B. Yudi Dwiandiyanta
Pasca Sarjana Teknik Informatika Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perbandingan Watermarking Citra dengan Alihragam Wavelet dan Discrete Cosine Transform Dwiandiyanta, B. Yudi
Jurnal Buana Informatika Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Buana Informatika Volume 2 Nomor 2 Juli 2011
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.254 KB)

Abstract

Abstract. Comparison of Image Watermarking with the Wavelet Variety Packs and Discrete Cosine Transform. Watermarking is one method of copyright protection to combat the spread of the work of someone illegally. In this study, we compare watermarking algorithm in wavelet region and Discrete Cosine Transform (DCT). Color image is used as the host image, while the watermark image is used as a binary image of size 1 / 16 image of the host. Embedding process is based on Human Visual System (HVS), so hopefully gained an invisible watermark (invisible watermark). Embedding process performed by the additive algorithm. In both variety packs developed, the watermark is inserted in the high frequency components of the image. Wavelet used is the wavelet db4. DCT 4x4 blocks are used, which is expected to reduce the computational load. Tests showed that the two watermarking algorithms are generally resistant to granting noise, geometric image operations and image processing operations. Watermarking algorithm that was developed less defend against attacks-down pass filter and median filter, but has a very good performance against an attack-pass filter above. Keywords: image watermarking, wavelet, Discrete Cosine Transform (DCT), Human Visual System (HVS) Abstrak. Watermarking merupakan salah satu metode proteksi hak cipta untuk menanggulangi penyebaran karya seseorang secara ilegal. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan algoritma watermarking pada kawasan wavelet dan Discrete Cosine Transform (DCT). Citra warna digunakan sebagai citra host, sedangkan sebagai citra watermark digunakan citra biner berukuran 1/16 citra host. Proses embedding dilakukan berdasarkan Human Visual System (HVS), sehingga diharapkan diperoleh watermark yang tidak kelihatan (invisible watermark). Proses embedding dilakukan dengan algoritma aditif. Pada kedua alihragam yang dikembangkan, watermark disisipkan pada komponen frekuensi tinggi citra. Wavelet yang digunakan adalah wavelet db4. Sedangkan alihragam DCT yang digunakan adalah operasi blok 4x4, yang diharapkan dapat mengurangi beban komputasi. Pengujian menunjukkan bahwa kedua algoritma watermarking secara umum tahan terhadap pemberian derau, operasi geometris citra dan operasi-operasi pengolahan citra. Algoritma watermarking yang dikembangkan kurang bertahan terhadap serangan-serangan tapis lolos-bawah dan tapis median, namun mempunyai unjuk kerja yang sangat baik terhadap serangan tapis lolos-atas. Kata Kunci: watermarking citra, wavelet, Discrete Cosine Transform (DCT), Human Visual System (HVS)
Perbandingan Watermarking Citra dengan Alihragam Wavelet dan Discrete Cosine Transform Dwiandiyanta, B. Yudi
Jurnal Buana Informatika Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Buana Informatika Volume 2 Nomor 2 Juli 2011
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.254 KB) | DOI: 10.24002/jbi.v2i2.314

Abstract

Abstract. Comparison of Image Watermarking with the Wavelet Variety Packs and Discrete Cosine Transform. Watermarking is one method of copyright protection to combat the spread of the work of someone illegally. In this study, we compare watermarking algorithm in wavelet region and Discrete Cosine Transform (DCT). Color image is used as the host image, while the watermark image is used as a binary image of size 1 / 16 image of the host. Embedding process is based on Human Visual System (HVS), so hopefully gained an invisible watermark (invisible watermark). Embedding process performed by the additive algorithm. In both variety packs developed, the watermark is inserted in the high frequency components of the image. Wavelet used is the wavelet db4. DCT 4x4 blocks are used, which is expected to reduce the computational load. Tests showed that the two watermarking algorithms are generally resistant to granting noise, geometric image operations and image processing operations. Watermarking algorithm that was developed less defend against attacks-down pass filter and median filter, but has a very good performance against an attack-pass filter above. Keywords: image watermarking, wavelet, Discrete Cosine Transform (DCT), Human Visual System (HVS) Abstrak. Watermarking merupakan salah satu metode proteksi hak cipta untuk menanggulangi penyebaran karya seseorang secara ilegal. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan algoritma watermarking pada kawasan wavelet dan Discrete Cosine Transform (DCT). Citra warna digunakan sebagai citra host, sedangkan sebagai citra watermark digunakan citra biner berukuran 1/16 citra host. Proses embedding dilakukan berdasarkan Human Visual System (HVS), sehingga diharapkan diperoleh watermark yang tidak kelihatan (invisible watermark). Proses embedding dilakukan dengan algoritma aditif. Pada kedua alihragam yang dikembangkan, watermark disisipkan pada komponen frekuensi tinggi citra. Wavelet yang digunakan adalah wavelet db4. Sedangkan alihragam DCT yang digunakan adalah operasi blok 4x4, yang diharapkan dapat mengurangi beban komputasi. Pengujian menunjukkan bahwa kedua algoritma watermarking secara umum tahan terhadap pemberian derau, operasi geometris citra dan operasi-operasi pengolahan citra. Algoritma watermarking yang dikembangkan kurang bertahan terhadap serangan-serangan tapis lolos-bawah dan tapis median, namun mempunyai unjuk kerja yang sangat baik terhadap serangan tapis lolos-atas. Kata Kunci: watermarking citra, wavelet, Discrete Cosine Transform (DCT), Human Visual System (HVS)
Pembangunan Aplikasi Identifikasi Waktu Kawin Ternak Babi dengan Alihragam Wavelet dan Backpropagation Dwiandiyanta, B. Yudi; Pratama W Putra, Marcellinus; Ernawati, Ernawati; Maslim, Martinus
Jurnal Buana Informatika Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Buana Informatika Volume 10 Nomor 1 April 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.752 KB) | DOI: 10.24002/jbi.v10i1.1832

Abstract

Abstract.Pigs are one of the animals that are usually bred for pork production. In order to have the pork production which meet the high level of consumption, it is necessary to handle the mating time for the nursery process so that pigs can mate at the right time to avoid problems such as pregnancy failure. Determination of the right mating time in pigs can be decided by observing the shape and color of female pig vulva that is opened and slimy. The uniqueness of vulva in this breeding season can be analyzed and identified by using Haar Wavelet and Backpropagation neural networks. Wavelets are used to perform image feature retrieval, while Backpropagation artificial neural networks are used to create a base of knowledge to decide whether the pigs are at the right mating time. This application is a web application built by Visual Studio 2015 MVC5 framework with C # programming language. Users can use this application by using the Android application. The construction of this application aims to enable pig breeder to get the right time of mating to increase the pork production. This application will also be made for the smart phone version in order to make the detection process with this application more efficient.Keywords: Pattern Recognition, Haar Wavelet, Backpropagation, Pig Breeding.Abstrak. Babi merupakan hewan yang diternakkan untuk dimanfaatkan dagingnya. Agar produksi daging babi dapat memenuhi tingkat konsumsi yang tinggi, diperlukan penanganan waktu kawin agar babi dapat kawin pada waktu yang tepat sehingga menghindari permasalahan seperti kegagalan kebuntingan.Penentuan waktu kawin yang tepat pada babi terlihat pada bentuk dan warna vulva babi betina yang terlihat terbuka dan berlendir. Keunikan vulva ini dapat dianalisis dan dikenali polanya menggunakan alihragam Haar Wavelet dan jaringan syaraf tiruan Backpropagation. Wavelet digunakan untuk pengambilan ciri citra, jaringan syaraf tiruan Backpropagation digunakan untuk membuat basis pengetahuan untuk mengkategorikan karakter yang membuat babi dinyatakan berada dalam waktu kawin yang tepat. Aplikasi ini merupakan aplikasi web yang dibangun dengan bahasa pemrograman C#. Dibangunnya aplikasi ini bertujuan agar peternak babi dapat mendapatkan waktu yang tepat untuk mengawinkan ternaknya agar produksi babi dapat meningkat. Aplikasi ini juga dibuat pada ponsel pintar agar proses pendeteksian dengan aplikasi ini menjadi lebih efisien.Kata Kunci: Pengenalan Pola, Haar Wavelet, Backpropagation, Ternak Babi.
Rancang Bangun Aplikasi Pembelajaran Bahasa dan Kebudayaan Suku Dayak Berbasis Multimedia Salim, Michael Christianto; Dwiandiyanta, B. Yudi; Maslim, Martinus
Jurnal Buana Informatika Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Buana Informatika Volume 8 Nomor 1 Januari 2017
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jbi.v8i1.1075

Abstract

Abstract. Indonesia is a heterogeneous country with many different ethnic groups. Borneo Island has a famous native tribes that belong to Dayak. Among others are ma'anyan people, Dayak Ngaju, Dayak Kualan Sekayok, Dayak Ot Danum, etc. Dayaks have different languages and cultures. To make it easier to learn the languages and cultures of Dayak, it requires a lot of information. Information about the language and culture of Dayak is to increase the users’ knowledge to become more familiar with the languages and cultures of the Dayak tribes. The information of languages and cultures of Dayak is put in the form of multimedia-based learning applications. Language learning applications and multimedia-based Dayak culture are created by the existing multimedia elements such as text, images, sound, video, and animation. The test results show that 96.875% of users agree that the application is eligible to be used as a learning medium of Dayak Tribe.Keywords: Dayak Tribe, Language and culture, Multimedia Abstrak. Indonesia merupakan Negara Heterogen, yaitu negara yang memiliki banyak sekali perbedaan, terutama suku. Di Pulau Kalimantan memiliki suku asli yang terkenal, yaitu Suku Dayak. Diantaranya adalah Suku Dayak Maanyan, Suku Dayak Ngaju, Suku Dayak Kualan Sekayok, Suku Dayak Ot Danum, dll. Suku-Suku Dayak tersebut memiliki bahasa dan kebudayaan yang berbeda. Untuk mempermudah dalam mempelajari bahasa dan kebudayaan Suku Dayak, dibutuhkan informasi mengenai bahasa dan kebudayaan Suku Dayak. Informasi tentang bahasa dan kebudayaan Suku Dayak ini dapat menambah pengetahuan pengguna untuk semakin mengenal bahasa dan kebudayaan Suku Dayak tersebut. Informasi bahasa dan kebudayaan Suku Dayak dituangkan dalam bentuk aplikasi pembelajaran berbasis multimedia. Aplikasi pembelajaran bahasa dan kebudayaan Suku Dayak berbasis multimedia dibuat dengan elemen-elemen multimedia yang ada seperti teks, gambar, suara, video, dan animasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 96,875% pengguna setuju bahwa aplikasi ini layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran Suku Dayak.Kata Kunci: Suku Dayak, Bahasa dan Kebudayaan, Multimedia.
BATIK MOTIFS DETECTION USING PATTERN RECOGNITION METHOD Sidhi, Thomas Adi Purnomo; Dwiandiyanta, B. Yudi; Dewi, Findra Kartika Sari
Jurnal Buana Informatika Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Buana Informatika Volume 11 - Nomor 1 - April 2020
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.48 KB) | DOI: 10.24002/jbi.v11i1.3234

Abstract

Abstract. Batik motif is one of the factors that makes batik unique and attractive. There are various kinds of batik motif designs in various areas. Each of these design motifs implies symbols/illustrations that contain certain meanings.The design of the batik motif is used in different events according to the occasions. But unfortunately, not many people understand this, even though local wisdom on the design of batik motifs is one form of cultural heritage of the archipelago that must be preserved. Related to this, development of information technology and multimedia should be used as a solution. However, until now, there is no accurate and fast information system in detecting batik motifs. This study applies pattern recognition methods to find the most appropriate and accurate method for detecting and interpreting batik motifs. The method will be used to build a batik motif detection information system to help users get information quick and accurately.Keywords: pattern recognition, batik motifs, analysis and design of information systems.Abstrak. Motif batik merupakan salah satu faktor yang menjadikan batik unik dan menarik. Terdapat berbagai macam desain motif batik di berbagai area. Setiap desain motif tersebut mengisyaratkan simbol-simbol/ilustrasi yang mengandung makna tertentu. Tentu saja desain motif batik tersebut digunakan dalam acara yang berbeda-beda sesuai dengan keperluanya. Namun sayang, tidak banyak orang yang mengerti hal ini, padahal kearifan lokal pada desain motif batik tersebut merupakan salah satu bentuk warisan budaya nusantara yang wajib dilestarikan. Terkait hal tersebut, seharusnya perkembangan teknologi informatika dan multimedia dapat digunakan sebagai solusi. Namun demikian, sampai saat ini, belum ada system informasi yang akurat dan cepat dalam mendeteksi dan menginterpretasi motif batik. Penelitian ini menerapkan metode-metode pengenalan pola guna menemukan metode yang paling tepat dan akurat untuk mendeteksi dan menginterpretasi motif batik. Metode tersebut akan digunakan untuk membangun system informasi deteksi motif batik untuk membantu pengguna yang tidak mengenal motif batik mendapatkan informasi secara lebih cepat dan akurat.Kata Kunci: pattern recognition, batik motifs, analysis and design of information systems.
IMPLEMENTASI METODE LOGIKA FUZZY DALAM PEMBANGUNAN SISTEM OPTIMALISASI LAMPU LALU LINTAS Maslim, Martinus; Dwiandiyanta, B. Yudi; Viany Susilo, Nonety
Jurnal Buana Informatika Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Buana Informatika Volume 9 Nomor 1 April 2018
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.029 KB) | DOI: 10.24002/jbi.v9i1.1661

Abstract

Abstract. Traffic lights are the lights for controlling the flow of trafficwhichinstalled at crossroads. Traffic lights have an important role in regulating traffic especially crossroads. One way to overcome the traffic problem is to build a system of traffic optimization where each point of the intersection phase at the road signals automatically. This system implements fuzzymamdani logic method with MOM (Mean of Maximum)defuzzification for this method is very simple, easy to understand and objective. The traffic optimization system can generate the maximum green light seconds at each intersection according to the officer's input. The input required by the system is the length of the set queue, the width of the regulated path, the length of the queue on the next path, and the width of the path on the regulated path. The output of this system is proven to help optimize the number of green light seconds according to crossroads conditions.Keywords: FuzzyLogic, Mamdani, Mean of Maximum, Traffic light.Abstrak. Lampu lalu lintas merupakan lampu untuk mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan. Lampu lalu lintas memiliki peran penting dalam mengatur lalu lintas khususnya persimpangan jalan. Terdapat salah satu cara untuk mengatasi permasalahan kemacetanyaitu dengan membangun sebuah sistem optimalisasi lalu lintas dimana secara otomatis di setiap titik fase persimpangan jalan bersinyal. Sistem ini dibuat menggunakan metode logika fuzzy. Dalam sistem ini menggunakan metode logika fuzzymamdani dengan defuzzifikasi MOM (Mean of Maximum) karena metode ini sangat sederhana, mudah dimengerti dan obyektif. Sistem optimalisasi lampu lalu lintas dapat menghasilkan detik maksimal lampu hijau pada setiap persimpangan sesuai dengan masukan petugas. Masukan yang dibutuhkan oleh sistem adalah panjang antrian yang diatur, lebar jalan yang diatur, panjang antrian pada jalur selanjutnya, dan lebar jalan pada jalur yang diatur.Hasil keluaran dari sistem ini terbukti dapat membantu mengoptimalisasi jumlah detik lampu hijau sesuai dengan kondisi persimpangan jalan.Kata Kunci: Logika Fuzzy, Mamdani, Mean of Maximum, Lampu lalu lintas.