikasi disfungsi manajemen KPU Kota Palembang terhadap kinerja Badan ad hoc pada Pilkada 2018. Metode penelitian ini deksriptif kualitatif, data informasi penelitian diperoleh dari wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Manajemen KPU Kota Palembang dalam tata kelola Badan ad hoc pada Pilkada 2018 terjadi disfungsi, dilihat dari fungsi perencanaan pada proses rekrutmen Badan ad hoc masih mengutamakan kepentingan politik dan unsur kedekatan personal, fungsi pengawasan tidak berjalan, serta kurangnya koordinasi antara Sekretariat dengan Komisioner KPU Kota Palembang, dan KPU dengan Badan ad hoc (2) kinerja Badan ad hoc dilihat dari personal factor tidak menghasilkan kualitas kerja yang baik dikarenakan faktor usia, minimnya pengetahuan di bidang kepemiluan, leadership factor tidak berjalan sesuai dengan tupoksinya, team factor kurang maksimal, system factor mempengaruhi kinerja Badan ad hoc dikarenakan sarana dan prasarana masih difasilitasi oleh Pemerintah Daerah, sehingga contextual/situasional factor memicu ketidaknetralan Badan ad hoc dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagai penyelenggara pemilu, (3) disfungsi manajemen KPU Kota Palembang berimplikasi pada rendahnya kinerja Badan ad hoc.
Strategi KPU Kabupaten Pesawaran dalam Mencegah Manipulasi Suara di Tingkat Panitia Ad Hoc pada Pemilu 2019 Maidani, Hanizar; Hertanto, Hertanto; Maryanah, Tabah
Jurnal Analisis Sosial Politik Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Analisis Sosial Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jasp.v4i1.44

Abstract

Prevention of vote manipulation is an important aspect in realizing democratic elections and integrity. In the 2014 General Election, there was a case of vote manipulation in Pesawaran Regency by the ad hoc committee. Reflecting from the 2014 Electional problem, KPU of Pesawaran Regency has required a strategy to prevent this so it would not reoccur in the 2019 Election. This study aims to (1) find out the potential factors causing the vote manipulation at the level of ad hoc committee (2) to determine the strategy of General Election Commission (KPU) of Pesawaran Regency in preventing this. This research is a descriptive qualitative with a type of similar case study. The results of this research (1) among the potential factors causing vote manipulation included: the weak integrity of the ad hoc committee, the in-proportional honorarium received, the accuracy of the official reports and certificates of the results of vote counting, and the recruitment of the ad hoc committee. Even though there was a big chance for vote manipulation in the 2019 Election in Pesawaran, it is not manifested eventually because the strategy carried out by the KPU of Pesawaran Regency was right (2) Among those strategies (a) Corporate strategy, through strengthening the vision and mission, monitoring as internal supervision, cutting the recapitulation at the village level (b) Program strategy was done through technical guidance and socialization of the legislation regulations c) Resource support strategy was carried out through the recruitment of ad hoc committees, the provision of timely honorariums, and the use of arithmetic technology (d) Institutional strategy was done through the division of divisions and coordination with other institutions. From the four strategies above, KPU of Pesawaran Regency has strengthened a strategy to support resources. Pencegahan manipulasi suara merupakan aspek penting dalam mewujudkan pemilu demokratik dan berintegritas. Pada Pemilu 2014 di Pesawaran terjadi kasus manipulasi suara oleh panitia ad hoc. Berkaca pada Pemilu 2014, KPU Kabupaten Pesawaran membutuhkan strategi untuk mencegah hal tersebut agar tidak terulang pada Pemilu 2019. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor penyebab terjadinya potensi manipulasi suara di tingkat panitia ad hoc dan mengetahui strategi KPU Kabupaten Pesawaran dalam mencegah hal tersebut. Tipe penelitian bersifat deskriptif kualitatif dengan jenis similar case studi. Hasil penelitian (1) Faktor penyebab terjadinya potensi manipulasi suara antara lain lemahnya integritas panitia ad hoc, honorarium tidak sebanding dengan beban kerja, akurasi berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara, dan rektrumen panitia ad hoc. Potensi manipulasi suara pada Pemilu 2019 di Pesawaran sebenarnya besar, namun karena strategi yang dilakukan tepat, maka potensi tersebut tidak manifest. (2) Strategi yang digunakan (a) Strategi organisasi, melalui penguatan visi dan misi, monitoring sebagai pengawasan internal, pemotongan jalur rekap penghitungan suara di tingkat kelurahan/desa (b) Strategi program, melalui bimtek, sosialisasi peraturan perundangan c) Strategi pendukung sumber daya, melalui rekrutmen panitia ad hoc, honor tepat waktu, teknologi situng (d) Strategi kelembagaan, melalui pembagian divisi dan koordinasi dengan lembaga lain. Dari keempat strategi ini yang diperkuat adalah strategi pendukung sumber daya.
Manajemen Strategi Distribusi Logistik Pemilihan Kepala Daerah Kota Pagar Alam Tahun 2018 Sari, Destriana Rahma; Hertanto, Hertanto; Warganegara, Arizka
Jurnal Analisis Sosial Politik Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Analisis Sosial Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jasp.v2i2.50

Abstract

The stage of logistics distribution to support polling and vote counting of Head Regional Election Pagar Alam City 2018 has done by using the right-principles that based on Chapter 3 in PKPU 14/2017 as the goals. This research aims to analyze the strategy management that used by KPU Kota Pagar Alam in logistics distribution. The type of this research is descriptive with a qualitative approach. The data were obtained through interviews and literature documents. The results showed the identification of weakness, there was a human negligence due to the limited number of staff that doing three tasks at the same time, such as The General Election 2019, The Head Regional Election South Sumatera Province and The Head Regional Election Pagar Alam City itself, so it needed to involve an ad hoc body. The strengths of KPU Pagaram City that had some experienced human resources by previous elections. For threats, the rainfall factors in Pagar Alam City is classified in high around 1,462 - 5,199 mm per year, another point that needs attention is Pagar Alam City is countered by mountains and requires distribution process to pass through small rivers. The opportunity is that Pagar Alam City is not too large with only 5 subdistricts and 35 villages. Tahapan pendistribusian logistik penunjang kegiatan pemungutan dan penghitungan suara Pilkada Kota Pagar Alam tahun 2018 dilakukan dengan menjadikan prinsip tepat berdasarkan Pasal 3 PKPU 14/2017 sebagai tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen strategi yang digunakan oleh KPU Kota Pagar Alam dalam pendistribusian logistik. Tipe penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui hasil wawancara dan dokumen kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan identifikasi kelemahan (weaknesses) terdapat kelalaian manusia karena terbatasnya jumlah staf yang melakukan tiga pekerjaan sekaligus, yaitu tahapan Pemilu 2019, Pilkada Provinsi Sumsel dan Pilkada Kota Pagar Alam ini sendiri, sehingga perlu melibatkan badan ad hoc. Kekuatan (strengths) KPU Kota Pagar Alam adalah memiliki SDM yang berpengalaman pada penyelenggaraan pilkada/pemilu sebelumnya. Ancaman (threats) terdapat faktor curah hujan di Kota Pagar Alam tergolong tinggi yakni 1.462 – 5.199 mm per tahun, poin lain dari ancaman yang perlu mendapat perhatian adalah Kota Pagar Alam yang berkontur pegunungan dan mengharuskan proses distribusi melewati sungai-sungai kecil. Kota Pagar Alam diuntungkan (opportunities) dengan luas wilayahnya yang tidak terlalu besar dengan 5 Kecamatan dan 35 (tiga puluh lima) Kelurahan
Popularitas Calon dan Isu Pilkada Serentak 2020 di Tengah Pandemi Covid-19 Berdasar Kacamata Pengguna Internet di Bandar Lampung Ahmad Robi Ulzikri; Hertanto Hertanto
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA) Vol 9, No 1 (2021): JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance a
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jppuma.v9i1.4514

Abstract

This paper aims to determine the popularity of candidates on the internet through internet user behavioral tendencies (netizens) in surfing and using social media. Second, to find out interest netizens' in two popular issues, namely the 2020 regional elections or the Covid-19 pandemic issue. The author used Habermas' new public sphere theory. Data were collected from internet searches and official social media as primary data, then the data were analyzed using an inductive-descriptive approach with qualitative content analysis techniques, where data were identified and arranged systematically, then abstracted by analyzing one data. With others in depth and concluded as conclusions. This study concludes that netizens in Bandar Lampung had a greater attention to the issue of the Covid-19 pandemic than the issue of the 2020 simultaneous regional elections, as evidenced by tracing around the Covid-19 pandemic issue which was more popular than searches around the Simultaneous Pilkada 2020. This study also concluded that it was still not optimal. The campaign through social media of the three candidate pairs in the 2020 Bandar Lampung Pilkada, was marked by the low tendency of internet users to pay attention to the three candidate pairs on their official social media.
National Insights and Youth Political Attitudes in Rural Lampung Against Negative Campaigns Hertanto Hertanto; Handi Mulyaningsih; Asep Nurjaman
Journal of Government and Civil Society Vol 5, No 2 (2021): Journal of Government and Civil Society (October)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v5i2.4110

Abstract

Indonesia is a heterogeneous country that requires an inclusive and tolerant attitude to live in harmony. However, with the implementation of direct elections in Indonesia, there are many hoaxes and black campaigns through the mass media. The purpose of this study is to examine the national insight and political attitudes of rural youth in social media-based election campaigns. The method used is in-depth interviews through structured focus group discussions (FGD) with young students in rural South Lampung. The results showed that Lampung rural youth realized the importance of Pancasila as a unifying tool for the nation. Furthermore, the youth of Lampung strongly disapprove of hoaxes and black campaigns in the general election. This finding is very important to maintain harmony in Indonesia and can serve as a model  Indonesia merupakan negara heterogen yang membutuhkan sikap inklusif dan toleran agar dapat hidup rukun. Namun, dengan diterapkannya pemilihan langsung di Indonesia, banyak bermunculan hoax dan kampanye hitam melalui media massa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji wawasan kebangsaan dan sikap politik pemuda pedesaan dalam kampanye pemilu berbasis media sosial. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam melalui diskusi kelompok terfokus (FGD) terstruktur dengan mahasiswa generasi muda di pedesaan Lampung Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuda pedesaan Lampung menyadari pentingnya Pancasila sebagai alat pemersatu Bangsa. Lebih lanjut, pemuda Lampung sangat tidak setuju dengan hoaks dan kampanye hitam dalam pemilihan umum. Temuan ini sangat penting untuk menjaga kerukunan di Indonesia dan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia. 
Tata Kelola Pemerintahan Daerah Otonom Baru pada Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung Hertanto Hertanto
Journal of Government and Civil Society Vol 1, No 1 (2017): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.984 KB) | DOI: 10.31000/jgcs.v1i1.263

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan transparansi arena birokrasi Kabupaten Pesisir Barat dan Kabupaten Pesawaran dalam penyelenggeraan pemerintahan.Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan tipe penelitian kuantitatif deskripstif. Penelitian ini juga bersifat komparatif (comparative research), sebab metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui perbandingan transparansi antara arena birokrasi Kabupaten Pesisir Barat dan Kabupaten Pesawaran yang dilihat dari satu indikator, yaitu hasil uji akses. Temuan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dokumen publik yang terdapat dalam uji akses dianggap sebagai dokumen-dokumen yang sangat sensitif menurut persepsi pelaku pemerintahan. Sehingga tata kelola pemerintahan di Kabupaten Pesisir Barat dan Kabupaten Pesawaran cenderung tertutup. Meskipun transparansi di Kabupaten Pesawaran lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten Pesisir Barat, yaitu nilai rata-rata 1,36; namun mendekati cenderung tertutup. Sedangkan Kabupaten Pesisir Barat memilki nilai 0,63 yang berarti cenderung sangat tertutup. Dengan demikian, tata kelola pemerintahan di kedua daerah otonom baru tersebut masih belum transparan, sesuai dengan tuntutan pelaksanaan aturan keterbukaan informasi publik. Keadilan, transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas merupakan prasyarat bagi terciptanya pemerintahan yang baik dan bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). This study aims to describe the transparency of the bureaucratic arena of Pesisir Barat District and Pesawaran District in the implementation of government. This research is a research using descriptive quantitative research type. This research is also comparative (comparative research), because the research method is conducted to know the comparison of transparency between the bureaucratic arena of Pesisir Barat District and Pesawaran District seen from one indicator, that is access test result. The research findings show that most of the public documents contained in access tests are considered to be highly sensitive documents according to the perceptions of government actors. So that governance in Pesisir Barat District and Pesawaran District tend to be closed. Although the transparency in Pesawaran District is better than the West Coast District, which is an average of 1.36; but approaching tend to be closed. While the Pesisir Barat District has a value of 0.63 which means tend to be very closed. Thus, governance in these two new autonomous regions is still not transparent, in accordance with the demands of public disclosure rules. Justice, transparency, participation, and accountability are prerequisites for good and clean governance of corruption, collusion and nepotism.
VALIDITAS DATA PEMILIH POTENSIAL PEMILU (DP4) PADA PEMILU SERENTAK 2019 DI LAMPUNG (Studi Di Kabupaten Pesawaran) Handi Mulyaningsih; Hertanto ,; Damar Wibisono
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 22 No 1 (2020): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v22i1.48

Abstract

ABSTRAK Problem kualitas Daftar Pemilih Tetap (DPT) selalu terjadi di setiap pemilu, bahkan problem DPT selalu menjadi dasar gugatan di Mahkamah Konstitusi bagi peserta pemilu yang kalah. Komisi Pemilihan Umum yang diberikan kewenangan untuk menyusun DPT menjadi pihak yang dianggap tidak profesional. Padahal bahan dasar untuk menyusun DPT adalah Data Potensial Pemilih Pemilu(DP4). Validitas DP4 merupakan salah satu variabel yang menentukan kualitas DPT. Penelitian tentang validitas DP4 dan proses penyusunan DP4 penting agar ada proses perbaikan secara sistemik untuk DP4 menuju DPT yang berkualitas. Penelitian menggunakan metode kuantitatif yaitu menghitung data yang tidak valid yang terdapat di dalam DP4, dipadukan metode kualitatif untuk menggali penyebab data invalid di DP4 melalui wawancara dan Focus Group Discussion. Hasil penelitian menunjukkan DP4 pada Pemilu serentak 2019 di Lampung tidak valid karena mengandung elemen data yang tidak memenuhi syarat; margin/selisih antara DP4 dan DPT signifikan. Penyebab DP4 tidak valid karena belum semua warga memiliki KTP Elektronik. Penyebabnya sentralisasi birokrasi dalam pembuatan KTP Elektronik. Sentralisasi birokrasi ini berakibat pada terbatasnya inovasi daerah dalam penyediaan sarana prasarana perekaman KTP Elektronik, pelayanan lambat, jadwal pelayanan tidak jelas, ketersediaan blanko tergantung dari pusat. Meskipun demikian, sistem ini paling aman dalam menyimpan data dan mengurangi sebanyak mungkin kegandaan KTP Elektronik.
PEMENUHAN HAK PILIH NARAPIDANA PADA PEMILIHAN GUBERNUR LAMPUNG 2018 Hertanto Hertanto
SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya Vol 22 No 2 (2020): SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial dan Budaya
Publisher : Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/sosiologi.v22i2.53

Abstract

Di Indonesia, semua warga negara Indonesia (WNI) yang memenuhi syarat sebagai pemilih di Daftar Pemilih Tetap (DPT). Syaratnya, berumur 17 tahun pada hari pemungutan suara, atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah; memiliki KTP Elektronik (KTP-El). Tujuan kajian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana narapidana (napi) dapat terdaftar di DPT dan bisa memilih. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data diambil dari dokumen yang ada di KPU, dan wawancara dengan komisioner KPU. Hasil penelitian menunjukkan adanya kendala teknis dan regulative, di mana napi harus punya KTP-El untuk terdaftar di DPT, sedangkan banyak napi tidak punya. Berhubung posisi napi berada di Lapas maka keluarga yang mendaftarkan sebagai pemilih ke KPU sesuai domisili napi yang dibuktikan dengan KTP-El. Apabila sudah terdaftar di DPT, maka napi dapat mengurus pindah memilih, dengan cara mengisi form pindah memilih ke Panitia Pemungutan Suara (PPS) dimana napi terdaftar. Lalu menyerahkan ke PPS di tempat akan pindah memilih. Napi dipastikan hanya dapat memilih calon presiden dan wakil presiden karena daerah pemilihannya (dapil) Indonesia. Napi juga dapat memilih calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan Kabupaten/kota, kepala daerah dan wakilnya sesuai dapil di mana terdaftar di DPT. Apabila napi berada di lapas sesuai domisilinya atau dapil DPR, DPD, DPRD Provinsi/kabupaten/kota, dan dapil pemilihan kepala daerah maka semua surat suara akan diberikan.
KOALISI TRANSAKSIONAL PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DI LAMPUNG Hertanto Hertanto; Nidzammuddin Ahmad Sulaiman
Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Vol 12 No 2 (2013): Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi: Volume 12 No. 2 April 2013
Publisher : Program Studi PPKn FIS UNJ & Asosiasi Profesi PPKn Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jimd.v12i2.6282

Abstract

This paper aims to explain why most political parties, particularly the Prosperous Justice Party (PKS), the coalition tend to behave pragmatically, ie, do not form a stable coalition party/firm to win mass support. The findings of the study explained that the attitude and behavior of this coalition further highlight the principle of pragmatism transactional, ie the act of looking for a great opportunity to win a pair of candidates who are influenced by the politics of money and also for the purpose of raising funds for the party's survival and existence it self.