Dulsalam Dulsalam
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Jl. Gunung Batu No: 5, Bogor, 16610 Tlp: 0251- 8633378, Fax 0251- 8633413

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGGUNAAN RANTAI SEBAGAI ALAT BANTU MENGURANGI SELIP DALAM PENGANGKUTAN KAYU Yuniawati,, Yuniawati,; Dulsalam, Dulsalam; Sukadaryati, Sukadaryati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 3 (2013):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Penggunaan truk dalam kegiatan pengangkutan kayu memiliki banyak keuntungan, tetapi saat operasional roda truk sering mengalami kendala gangguan selip. Terjadinya selip tidak menguntungkan bagi perusahaan akibat banyaknya waktu yang terbuang sehingga produktivitas menurun dan rusaknya tanah permukan jalan akibat gusuran roda truk.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selip yang terjadi pada ban truk dengan menggunakan rantai dan tidak menggunakan rantai serta kerusakan tanah yang ditimbulkan akibat penggunaan rantai dan tidak menggunakan rantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tekstur tanah pada areal penelitian merupakan tanah lempung berliat yang memiliki rata-rata kadar air 52,32%. Rata-rata selip yang terjadi pada ban truk yang menggunakan rantai pada kadar air tertinggi sebesar 84,63% yaitu 12,68%. Rata-rata selip yang terjadi pada ban truk yang tidak menggunakan rantai pada kadar air tertinggi 82,82% yaitu 24,85%. Kerusakan tanah yang ditimbulkan akibat selip yaitu berupa munculnya larikan atau alur dengan kedalaman tertentu. Pada ban truk yang tidak menggunakan rantai menghasilkan kedalaman larikan lebih dalam daripada truk yang menggunakan rantai.
FAKTOR EKSPLOITASI PADA HUTAN PRODUKSI TERBATAS DI IUPHHK-HA PT KEMAKMURAN BERKAH TIMBER Soenarno, Soenarno -; Dulsalam, Dulsalam; Endom, Wesman
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 2 (2013):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3649.376 KB)

Abstract

Dalam pemanenan kayu, faktor eksploitasi digunakan sebagai salah satu parameter untukmenetapkan jatah produksi tahunan pada hutan alam produksi. Pada saat ini nilai faktor eksploitasi yangditetapkan Kementerian Kehutanan untuk semua kondisi kawasan hutan produksi alam adalah sebesar0,70. Padahal, kondisi lapangan pada hutan produksi terbatas pada umumnya mempunyai variasitopografi beragam dan cenderung lebih berat dibandingkan dengan baik hutan produksi tetap maupunhutan produksi yang dapat dikonversi. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan nilai faktor eksploitasiselama pemanenan kayu. Rata-rata nilai faktor eksploitasi di IUPHHK-HA PT Kemakmuran BerkahTimber adalah 0,92, dimana pada topografi datar (0º-8º) adalah 0,93; dan pada topografi landai (9º-15º),agak curam (16º-25º) dan curam (25º-40º) masing-masing adalah 0,92.
OPTIMASI LUASAN PETAK TEBANG DI HUTAN TANAMAN RAWA GAMBUT BERDASARKAN PRODUKTIVITAS DAN BIAYA Suhartana, Sona; Yuniawati, Yuniawati; Dulsalam, Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 3 (2013):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampai saat ini pengelolaan pemanenan kayu di HTI rawa gambut belum optimal. Oleh karena itu diperlukan model untuk menentukan optimalisasi petak tebang di areal HTI rawa gambut agar dapat terwujud pengelolaan hutan lestari. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di PT Wirakarya Sakti, jambi  dan bulan Juni 2012 di PT Riau Andalan Pulp & Paper, Riau. Data diambil secara deskriptif dan purposif serta dianalisis dengan regresi kuadratik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model petak tebang optimal yang ada di Jambi yaitu Y =254,82 –10,98 X + 0,21 X2 (R2 = 0,43) dengan luas petak tebang optimal = 26,69 ha dan biaya penyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanal minimum 105,32 (x Rp 1.000.000.000), sedang di Riau Y =299,47 – 14,85 X + 0,26 X2 (R2 = 0,60) dengan luas petak tebang optimal = 28,60 ha dan biaya penyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanal minimum 87,14 (xRp 1.000.000.000).
TEKNIK PENYADAPAN PINUS UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI MELALUI STIMULAN HAYATI Sukadaryati, Sukadaryati; Dulsalam, Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 3 (2013):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan permintaan getah pinus baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri mendorong upaya peningkatan produksi getah pinus yang dihasilkan. Penggunaan stimulan konvensional berbasis asam kuat telah lama digunakan oleh Perum Perhutani, namun pertanyaan muncul mengenai dampak lingkungan serta kelangsungan hidup pertumbuhan pohon pinus yang disadap. Akibatnya penggunaan stimulan hayati layak dipertimbangkan karena tidak hanya akan menjamin efek yang ramah lingkungan tetapi juga mengamankan keberlanjutan pohon-pohon pinus. Sehubungan dengan hal itu dilakukan ujicoba penggunaan stimulan hayati dalam pengaruhnya terhadap produksi getah pinus yang disadap. Tiga teknik penyadapan pinus yang digunakan yaitu mujitech, bor dan kedukul. Stimulan hayati yang diujicobakan terdiri dari tiga jenis yaitu lengkuas, kencur dan bawang merah masing-masing dengan tiga tingkat konsentrasi yaitu 50%, 75% dan 100%. Ternyata teknik penyadapan yang berbeda tampaknya tidak mempengaruhi produksi getah pinus, demikian juga dengan konsentrasi stimulan hayati (50-100%). Namun, jenis yang berbeda dari stimulan hayati nampakknya juga menunjukkan beda nyata, di mana lengkuas dapat meningkatkan produksi getah pinus tertinggi (268%) dibandingkan dengan kontrol (tanpa stimulan), diikuti kencur (206%) dan bawang merah (180%). Secara ekonomis, penggunaan stimulan lengkuas dengan konsentrasi 50% cukup efektif. Upaya lebih lanjut diperlukan untuk menemukan stimulant hayati alternatif lain yang lebih efektif daripada lengkuas.
LUAS PETAK TEBANG OPTIMAL PEMANENAN KAYU DI AREAL HUTAN TANAMAN RAWA GAMBUT Suhartana, Sona; Yuniawati, Yuniawati; Dulsalam, Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 32, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan penyaradan dan pembuatan/ pemeliharaan kanal di hutan rawa gambut membutuhkan perencanaan yang matang mengingat lahan gambut merupakan lahan yang labil, apabila rusak sulit untuk pulih.  Diperlukan luas petak tebang yang optimal, sehingga dari aspek teknis, ekonomis dan lingkungan ukuran tersebut layak diterapkan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di PT Bina Silva Nusa (PT BSN), Kalimantan Barat. Tujuan penelitian untuk mengetahui luas  petak tebang yang optimal di hutan tanaman rawa gambut  dan peningkatan produktivitas penyaradan dan pembuatan/ pemeliharaan kanal.  Data diambil secara deskriptif dan purposif serta dianalisis dengan regresi kuadratik. Berdasarkan analisis regresi kuadratik antara luas petak tebang (Y) dengan biaya sarad+kanal (X), 1. Didapatkan model petak tebang optimal sebagai berikut Y trans =  55.7  -  6.8 Xtrans  + 0.21 Xtrans2; atau Ln Y =  55.7  - 6.8 Ln X + 0.21 Ln2 X , dengan R2 = 0.1532** atau R =  0.3914**  (lebih besar dari R tabel = 0.254 atau R2 tabel = 0.0645 pada db = 117, dengan peluang P = 0.99), luas petak tebang optimal (Yopt ) sebesar 22,21 ha dengan biaya minimal (Xmin) sebesar Rp 612.644.033; 2. Rata-rata peningkatan produktivitas sarad, pembuatan/pemeliharaan kanal sekunder, kanal kolektor dan kanal tersier masing-masing 1,37 m3/jam (9,5%), 1,298 m/jam (5,3%), 1,706 m/jam (2,33%), dan 1,4 m/jam (1,3%).
ANALISIS PRODUKTIVITAS, BIAYA OPERASI DAN PAMADATAN TANAH PADA PENYARADAN TRAKTOR VALMET FORWARDER 890.3 DI AREAL HTI PROVINSI RIAU Basari, Zakaria; Dulsalam, Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 30, No 1 (2012):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3219.148 KB)

Abstract

Penelitian penyaradan kayu di hutan tanaman industri (HTI) dengan menggunakan traktor Valmet forwarder di lakukan di Perusahaan PT. RAPP, Provinsi Riau. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi tentang produktivitas, mekanisme kerja, biaya operasi, dan pemadatan tanah hutan. Hasil penelitian menunjukan bahwa produktivitas kerja penyaradan Valmet forwarder rata - rata 22,43 m³/jam, biaya operasi rata - rata Rp 20.935,-/ m³ dan pemadatan tanah sangat ringan.
BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PENYARADAN DAN PEMBUATAN/PEMELIHARAAN KANAL DI HTI RAWA GAMBUT DI RIAU DAN JAMBI Suhartana, Sona; Yuniawati, Yuniawati; Dulsalam, Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 1 (2013):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3928.674 KB)

Abstract

Produktivitas, biaya sarad, dan pembuatan/pemeliharaan kanal memegang peranan penting dalam kegiatan pemanenan kayu di hutan tanaman rawa gambut, karena hal ini dapat menentukan efisiensi pemanenan kayunya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2011 di PT Arara Abadi, Riau dan bulan Juli 2011 di PT Wirakarya Sakti (WKS), Jambi. Tujuan penelitian untuk mengetahui produktivitas dan biaya sarad dan kanal di hutan tanaman rawa gambut. Data lapangan berupa produktivitas dan biaya penyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanal diolah ke dalam bentuk tabulasi. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa : 1. Produktivitas sarad rata-rata untuk Petak ukur (PU) I, II, dan III masing-masing 12,42; 13,77; 15,32, m3/jam (Jambi) dan 11,46; 13,04; 15,13 m3/jam (Riau), 2. Biaya sarad rata-rata untuk PU I, II, dan III masing-masing Rp 28.306/m3, Rp 25.483/m3, Rp 22.843/m3 (Jambi) dan Rp 30.592/m3, Rp 26.834/m3, Rp 23.158/m3 (Riau), dan 3. Biaya kanal rata-rata untuk PU I, II, dan III masing-masing Rp 13.623/m, Rp 13.189/m, Rp 13.048/m (Jambi) dan Rp 9.670/m, Rp 9.630/m, Rp 9.431/m (Riau). Kata kunci : Produktivitas, biaya, penyaradan, pembuatan kanal, hutan tanaman rawa gambut
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA ALAT SISTEM KABEL LAYANG P3HH24 UNTUK PENGELUARAN KAYU Dulsalam, Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 30, No 1 (2012):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2911.163 KB)

Abstract

Studi produktivitas dan biaya pengeluaran kayu balak dengan alat sistem kabel layang P3HH24 dilakukan di desa Sukaharja, Kecamatan Warung Kiara, Kabupaten Sukabumi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi produktivitas dan biaya pengeluaran kayu balok dengan alat sistem kabel layang P3HH24. Data volume dan waktu kerja pengeluaran serta biaya pengeluaran kayu balak yang terdiri dari biaya penyusutan, modal, pajak, asuransi, perbaikan, bahan bakar, oli dan pelumas serta upah yang selanjutnya dianalisis secara tabulasi. Hasil studi menunjukkan bahwa:Produktivitas pengeluaran balak berkisar antara 5,737 - 8,331 m3 /rit dengan rata-rata 7,067 m3 /rit.Biaya rata-rata pengeluaran kayu balak adalah sebesar Rp 9.244,-/m3  sedangkan biaya rata-rata pengeluaran kayu balak sebelumnya sebesar Rp 15.713,-/m3 sehingga terjadi peningkatan efisiensi pengeluaran kayu balak dengan sistem kabel layang P3HH24 sebesar 34%.Pengeluaran kayu balok di petak tebangan dengan alat sistem kabel layang P3HH24 layak digunakan berdasarkan pay back period sebesar 1,23 tahun, NPV sebesar Rp 154.734.163,-, IRR sebesar 76,23% dan rasio pendapatan dan biaya sebesar 1,62.Keterbukaan tanah rata-rata akibat pengeluaran kayu balok dengan sistem kabel layang P3HH24 adalah 4%. Untuk meningkatkan efisiensi  pengeluaran  kayu balak dengan alat sistem kabel layang P3HH24, penahan rantai dan transmisi drum penggulung kabel tanpa ujung perlu disempurnakan.
PENENTUAN DAUR TEKNIS OPTIMAL DAN FAKTOR EKSPLOITASI KAYU HUTAN TANAMAN JENIS EUCALYPTUS HYBRID SEBAGAI BAHAN BAKU PULP KERTAS Roliadi, Han; Dulsalam, Dulsalam; Anggraini, Dian
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 28, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6248.964 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2010.28.4.332-357

Abstract

Dewasa ini terdapat kesenjangan antara produksi kayu dari hutan alam produksi dengan konsumsinya untuk industri pengolahan kayu termasuk industri pulp/kertas. Atas dasar itu, Departemen Kehutanan menerapkan kebijakan soft landing yaitu mengurangi peran hutan alam produksi sebagai pemasok kayu untuk industri pulp/kertas, dan secara berangsur-angsur diganti peranannya oleh hutan tanaman industri (HTI) kayu pulp antara lain mencakup jenis Acacia mangium dan Eucalyptus spp. Dalam memanfaatkan kayu HTI, perlu dicermati aspek-aspek seperti faktor eksploitasi, karakteristik dasar kayu, sifat pengolahan pulp, dan mutu hasil lembaran pulp/kertas yang baik dan dapat memuaskan konsumen. Terkait dengan uraian tersebut, telah dilakukan penelitian Penentuan Daur Optimal Kayu HTI jenis eukaliptus (Eucalyptus hybrid) untuk Bahan Baku Pulp Ditinjau dari Sifat Dasar Kayu, Sifat Pengolahan Pulp Sulfat, dan Kualitas Lembaran Pulp/Kertas. Contoh kayu jenis tersebut diambil dari Sumatera Utara dengan variasi umur 4, 5, 6, dan 10 tahun. Hasil menunjukkan daur teknis optimum jenis eukaliptus dengan memperhitungkan aspek krakateristik, sifat, dan kualitas tersebut, dicapai pada umur 7.01 tahun. Besarnya faktor eksploitasi pada umur tersebut tidak diketahui. Akan tetapi pada umur 6 tahun, faktor tersebut sekitar 95.5 - 97.0%, maka masih diperlukan penelitian lebih lanjut penetapan faktor eksploitasi pohon pada umur 7.01 tahun. Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi pemerintah sebagai penentu kebijakan maupun pengusaha HTI sebagai pelaksana di lapangan.
FAKTOR EKSPLOITASI HUTAN TANAMAN MANGIUM (Accacia mangium Wild): STUDI KASUS DI PT TOBA PULP LESTARI Tbk., SUMATERA UTARA Dulsalam, Dulsalam; Roliadi, Han
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3189.367 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2011.29.2.87-103

Abstract

Faktor eksploitasi merupakan informasi yang diperlukan untuk memproyeksikan produksi kayu yang dapat diperoleh. Faktor eksploitasi adalah perbandingan antara volume kayu yang dimanfaatkan dengan volume kayu yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Faktor eksploitasi dipengaruhi oleh konfigurasi lapangan, tujuan pemanfaatan kayu, kondisi sarana dan prasarana pemanenan hutan, jenis kayu, keadaan lapangan dan keterampilan tenaga kerja. Penelitian faktor eksploitasi di hutan tanaman di Aek Nauli Sumatera Utara pada dua tingkat kelerengan yang berbeda, yaitu 0 - 15% dan 15 - 25% telah dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi nilai faktor eksploitasi di hutan tanaman yang tepat. Faktor eksploitasi untuk dua tingkat kelerengan tersebut masing-masing adalah 0,97 dan 0,95 yang secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.