Yulia Sari
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kejadian Wasting pada Balita Usia 6-59 Bulan: Wasting Incidence among Toddlers aged 6-59 Months Erika Erika; Yulia Sari; Wa Ode Hajrah
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 2 No. 3 (2020)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v2i3.110

Abstract

Wasting is an acute malnutrition which could indirectly increase infant mortality and morbidity. Currently, wasting was serious public health problem in Indonesia with 11,1% of prevalence. This study aimed to determine the incidence of wasting in childrens aged 6-59 months in the working area of Puskesmas Kelurahan Penjaringan I, North Jakarta from March to April, 2019. The researcher measured antropometry of children to see nutritional status based on indicator of BB/TB. A case control method, as well as purposive and accidental sampling technique, was carried out in this study. As many as 60 respondents were divided into 2 groups (30 cases group and 30 control group). The data were analyzed by using chi square test and multiple logistic regression. Infectious disease history (p=0.031) and protein intake (p=0.024) were associated with wasting incidence in children. Infectious diseases history was dominant factor determining of wasting in children aged 6-59 months in Puskesmas Kelurahan Penjaringan I, North Jakarta (OR=11.897; 95% CI=1.246-113.570). Fostering integrated health post by providing counseling about increasing nutrient intake especially protein intake and handling infectious diseases in children so that wasting can be handled properly.
Determinan pemberian makanan prelakteal dini pada bayi usia 0-7 hari di Puskesmas Kecamatan Jatinegera Jakarta Timur Yulia Sari
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 9, No 2 (2019): MEI 2019
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik9203

Abstract

The first week of postpartum is an important period in breastfeeding. Proper feeding practices are very important for the survival, growth, development and health of babies. The habit of parents to provide prelacteal food early can inhibit the provision of colostrum and the continued process of breastfeeding. This study aims to determine the factors that influence early pretreatment feeding at the Jatinegara District Health Center. The design of this study was cross sectional, with a sample size of 95 nursing mothers who had babies aged 0-7 days. Socio-cultural factors can reduce the incidence of premature pre-feeding. Mothers who do not get socio-cultural support are 4.1 times more likely to be able to provide prelacteal food early to their babies, after controlling for education variables, economic status, frequency of antenatal visits and maternal knowledge (p-value = 0.014; 95% CI = 1% , 3-12.4). It is hoped that the government will focus more on the implementation of health promotion regarding exclusive breastfeeding with an approach to local culture, and health workers are expected to conduct home visits to the community to monitor the presence of inappropriate local cultures for postpartum mothers, breastfeeding mothers and newborns. Keywords: exclusive breastfeeding; premature pre-treatment; breastfeeding mothers ABSTRAK Minggu pertama postpartum merupakan periode penting dalam menyusui. Praktik pemberian makanan yang benar sangatlah penting untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan bayi. Kebiasaan orang tua untuk memberikan makanan prelakteal secara dini dapat menghalangi pemberian kolostrum dan kelangsungan proses menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemberian makanan prelakteal secara dini di Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Desain penelitian ini adalah cross sectional, dengan ukuran sampel 95 ibu menyusui yang memiliki bayi berusia 0-7 hari. Faktor sosial budaya dapat menurunkan kejadian pemberian makanan prelakteal dini. Ibu yang tidak mendapatkan dukungan sosial budaya berpeluang 4,1 kali lebih besar untuk dapat memberikan makanan prelakteal secara dini kepada bayinya, setelah dikontrolnya variabel pendidikan, status ekonomi, frekuensi kunjungan antenatal dan pengetahuan ibu (p-value=0,014; CI 95%= 1,3-12,4). Diharapkan pemerintah lebih memfokuskan pelaksanaan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eksklusif dengan pendekatan kepada budaya lokal, dan tenaga kesehatan diharapkan melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat untuk memantau adanya budaya lokal yang kurang tepat bagi ibu nifas, ibu menyusui dan bayi baru lahir. Kata kunci: ASI eksklusif; prelakteal dini; ibu menyusui
Praktik Pengasuhan Dasar bagi Bayi Baru Lahir oleh Ibu Pasca Persalinan: Basic Parenting Practices for Newborns by Postpartum Mothers Yulia Sari; Junengsih Junengsih; Diana Hartaty Angraini
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v4i2.799

Abstract

Introduction: Essential care for newborns requires a comprehensive strategy, while basic care for newborns includes breastfeeding, umbilical cord care, eye care, thermoregulation care, asphyxia management, recognition of danger signs, immunization, and low birth weight care. The care of newborns immediately after birth is important for parents to understand is one of the important factors to reduce neonatal mortality. The care of newborns immediately after birth is important for parents to understand is one of the important factors to reduce neonatal mortality Methods: The research design used was cross sectional with primary data with a sample of 98 mothers who had babies aged 0-6 months. The analysis used is chi square and multiple logistic regression. Results: As many as 72.5% of mothers carried out basic parenting practices for newborns by mothers well. Good maternal knowledge can increase the chances of mothers doing basic care for newborns by their mothers well 3 times compared to mothers who have less knowledge after being controlled by family support variables (p value 0.017; 95% CI 1.2-7.9). Conclusion: Health workers should be able to provide basic knowledge of newborn care since pregnancy and improve health promotion by involving other members of the mother's family.   ABSTRAK Pendahuluan: Perawatan dasar bayi baru lahir membutuhkan strategi secara komprehensif, adapun asuhan dasar pada bayi baru lahir meliputi pemberian ASI, perawatan tali pusat, perawatan mata, termoregulasi, manajemen asfiksia, pengenalan tanda bahaya, imunisasi dan perawatan BBLR. Perawatan bayi baru lahir segera setelah lahir penting dipahami oleh orang tua merupakan salah satu faktor penting untuk menurunkan angka kematian neonatal. Tujuan: untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi praktik pengasuhan dasar bayi baru lahir oleh ibu di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Metode: Desain penelitian yang digunakan cross sectional dengan data primer dengan sampel berjumlah 98 orang ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan. Analisis yang digunakan yaitu chi square dan regresi logistic ganda. Hasil: Sebanyak 72,5% ibu melakukan praktik pengasuhan dasar bayi baru lahir oleh ibu dengan baik. Pengetahuan ibu yang baik dapat meningkatkan peluang 3 kali untuk ibu melakukan pengasuhan dasar bayi baru lahir oleh ibu dengan baik dibandingkan ibu yang memiliku pengetahuan kurang setelah dikontrol oleh variabel dukungan keluarga (p value 0,017; CI95% 1,2-7,9). Kesimpulan: Sebaiknya tenaga kesehatan dapat memberikan pengetahuan perawatan dasar bayi baru lahir sejak masa kehamilan serta meningkatkan promosi kesehatan dengan melibatkan anggota keluarga ibu yang lainnya.
Upaya Pencegahan Anemia pada Remaja Putri melalui Penggunaan Video Animasi Yulia Sari; Mina Yumei Santi; Niken Purbowati; Shentya Fitriana
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 4 No. 4 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v4i4.1038

Abstract

Introduction: Anemia causes decreased endurance, fatigue, weakness, lethargy, negligence, impaired concentration in learning and worsening academic achievement. The lack of knowledge of young women has an impact on negative attitudes towards efforts to prevent anemia. Purpose: To determine the effect of balanced nutrition animated videos on efforts to prevent anemia in young women. Purpose: To determine the effect of balanced nutrition animated videos on efforts to prevent anemia in young women. Methods: Quantitative research using a quasi-experimental design with a pretest-posttest approach with a control group design. A sample of 50 female adolescents in each group was determined using a proportional random sampling technique, then the knowledge and attitude scores of adolescents were measured before and after treatment. Data analysis used the independent t test. Results: The average score of female adolescents' knowledge about efforts to prevent anemia in the treatment group that was given the intervention was higher than the control group (p=0.0001). The average score of the attitudes of young women regarding efforts to prevent anemia in the treatment group was higher than that of the control group (p=0.0001). Conclusion: Animated video on balanced nutrition can be used as an extension medium in providing education to students, especially young women, in preventing anemia.
Perbandingan Efektivitas Akupresur dan Prenatal Yoga Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah Ibu Hamil Yulia Sari; Wa Ode Hajrah; Venny Rafrianti Zain
Muhammadiyah Journal of Midwifery Vol 3, No 2 (2022): Muhammadiyah Journal of Midwifery (MYJM)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/myjm.3.2.72-79

Abstract

Latar belakang: Kejadian nyeri punggung bawah pada ibu hamil dapat menyebabkan nyeri kronik dan stress pada ibu hamil sehingga meningkatkan resiko terjadinya persalinan preterm. Dampak dari persalinan preterm adalah bayi lahir berat rendah, pertumbuhan janin terhambat, dan komplikasi kelahiran prematur bagi bayi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas akupresur dan prenatal yoga terhadap penurunan nyeri punggung bawah ibu hamil. Metode: Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan two group pretest posttest design. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil di Rumah Bersalin Zahira yang mengalami nyeri punggung bawah. Penentuan besar sampel dihitung menggunakan rumus uji hipotesis beda 2 mean, penentuan sampel dengan simple random sampling dan didapatkan masing-masing kelompok akupresur dan prenatal yoga 33 responden. Analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann- Whitney Test. Hasil: Penelitian menunjukkan uji rerata dalam tiap kelompok perlakuan menunjukkan hasil bermakna (p=0,0001) dengan selisih rerata penurunan intensitas nyeri punggung bawah pada kelompok akupresur sebesar 3,5 dan kelompok yoga sebesar 2,3. Simpulan: Teknik akupresur memiliki efektifitas lebih tinggi dibandingkan dengan prenatal yoga untuk menurunkan nyeri punggung bawah pada ibu hamil. Ibu hamil disarankan untuk menerapkan akupresur dan prenatal yoga dalam mengatasi nyeri punggung bawah serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya nyeri punggung bawah pada ibu hamil.