Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

MENINGKATKAN HARDINESS TUNANETRA DENGAN TEKNIK COGNITIVE RESTRUCTURING DAN SELF-TALK Sri Maullasari; Mungin Eddy Wibowo; Awalya Awalya
Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol 18, No 2 (2021): Desember
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/hisbah.2021.182-03

Abstract

AbstractHardiness is a mental state to face challenges and difficulties. A person with a high level of hardiness can avoid stress. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of group counselling on cognitive restructuring and self-talk in increasing the hardiness of the blind. In this study, the experimental design used was "Randomized Pretest-Posttest Comparison Group. As a step to obtain data, it involved 21 blind people who were selected by random assignment. There were 3 groups that were given treatment with 7 visually impaired each. The experimental group used cognitive restructuring techniques, self-talk techniques, and combined cognitive restructuring and self-talk techniques. When the treatment was finished, the average value of group A (cognitive restructuring technique) was M = 95.57, while in group B (self-talk technique) it was M = 102.4 and in group C (combination technique) the M value was = 104.1. So, the combination of cognitive restructuring and self-talk techniques has a significant effect on the hardiness of the blind. Keyword: Cognitive Restructuring, and Self-Talk, Group Counseling, Hardiness,  The BlindAbstrakHardiness merupakan keadaan mental untuk menghadapi tantangan dan kesulitan. Seseorang dengan tingkat hardiness yang tinggi dapat terhindar dari stres. Tujuan penelitian  ini untuk menganalisis keefektifan konseling kelompok cognitive restructuring dan self-talk dalam meningkatkan hardiness tunanetra. Dalam penelitian ini desain eksperimen yang digunakan adalah Randomized Pretest-Posttest Comparasion Group. Sebagai langkah memperoleh data maka melibatkan 21 tunanetra yang dipilih secara random assignment. Ada 3 kelompok yang diberikan perlakuan dengan masing-masing 7 tunanetra. Kelompok eksperimen tersebut menggunakan teknik cognitive restructuring, teknik self-talk, serta teknik gabungan cognitive restructuring dan self-talk. Pada saat treatment selesai diberikan, nilai rata-rata kelompok A (teknik cognitive restructuring) sebesar M = 95.57 sedangkan  pada kelompok B (teknik self-talk) sebesar M = 102.4 serta pada kelompok C (teknik kombinasi) nilai M sebesar = 104.1. Maka, gabungan teknik cognitive restructuring dan teknik self-talk memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hardiness tunanetra.                                   Kata Kunci: Cognitive Restructuring, Self-Talk, Konseling Kelompok, Hardiness, Tunanetra
Relationship between psychological well-being and altruistic behaviour in students during the COVID-19 pandemic Thrisia Febrianti; Mungin Eddy Wibowo; Urotul Aliyah; Susilawati Susilawati
KONSELI: Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal) Vol 8, No 2 (2021): KONSELI: Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.36 KB) | DOI: 10.24042/kons.v8i2.8967

Abstract

This study aims to determine the relationship between Psychological well-being and students' altruistic behaviour. The psychological well-being of students is very important to note, this is because it is related to the mood of satisfaction and happiness, especially for students. Altruistic behaviour is a person's volunteerism in helping and helping others. This research was conducted during the COVID-19 pandemic to find out whether there was a relationship between Psychological well-being and Altruistic behaviour during the COVID-19 pandemic. This study involved 175 high school students in Semarang City who were taken using the conventional technique. The instruments used in this study were the Psychological Well Being Scale and the Altruistic Behaviour Scale. This research is a quantitative correlation study and the data were analyzed using descriptive analysis with the help of IBM SPSS for Windows to describe the relationship of Psychological well-being with Altruistic behaviour. The results showed that the overall significance value (Sig = 0.77 0.05) so that there was no significant correlation between Psychological Well Being and Altruistic Behaviour.
Konseling Kelompok Active Music Therapy Berbasis Cognitive Behavior Therapy (CBT) untuk Meningkatkan Self-Efficacy Mahasiswa Millennials Dominikus David Biondi Situmorang; Mungin Eddy Wibowo; Mulawarman Mulawarman
Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Psychology and Health - Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2995.204 KB) | DOI: 10.21580/pjpp.v3i1.2508

Abstract

Abstract: This research is a new breakthrough in Indonesia, which integrates the approach of Cognitive Behavior Therapy (CBT) - as a conventional counseling approach with music therapy as expressive techniques in counseling. The aim of this study is to determine the effectiveness of group counseling service implementation of CBT with active music therapy technique to improving self-efficacy of millennials students. This study used quasi-experimental design (pretest, posttest, and follow-up). Group counseling was conducted for 5 meetings (each meeting was 100 minutes), and follow-up was performed after 2 weeks of treatment. Subject selection using purposive sampling technique that is based on inclusion criteria and level of self-efficacy obtained from self-efficacy scale. The results of this research showed that group counseling of CBT with active music therapy technique was significantly effective in improving self-efficacy of millennials students at pretest vs. posttest, pretest vs. follow-up, and posttest vs. follow-up.Abstrak: Penelitian ini merupakan terobosan baru di Indonesia yang mengintegrasikan pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT) - sebagai pendekatan konseling konvensional dengan music therapy sebagai expressive techniques in counseling. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas konseling kelompok CBT dengan teknik active music therapy untuk meningkatkan self-efficacy mahasiswa millennials penyusun skripsi. Penelitian ini meng­gunakan desain quasi-eksperimental (pretest, posttest, dan follow-up). Konseling kelompok dilaksanakan selama 5 pertemuan (tiap pertemuan 100 menit), dan follow-up dilakukan setelah 2 minggu diberikan treatment. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive sampling didasarkan pada kriteria inklusi dan tingkat self-efficacy yang diperoleh dari self-efficacy scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling kelompok pendekatan CBT dengan teknik active music therapy secara signifikan efektif untuk meningkatkan self-efficacy mahasiswa millennials pada saat pretest vs. posttest, pretest vs. follow-up, dan posttest vs. follow-up. 
Efektivitas Konseling Kelompok Online Pendekatan Solution-Focused Untuk Meningkatkan Humility Pada Siswa Rohmatus Naini; Mungin Eddy Wibowo; Mulawarman Mulawarman
JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Volume 5 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/jurkam.v5i1.951

Abstract

Permasalahan kurangnya rasa menghargai dan menghormati antara satu dengan yang lain seringkali ditunjukkan dengan rendahnya humility. Konselor sekolah perlu melakukan pengembangan karakter humility karena sebagai pengembangan virtue lain. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan konseling kelompok online pendekatan solution-focused untuk meningkatkan humility pada siswa. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain pretest posttest control group desain dengan melibatkan 16 siswa SMA dengan rentang usia 14 – 16 tahun. Untuk mengukur humility peneliti menggunakan humility scale yang diadaptasi dari Elliot (2010) sejumlah 32 item dengan reliabilitas 0.901. Pelaksanaan konseling kelompok dilakukan secara online dengan sistem sinkron untuk konseling menggunakan video dan penyelesaian worksheet dilakukan dengan sistem asinkron. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok solution-focused saat T1-T2 (t = 13.48; p = 0.01) dan T1-T3 (t =12.86, p = 0.01), namun, tidak mengalami perbedaan skor saat T2-T3 (t = -2.296, p = 0.06) dikarenakan p > 0.05. Jika dilakukan perbandingan antara kelompok solution-focused  dan kelompok control diperoleh (MD = 9.5; SE = 1.55; p = 0.01) artinya adanya perbedaan perubahan rerata kenaikan humility secara signifikan lebih besar pda kelompok solution-focused dengan p < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok online pendekatan solution-focused efektif meningkatkan humility, dan kelompok solution focused memiliki perubahan peningkatkan humility lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok control.
MENINGKATKAN ABSTINENCE SELF EFFICACY RESIDEN MELALUI KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR TEKNIK ROLE PLAYING Adelia Oky Setya Pratiwi; Mungin Eddy Wibowo
Biblio Couns : Jurnal Kajian Konseling dan Pendidikan Vol 4, No 2 (2021): July 2021
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.28 KB) | DOI: 10.30596/bibliocouns.v4i2.5832

Abstract

Rehabilitation is a guarantee of treatment from the Indonesian government to help recover drug addicts from using drugs again (Dewan, 2012). In fact, there are still many residen after undergoing rehabilitation who experience relapse due to their belief in their ability to refuse to use drugs again or called self-efficacy abstinence is low (Tuapattinaja, Irmawati, Saragih, 2016). This study aims to determine the effectiveness of group counseling with rational emotive behavior approach role playing technique to increase abstinence self-efficacy of residen. This type of research is an experiment with a one-group pretest-posttest design. The subjects of this study were five residen who were selected using purposive sampling technique. The data was collected using the drug avoidance self-efficacy scale (DASES) and analyzed by the Wilcoxon matched pairs. The results showed that there was a significant increase in the abstinence self-efficacy of residen (Z = -2.032, P0.05). The conclusion of this study is group counseling with rational emotive behavior approach role playing technique effective in increasing abstinence self-efficacy of residen.
Integrasi Konseling Kelompok Cognitive Behavior Therapy dengan Passive Music Therapy untuk Mereduksi Academic Anxiety, Efektifkah? Dominikus David Biondi Situmorang; Mulawarman Mulawarman; Mungin Eddy Wibowo
Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.678 KB)

Abstract

Abstract: The aim of this study is to determine the effectiveness of group counseling with cognitive behavior therapy approach using passive music therapy technique to reduce the academic anxiety of students who is writing thesis. The research used quasi-experimental design (pretest, posttest, and follow-up). Group counseling was conducted for five meetings, and follow-up was performed two weeks after the treatment. Research subjects were seven students. Purposive sampling technique was used to select the subjects, that is based on inclusion criteria and level of academic anxiety which is obtained from academic anxiety scale (rxy = 0.536-0.823, coefficient alpha = 0.963). The results showed that group counseling with cognitive behavior therapy approach using passive music therapy technique was significantly effective to reduce the students’ academic anxiety in pretest vs. posttest and pretest vs follow-up, but in posttest vs. follow-up there was a slight increase in academic anxiety. Passive music therapy which is integrated into group counseling with cognitive behavior counseling approach, it is not only able to solve the individual problems but also able to help individuals to analyze their thoughts and behaviors through passive music activities with guided imagery.Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan konseling kelompok pendekatan cognitive behavior therapy (CBT) dengan teknik passive music therapy dalam mereduksi academic anxiety mahasiswa penyusun skripsi. Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental (pretest, posttest, dan follow-up). Konseling kelompok dilaksanakan selama lima pertemuan, dan follow-up dilakukan dua minggu setelah treatment. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tujuh mahasiswa. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive sampling yaitu didasarkan pada kriteria inklusi dan tingkat academic anxiety yang diperoleh dari academic anxiety scale (rxy = 0.536-0.823, coefficient alpha = 0.963). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling kelompok pendekatan CBT dengan teknik passive music therapy secara signifikan efektif untuk mereduksi academic anxiety mahasiswa pada saat pretest vs posttest dan pretest vs follow-up, namun pada saat posttest vs follow-up terjadi sedikit peningkatan academic anxiety. Passive music therapy yang diintegrasikan dalam konseling kelompok pendekatan CBT tidak hanya dapat mengatasi masalah individu, tetapi juga dapat membantu individu menganalisis pikiran dan perilaku mereka sendiri, melalui aktivitas musik pasif dengan guided imagery.DOI: https://doi.org/10.17977/um001v3i22018p049
Effectiveness of Solution-Focused Brief Counseling and Motivational Interviewing in Improving Students’ Self-Disclosure Iftitah Indriani; Mungin Eddy Wibowo; Mulawarman Mulawarman
Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang & Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.108 KB) | DOI: 10.17977/um001v7i22022p81-88

Abstract

Abstract: This study investigates the effectiveness of solution-focused brief counseling and motivational interviewing in enhancing students’ self-disclosure. This study used a randomized pretest-posttest control group design. The sixteen participants from State Junior High School 3 Comal, Indonesia, were selected through nonprobability sampling with purposive sampling. The participants were divided into experiment and control groups. For the research instruments, this study used The Self-Disclosure Questionnaire developed by Jourard to measure students’ self-disclosure. The obtained data were analyzed using the repeated measures ANOVA test. Our analysis results showed that solution-focused brief counseling and motivational interviewing were effective in improving students’ self-disclosure. Therefore, the school counselor can implement both solution-focused brief counseling and motivational interviewing to enhance their students’ internal potential and self-disclosure. Future studies are suggested to widen the research participants and analyze the effects of gender and age differences on the effectiveness of solution-focused brief counseling and motivational interviewing in improving students’ self-disclosure. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan solution-focused brief counseling dan motivational interviewing untuk meningkatkan self-disclosure peserta didik. Penelitian ini menggunakan desain randomized pretest posttest control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan sampling purposive. Sampel yang dilibatkan sebanyak enam belas peserta didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Comal, Indonesia yang dibagi sama rata pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengukur self-disclosure adalah The Self-Disclosure Questionnaire yang dikembangkan oleh Jourard. Metode analisis data menggunakan uji repeated measures ANOVA. Hasil menunjukkan bahwa solution-focused brief counseling dan motivational interviewing efektif untuk meningkatkan self-disclosure peserta didik. Berdasarkan penelitian, konselor sekolah dapat mengaplikasikan solution-focused brief counseling dan motivational interviewing untuk meningkatkan potensi internal dan self-disclosure peserta didik. Peneliti selanjutnya dapat memperluas cakupan subjek penelitian, menganalisis perbedaan gender dan usia antar subjek penelitian dalam keefektifan pendekatan solution-focused brief counseling dan motivational interviewing untuk meningkatkan self-disclosure peserta didik.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK CBT DENGAN PASSIVE VS ACTIVE MUSIC THERAPY UNTUK MEREDUKSI ACADEMIC ANXIETY Dominikus David Biondi Situmorang; Mungin Eddy Wibowo; Mulawarman Mulawarman
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.8 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i2.17803

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan layanan konseling kelompok pendekatan cognitive behavior therapy (CBT) dengan teknik passive music therapy dan active music therapy dalam mereduksi academic anxiety mahasiswa BK Unika Atma Jaya penyusun skripsi. Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental dengan repeated measures (pretest, posttest, dan follow-up). Konseling kelompok dilaksanakan selama 5 pertemuan (masing-masing 100 menit), dan follow-up dilakukan setelah 2 minggu diberikan treatment. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 14 mahasiswa yang dibagi menjadi dua kelompok. Pemilihan subyek menggunakan teknik purposive sampling yaitu didasarkanpada kriteria academic anxiety yang diperoleh dari academic anxiety scale (rxy= 0.536-0.823, koefisien alpha = 0.963). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat pretest vs posttest, konseling kelompok pendekatan CBT dengan passive music therapy (MD=47,000) lebih efektif untuk mereduksi academic anxiety dibandingkan dengan active music therapy (MD=42,000). Pada pretest vs follow-up, active music therapy (MD=45,714) lebih efektif untuk mereduksi academic anxiety dibandingkan dengan passive music therapy (MD=40,857). Selanjutnya pada posttest vs follow-up, active music therapy (MD=3,714) lebih efektif untuk mereduksi academic anxiety dibandingkan dengan passive music therapy yang mengalami kenaikkan academic anxiety (MD=-6,143) setelah dua minggu diberikan treatment. Teknik Passive dan Active Music Therapy yang diintegrasikan dalam konseling kelompok pendekatan CBT tidak hanya dapat mengatasi masalah individu, tetapi juga dapat membantu individu menganalisis pikiran dan perilaku mereka sendiri, melalui aktivitas mendengarkan musik secara pasif dan memainkan musik secara aktif.
Relationship between psychological well-being and altruistic behaviour in students during the COVID-19 pandemic Thrisia Febrianti; Mungin Eddy Wibowo; Urotul Aliyah; Susilawati Susilawati
KONSELI: Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal) Vol 8, No 2 (2021): KONSELI: Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/kons.v8i2.8967

Abstract

This study aims to determine the relationship between Psychological well-being and students' altruistic behaviour. The psychological well-being of students is very important to note, this is because it is related to the mood of satisfaction and happiness, especially for students. Altruistic behaviour is a person's volunteerism in helping and helping others. This research was conducted during the COVID-19 pandemic to find out whether there was a relationship between Psychological well-being and Altruistic behaviour during the COVID-19 pandemic. This study involved 175 high school students in Semarang City who were taken using the conventional technique. The instruments used in this study were the Psychological Well Being Scale and the Altruistic Behaviour Scale. This research is a quantitative correlation study and the data were analyzed using descriptive analysis with the help of IBM SPSS for Windows to describe the relationship of Psychological well-being with Altruistic behaviour. The results showed that the overall significance value (Sig = 0.77 > 0.05) so that there was no significant correlation between Psychological Well Being and Altruistic Behaviour.
Kolaborasi Bimbingan Orangtua, Guru, dan Tokoh Masyarakat dalam Kesuksesan Pembelajar Dasar di Era Digital Farida; Mungin Eddy Wibowo; Edy Purwanto; Sunawan Sunawan
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia lahir dengan seluruh potensi yang perlu untuk dikembangkan oleh lingkungan, diawali oleh orang tuanya (lembaga informal) dan dilanjutkan oleh guru (di lembaga pendidikan) serta masyarakat (lembaga non formal). Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana kolaborasi bimbingan orang tua, guru, dan masyarakat dapat berkontribusi dalam kesuksesan pembelajar dasar di era digital dan faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sementara teknik analisis data dalam penelitian ini mengadaptasi pola yang digunakan oleh Miles dan Huberman, yaitu tahapan reduksi data, penyajian data, dan kemudian dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Bentuk-bentuk kolaborasi dalam kesuksesan pembelajar di era digital seperti kolaborasi orang tua dapat dilakukan dengan cara membangun komunikasi yang harmonis dengan pembelajar dasar, kolaborasi guru dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas yang beragam di luar kegiatan belajar mengajar dengan menyediakan waktu berkonsultasi dan kunjungan dengan pendekatan kekeluargaan, koaborasi dengan tokoh masyarakat dapat dilakukan dengan cara aktualisasi keteladanan sosial; (2) Faktor pendukung kesuksesan pembelajar di era digital, yaitu keterlibatan orangtua dalam memberikan ruang psikologis yang nyaman bagi pembelajar dasar ketika belajar bersama keluarga, kompetensi guru yang rata-rata sarjana memungkinkan guru memiliki wawasan luas dalam proses belajar maupun memanajemen kelas, serta tokoh masyarakat terlibat secara aktif maupun pasif pada jam belajar pembelajar dasar. Sementara faktor penghambat kesuksesan pembelajar di era digital yaitu kerjasama seluruh aspek pendidikan (orangtua, guru dan tokoh masyarakat) yang kurang integral.