P. Dwijananti
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang Semarang, Indonesia

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERPIMPIN UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SD Sochibin, A.; Dwijananti, P.; Marwoto, P.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 5, No 2 (2009)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap pokok bahasan air dansifatnya, selain itu juga untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan keterampilan bepikir kritis siswa kelas IV semestergasal SDN Sekaran 01 Gunungpati Semarang tahun ajaran 2008/2009. Metode dokumentasi, metode tes, dan metode observasidigunakan untuk mengumpulkan data. Data hasil pemahaman konsep diperoleh dengan mengadakan tes setelah selesaipembelajaran baik siklus I maupun siklus II, sedangkan untuk data keterampilan berpikir kritis diadakan observasi pada saatpembelajaran berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Inquiry terpimpin dapat meningkatkanpemahaman konsep siswa dan menumbuhkembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SD pokok bahasan air dansifatnya. This class action research is aimed to know the comprehensive improvement of concept of students on water and its nature topicand to know the growth and development of critical thinking skill of class IV students odd semester of Sekaran 01 ElementarySchool Gunungpati Semarang academic year 2008/2009. Documentation, test, and observation used to collect data.Documentation, test, and observation methods were acquired by using tests after learning is finished either first methods or secondcycle, while critical thinking skill data an observation was done during the learning process. The results of the study showed thatguided inquiry learning model can enhance students understanding of concept and develop critical thinking skills of students of IVclass elementary school on water and its nature.Keywords: critical thinking; guided inquiry; learning method
MODIFIKASI KAMERA OBSCURA SEBAGAI DETEKTOR RADIASI PENGION UNTUK ALAT PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Dwijananti, P.; Yulianti, D.; Mashudi, A.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 5, No 2 (2009)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Detektor yang dibuat pada penelitian ini berupa kamera kotak hitam. Detektor ini terbuat dari lempeng aluminium tebal 2 mm,berdimensi kotak ukuran (20x15x30) cm, memiliki komponen : panel detektor, kertas film/fotografi, dan sumber radiasi. Interaksiradiasi pengion dengan kertas film menghasilkan jejak bayangan penghitaman pada kertas film setelah dicuci. Tingkatpenghitaman hasil pemotretan menunjukkan pelemahan intesitas radiasi, absorbsi dengan bahan menghasilkan bayangantembus tidaknya pada kertas film. Dengan variasi waktu eksposure, bahan absorber dan pengaturan jarak, detektor ini dapatdigunakan uji kualitatif suatu sumber radiasi pengion. Kamera ini dapat digunakan sebagai alat pembelajaran pada materi inti danradioaktivitas di SMA. Detector made in this study is a black box camera made of aluminum. This detector is made of aluminum plate 2-mm thick, a box of(20x15x30) cm, with the following components: the detector panels, paper, film / photography, and sources of ionizing radiation withradiation. Interaction between ionizing radiation and film paper produces a shadow on the paper trail showing blackened after beingwashed. The blackening of radiation attenuation, absorption with at least translucent material produces a shadow on the paper film,with variation of exposure time, the absorbent material and distance, the detector can be using ionizing radiation submer qualitativetests. Camera conclusively prove can be used as a learning tool in the core content and radioactivity in high school.Keywords: detector, ionizing radiation, learning tool.
PENENTUAN KADAR RADIONUKLIDA PADA LIMBAH CAIR PABRIK GALVANIS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON THERMAL REAKTOR KARTINI Dwijananti, P.; Widarto, -; Darmawati, Y.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kadar unsur-unsur pada limbah cair pabrik galvanis perlu diketahui, hal ini penting dilakukan sebelum limbah cair pabrik galvanisdibuang ke lingkungan. MetodeAnalisis Aktivasi Neutron (AAN) digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatifdapat mengetahui unsur yang terkandung, sedangkan analisis kuantitatif untuk mengetahui kadar unsurnya. Sampel limbah cairdiaktivasi menggunakan sumber neutron dari Reaktor Kartini, kemudian dicacah menggunakan spektrometri- , setelah itudianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil analisis kualitatif teridentifikasi 7 unsur pada limbah cair pabrik galvanis. Unsurtersebut adalah Mangan (Mn), Zirkon (Zr), Chlorine (Cl), Seng(Zn), Bromine (Br), Natrium (Na), dan Besi (Fe). Analisis kuantitatifmenunjukkan kadar unsur tersebut yaitu : Mn (1,89 - 1,92).10-9gram/l, Zr (5,65 - 5,66).10-4gram/l, Cl (4,39 - 4,50).10-8 gram/l, Zn(6,47 - 6,65).10-5 gram/l, Br (1,32 -1,35).10-3gram/l, Na (4,18 - 4,19).10-4 gram/l, dan Fe (5,65.10-5 ) gram/l. Berdasarkanperhitungan dan setelah dibandingkan dengan baku mutu limbah dan baku mutu air, maka limbah cair pabrik galvanis dalam batasaman. The content of elements in liquid waste of galvanise factory are recommeded to be determined first before the waste is expelled intoenvironment. The Neutron Activation Analysis was used to have qualitative and quantitative analysis. The qualitative method wasused to identify the element contained,while the quantitative one was used to measure the decay rate of the element.Tified, thosewere Mangan (Mn), Zirkon (Zr), Chlorine (Cl), Zink (Zn), Bromine (Br), Sodium (Na) and Ferrum (Fe). The quantitative analysisshows the content of each elements as follows. Mn (1.89 – 1.92) x 10-9 g/l; Zr (5.65 – 5.66) x 10-4 g/l; Cl (4.39 – 4.50) x 10-8 g/l; Zn(6.47 – 6.65) x 10-5 g/l, Br (1.32 – 1.35) x 10-3 g/l; Na (4.18 – 4.19) x 10-4 g/l, and Fe (5.65 x 10-5 g/l). Based on the calculation andafter comparing it to the waste and water standard quality, it can be concluded that the liquid waste of galvanise factory is on the safelimit.ABSTRAKABSTRACTghe sample ofliquid was activated by using neutron source at Kartini Reactor. It was then counted by using !-spectrometer and analysedquantitatively and qualitatively. From analysis, seven elements contained in liquid waste of galvanise factory were identKeywords: Element rate; factory liquid waste; neutron activation analysis method
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATA KULIAH FISIKA LINGKUNGAN Dwijananti, P.; Yulianti, D.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 6, No 2 (2010)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa pada matakuliah Fisika Lingkunganagar dapat berpartisipasi dalam pemecahan masalah pencemaran lingkungan yang selama ini menjadi topik yang menarik untukdapat dicari pemecahannya. Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Intruction ( PBI) Mahasiswa diberikesempatan melakukan penyelidikan di dalam dan di luar kelas, data diperoleh dari Lembar Kerja Mahasiswa (LKM),lembarpengamatan afektif dan psikomotorik dan tes Mahasiswa aktif mempresentasikan dan melakukan diskusi untuk memecahakanmasalah, serta menarik kesimpulan melalui proses berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kritismahasiswa yang dapat dikembangkan pada model pembelajaran ini adalah: mengklasifikasi, mengasumsi, memprediksi,menghipotesis, mengevaluasi, menganalisis, dan membuat kesimpulan. Dengan nilai rata-rata tiap siklus I, siklus II dan siklus III,berturut-turut: 63,10; 76,32; dan 79,80. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis seiring dengan meningkatnya jumlahsiswa yang termasuk kategori sangat kritis dan kritis dalam hierarki kategori kemampuan berpikir kritis. This classroom action research is aimed to develop the students critical thinking ability in Physics Environment class in order toparticipate in “problems solving of environment pollutions” which lately has become a demand. The learning model of the researchis Problem Based Instruction (PBI). The students were assigned for indoor and outdoor investigation followed by classroomdiscussion. The data about students activities were collected from students worksheets, affective and psychomotor observations,as well as cognitive tests. According to observation results, students were actively involved in classroom discussion to solve theproblems presented by each group; they can conclude the solutions through critical thinking process. The result of the researchshows that the students critical thinking abilities which can be developed from PBI method are capabilities in classifying, assuming,predicting, making hypotheses, evaluating, and concluding. The average of critical thinking cognitive evaluation results are 63.10,76.32, and 79.80 for cycle I, II, and III respectively. The increase of average score in critical thinking is in line with the increase ofstudents categorized as very critical and critical in the hierarchy of critical thinking ability.Keywords: critical thingking; environment; problem based instruction
PENGARUH RADIASI SINAR X TERHADAP MOTILITAS SPERMA PADA TIKUS MENCIT (Mus muculus) Fauziyah, A.; Dwijananti, P.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sinar X merupakan radiasi pengion yang pada penggunaannya dapat menyebabkan kemandulan (infertilitas). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh radiasi sinar X terhadap motilitas sperma. Sebagai objek penelitian digunakan mencit yang dibagi menjadi enam kelompok, yaitu kelompok K (kontrol), A ,B , C, D dan E serta dosis radiasi masing-masing kelompok adalah 0;100;125;150;175;200 mGy dengan mengunakan mesin sinar X. Setelah ± 30 hari, dilakukan pengambilan sperma pada mencit dan kemudian dilakukan pengamatan meliputi jumlah konsentrasi sperma dan daya gerak sperma (motilitas) dengan menggunakan mikroskop cahaya. Hasil pengamatan, menunjukkan bahwa pemberian dosis radiasi sinar X memberikan pengaruh terhadap jumlah konsentrasi dan motilitas sperma. Semakin besar dosis radiasi yang diberikan maka konsentrasi sperma dan motilitas motile motilitasnya semakin menurun serta semakin bertambah motilitas immotile. Hal ini membuktikan bahwa pemberian radiasi sinar X terhadap mencit dapat menyebabkan infertilitas. X-rayconsists ofionizingradiationtypeswhichcancause infertility. This studyaims to determinethe effect ofX-ray radiationonspermmotility. Mice were usedasobjectsof researchthatwere dividedinto 6groups: A,B, C, DandE with dose for each group was 0;100;125;150;175;200 mGy. After± 30days, sperm retrievalwas performedin mice andthenthe observationswas performedincluding theamount ofsperm concentration andspermmotility(the mobility) using a lightmicroscope. From the observation, it was known thatX-ray radiationdoseinfluences the amount ofspermconcentration andmotility. The larger thedose ofradiation givento the concentration ofmotilesperm and the motility of motile,the smaller the motilityandthe larger the motility of immotile. This proves that the use of theX-rayradiation to themicecan causeinfertile.
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures untuk Meningkatkan Curiosty dan Pemahaman Konsep Siswa Ismawati, F.; Nugroho, S. E.; Dwijananti, P.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 10, No 1 (2014): January 2014
Publisher : Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpfi.v10i1.3047

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) serta meningkatkan pemahaman konsep dan curiosity siswa pada pelajaran fisika. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, menggunakan metode eksperimen, pretest-posttest control group design. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan curiosity digunakan tes, angket, dan observasi. Uji gain untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan peningkatan curiosity, uji-t satu pihak (pihak kiri) untuk menguji keefektifan model pembelajaran CUPs. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pemahaman konsep pada kelas eksperimen diperoleh sebesar 0,67 dan kelas kontrol sebesar 0,58. Peningkatan curiosity pada kelas eksperimen diperoleh sebesar 0,21 dan kelas kontrol sebesar 0,20, dan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CUPs terbukti lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan curiosity siswa pada pelajaran fisika. The purposes of this research were to determine effectiveness of Conceptual Understanding Procedures (CUPs) in enhancing students’ conceptual understanding and curiosity in physics. This research used experimental method by conducting pretest-posttest control group design. The data were obtained by using paper and pencil test, questionnaires, and observations to determine students’ improvement in understanding the concept and curiosity. Therefore, the data were analyzed by using gain test and t-test. The obtained gain of conceptual understanding in experiment group was 0.68 and control group was 0.58. Meanwhile, the obtained gain of curiosity in experiment group was 0.21 and control group was 0.20. The result of hypothesis testing about students’ improvement of conceptual understanding and curiosity showed that Ho was accepted and Ha was rejected. Based on data analysis, it can be inferred that the CUPs is more effective in improving students understanding of concepts and curiosity in physics.
PENENTUAN AKTIVITAS UNSUR RADIOAKTIF THORIUM YANG TERKANDUNG DALAM PROTOTIPE SUMBER RADIASI KAOS LAMPU PETROMAKS Nugraheni, A.; Dwijananti, P.; -, Sayono
Jurnal MIPA Vol 35, No 1 (2012): April 2012
Publisher : Jurnal MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis unsur radioaktif thorium yang terkandung dalam prototipe kaos lampu petromaks, mengetahui aktivitas jenis dan umur paruh unsur radioaktif thorium tersebut. Analisis data menggunakan metode spektrometri gamma dengan detektor Ge(Li). Data pencacahan berupa spektrum energi gamma, yang memberikan informasi energi gamma dan cacahnya. Jenis unsur radioaktif dan umur paruhnya diketahui dengan mencocokkan energi gamma pada tabel isotop. Sedangkan aktivitas jenisnya ditentukan dengan menganalisis spektrum energi gamma. Berdasarkan hasil penelitian, prototipe kaos lampu petromaks mengandung unsur radioaktif 212Pb (thorium B), 224Ra (thorium X), 228Ac (Mesothorium II), 208Tl (thorium C’’), 212Bi (thorium C) dan 40K (kalium-40). Aktivitas jenis unsur 212Pb (Eγ = 238,90 keV) dalam satuan Bq/gram pada prototipe berturut-turut A (2,301 ± 0,001)102, B (1,351 ± 0,007)103, C (1,068 ± 0,003)103, D (6,343 ± 0,005)102, dan E (6,637 ± 0,009)102. Sedangkan aktivitas jenis unsur 40K (Eγ = 1460,91 keV) dalam satuan Bq/gram pada prototipe berturut-turut A (1,29 ± 0,01)101, B (1,818 ± 0,007)102, C (1,362 ± 0,003)102, D (7,85 ± 0,02)101 dan E (7,93±  0,01)101, Hal ini  terbukti  dengan teridentifikasinya unsur-unsur radioaktif anak luruh deret thorium. Aktivitas prototipe sumber radiasi kaos lampu petromaks sebagian besar berasal dari sumbangan aktivitas unsur radioaktif 212Pb (Eγ = 238,90 keV). Aktivitas prototipe sumber radiasi kaos lampu petromaks yang terbesar terdapat pada prototipe B. The purpose of this research is to determine type of radioactive element thorium contained in petromax light mantle prototype and find out the specific activity and half life of radioactive element thorium. The data was analyzed by using gamma spectrometry method with Ge(Li) detector. The data enumeration is the spectrum of gamma energy which gives information of gamma energy and its enumeration. Radioactive element type and its half life were recognized by matching the gamma energy in the isotope table. While its specific activity was defined by analyzing the gamma energy spectrum. So, it can be concluded that the petromax light mantle contained radioactive element 212Pb (thorium B), 224Ra (thorium X), 228Ac (Mesothorium II), 208Tl (thorium C’’), 212Bi (thorium C) dan 40K (kalium-40). The activity element of  212Pb (Eγ = 238,90 keV) in the quantity Bq/gram has prototype A (2,301 ± 0,001)102, B (1,351 ± 0,007)103, C (1,068 ± 0,003)103, D (6,343 ± 0,005)102, dan E (6,637 ± 0,009)102. While the activity element of  40K (Eγ = 1460,91 keV) in the quantity Bq/gram has prototype A (1,29 ± 0,01)101, B (1,818 ± 0,007)102, C (1,362 ± 0,003)102, D (7,85 ± 0,02)101 and E (7,93±  0,01)101, it was proved by identification of radioactive elements thorium subseries. The activity of radiation source of petromax light mantle prototype mostly came from the radioactive element activity of 212Pb (Eγ = 238,90 kev), and the biggest activity came from prototype B.
INDEPENDENT LEARNING STRATEGY OF NATURAL SCIENCE WITH “ONE DAY ONE DIARY FOR SCIENCE” PROGRAM Herlianti, P. S.; Linuwih, S.; Dwijananti, P.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 11, No 2 (2015): July 2015
Publisher : Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpfi.v11i2.4255

Abstract

Learning behavior and metacognitive skill of students affect cognitive value and level of understanding of each student. The application of the "One Day One Diary for Science" program is needed in learning to train students metacognitive skills and independence in learning science. This study was performed to find out the learning behavior, the development of metacognitive skills, and both relation. The study was conducted by observation, interview, and documentation on 33 junior high school students. The result of the study was analyzed the domain, taxonomy, components, and culture growth, so the data of learning behavior and metacognitive skill of students based on the score level can be obtained. Based on data analysis, learning behavior and metacognitive skill on a higher grade is higher than the other classes. There is a strong correlation between learning behavior and metacognitive skills.Perilaku belajar dan kemampuan metakognitif  siswa mempengaruhi nilai kognitif dan tingkat pemahaman setiap siswa. Penerapan program  “ One Day One Diary for Science”  diperlukan dalam pembelajaran sains untuk melatih kemampuan metakognitif dan kemandirian siswa dalam belajar IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku belajar, perkembangan kemampuan metakognitif, dan hubungan keduanya. Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data melalui  pengamatan, wawancara, dan dokumentasi serta triangulasi data dengan cara memperpanjang lama pengamatan pada 33 siswa Sekolah Menengah Pertama. Hasil penelitian dianalisis dengan analisis domain, taksonomi, komponensial, dan temuan budaya, sehingga diperoleh data perilaku belajar sains  dan kemampuan metakognitif siswa berdasarkan tingkatan kelas. Berdasarkan analisis data, perilaku belajar sains dan kemampuan metakogntif pada kelas atas lebih tinggi dibandingkan kelas lain. Terdapat hubungan yang kuat antara perilaku belajar dan kemampuan metakognitif
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures untuk Meningkatkan Curiosty dan Pemahaman Konsep Siswa Ismawati, F.; Nugroho, S. E.; Dwijananti, P.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpfi.v10i1.3047

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) serta meningkatkan pemahaman konsep dan curiosity siswa pada pelajaran fisika. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, menggunakan metode eksperimen, pretest-posttest control group design. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan curiosity digunakan tes, angket, dan observasi. Uji gain untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan peningkatan curiosity, uji-t satu pihak (pihak kiri) untuk menguji keefektifan model pembelajaran CUPs. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pemahaman konsep pada kelas eksperimen diperoleh sebesar 0,67 dan kelas kontrol sebesar 0,58. Peningkatan curiosity pada kelas eksperimen diperoleh sebesar 0,21 dan kelas kontrol sebesar 0,20, dan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CUPs terbukti lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep dan curiosity siswa pada pelajaran fisika. The purposes of this research were to determine effectiveness of Conceptual Understanding Procedures (CUPs) in enhancing students’ conceptual understanding and curiosity in physics. This research used experimental method by conducting pretest-posttest control group design. The data were obtained by using paper and pencil test, questionnaires, and observations to determine students’ improvement in understanding the concept and curiosity. Therefore, the data were analyzed by using gain test and t-test. The obtained gain of conceptual understanding in experiment group was 0.68 and control group was 0.58. Meanwhile, the obtained gain of curiosity in experiment group was 0.21 and control group was 0.20. The result of hypothesis testing about students’ improvement of conceptual understanding and curiosity showed that Ho was accepted and Ha was rejected. Based on data analysis, it can be inferred that the CUPs is more effective in improving students' understanding of concepts and curiosity in physics.
INDEPENDENT LEARNING STRATEGY OF NATURAL SCIENCE WITH “ONE DAY ONE DIARY FOR SCIENCE” PROGRAM Herlianti, P. S.; Linuwih, S.; Dwijananti, P.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 11, No 2 (2015)
Publisher : Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpfi.v11i2.4255

Abstract

Learning behavior and metacognitive skill of students affect cognitive value and level of understanding of each student. The application of the "One Day One Diary for Science" program is needed in learning to train students' metacognitive skills and independence in learning science. This study was performed to find out the learning behavior, the development of metacognitive skills, and both relation. The study was conducted by observation, interview, and documentation on 33 junior high school students. The result of the study was analyzed the domain, taxonomy, components, and culture growth, so the data of learning behavior and metacognitive skill of students based on the score level can be obtained. Based on data analysis, learning behavior and metacognitive skill on a higher grade is higher than the other classes. There is a strong correlation between learning behavior and metacognitive skills.Perilaku belajar dan kemampuan metakognitif  siswa mempengaruhi nilai kognitif dan tingkat pemahaman setiap siswa. Penerapan program  “ One Day One Diary for Science”  diperlukan dalam pembelajaran sains untuk melatih kemampuan metakognitif dan kemandirian siswa dalam belajar IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku belajar, perkembangan kemampuan metakognitif, dan hubungan keduanya. Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data melalui  pengamatan, wawancara, dan dokumentasi serta triangulasi data dengan cara memperpanjang lama pengamatan pada 33 siswa Sekolah Menengah Pertama. Hasil penelitian dianalisis dengan analisis domain, taksonomi, komponensial, dan temuan budaya, sehingga diperoleh data perilaku belajar sains  dan kemampuan metakognitif siswa berdasarkan tingkatan kelas. Berdasarkan analisis data, perilaku belajar sains dan kemampuan metakogntif pada kelas atas lebih tinggi dibandingkan kelas lain. Terdapat hubungan yang kuat antara perilaku belajar dan kemampuan metakognitif