Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

THE DIFFERENCE QUALITY OF LIFE LEVEL IN ELDERLY WOMEN AT THE COMMUNITY AND THE AGING INSTITUTION Setyoadi Setyoadi; Noerhamdani Noerhamdani; Fela Ermawati
Jurnal Keperawatan Vol. 2 No. 2 (2011): Juli
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jk.v2i2.621

Abstract

The progress of science and technology and improvement of socio-economic impact on improving community health status and life expectancy, so the number of elderly population is also increasing. The number and life expectancy in elderly women is higher, it has a lower quality of life than elderly men. Efforts to improve the quality of life of elderly in Indonesia through community service and nursing. Both these services have different settings and facilities that affect the quality of life ofelderly. The aim is to know the difference in quality of life in elderly women in the community and in nursing, in terms of physical health, psychological, social relationships, and environment. Comparative research design with descriptive analytic cross sectional approach. The sample of 44 respondents to the research community and the 36 respondents to the nursing group are taken by wayof purposive sampling. Mann whitney test results, with α = 0,05 concluded there was no difference in the level of quality of life in elderly women in the community and nursing (p = 0,477). Based on the results of research can be encouraged to continue improving the environmental aspects of women's increased productivity, access to health services and information in elderly women, particularly in elderly women in nursing.
THE RELATIONSHIP OF PERSONALITY TYPE AND DEPRESSION IN ELDERLY Setyoadi Setyoadi; A. Chusnul Chuluq Ar.; Kristien Teguhwahyuni
Jurnal Keperawatan Vol. 3 No. 1 (2012): Januari
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jk.v3i1.1052

Abstract

Psychological health problems would arise if the elderly can not adapt properly to the changes following aging process, which is can be performed as depression. The adaptation ability of the elderly is affected by their personality type. The personality type would determine the elderly’s vulnerability to the depression. This study aimed to investigate the relationship of personality type and depression in elderly. The design was observational analytic study with cross sectional approach design. Subjects were 74 elderly, taken by total sampling technique. The result of prevalence ratio (PR) calculation showed that: 1) constructive personality type was not the risk factor of depression (PR = 0,17); 2) independent personality type was the risk factor of depression (PR = 5,13); 3) self-hate personality type was the risk factor of depression (PR = 6,25). Based on the result it is suggested to the aging institution to encourage the elderly’s participation in every activities programmed and to improve it’s variation so that it can provided the eldery wider chance of social interaction, supported them to stay active and productive, and improved their self confident.
Penanganan Kesehatan pada Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi Setyo Martono; Retty Ratnawati; Setyoadi Setyoadi
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 2 No. 3 (2014): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.855 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v2i3.199

Abstract

Latar belakang : Bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 di wilayah Jawa Tengah mengakibatkan jatuhnya banyak korban bencana yang mengalami dampak fisik dan dampak psikologis. Perawat tim kesehatan bencana melakukan tindakan awal pada upaya triage dan evakuasi korban bencana. Upaya triage dan evakuasi bertujuan untuk menyelamatkan korban bencana sebanyak-banyaknya, mencegah kematian dan kecacatan. Perawat tim kesehatan bencana melakukan proses triage dengan metote berbeda dari proses triage yang dilakukan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam penanganan korban bencana pada tanggap darurat erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi interpretatif. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak enam orang perawat yang bertugas di RSUP Dr. Kariadi dan RS Roemani Semarang. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur. Data ditranskrip dan dianalisis menggunakan langkah-langkah dari Colaizzi. Hasil : Penelitian ini menghasilkan enam tema yaitu senang menolong orang lain, kesiapan perawat dalam menghadapi bencana, komunikasi perawat dalam bencana, prioritas penanganan korban bencana, upaya perawatan korban bencana, dan bersyukur pada Alloh SWT. Simpulan : Perawat kesehatan bencana melakukan tindakan awal penanganan korban pada upaya triage dan evakuasi dengan cara yang berbeda dibandingkan cara yang dilakukan di rumah sakit. Perawat melakukan upaya triage dan evakuasi secara simultan dengan memprioritaskan penanganan pada kelompok rentan. Kelompok rentan harus di prioritaskan karena mereka rentan terhadap kematian, penyakit, dan mempunyai ketergantungan yang tinggi pada bantuan orang lain serta pemenuhan kebutuhan korban sendiri. Penanganan awal perawat pada upaya triage dan evakuasi pada kelompok rentan akan dapat menyelamatkan korban bencana yang banyak.
RETRACTED: Analysis of the Associated Factors of Boarding Time in Yellow Zone Patients in Emergency Department Ahsan Ahsan; Fitrio Deviantony; Setyoadi Setyoadi
Jurnal Ners Vol. 12 No. 2 (2017): October 2017
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.178 KB) | DOI: 10.20473/jn.v12i2.6521

Abstract

Introduction: Patient’s visits to the emergency room increase in number every year. The increasing number of hospital visits is directly associated with the increasing number of patients who wait in the emergency department. The yellow zone is a part of the emergency room that has become a place for the most increased patients to enter. This situation causes boarding time patient longer than usual. The aim of this research was to analyse the various factors that have been associated with boarding time in the yellow zone emergency department.Methods: This research was an analytic observational study with a cross-sectional approach. The number of samples was 78 respondents who were recruited with a non-probability sampling technique. The univariate and bivariate analysis was utilized to test the relationship between the variables. A further statistical test was conducted with linear regression to understand the most dominant factor.Results: The results showed a significant relationship between transfer time, laboratory turnaround time, diagnostic time, time arrival, insurance coverage, ratio nurse and patient and boarding time. Furthermore, multivariate analysis with linear regression showed a significant association between transfer time, laboratory turns around, and the ratio of nurses to patients with the boarding time.Conclusion: The findings from this study show that patient boarding time in the yellow zone should consider several factors. This research provides the output of the initial data as one of the basic considerations for service management and team minimum service standards in hospitals.
PENGALAMAN PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT (UGD) PUSKESMAS DALAM MERAWAT KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS Bintari Ratih Kusumaningrum; Indah Winarni; Setyoadi Setyoadi; Kumboyono Kumboyono; Retty Ratnawati
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 1 No. 2 (2013)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.621 KB)

Abstract

Pengembangan pelayanan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan akan memberikan pengalaman dan perasaan yang berbeda pada setiap perawat di Puskesmas yang mengalami perubahan tersebut. Pengembangan Puskesmas tersebut ditunjukkan dengan adanya pelayanan Unit Gawat Darurat 24 jam yang dapat menangani pasien gawat darurat dan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengeksplorasi pengalaman perawat UGD Puskesmas dalam merawat korban kecelakaan lalu lintas. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak enam orang perawat Puskesmas Beji Kota Batu. Hasil analisis dengan metode deskriptif terhadap hasil wawancara menghasilkan suatu makna yaitu merasakan ketidakberdayaan pada saat merawat korban kecelakaan lalu lintas di UGD Puskesmas, dan merasakan respon emosional pada proses berubah. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah bahwa sistem pelayanan puskesmas telah berubah menjadi lebih kompleks tetapi perubahan itu tidak diikuti dengan perubahan dari sumber daya yang membangun sistem tersebut. Kepala Puskesmas sebaiknya lebih memperhatikan pegawainya sebagai pembangun sistem agar dapat lebih optimal dalam penanganan pasien. Kata kunci : Unit Gawat Darurat Puskesmas, kecelakaan lalu lintas, pengalaman perawat, fenomenologi
PENGALAMAN PERAWAT SEBAGAI KOORDINATOR PELAKSANA UNIT GAWAT DARURAT PUSKESMAS DI KABUPATEN TRENGGALEK Edi Yuswantoro; Retty Ratnawati; Setyoadi Setyoadi
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.9 KB)

Abstract

Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) di Puskesmas merupakan jenis pelayanan pengembangan bagian integral dengan pelayanan rawat inap.Pengembangan pelayanan tersebut memerlukan pengelolaan manajemen untuk mencapai mutu pelayanan keperawatan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat koordinator pelaksana pelayanan keperawatan UGD di  puskesmas Kabupaten Trenggalek. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretatif. Wawancara mendalam menggunakan pertanyaan semistruktur yang melibatkan 7 partisipan yang berperan sebagai koordinator pelaksana Unit Gawat  Darurat Puskesmas. Penelitian ini menghasilkan delapan tema yaitu, koordinator pelaksana UGD puskesmas mempunyai peran dan tugas banyak, menerima atau pasrah menjalankan banyak peran, pelaksanaan peran perencanaan dengan membuat usulan, pelaksanaan peran dalam pengorganisasian belum optimal, peran pengarahan kepada staf belum optimal, pelaksanaan peran monitoring dan evaluasi belum optimal, hambatan pelaksanaan pelayanan UGD puskesmas, harapan koordinator pelaksana UGD puskesmas dalam pengelolaan. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah banyaknya peran yang diterima tenaga kesehatan menyebabkan pelaksanaan menjalankan peran dan fungsinya menjadi tidak optimal. Kata Kunci : Unit Gawat Darurat Puskesmas, Koordinator Pelaksana, Pengalaman Perawat, Fenomenologi
PENGALAMAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN PENILAIAN CEPAT KESEHATAN KEJADIAN BENCANA PADA TANGGAP DARURAT BENCANA ERUPSI GUNUNG KELUD TAHUN 2014 DI KABUPATEN MALANG (STUDI FENOMENOLOGI) Yati Nur Azizah; Retty Ratnawati; Setyoadi Setyoadi
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.282 KB)

Abstract

Rapid Health Assessment (RHA) sangat diperlukan dalam kondisi bencana,  dimana bencana merupakan kejadian yang sering terjadi akibat pengaruh alam yang dapat menimpa kehidupan manusia dan mengancam lingkungan. RHA sangat dibutuhkan untuk mengumpulkan data, memberikan informasi yang obyektif sehingga mampu memecahkan masalah selama tanggap darurat bencana sampai dengan pemulihan pasca bencana. Tujuan umum penelitian ini adalah mengidentifikasi makna pengalaman perawat dalam melakukan Rapid Health Assessment / RHA pada tanggap darurat bencana erupsi Gunung Kelud tahun 2014 di Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif.  Partisipan yang ikut serta dalam penelitian ini sebanyak lima orang perawat yang terdiri dari tiga orang perawat yang bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dan dua orang perawat yang bekerja di Puskesmas Ngantang. Hasil analisis didapatkan delapan tema yang didapatkan dari delapan tujuan khusus penelitian.  Tema yang di dapat antara lain : perawat tidak siap dalam pengisian RHA, perawat merasakan kurangnya kerjasama tim, perawat merasa kurang memahami dalam pengisian format, perawat mengalami permasalahan dalam pengumpulan data, perawat mengalami kendala dalam koordinasi rujukan antar wilayah,  perawat mengalami hambatan dalam melakukan penilaian dan perawat merasakan adanya konflik tugas dalam pengisian RHA, serta harapan perawat untuk optimalisasi RHA. Perencanaan yang jelas dalam manajemen bencana akan meningkatkan pelayanan kesehatan dan koordinasi antar wilayah. Kesiapan lain yang harus dimiliki oleh perawat adalah peningkatan kompetensi baik melalui pelatihan-pelatihan seperti managemen bencana, adanya petunjuk teknis, sarana dan prasarana serta pengalaman perawat itu sendiri dalam menangani masalah bencana.Kurang optimalnya perawat dalam proses penilaian cepat kesehatan dalam bencana baik dilihat dari segi persiapan perawat, kerjasama tim maupun pada saat pengumpulan data serta kurangnya koordinasi baik lintas program, lintas sektor maupun antar wilayah maka perawat memiliki harapan untuk peningkatan dalam optimalisasi RHA dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan peningkatan kompetensi perawat Kata Kunci : penilaian cepat kesehatan kejadian bencana, tanggap darurat bencana, pengalaman perawat, fenomenologi
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP HARGA DIRI RENDAH DAN BEBAN KELUARGA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL Rany Agustin Wulandari; Setyawati Soeharto; Setyoadi Setyoadi
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.903 KB)

Abstract

Perawatan anak retardasi mental membutuhkan biaya dan waktu yang cukup besar. Kondisi tersebut menimbulkan beban dan harga diri rendah pada keluarga. Beban dan harga diri rendah apabila tidak diatasi akan berdampak pada kualitas hidup dan kemampuan keluarga dalam merawat anak retardasi mental. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh terapi psikoedukasi keluarga terhadap beban dan harga diri rendah keluarga dengan anak retardasi mental. Desain penelitian ini adalah peneitian Quasy Experiment pre-post test with control group design. Sampel yang diambil adalah keluarga dengan anak retardasi mental di SDLB Negeri Badean Kabupaten Bondowoso secara purposive sampling yang berjumlah 13 responden pada kelompok kontrol dan intervensi. Alat ukur yang digunakan berupa instrumen beban dan harga diri rendah. Peneliti memberikan intervensi pada kelompok kontrol berupa penyuluhan kesehatan sebanyak 1 kali, sedangkan pada kelompok intervensi berupa terapi psikoedukasi keluarga yang dilakukan sebanyak 5 sesi. Hasil analisa data dengan menggunakan uji T-Test didapatkan perbedaan nilai beban dan nilai harga diri rendah antara sebelum dan sesudah terapi psikoedukasi keluarga pada kelompok intervensi (nilai p-value = 0,000). Pada kelompok kontrol terdapat perbedaan nilai beban antara sebelum dan sesudah terapi psikoedukasi (nilai p-value= 0,001), tetapi tidak terdapat perbedaan nilai harga diri rendah antara sebelum dan sesudah terapi psikoedukasi keluarga (p-value = 0,104). Hasil akhir penelitian di dapatkan perbedaaan yang signifikan antara nilai beban dan harga diri rendah keluarga baik pada kelompok kontrol dan intervensi setelah diberikan terapi psikoedukasi keluarga (p-value = 0,000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh terapi psikoedukasi keluarga terhadap penurunan beban dan peningkatan harga diri pada keluarga dengan anak retardasi mental.Kata Kunci : Beban, harga diri rendah, dan terapi psikoedukasi keluarga
Hubungan Sleep Hygiene Terhadap Tingkat Insomnia pada Lanjut Usia Setyoadi Setyoadi; Ni Putu Ika Purnamawati; Efris Kartika Sari
Jurnal Keperawatan Malang Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan Malang (JKM)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STIKes Panti Waluya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36916/jkm.v8i1.197

Abstract

Latar belakang: Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering dialami oleh lanjut usia. Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah kebiasaan sebelum tidur (sleep hygiene). Terdapat 6 komponen yang dinilai dalam kebiasaan sebelum tidur yaitu: pola tidur, penggunaan tempat tidur, tingkat aktivitas, kondisi lingkungan, kondisi psikologi dan diet (konsumsi kopi). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan sebelum tidur dengan derajat insomnia pada lanjut usia di Posyandu Lansia Kelurahan Tulusrejo Wilayah Kerja Puskesmas Kendalsari Kota Malang. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah observasional melalui pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 36 lansia lansia yang mengalami insomnia dan dipilih dengan metode purposive sampling. Teknik analisa data menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil: Hasil uji statistik didapatkan p value 0.000 dan koefisien korelasi (r) = 0.773 yang artinya terdapa hubungan antara kebiasaan sebelum tidur sengan derajat insomnia pada lansia, dengan arah korelasi posotif (+) yang artinya semakin buruk kebiasaan sebelum tidur maka semakin tinggi derajat insomnianya. Kesimpulan: kebiasaan sebelum tidur memiliki peran penting untuk meningkatkan kualitas tidur lanjut usia. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini yaitu kader posyandu dapat memberikan edukasi kepada lansia mengenai kebiasaan sebelum tidur yang baik pada lansia yang mengalami insomnia.