Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Kebijakan Redaksional Radar Banjarmasin pada Pemberitaan Kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan Lalita Hanief; Putri Ayu Hidayatur Rafiqoh; Bachruddin Ali Akhmad
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 4, No 2 (2021): KAJIAN JURNALISME
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkj.v4i2.29354

Abstract

Radar Banjarmasin adalah salah satu koran lokal di Kalimantan Selatan di bawah grup JPNN. Radar Banjarmasin dengan tagline ‘Paling Paham Soal Banua’ menyajikan berita teraktual. Ketika Indonesia dilandai pandemi Covid-19, Radar Banjarmasin juga memberitakan kasus ini secara terus-menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebijakan redaksional media cetak (Radar Banjarmasin) dalam pemberitaan kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan tipe eksplanatif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Informan dalam penelitian ini yaitu Toto Fachrudin selaku Pemimpin Redaksi, dan Ramli Arisno selaku redaktur. Hasil penelitian diketahui bahwa kebijakan redaksi Radar Banjarmasin dalam memberitakan kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan, adalah fokus pada pandemi dengan terus memantau perkembangan terbaru dari gugus tugas Covid-19, hasil tes Covid-19, pemantauan kepada rumah sakit, mendorong pihak gugus tugas agar terbuka, dan memantau tempat-tempat keramaian. Radar Banjarmasin menjadikan gugus tugas Covid-19 dan Dinas Kesehatan sebagai rujukan utama, dimana hal ini sejalan dengan tujuan Radar Banjarmasin dalam memberitakan Covid-19 yaitu untuk mengedukasi masyarakat, mengatasi disinformasi dan hoax yang banyak beredar di masyarakat.
SEMANGAT NASIONALISME DALAM FILM (ANALISIS ISI KUANTITATIF DALAM FILM MERAH PUTIH) Kharis Maulana Akbar; Lalita Hanief; Muhammad Alif
ProTVF Vol 1, No 2 (2017): September 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1904.059 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v1i2.19872

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana isi pesan Nasionalisme dalam film Merah Putih dengan menggunakan enam Indikator Nasionalisme dari Iskandar (2010) yang meliputi, Rasa Kebanggaan, Rasa Bhineka Tunggal Ika, Rasa Semangat Perjuangan, Rasa Semangat Persatuan, Diplomasi, Rasa Cinta Tanah Air. Penelitian ini menggunakan analisis isi dengan pendekatan kuantitatif tipe deskriptif. Objek penelitian adalah film Merah Putih dengan populasi 84 scene. Teknik pengumpulan data menggunakan observsi non partisipan, dokumentasi, wawancara dan pengkodingan. Pengukuran menggunakan Uji reabilitas dengan menggunakan dua orang pengkoder denagn sampel yang sudah ditentukan sebanyak 33 scene. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 scene dari hasil pengkoderan menunjukan Indikator yang paling banyak muncul adalah Rasa Semangat Perjuangan sebanyak 8 kali (38%) dengan rata-rata 0,38 dan nilai tengah (median) 94,5, Rasa Semangat Persatuan sebanyak 7 kali (33,4%) dengan rata-rata 0,33 dan nilai tengah (median) 84, Rasa Bhineka Tunggal Ika sebanyak 3 kali (14,3%) dengan rata-rata 0,14 dan nilai tengah (median) 42, Rasa Cinta Tanah Air sebanyak 2 kali (9,5%) dengan rata-rata 0,09 dan nilai tengah (median) 26,25, Rasa Kebanggaan sebanyak 1 kali (4,8%) dengan rata-rata 0,04 dan nilai tengah (median) 21, semantara Diplomasi tidak muncul sama sekali. Film ini di dominasi oleh Indikator Semangat Perjuangan sebanyak 8 scene Hal ini berkaitan dengan teori Kultivasi dimana Media menentukan persepsi bagi penontoya.
MAKNA TAGLINE KIWI ZESPRI “SWEETER THAN YOU THINK” PADA IKLAN MEDIA ONLINE YOUTUBE Lalita Hanief
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1115.537 KB) | DOI: 10.20527/mc.v2i1.3000

Abstract

 AbstractAdvertising is one of integrated marketing communication activity. Marketer could use avery kind of advertising medium, such as : above the line and bellow the line. Which one is using online media youtube. Zespri is brand kiwi fruit come from Swizerland. Zespri advertising is creative and unique because telling about a grup of gangster which is scary image, but on this advertising gangster grup had happy dancing. Tagline zespri advertising “sweeter than you think” have some latent meaning. The purpose of this research is understand about the meaning of tagline kiwi zespri. The research used qualitative interpretative approach. The technique of datta collection used observation, documentation, and literature study. Datta analisys used semiotic John Fiske model such as reality, representation, and ideology. The result based reality is gangster grup whose wear jacket was happy dance and sing a song. The meaning of representation is setting place at the room which dim lighting, there is some property as symbol kiwi fruit. The merning base of ideology is Zespri said don’t look from outside, that zespri kiwi fruit sweeter than you look as a form. Keyword: advertising, tagline, semiotic AbstrakPeriklanan merupakan salah satu kegiatan dari komunikasi pemasaran terpadu. Pemasar  dapat menggunakan berbagai macam media iklan, yaitu above the line dan bellow the line. Salah satunya melalui iklan media online youtube. Zespri adalah brand buah Kiwi dari Swizerland. Iklan Zespri kreatif dan unik karena menceritakan tentang sekelompok gangster yang terkesan mengerikan, namun pada iklan Zespri kelompok gangster menari dengan lincah dan gembira. Tagline iklan Zespri “Sweeter than you think” juga memiliki makna tersirat. Penelitian ini bertujuan mengetahui makna tagline Kiwi Zespri. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif interpretatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan studi literatur. Analisis data menggunakan semiotika model John Fiske yaitu realitas, representasi dan ideologi. Hasil berdasarkan realitas kelompok gangster yang memakai stelan jas rapi menari dengan ceria sambil bernyanyi, makna berdasarkan representasi yaitu setting tempat berada di suatu ruangan yang remang cahaya serta ada beberapa properti dari simbol buah kiwi. Makna berdasarkan ideologi yaitu Zespri mengatakan jangan melihat dari tampilan luar, bahwa buah kiwi Zespri lebih manis daripada yang dilihat secara bentuk. Kata kunci: iklan, tagline, semiotika.
ANALISIS FUNGSI DAN PERAN HUMAS DALAM UPAYA IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE (Studi pada Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Banjarmasin) Sri Astuty; Yuanita Setyastuti; Novaria Maulina; Lalita Hanief.
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.635 KB) | DOI: 10.20527/mc.v2i1.3002

Abstract

AbstractThis study aims to determine, describe and analyze the role, duties, and functions of the Secretariat of Public Relations Banjarmasin City Government in the implementation of good governance. The method used mainly in this study is a qualitative evaluative, with the technique of data collection through interviews and documentation. The research location is at the Regional Secretariat of Public Relations of Banjarmasin.The results showed that in the implementation of good governance Public Relations Regional Secretariat Banjarmasin still limited to running role as a facilitator of communication and communication technicians, it is due to lack of human resources education background Public Relations, budget constraints given by the leadership. keyword: The Role of Public Relations, good governance, government public relations. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis  peran, tugas, dan fungsi  Public Relations Sekretariat  Pemerintah Kota Banjarmasin dalam implementasi good governance.  Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah kualitatif evaluatif, dengan teknik pengambilan data melalui wawancara dan dokumentasi. lokasi penelitian ini adalah pada pada Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Banjarmasin.Hasil penelitian menujukkan bahwa dalam implementasi good governance Humas Sekretariat Daerah Kota Banjarmasin masih terbatas pada  menjalankan peran sebagai fasilitator komunikasi dan teknisi komunikasi, hal ini berkaitan dengan kurangnya sumber daya manusia yang berlatar pendidikan Public Relations, Keterbatasan anggaran peran yang diberikan oleh pimpinan. kata kunci : Peran Humas, good governance, humas pemerintah.
ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI KRITIK SOSIAL ATAS KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA PADA MICE CARTOON Rizkyanoor Rizkyanoor; Sri Astuty; lalita Hanief
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1519.384 KB) | DOI: 10.20527/mc.v2i2.4086

Abstract

Abstrak Pada tahun 2015, pemerintahan Jokowi-JK mengeluarkan kebijakan tentang kenaikan harga BBM serta pembekuan PSSI yang banyak mendapatkan perhatian serta respon dari masyarakat. Pada zaman reformasi ini, semua khalayak diberikan kebebasan dalam menyampaikan pendapat termasuk dalam mengkritik kebijakan pemerintah yang bertujuan sebagai kontrol terhadap jalannya suatu sistem sosial atau proses bermasyarakat. Muhammad ‘Mice’ Misrad dalam Mice Cartoon membuat karikatur yang bertujuan untuk mengetahui representasi kritik sosial mengenai kebijakan kenaikan harga BBM dan pembekuan PSSI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi kritik sosial pada Mice Cartoon edisi Januari-Mei 2015 mengenai kenaikan harga BBM dan pembekuan PSSI dengan menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi serta dokumentasi dan kepustakaan. Tipe penelitian menggunakan deskriptif. Analisis data menggunakan teori kritik media dan teori agenda setting. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada karikatur Mice Cartoon terdapat atas kritik sosial dimana (1) sign menunjukkan kondisi masyarakat kalangan menengah kebawah, (2) object menunjukkan kondisi ketidakstabilan kehidupan ekonomi masyarakat, dan (3) interpretant menunjukkan realitas kehidupan masyarakat mengalami dampak dari kenaikan harga BBM serta pembekuan PSSI. Kata kunci: Representasi, Kritik Sosial, dan Mice Cartoon Abstract In 2015, Jokowi-JK government carried out the policy on increasing the price of BBM (Fuel Oil) and freezing PSSI (Indonesian Football Federation) which one got many attention from society. In reformation era, all people are given a freedom to say their opinion including given critic in policy government which purpose as a control to run a social system or process. Muhammad ‘Mice’ Misrad in Mice Cartoon making caricature which purpose to know social criticism representation on the policy about increasing the price of BBM (Fuel Oil) and freezing PSSI (Indonesian Football Federation). This research as a purpose to analyze social critic representation on Mice Cartoon edition January-May 2015 about increasing the price of BBM (Fuel Oil) and freezing PSSI (Indonesian Football Federation) by using semiotica analyzing Charles Sanders Pierce. The method which is used in this research is qualitative approach. In technic collecting data, the writer uses observation and literature document. The type of this research is descriptive. Data analysis using media criticial theory and agenda setting theory. The results of this study show that the Mice Cartoon caricature contained on the social criticsm where (1) signs indicate the condition of the lower middle class people, (2) objects shows that instabillity of the economic life, and (3) interpretan shows the realness of society life affected from the increased of fuel price of BBM (Fuel Oil) and freezing PSSI (Indonesian Football Federation). Keyword: Representation, Criticism Social, and Mice Cartoon
KOMODIFIKASI KEHIDUPAN PRIBADI ARTIS DALAM TAYANGAN MUSIK (KAJIAN KRITIS HIPERREALITAS BAUDRILLARD) Lalita Hanief
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.468 KB) | DOI: 10.20527/mc.v1i1.4671

Abstract

Industri Musik di Indonesia mengalami perkembangan pesat seiring munculnya stasiun televisi swasta di awal tahun 90an. Audience memenuhi kebutuhan akan hiburan melalui tayangan media massa. Hiburan membuat kondisi relaks, serta mampu melepaskan kepenatan  atas rutinitas. Setiap hari stasiun tv menayangkan acara musik, agar tidak terkesan monoton maka tim produksi menyelingi dengan sesi interview dengan artis serta liputan keseharian artis mulai bangun tidur, saat perjalanan menuju tempat syuting, juga kegiatan lainnya. Salah satu contoh tayangan musik yang mengkomodifikasi masalah pribadi artis adalah Dahsyat di RCTI. Awalnya konsep Dahsyat adalah musik show dengan dipandu 4 orang host, namun saat ini setelah melampaui 7 tahun, Dahsyat merubah konsepnya dengan meliput masalah pribadi artis. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengkaji bagaimana bentuk komodifikasi kehidupan pribadi artis dalam tayangan musik Dahsyat di RCTI. Televisi berdampak kepada ketentuan dan konstruksi selektif pengetahuan sosial, imajinasi sosial dimana kita mempersepsikan dunia realitas yang dijalani orang lain, dan secara imajiner merekonstruksi kehidupan mereka dan kehidupan kita melalui dunia secara keseluruhan yang dapat dipahami (Hall dalam Barker, 2005:271). Hasil kajian penelitian ini adalah  komodifikasi masalah pribadi artis terjadi pada tayangan musik Dahsyat. Konsep tayangan musik berubah menjadi panggung drama. Musik yang ditampilkan prosentasenya sangat kecil dibanding drama yang ditampilkan
STEREOTIP TERORISME DALAM FILM TRAITOR Rahimah Rahimah; Lalita Hanief; Muhammad Alif
SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi Vol 11, No 2 (2017): SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/s:jk.v11i2.1168

Abstract

Sejak peristiwa pengeboman menara kembar world trade center pada 11 september 2001, dan disusul dengan aksi-aksi teror lain diseluruh dunia, kemudian media massa mengkonstruksi bahwa terorisme dikaitkan dengan islam dan jihad, salah satunya melalui film. Menimbulkan reaksi dan opini terhadap ajaran dan simbol agama islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menginterpretasikan tanda-tanda yang dapat membangun stereotip terorisme yang berkaitan dengan islam, menggunakan studi Analisis Semiotika Model Charles Sander Pierce. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi serta dokumentasi dan kepustakaan. Objek penelitian ini adalah fim Traitor yang dianalisis menggunakan semiotik model Charles Sanders Peirce. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teori sebagai validasi keabsahan data yaitu teori konstruksi realitas dan teori agenda setting. Hasil penelitian dengan analisis Semiotika Peirce, film Traitor berdasarkan ground, object dan interpretant, menunjukkan penggambaran stereotip terorisme yang berkaitan dengan islam, bahwa pemahaman jihad di interpretasikan sebagai tindak kekerasan, adanya penggunaan tanda dan simbol agama islam, memunculkan stereotip bahwa jika ada individu atau kelompok yang sering menggunakan tanda dan simbol yang sama dengan tokoh di film adalah orang yang kerap kali melakukan tindak kekerasan yang identik dengan radikalisme dan terorisme, dilihat dari teori agenda setting, media massa menyebar dan membentuk propaganda bahwa islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan. Film ini mengandung pesan bahwa stereotip terorisme terkait agama tertentu itu salah. Penelitian ini berguna untuk bahan referensi kajian film dari segi makna di balik tanda mengenai stereotip terorisme.Kata kunci: Stereotip, Terorisme, Film.
Optimalisasi Bauran Pemasaran dan Konten Kreatif Wisata Selanjung Sungai Biuku Banjarmasin Lalita Hanief; Noviana Sari; Syarief Hidayat
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ilung.v2i2.5855

Abstract

Abstract  Biuku River or as we known Sungai Biuku was selected as 5 tourist villages in Banjarmasin out of 300 in Indonesia set by the Ministry of Tourism and Creative Economy (Kemenparekraf). The obstacles faced by Pokdarwis Senanjung in managing Biuku River tourism are the lack of promotion, floods that damaged facilities and the impact of the Covid-19 pandemic which had weakened tourism due to restrictions. The purpose of this community service activity is to optimize the economic potential of Selanjung Sungai Biuku Tourism through training in marketing communication mix and creative content. The community service method used is in the form of lectures, discussions, and tutorials. The Biuku River offers river tours, getting to know the biuku animal, getting to know traditional fishing tools, and enjoying the belaying plates typical of the Biuku River. The result of this activity is a cognitive change from Pokdarwis Senanjung regarding the 7P concept, public speaking that supports elements of people and creative content on social media. Members of Pokdarwis Senanjung can optimize the tourism potential of the Biuku River by applying the 7P concept. public speaking and active content in managing Instagram accounts to increase tourism promotion. Keywords: mix marketing, creative content, Sungai Biuku   Abstrak  Sungai Biuku terpilih sebagai 5 desa wisata di Banjarmasin dari 300 seIndonesia yang ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Kendala yang dihadapi Pokdarwis Senanjung dalam mengelola wisata Sungai Biuku yakni kurangnya promosi, bencana banjir yang merusak fasilitas dan juga dampak pandemi Covid-19 yang sempat melemahkan pariwisata karena adanya pembatasan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan mengoptimalkan potensi ekonomi yang dimiliki Wisata Selanjung Sungai Biuku melalui pelatihan bauran komunikasi pemasaran dan konten kreatif. Metode pengabdian pada masyarakat yang digunakan berupa ceramah, diskusi dan tutorial. Sungai Biuku menawarkan wisata susur sungai, mengenal hewan biuku, mengenal alat pancing tradisional, dan menikmati lempeng belaying khas Sungai Biuku. Hasil kegiatan ini yakni adanya perubahan kognitif dari Pokdarwis Senanjung mengenai konsep 7P, public speaking yang mendukung unsur people dan konten kreatif di media sosial. Anggota Pokdarwis Senanjung dapat mengoptimalkan potensi wisata Selanjung Sungai Biuku dengan menerapkan konsep 7P. public speaking dan konten keatif dalam mengelola akun instagram guna meningkatkan promosi wisata. Kata kunci: Bauran Pemasaran, Konten Kreatif, Sungai Biuku 
Kampanye Lingkungan Hidup Forum Komunitas Hijau dalam Pelestarian Alam di Kota Banjarmasin Lalita Hanief; Noviana Sari; Andika Sanjaya
KOMUNIDA : Media Komunikasi dan Dakwah Vol 9 No 1 (2019): Komunida: Media Komunikasi dan Dakwah
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.51 KB) | DOI: 10.35905/komunida.v9i1.1129

Abstract

Waste management and greening are noteworthy problems in Banjarmasin rivercity. The purpose of this study was to determine the implementation of “ForumKomunitas Hijau” (FKH) Environmental Campaign in Nature Conservation inBanjarmasin City. This research uses a descriptive qualitative approach. Data collectiontechniques using semi-structured interviews, documentation, library research, with dataanalysis techniques such as CAQDAS. The results showed that the FKH environmentalcampaign took the form of problem analysis, audience analysis, assigning media,selecting media, developing messages, producing media, implementing programs,monitoring, and evaluating. They use banners, shirts, and facebook groups, usingIndonesian and Banjar languages.
Peningkatan Keterampilan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Berbasis Susur Sungai di Wisata Kampung Hijau Banjarmasin Yuanita Setyastuti; Achmad Bayu Chandrabuwono; Lalita Hanief; Noviana Sari
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i4.10044

Abstract

Kampung Hijau berada di Kelurahan Sungai Bilu Kecamatan Banjarmasin Timur. Kampung Hijau meliputi 5 RT dengan jumlah sekitar 149 Kepala Keluarga yang menetap di wilayah ini. Awalnya kawasan ini merupakan pemukiman yang padat dan kurang tertata apik, namun berkat gagasan Pemerintah Kota Banjarmasin dan keterlibatan warga, kini Kampung Hijau menjadi salah satu destinasi wisata di Banjarmasin yang menarik untuk dikunjungi. Permasalahan yang dihadapi Kampung Hijau yakni kelotok wisata yang tidak mampir ke dermaga, sehingga wisatawan hanya menikmati wisata Kampung Hijau hanya dari sungai. Selain itu, pokdarwis Kampung Hijau juga mengalami kendala dalam promosi wisata melalui media sosial Instagram. Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kognitif anggota pokdarwis Kampung Hijau mengenai Komunikasi pemasaran pariwisata berbasis susur sungai. Metode kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini menggunakan komunikasi lisan untuk menyampaikan materi seputar komponen komunikasi pariwisata, komunikasi pemasaran pariwisata yang meliputi konsep 4P (Product, Place, Promotion dan Price). Media promosi pariwisata melalui word of mouth marketing dan media sosial dengan strategi storytelling dan positioning. Selain itu juga disampaikan materi Integrated Marketing Communication yang terdiri dari Public Relations, Periklanan, Personal Selling, Sales Promotion, Direct Marketing dan Internet Marketing. Kampung Hijau mempunyai potensi wisata yang dapat dioptimalkan dengan strategi word of mouth marketing dan melalui media sosial. Pokdarwis dan masyarakat dapat bersinergi dengan pemerintah untuk membuat konsep storytelling wisata Kampung Hijau.Kampung Hijau is in Sungai Bilu Village, East Banjarmasin District. Kampung Hijau includes 5 RTs with around 149 heads of families living in this area. Initially, this area was a dense and poorly organized settlement. However, with the ideas of the Banjarmasin City Government and the involvement of the residents, Kampung Hijau is now an interesting tourist destination in Banjarmasin to visit. The problem faced by Kampung Hijau is that “kelotok” that brought tourism down the river, don't stop by the pier, so tourists only enjoy Kampung Hijau tourism from the river. In addition, Pokdarwis at Kampung Hijau also experienced problems in promoting tourism through Instagram social media. This training aims to improve the cognitive abilities of Kampung Hijau’s Pokdarwis members regarding river-based tourism marketing communications. This Community Service activity method uses oral communication to convey material about the components of tourism marketing communication, including the 4P concept (Product, Place, Promotion, and Price). Tourism promotion media through word-of-mouth marketing and social media with storytelling and positioning strategies. In addition, Integrated Marketing Communication material was also presented, which consisted of Public Relations, Advertising, Personal Selling, Sales Promotion, Direct Marketing, and Internet Marketing. Kampung Hijau has tourism potential, which can be optimized with word-of-mouth marketing strategies and through social media. Pokdarwis and the community can work with the government to create a storytelling concept for Kampung Hijau tourism.