This Author published in this journals
All Journal MABASAN
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Alus Enduk dalam Sistem Tutur Masyarakat Sasak Lalu Erwan Husnan
MABASAN Vol. 5 No. 2 (2011): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.279 KB) | DOI: 10.26499/mab.v5i2.214

Abstract

Stratifikasi bahasa Sasak tidak hanya terdiri atas tingkatan kasar, biase, alus biase, dan alus utame tapi juga alus enduk. Tingkatan terakhir terbilang baru karena penamaan baru diberikan pada tahun 2007 dan belum jelas posisinya dalam tingkata tutur Bahasa Sasak. Untuk itu, tiga desa (Bayan, Gerung, dan Tiwugalih) diambil sebagai sampel mewakili masing-masing variasi dialektal bahasa Alus bahasa Sasak. Tingkatan ini tidak memiliki kosakata sendiri seperti yang lain. Kosakata yang digunakan lebih banyak mengambil dari tingkagtan kasar dan biase dibandingkan dengan dua tingkatan yang lain. Posisi tingkatan ini berada setelah alus utame.
EJAAN BAHASA SASAK Lalu Erwan Husnan
MABASAN Vol. 6 No. 2 (2012): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.709 KB) | DOI: 10.26499/mab.v6i2.227

Abstract

Bahasa Sasak merupakan salah satu bahasa dengan penutur paling banyak di Nusa Tenggara Barat (NTB). Bahasa Sasak digunakan oleh etnis Sasak sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa ini masuk dalam kelompok bahasa Bali-Sasak-Sumbawa. Kajian standardisasi bahasa Sasak termasuk ejaannya menggunakan pertimbangan linguistik dan sosiolinguistik. Hasilnya, dialek aəmemiliki peluang untuk dijadikan ejaan standar. Selain menggunakan pertimbangan linguistik dan sosiolinguistik, dialek ini juga memiliki penutur paling banyak dibandingkan dengan dialek yang lain. Pemilihan ini didasarkan pada beberapa prinsip, yaitu prinsip kehematan,kejelasan, semangat persatuan, dan integritas sosial. Di lain pihak, unsur-unsur dari dialek lainnya diambil untuk kepentingan standardisasi dan pembelajaran.
MORFOLOGI BAHASA SAMAWA-MATEMEGA Lalu Erwan Husnan
MABASAN Vol. 8 No. 1 (2014): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.34 KB) | DOI: 10.26499/mab.v8i1.272

Abstract

A language is medium for a community to communicate with their own community or others as their neighbors. Three (3) subvillages called Matemega which are located on the high area of Alas district, Sumbawa Besar are included into remote areas. The speakers use Samawa. Linguistically, they have little contact with other communities who use Samawa. Method used is descriptive. Date collected through interview helped by note-taken and recording. Instrument used covered simple and compound sentences containing morphological aspect. Data analyzed using padan method. It is concluded that morphological variants of Samawa-Matemega are not as complex as morphology of Samawa used at Sumbawa Besar or Jereweh dialect.