Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

KONDISI SOSIAL EKONOMI NELAYAN PENANGKAP IKAN JULUNG-JULUNG DI WILAYAH PESISIR KAMPUNG PALARENG KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Costantein Imanuel Sarapil; Eunike Irene Kumaseh; Ganjar Ndaru Ikhtiagung; Putri Lahungkasiang; Erlin Puspaputri
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 9 No 3 (2020): Volume 9 Nomor 3, Oktober 2020
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v10i3.947

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi nelayan serta menganalisis usaha penangkapan ikan julung-julung dengan soma giop di Kampung Palareng. Kegiatan usaha penangkapan ikan yang sudah berlangsung lama, sehingga menarik untuk diketahui apakah usaha tersebut memberi keuntungan bagi nelayan di Kampung Palareng. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Dimana penelitian kualitatif menggunakan fenomena sosial menjadi pusat perhatian. Sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan analisa dan perhitungan. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif kualitatif, sementara untuk memperoleh nilai B/C, NPV dan PP menggunakan metode kuantitatif. Kondisi sosial nelayan di Kampung Palareng masih sangat kuat. Solidaritas yang tinggi bagi masyarakat dapat terlihat dalam kegiatan gotong royong maupun kegiatan sosial lainnya. Sebagian besar masyarakat mempunyai tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pendapatan yang tegolong tinggi bagi para nelayan. Secara finansial, analisis kelayakan usaha penangkapan ikan julung-julung diperoleh hasil BCR sebesar 0,96 dimana B/C kurang dari 1, PP 1 tahun, dan NPV sebesar Rp -12.472.049 (NPV bernilai negatif). Secara Finansial, usaha penangkapan ikan julung-julung di Kampung Palareng tidak layak untuk diteruskan. Namun, usaha penangkapan ikan julung-julung memiliki makna sosial dan budaya yang tinggi bagi kehidupan masyarakat Kampung Palareng. Baik perempuan maupun laki-laki, tua dan muda, semua bekerja sama ikut perahu penangkap ikan julung-julung dan mengikuti kegiatan pengoperasian penangkapan ikan. Hasil tangkapan dibagi untuk semua yang mengikuti kegiatan penangkapan maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Nilai sosial budaya ini yang mempertahankan keberadaan usaha penangkapan ikan julung-julung di Kampung Palareng.
TINGKAT PENDAPATAN NELAYAN PENANGKAP IKAN KURISI SELAMA PANDEMI COVID-19 DI KAMPUNG PARA I KECAMATAN TATOARENG KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Costantein Imanuel Sarapil; Fitria Fresty Lungari; Eunike Irene Kumaseh; Ishak Bawias; Ganjar Ndaru Ikhtiagung; Erlin Puspaputri; Stefanus Kawowode
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 10 No 3 (2021): Volume 10 Nomor 3, Oktober 2021
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v10i3.1187

Abstract

This study aims to analyze at the income level of fishermen in Para I Village during the Covid-19 pandemic, and look at the marketing flow and marketing margins of Threadfin bream in Para I village. This research can be input to the Government in improving the welfare of fishermen amid Covid-19 pandemic. This research was conducted in Para I Village, Tatoareng District, Sangihe Islands Regency in March – May 2021. The methods used in this study were qualitative and quantitative ones. Data collection was carried out through direct observation and interviews with local fishermen, while maintaining health protocols. The income of threadfin bream fisherman per week in Para I Village ranges from IDR 500,000 - IDR 3,000,000 depending on weather condition. The marketing of threadfin bream and other demersal fish belongs to an efficient one. During the pandemic, fishermen's income decreased slightly because they could not bring their catch to be sold to Tahuna city or Dagho Fishing Port. However, there are also traders who come directly to buy fish on Para Island. Income decreased to IDR 500,000 per week during the pandemic. However, this condition only lasted for 2-3 months, but then their income returned to the normal. The strategy taken by fishermen to deal with the income decline during the pandemic is to process their catch into salted fish that can be sold or stored as food reserves for their households. The government can help organize Financial Management Training and education about business opportunities in the fisheries sector.
Laju Sedimentasi di Perairan Kampung Salurang Kabupaten Kepulauan Sangihe Eunike Irene Kumaseh; Mukhlis Abdul Kaim; Yuliana Varala Tatontos
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.471 KB) | DOI: 10.5281/jit.v3i2.100

Abstract

Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan bagian integral dari Propinsi Sulawesi Utara dengan Ibukota Tahuna. Berjarak sekitar 142 Mil Laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara, Manado, terletak antara 20 4’13" – 40 44’ 22" Lintang Utara dan 1250 9’ 28" – 1250 56’ 57" Bujur Timur, berada diantara Pulau Sulawesi dan Mindanao (Republik Philipina), sehingga Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dikategorikan “Daerah Perbatasan”. Kondisi geografis wilayah pesisir memiliki sumberdaya alam yang cukup melimpah dan unik, walaupun demikian sangat rentan terhadap berbagai masalah kerusakan lingkungan perairan terutama oleh aktivitas masyarakat yang mendiami serta memanfaatkan kawasan land base. Sedimentasiadalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin. Permasalahan yang terjadi di Kampung Salurang adalah terjadinya sedimentasi yang cukup tinggi. Perangkap sedimen yang dipasang terdiri atas besi 6 m, pipa PVC 2" dengan panjang 11,5 cm, penutup Pipa PVC 2", dan tali pengikat untuk perangkap. Alat ini dipasang pada 2 tempat yaitu Stasiun 1 di dekat muara dan Stasiun 2terletak agak jauh dari muara. Pengamatan dilakukan seminggu sekali. Laju sedimentasi pada Stasiun 1 berkisar antara 0,069 – 0,648 m3/tahun dengan rata-rata laju sedimentasi 0,27 m3/tahun. Laju sedimentasi pada Stasiun 2 berkisar antara 0,08 – 0,23 m3/tahun dengan rata-rata 0,14 m3/tahun. Laju sedimentasi yang tinggi di Kampung Salurang adalah di dekat muara sungai yaitu pada Stasiun 1.
ANALISIS KONDISI HIDRO OSEANOGRAFI DI PERAIRAN TELUK TAHUNA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Julius Wuaten; Yuliana Varala Tatontos; Eunike Irene Kumaseh
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.104 KB)

Abstract

Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah salah satu daerah terluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kondisi hidro oseanografi suatu daerah dapat menunjang pengembangan wilayah tersebut menjadi lebih baik. Perairan Teluk Tahuna merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Sangihe. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengukuran pasang surut di lapangan selama 14 hari, data angina dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), dimana metode yang digunakan adalah metode perhitungan Fisher Tippet Type – 1. Jenis pasang surut di perairan teluk Tahuna adalah pasang surut semi diurnal, dimana dalam sehari terjadi dua kali pasang surut, dengan Muka air rerata (Mean Sea Level) adalah 2,3 m. Kecepatan arus rata – rata di perairan Perairan Teluk Tahuna adalah 0.2 m/s dimana merupakan arus cepat. Kala ulang gelombang 50 tahun mencapai 2.41 m dengan periode 6.7 m. Arah angin dominan adalah Timur Laut.
POTRET MASYARAKAT NELAYAN PENANGKAP IKAN DI PULAU LIPANG KECAMATAN KENDAHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROPINSI SULAWESI UTARA Costantein Imanuel Sarapil; Joneidi Tamarol; Eunike Irene Kumaseh
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara geografis, Pulau Lipang berada di 354’29.51” Lintang Utara dan 12523’03.00” Bujur Timur. Sebagian besar penduduk Pulau Lipang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Penelitian ini berupaya untuk memotret kehidupan masyarakat nelayan penangkap ikan di Kampung Lipang melalui pendekatan sosiologis. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dimana metode ini lebih banyak menganalisis permukaan data dan memperhatikan proses – proses kejadian suatu fenomena. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Hubungan sosial yang tinggi bagi nelayan di Pulau Lipang dimana solidaritas yang ditunjukkan saat bergotong-royong, atau saling membantu pada kegiatan sosial lainnya. Kondisi ekonomi nelayan di Pulau Lipang tergolong rendah. Rata – rata pendapatan nelayan setiap kali menangkap ikan yaitu Rp 100.000,-. Tingkat Pendidikan yang masih rendah. Jenis perahu yang digunakan yaitu perahu katir jenis pumpboat. Adanya peran perempuan dalam menopang ekonomi rumah tangga, dimana perempuan melaut dan menjalankan usaha warung/kios. Margin pemasaran (M) untuk ikan Sahamia , , pemasaran untuk ikan dapat dikatakan efisien. Margin pemasaran untuk ikan Tongkol , , maka pemasaran ikan tongkol dapat dikatakan efisien, tapi tidak maksimal. Geographically, Lipang Island is located at 3°54’29.51" North Latitude and 125°23'03.00" East Longitude. Most of the people at Lipang Island live as fishermen. This research seeks to photograph the lives of fishing communities in Lipang island through sociological approach. The research method used is descriptive qualitative where this method analyzes more data and pays attention to the processes of a phenomenon. Data is collected by interview and observation. High social relations for fishermen on Lipang Island where solidarity is shown when working together, or helping each other in other social activities. The economic condition of fishermen on Lipang Island is low. The average income of fishermen is IDR 100,000. Education level is low. The type of boat used is pumpboat. The role of women in sustaining the household economy would be catching fish and selling the fish they caught. Marketing margin (M) for fish stocks are M = 20,000, = 67%, F = 60%, marketing for fish can be said to be efficient. Marketing margin for Tuna are M = 7,500, = 50, F = 50%, then marketing Tongkol can be said to be efficient, but not optimal.
PERBANDINGAN CAHAYA LAMPU BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN CUMI – CUMI (Loligo Sp.) DI PERAIRAN KELURAHAN PANANEKENG KECAMATAN TAHUNA BARAT KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Yunikson Palatangara; Mukhlis Abdul Kaim; Costantein Sarapil; Eunike Irene Kumaseh
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perairan laut Sulawesi Utara banyak mengandung kekayaan laut yang terdiri dari jenis-jenis ikan dan biota laut lainnya yang mempunyai nilai ekonomis penting baik untuk pasaran lokal maupun ekspor. Salah satu jenis-jenis biota laut yang mempunyai nilai ekonomis penting yang ada di perairan Sulawesi utara adalah cumi-cumi (Loligo Sp.). Potensi cumi-cumi di perairan Sulawesi terlebih khusus di perairan Kabupaten Kepulauan Sangihe sangat besar. Di Kelurahan Pananekeng masyarakat nelayan penangkap cumi-cumi dalam melakukan operasi penangkapan menggunakan kombinasi lampu warna hijau dan biru. Hal ini mendasari peneliti untuk mengetahui kombinasi warna yang efektif untuk mendapatkan hasil tangkapan cumi-cumi. Metode praktek yang digunakan secara deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dokumentasi dan diskusi. Pada pendekatan ini, peneliti memuat suatu gambaran yang kompleks. Metode perbandingan merupakan suatu metode pengkajian atau penyelidikan dengan mengadakan perbandingan di antara dua objek kajian atau lebih untuk menambah dan memperdalam pengetahuan tentang objek yang dikaji. Hasil tangkapan yang diperoleh selama operasi penangkapan berjumlah 257 ekor, di mana kombinasi warna cahaya yang paling dominan terhadap hasil tangkapan cumi-cumi adalah kombinasi cahaya warna hijau-biru (51,8%), dibandingkan dengan kombinasi cahaya warna merah-hijau (31,5%) dan merah-biru (16,7%). North Sulawesi's marine waters contain a lot of marine wealth consisting of species of fish that have important economic value both for local and export markets. One of the most economically important type of fish in the waters of North Sulawesi is squid (Loligo sp.). The potential of squid in the waters of Sulawesi especially in the waters of the Sangihe Islands Regency is very large. In Pananekeng Village, squid fishing communities use a combination of green and blue lights so that this becomes the basis of research to find out effective color combinations to get squid catches. The practice method used is descriptive qualitative data collection such as interviews, observation, documentation and discussion. In this approach, researchers carry a complex picture. Comparison method is a method of study or investigation by making comparisons between two or more objects of study to add and deepen knowledge about the object being studied. The result of the catch are 275 squids, the dominant of the lamp’s colors are mixing blue and green color for the outcome of the catching. The most dominant color combination of light squid catches is the combination of light green-blue (51.8%), compared to the combination of red-green (31.5%) and red-blue (16.7%) .
KAJIAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM LAUT DAN PESISIR DI PULAU BEBALANG KECAMATAN MANGANITU SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Eunike Irene Kumaseh; Costantein Imanuel Sarapil; Ganjar Ndaru Ikhtiagung; Erlin Puspaputri
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jit.v6i2.378

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi pemanfaatan sumber daya alam laut dan pesisir di Pulau Bebalang Kecamatan Manganitu Selatan Kabupaten Kepulauan Sangihe Propinsi Sulawesi Utara. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung melalui wawancara dan observasi di tengah masyarakat Pulau Bebalang. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dan menggunakan analisis SWOT dalam pengambilan keputusan untuk pengembangan Pulau Bebalang. Pengambilan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer di Kantor Kampung Bebalang, serta kuisioner yang dijalankan untuk 40 orang masyarakat Kampung Bebalang. Pemanfaatan sumber daya alam pesisir dan bawah laut di Pulau Bebalang merupakan gabungan aspek lingkungan, sumber daya manusia, serta faktor sosial ekonomi masyarakat. Potensi wilayah pesisir seperti pantai berpasir, serta potensi bawah laut di Pulau Bebalang seperti kekayaan terumbu karang dan lamun, dapat dikembangkan ke berbagai bidang seperti wisata bahari, tour & travel, konservasi, dan lain sebagainya. Namun, perlu juga memperhatikan adanya ancaman. Rekomendasi strategi untuk pengembangan potensi Pulau Bebalang berada pada kuadaran I artinya Progresif. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan potensi Pulau Bebalang dalam kondisi prima dan mantap sehingga dapat berkembang lebih maju. Kondisi ini memungkinkan dalam peningkatan pendapatan masyarakat sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan. This study aims to examine the potential utilization of marine and coastal natural resources in Bebalang Island, Manganitu Selatan District, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi Province. Data was collected by collecting data directly through interviews and observations in the community of Bebalang Island. The research method used is descriptive qualitative and uses SWOT analysis in making decisions for the development of Bebalang Island. Data were collected by collecting primary data at the Bebalang Village Office, as well as a questionnaire which was run for 40 people from Bebalang Village. The utilization of coastal and underwater natural resources on Bebalang Island is a combination of environmental aspects, human resources, and community socioeconomic factors. The potential of coastal areas such as sandy beaches, as well as the underwater potential of Bebalang Island, such as the richness of coral reefs and seagrass, can be developed into various fields such as marine tourism, tours & travel, conservation, and so on. However, it is also necessary to pay attention to threats. The recommended strategy for developing the potential of Bebalang Island is in the I consciousness, which means Progressive. This shows that the development of Bebalang Island's potential is in a prime and steady condition so that it can develop more advanced. This condition makes it possible to increase people's income while maintaining environmental sustainability.
ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN PANCING ULUR DI KAMPUNG KARATUNG II KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Eunike Irene Kumaseh; Costantein Imanuel Sarapil; Yafet Takasabare
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jit.v7i2.429

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat besarnya pendapatan nelayan pancing ulur di Kampung Karatung II Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kampung Karatung II terletak di Kecamatan Manganitu dengan jumlah penduduk 991 jiwa. Pendapatan nelayan di Kampung Karatung II bergantung pada hasil tangkapan. Jenis ikan hasil tangkapan pada umunya yaitu ikan Selar (Selaroides sp.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2020 di perairan Kampung Karatung II Kecamatan Manganitu. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi terhadap para nelayan. Pendapatan nelayan pancing ulur di Kampung Karatung II yaitu sebesar Rp 1.250.000,- per bulan. Berdasarkan SK Gubernur Sulawesi Utara No. 330 Tahun 2020, upah minimum Provinsi Sulawesi Utara tahun 2020 Rp 3.310.723,- (tiga juta tiga ratus sepuluh ribu tujuh ratus dua puluh tiga rupiah) setiap bulan, dengan demikian pendapatan nelayan di Kampung Karatung II termasuk dalam kategori rendah. This study aims to determine the income of hand line fishermen in Karatung II Village, Manganitu District of Sangihe Islands Regency. Karatung II Village is located in Manganitu District with population of 991 people. The income of fishermen in Karatung II village depends on the catch. The kind of fish caught is Selar (Selaroides sp.). This research was carried out in September to October 2020 in the waters of Karatung II village, Manganitu District. Data collection techniques were carried out by interviewing and observing the fishermen. The income of hand line fishermen in Karatung II Village is Rp. 1,250,000 per month. Based on the Decree of the Governor of North Sulawesi No. 330 of 2020, the minimum wage of North Sulawesi Province in 2020 was IDR 3,310,723 (three million three hundred ten thousand seven hundred and twenty three rupiahs) every month, and therefore, the income of fishermen in Karatung II Village is categorized as a low income.
PKM PERBAIKAN PERAHU PENANGKAP IKAN JULUNG – JULUNG DI KAMPUNG PALARENG KECAMATAN TABUKAN SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Eunike Irene Kumaseh; Julius F. Wuaten
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.618 KB)

Abstract

Kearifan lokal yang ada di Kampung Palareng yaitu kebudayaan menangkap ikan Julung – julung dengan alat tangkap soma giop dan perahu penangkap ikan julung – julung, dimana merupakan penunjang kelangsungan hidup kelompok nelayan yang ada di sana. Kekayaan budaya ini hampir punah karena keterbatasan dana untuk melakukan perbaikan dan perawatan terhadap perahu penangkap ikan julung – julung. Perahu penangkap ikan Julung – julung yang ada di Kampung Palareng sudah usang dan lapuk. Sehingga, perlu untuk melakukan perbaikan perahu penangkap ikan julung – julung. Program PKM di Kampung Palareng diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat nelayan yang ada di sana. Serta, dengan adanya perbaikan perahu penangkap ikan julung – julung ini merupakan langkah penguatan kearifan lokal yang hampir punah. Tahapan kegiatan pengabdian pada masyarakat yaitu survey, pengenalan dan sosialisasi tim PKM, pelatihan masyarakat, perbaikan perahu penangkap ikan julung – julung, monitoring dan penguatan kearifan lokal soma giop.
HANDLINE DALAM PENANGANAN PASCABENCANA ALAM BAGI KELOMPOK NELAYAN DI KAMPUNG LEBO KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Eunike Irene Kumaseh; Costantein Sarapil; Ganjar Ndaru Ikhtiagung; Erlin Puspaputri
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v4i2.315

Abstract

Secara administratif, Kampung Lebo merupakan wilayah Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara, dengan luas wilayah sebesar 6,59 km2. Jumlah penduduk 1.317 jiwa yaitu 489 KK, yang terdiri atas Laki – laki 809 jiwa dan perempuan 508 jiwa. Pada Tanggal 3 Januari 2020, Kampung Lebo dan beberapa kampung di sekitarnya mengalami bencana alam banjir bandang, yang memakan korban jiwa sebanyak 3 orang. Bantuan penyediaan handline dapat membantu nelayan di Kampung Lebo untuk memperbaiki penghidupan mereka yang lebih baik. Handline atau Pancing ulur terdiri atas beberapa komponen yaitu gulungan tali, tali pancing, mata pancing, dan umpan buatan. Solusi yang dilakukan yaitu pemberian alat tangkap Handline bagi nelayan yang mengalami musibah dan pemberian pengetahuan bagi nelayan tentang manajemen keuangan hasil penjualan ikan. Metode pengabdian yaitu memberikan penyuluhan dan pelatihan, pendampingan, dan monitoring serta evaluasi. PKMS Handline memberdayakan kelompok nelayan di Kampung Lebo dalam usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap handline, bagi masyarakat lokal disebut Bawaede. Hasil tangkapan ada yang dijual dan ada juga yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi sehari – hari. Nelayan dapat lebih efektif menangkap ikan dan membantu meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat pesisir. Administratively, Lebo Village is an area of ​​Manganitu District, Regency of Sangihe islands, Province of North Sulawesi, with an area of ​​6,59 km2. Total population is 1.317 people 489 households, consisting of 809 men and 508 women. On January 3rd, 2020, Lebo Village and surrounding villages experienced a flood, which killed 3 people. Handline assistance can help fisher in Lebo Village to improve their livelihoods. Handline consists of several components, namely roller, fishing line, hook, and artificial bait. The solution taken is providing Handline for fisher who experienced disaster and providing knowledge for fisher about financial management of fish sales. The method is providing counseling, training, mentoring, monitoring and evaluation. PKMS Handline empowers groups of fisher in Lebo Village to catch fish using handline, for the local community it is called Bawaede. The catch is sold and used for daily consumption needs. So the handline assistance can help improve the economic life of local community and the fishing ability of the fisher group.