Claim Missing Document
Check
Articles

UJI RESISTENSI ISOLAT KHAMIR YANG DIISOLASI DARI LIMBAH INDUSTRI DI RUNGKUT, SURABAYA, INDONESIA Christian, Salomo; Irawati, Wahyu
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 5, No 1: Maret 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v5i1.7980

Abstract

Pencemaran tembaga di daerah Rungkut-Surabaya telah melebihi ambang batas sehingga dapat mengancam kehidupan organisme di laut. Tembaga tidak dapat didegradasi dan beracun pada konsentrasi tinggi sehingga diperlukan pengolahan limbah yang dapat menurunkan konsentrasi tembaga di lingkungan. Khamir resisten tembaga dapat diisolasi dari daerah tercemar dan dapat dijadikan sebagai agen bioremediasi untuk mengatasi pencemaran tembaga. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi dan uji resistensi khamir resisten tembaga dari limbah industri.Sampel diambil dari lumpur aktif pusat pengolahan limbah PT. SIER Surabaya. Isolasi dilakukan dengan pengenceran sampel limbah kemudian diinokulasikan dengan metode sebar ke dalam medium Yeast Extract Peptone Dextrose Agar yang diperkaya dengan CuSO4. Uji resistensi dilakukan dengan menginokulasikan isolat murni dengan metode gores ke dalam medium Agar yang mengandung berbagai konsentrasi CuSO4  untuk menentukan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Hasil isolasi diperoleh delapan isolat khamir dengan kode ES6.1, ES8.1, ES9.2, ES9.3, ES9.4, ES9.5, ES10.2, dan ES10.4. Nilai MIC isolat khamir tersebut berkisar antara 16-20 Mm CuSO4. Isolat yang paling resisten adalah isolat dengan kode ES9.3 dengan nilai MIC= 20 mM CuSO4 , sehingga isolate ini dipilih sebagai isolate yang paling resisten terhadap polutan di Wilayah Rungkut, Surabaya, Indonesia.
Synthesis and Characterization of TiO2-CaO and TiO2-CaO-Fe2O3 Photocatalyst for Removal of Catechol Tahya, Candra Yulius; Irawati, Wahyu; Karnelasatri, Karnelasatri; Purba, Friska Juliana
Molekul Vol 14, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.251 KB) | DOI: 10.20884/1.jm.2019.14.2.570

Abstract

TiO2-CaO and TiO2-CaO-Fe2O3 photocatalysts have been synthesized through the surfactant-assisted sol-gel method. The catalysts were characterized using XRD, FTIR, SEM-ED Sand BET surface area. XRD pattern showed the formation of anatase TiO2 crystal phase both in TiO2-CaO and TiO2-CaO-Fe2O3. The TiO2-CaO has higher crystallinity than TiO2-CaO-Fe2O3. Based on the peak refinement using Rietveld, there are two peaks identified as Fe2O3 hematite in the sample TiO2-CaO-Fe2O3.  BET surface area analysis showed that the average pore size of TiO2-CaO and TiO2-CaO-Fe2O3 catalysts are 8.04 and 8.41 nm respectively, indicating both catalysts are mesoporous.FTIR spectra show that the vibration of Ti-O, Ca-O, and Ca-TiO2 were observed in both catalysts. SEM images confirm that both catalysts are porous material. The catechol removal using TiO2-CaO and TiO2-CaO-Fe2O3 improved with the increase of catalyst concentration. After 360 minutes of UV radiation, the removal of catechol using TiO2-CaO-Fe2O3 reached 46.0%, 48.3%, and 69.2%, while when using TiO2-CaO, it reached 22.1%, 36.8%, and 57.0% for 0.1 g, 0.15 g, and 0.2 g of catalysts, respectively. The photocatalytic activity of TiO2-CaO-Fe2O3 is not so strong compared to TiO2-CaO catalyst but the catechol adsorption property of TiO2-CaO-Fe2O3 is higher than that of TiO2-CaO catalyst.
Peranan Konsorsium Isolat Bakteri Resisten Logam Berat untuk Menurunkan Kandungan Zn, Fe, dan Mg pada Cumi, Udang, dan Ikan Parhusip, Adolf J.N.; Xaveria, Jessica; Irawati, Wahyu
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 21 No. 1 (2020)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.349 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v21i1.3556

Abstract

ABSTRACTIncreased contamination of heavy metals in aquatic products such as shrimp, squid, and fish can occur due to industrial waste. Heavy metals cannot be digested so they will accumulate in the body of animals and humans. Excess heavy metals in the body can cause death. Bioremediation using bacteria can reduce heavy metal contamination. Some microorganisms have the ability to resist heavy metals such as, Acinetobacter sp. IrC1 and Acinetobacer sp. IrC2 which were isolated from the activated sludge of the Rungkut-Surabaya industry, Indonesia. This study aims to determine the role of the consortium Acinetobacter sp. IrC1 and Acinetobacer sp. IrC2 in reducing the concentration of Zn, Fe, and Mg in squid, shrimp, and fish. Research methods include: 1) making a bacterial growth curve, 2) analysis of heavy metals in shrimp, squid, and fish, 3) testing the ability of a bacterial consortium to reduce metal concentration in squid, shrimp, and fish, 4) analysis of decreasing heavy metal concentration by using a bacterial isolate consortium. The results show that the selected comparison between consortium of Acinetobacter sp. IrC1 dan Acinetobacter sp. IrC2 was 66.66%:33.33% which can reduced heavy metals of Zn, Fe, dan Mg in shrimps, squid, and fish with the range of 91.69% to 99.82%.Other heavy metal contained in the aquatic products of shrimp, squid, and fish were Cd, Co, Cr, Cu, and Hg.Keywords: Acinetobacter sp, bacteria, fish, shrimp, squidABSTRAKPeningkatan cemaran logam berat pada hasil perairan seperti udang, cumi, dan ikan dapat terjadi karena limbah industri. Logam berat tidak dapat dicerna sehingga akan terakumulasi di dalam tubuh hewan maupun manusia. Kelebihan logam berat di dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian. Bioremediasi dengan menggunakan bakteri dapat mengurangi cemaran logam berat. Beberapa mikrorganisme mempunyai kemampuan resistensi terhadap logam berat seperti, Acinetobacter sp. IrC1 dan Acinetobacer sp. IrC2 yang diisolasi dari lumpur aktif industri Rungkut-Surabaya, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Konsorsium Acinetobacter sp. IrC1 dan Acinetobacer sp. IrC2 dalam menurunkan kandungan Zn, Fe, dan Mg pada cumi, udang, dan ikan. Metode penelitian meliputi: 1) pembuatan kurva pertumbuhan bakteri, 2) analisis logam berat pada udang, cumi, dan ikan, 3) uji kemampuan konsorsium bakteri dalam menurunkan kandungan logam pada cumi, udang, dan ikan serta  4) analisis penurunan kandungan logam berat dengan menggunakan konsorsium isolat bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan konsorsium Acinetobacter sp. IrC1 dan Acinetobacter sp. IrC2 terpilih adalah 66,66%:33,33% dengan nilai presentase penurunan logam berat (Zn, Fe, dan Mg) pada hasil perairan udang, cumi, dan ikan memiliki interval 91,69% hingga 99,82%. Acinetobacter pittii memiliki nilai presentase penurunan logam berat Zn, Fe, dan Mg pada hasil perairan udang, cumi, dan ikan yang lebih rendah, yaitu memiliki interval 87,87% hingga 99,50%. Kandungan logam berat lain yang terkandung di dalam hasil perairan udang, cumi, dan ikan adalah Cd, Co, Cr, Cu, dan Hg.Kata kunci: Acinetobacter sp., bakteri, cumi, ikan, udang
Amplifikasi Gen Resistensi Tembaga (Cur) pada Bakteri yang Diisolasi dari Limbah Industri di Surabaya Irawati, Wahyu
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 21 No. 1 (2020)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.436 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v21i1.3274

Abstract

ABSTRACTCopper pollution is one of the serious environmental problems in Indonesia. Higher concentration of copper is toxic so that threat living organism. Bio-remediation using copper resistant bacteria is effective for solving heavy metals pollution because the bacteria adapt easily when applied in environment. Using bacteria containing gene encoded copper resistance could help effort of copper bio-remediation. The purpose of this research is to isolate and characterize copper resistant bacteria from industrial sewage in Surabaya also to amplification of gene encoded resistance to copper (Cur). Bacteria was grown on Salts Base Solution medium with addition of appropriate concentration of copper. Resistance to copper was determined based on Minimum Inhibitory Concentration of CuSO4. Molecular characterization was done based on 16S rDNA gene analysis using universal primer. Amplification of Cur gene was done using specific primer of gene orf3, orf4, orf5 from Lactoccocus lactis. Three highly copper resistant bacteria have been isolated with the MIC of 2.5-7.5 mM CuSO4 encoded IrC1, IrC2, and IrC4. Isolate IrC4 is the highest copper resistant bacteria with the MIC of 7.5 mM. Resistance mechanism may be through accumulation copper inside the cells with the total of 371 mg/g dry weight of cells. The three bacteria have plasmid with the size of 21 kb. Isolate IrC4 have 96.99% similarity with Cupriavidus pauculus. Amplification of copper-resistance (Cur) gene demonstrated that a single band of 0.9 kb was obtained from isolate C4. The finding of indigenous resistant bacteria encoded Cur gene may give better solution for pollution problem in Indonesia.Keywords: bacteria, copper, Isolate IrC4, Lactococcus lactis, resistantABSTRAKPencemaran tembaga di Indonesia merupakan salah satu masalah lingkungan yang serius sehingga perlu diatasi. Tembaga pada konsentrasi yang tinggi bersifat toksik sehingga mengancam kehidupan organisme. Bioremediasi menggunakan bakteri resisten tembaga yang diisolasi dari lingkungan tercemar terbukti efektif mengatasi pencemaran logam berat karena lebih mudah beradaptasi ketika diterapkan di lingkungan. Pemanfaatan bakteri yang mengandung gen penyandi resistensi tembaga dapat menunjang keberhasilan usaha bioremediasi tembaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri resisten tembaga dari limbah industri di Surabaya serta melakukan amplifikasi gen yang menyandi resistensi bakteri tersebut terhadap tembaga (Cur).  Isolasi bakteri dilakukan menggunakan medium Salt Base Solution dengan penambahan CuSO4. Uji resistensi ditentukan berdasarkan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) terhadap CuSO4. Karakterisasi molekular dilakukan berdasarkan analisis gen 16S rDNA menggunakan primer universal. Amplifikasi gen Cur dilakukan dengan menggunakan primer yang spesifik terhadap gen orf3, orf4, orf5 dari gen Cur pada Lactobacillus lactis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga isolat bakteri yang paling resisten dengan nilai MIC= 6.5-7.5 mM, yaitu isolat IrC1, IrC2, dan IrC4. isolat IrC4 merupakan isolat bakteri yang paling resisten dengan nilai MIC sebesar 7.5 mM. Mekanisme reistensi isolat IrC4 adalah dengan cara mengakumulasi tembaga di dalam sel selitar 371 mg/g berat kering sel. Ketiga isolat memiliki plasmid berukuran sekitar 21 kb. Analisis gen 16S rDNA menunjukkan bahwa isolat IrC4 memiliki kemiripan 96,99% dengan Cupriavidus pauculus. Gen Cur pada isolat IrC4 sepanjang 0.9 kb berhasil diamplifikasi dengan menggunakan primer spesifik gen orf3 yang menyandikan pengikatan tembaga. Penemuan bakteri indigen indonesia yang menyandikan gen resisten tembaga diharapkan dapat menunjang keberhasilan penanganan masalah pencemaran tembaga di Indonesia.Kata kunci:  bakteri, isolat IrC4, Lactobacillus lactis, resisten, tembaga.
BIOAKUMULASI TIMBAL PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH BATERAI OLEH ACINETOBACTER SP. IRC2 MENGGUNAKAN BIOFILTER LEKAT DIAM Sopiah, Nida; Irawati, Wahyu; Sulistia, Susi; Prasetyo, Djoko
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5073.667 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v18i1.74

Abstract

Acinetobacter sp. IrC2 merupakan bakteri yang memiliki sifat multiresistensi terhadap berbagai logam berat, tembaga, kadmium, timbal dan seng. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari karakterisasi bioakumulasi timbal oleh Acinetobacter sp. IrC2 dalam menyisihkan kadar timbal pada air limbah bateraiyang diolah menggunakan biofilter lekat diam bermedia sarang tawon. Efisiensi penyisihan kadar timbal ditentukan dengan berkurangnya kadar timbal menggunakan spektrofotometri serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses bioakumulasi timbal mengalami fluktuasi secara berkala dalam airlimbah yang diolah Acinetobacter sp IrC2. Efisiensi penyisihan kadar timbal pada jam ke-28 adalah sebesar 86,5% (6,31mg)/L dan pada jam ke-176 kadar timbal dalam air olahan limbah baterai dalam bioreaktor menjadi kurang dari 0,01 mg/L. Dengan demikian maka Acinetobacter Sp. IrC2 mampu bertindak sebagai agen bioremediasi dalam menyisihkan kadar timbal dalam air limbah baterai dengan menggunakan biofilter lekat diamKata kunci: Acinetobacter sp. IrC2, timbal, bioakumulasi, biofilter lekat diam
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI RESISTEN TEMBAGA DARI PANTAI TIMUR SURABAYA Irawati, Wahyu
BIOLINK : Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan Vol 6, No 2 (2020): Februari
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.937 KB) | DOI: 10.31289/biolink.v6i2.2558

Abstract

Copper pollution in the East Coast of Surabaya is one of the serious cases of heavy metal pollution in Indonesia. Pollution at this location has been proven to result in fish deaths and brain damage of local residents because they consume too much copper-contaminated fish. Copper bioremediation using indigen bacteria isolated from polluted environments is a promising solution to overcome copper pollution problems. Bacteria that commonly live in polluted environments can be isolated and used as copper bioremediation agents. This study aims to do: 1) isolation and characterization of copper resistant bacteria from the East Coast of Surabaya, 2) resistance testing of bacterial isolates, and 3) copper accumulation and biosorbtion tests of bacterial isolates. The bacterial isolates were characterized by the morphology of the colonies and their cells based on Gram staining. Resistance testing is done by determining Minimum Inhibitory Concentration/MIC. The accumulation test is carried out by separating the cell and growth medium, then each of them is distructed using HNO3. The results of isolation and characterization obtained six isolates of copper-resistant bacteria, namely PmbC1, PmbC2, PmbC3, PmbC4, PmbC5, and PmbC6 with MIC = 3 mM - 5mM CuSO4. PmbC4 isolate is the most resistant bacteria with the MIC of 5 mM and is capable of accumulating copper of 6.25 mg per gram of cell dry weight and biosorbtion of 92.17%.
Praktikum sederhana di rumah tentang pengaruh penggunaan Hand Sanitizer terhadap keberadaan koloni bakteri di tangan Irawati, Wahyu
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakteri adalah mikroorganisme yang mampu berkembang biak dengan cepat dan berada di setiap tempat. Tangan merupakan salah satu bagian yang banyak didiami bakteri. Pada masa pandemi, penggunaan hand sanitizer menjadi sangat dibutuhkan karena bersifat praktis. Masyarakat menggunakan hand sanitizer untuk menghentikan laju pertumbuhan bakteri di tangan. Hand sanitizer merupakan cairan dengan kandungan etanol dan bahan aktif lainnya yang mampu mensterilkan tangan dan merusak membran sel bakteri. Penelitian ini dilakukan dengan praktikum sederhana menggunakan alat dan bahan yang ada dirumah. Praktikum sederhana dilakukan dengan pembuatan medium sintesis sebagai media pertumbuhan bakteri dengan memanfaatkan alat dan bahan yang ada di sekitar rumah serta pengamatan koloni bakteri di telapak tangan setelah penggunaan hand sanitizer. Kegiatan yang dilakukan adalah membandingkan koloni bakteri di (1) medium sintesis tanpa perlakuan, (2) medium sintesis yang ditempeli telapak tangan tanpa penggunaan hand sanitizer dan (3) medium sintesis yang ditempeli telapak tangan sesudah menggunakan hand sanitizer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan hand sanitizer terhadap keberadaan koloni bakteri di tangan. Hasil praktikum menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri di setiap medium dengan perlakuan berbeda menghasilkan jumlah koloni yang berbeda-beda. Bakteri lebih banyak tumbuh pada medium dengan perlakuan tanpa hand sanitizer sedangkan penampakan koloni bakteri menurun setelah tangan menggunakan hand sanitizer. Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa penggunaan hand sanitizer efektif untuk mengurangi keberadaan koloni bakteri di tangan. Saran untuk praktikum sederhana selanjutnya yaitu mencoba beberapa jenis hand sanitizer untuk menentukan jenis hand sanitizer terbaik yang dapat meminimalisir jumlah bakteri di tangan.
PRAKTIKUM VIRTUAL TENTANG PEMBUATAN MEDIUM POTATOES DEXTROXE AGAR SECARA SEDERHANA DAN ISOLASI JAMUR PADA BIJI-BIJIAN Irawati, Wahyu
BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 6 No 3 (2021): Jurnal BIO-EDU Volume 6 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jbe.v6i3.1341

Abstract

Situasi pandemi Covid19 menyebabkan mahasiswa tidak dapat melakukan praktikum di laboratorium sehingga perlu dipikirkan praktikum virtual yang dilakukan secara mandiri di rumah dengan mengangkat fenomena yang terjadi di sekitar rumah tangga sekaligus memanfaatkan fasilitas yang ada untuk melakukan praktikum. Keberadaan jamur mudah ditenukan di sekitar kita termasuk tanpa disadari terdapat pada biji-bijian yang kita makan. Pertumbuhan jamur dapat diamati melalui medium yang dibuat sendiri menyerupai Potato Dextrose Agar (PDA) Merck yang sering digunakan di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan praktikum virtual di rumah dengan memanfaatkan bahan dan alat yang mudah di dapat di sekitar kita tanpa menggunakan fasilitas laboratorium. Kegiatan yang dilakukan adalah membuat media PDA alami untuk mengamati persentase pertumbuhan jamur pada biji kacang tanah dan biji merica. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan analisis data deskriptif dan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media PDA alami dapat menyediakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan jamur. Biji kacang tanah dan biji merica masing-masing 90% dan 100% terkontaminasi jamur dengan miselium atau spora berwarna putih dan hitam. Praktikum virtual secara mandiri di rumah dengan menerapkan prinsip kerja aseptik dapat menghambat pertumbuhan mikroba kontaminan sehingga bisa menjadi alternatif pelaksanaan praktikum secara virtual di masa pandemi Covid19.
Mercury is one of the major pollutant in the environment which is highly toxic. Bioremediation strategies using bacteria have been proposed as an attractive alternative because this is effective, less expensive and more efficient to remove mercury. Brevundimonas sp. HgP1 and Brevundimonas sp. HgP2 were two highly mercury resistant bacteria isolated from a gold mine in Pongkor village with MIC of 575 ppm. The purposes of the research were to study the effect of mercury on bacterial growth and mor WAHYU IRAWATI; . PATRICIA; YENNY SORAYA; ABYATAR HUGO BASKORO
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 19 No. 4 (2012): December 2012
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.19.4.197

Abstract

Mercury is one of the major pollutant in the environment which is highly toxic. Bioremediation strategies using bacteria have been proposed as an attractive alternative because this is effective, less expensive and more efficient to remove mercury. Brevundimonas sp. HgP1 and Brevundimonas sp. HgP2 were two highly mercury resistant bacteria isolated from a gold mine in Pongkor village with MIC of 575 ppm. The purposes of the research were to study the effect of mercury on bacterial growth and morphological changes of bacterial colony and to measure the ability of bacterial isolates to accumulate Hg2+. The growth was monitored by measuring optical density at 600 nm, whereas accumulation of Hg2+ was measured by mercury vaporation unit. This present studies revealed that the addition of 50 and 100 ppm HgCl2 in Brevundimonas sp. HgP1 resulted in the decreasing of growth rate and the elongation of lag phase in 8 and 16 hours, respectively. The addition of HgCl2 also affected morphological appearance of the bacterial colony to black. Brevundimonas sp. HgP1 accumulated  Hg2+  up to 1.09 and 2.7 mg/g dry weight of cells and removed  64.38 and 57.10% Hg2+  from the medium containing 50 and 100 ppm HgCl2, respectively.
THE EFFECT OF PASTEURIZATION STAGE ON THE PRODUCTION OF STRAW MUSHROOM (VOLVARIELLA VOLVACEA, BULL. EX. FR./SING.) Jessica Elfani Bermuli; Wahyu Irawati; Reisky Megawati Tammu
BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan) Vol 8, No 2 (2022): Februari 2022
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/biolink.v8i2.6167

Abstract

God created Indonesia with a tropical climate that is very appropriate to support the development of straw mushroom cultivation (Volvariella volvaceae). One of the stages of mushroom cultivation sequentially is pasteurization. This study aims to determine the effect of pasteurization stages, the accuracy of the pasteurization temperature, and the factors that influence the growth of straw mushrooms. The method in this study was carried out using livestock manure, with a composition of 400 gr goat manure and 500 gr rabbit manure. The pasteurization stage is maintained at a temperature of 60-700C with a humidity of 80-90%. The watering interval at the observation stage was 4 days with a frequency of 40% in experiment 1 and every day or a frequency of 100% in experiment 2. The results showed that the pasteurization stage was very influential on the mushroom growing media. Inaccuracy in pasteurization resulted in many weeds that thrived, thus inhibiting the growth of straw mushrooms. The optimal temperature in the pasteurization stage is 60-900C. The factors that influence the growth of mushroom are the selection of materials as fertilizers for mushroom cultivation, temperature, humidity include interval and frequency of watering, pasteurization process, weeding the contaminants, and time of observation.
Co-Authors . PATRICIA Aaron Hasthosaputro ABYATAR HUGO BASKORO Alvionita Thana Andara Frida Sheilaliany Daely Anggun Anggun Argoby Simanullang Argorby Simanullang Bellen Mouretta Bermuli, Jessica Elfani Charles Immanuel Chelvieana A. Christanti Christeven Mevotema Christian, Salomo Damai Yanti Manalu David L Gultom Debora V. Widyanti Delfania Apang Madao Dellania Yvonne Harefa Desi L. Sihombing Djoko Prasetyo Dominica Feni Valentina Dwi N. Susilowati Egilia Lucky Elisabeth Tita Ellen Nur Endah Pangesti Elysabeth Simatupang Eunike Bunga Marvella Eunike Bunga Marvella Eunike Bunga Marvella Fernando Christofer Fernando Christofer Fernando Corneles Moniharapon Fiska Ivana Pratami Putri Tokede Floreta D. Icasari Frichilya Intan Lawa Padang Georgine Gladis Paula Sulardi Geraldy John Meyners Gim Mi Kyong Golda Santiur Sianturi Grace Charity Mary Cartir Grace Purnamasari Christian Greisnaningsi Greisnaningsi HARI HARTIKO Helen Melenia Sianipar Hernawati Siahaan I Made Samudra Imanuel Adhitya Wulanata, Imanuel Adhitya Iren Asima Situmorang Jennie Agatherania Listira JOEDORO SOEDARSONO Josephine Elsa Diani Putranto Karnelasatri, . Keisha Hillary Pangalila Krisdarwindah Mardiana Kristin Armis Pasaribu Kristin Pasaribu Lastiar R. Sitompul Lastiar Roselyna Sitompul, Lastiar Roselyna Lucia Kusumawati Lusiana Haris Melany Djami Merliana Ina Bora Mia Parhusip Muhamad Ananda Munthe, Ashiong P. Nadya Aurelia Ratna PutrI Naomi Dwany Naomi Dwany Nida Sopiah Nida Sopiah Nida Sopiah Nommensen Pangihutan Ompusunggu Nommensen Pangihutan Ompusunggu Pahotkon Purba Patricia Patricia Pebrianti Pebrianti Polin Parulian Ambarita Prasetyo, Djoko Purba, Friska Juliana Rahul Simon Situmeang Rani Nurlina Tifen Reisky Megawati Tammu Reisky Tammu Resky Megawati Tammu Resti Nopriyanti Rosiva Betaria Purba Ruben Patrick Adhiwijaya Ruth Y. Purba Sabar Manampin Giawa Salomo Christian Sherina Juliana Sherina Juliana Siane Indriyani Silvana Putri Tarigan Sindy Friska Srigika Natalia Boru Ginting Stephanus Jordan Jans Steven Anggawinata Sudarsono Siburian Susi Sulistia Susi Sulistia, Susi Tabitha Grace Larasati Tahya, Candra Yulius Takashi Reymond Rimpan Tri P. Priyatno Triwibowo Yuwono Vania Austine Callista Timotius Vannesa El Shaday Ruth Advenita Viona Heryani Arla Xaveria, Jessica Yadi Suryadi Yantra Wijaya YENNY SORAYA Yesica C. Rhenata Yohana Ayustin Yohana Delvia Ayustin Yovanka P.P Tumakaka