Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Pengaruh Tekanan Injeksi Gas Terhadap Konsumsi Bahan Bakar dan Efisiensi Termal pada Mesin Diesel Dual Fuel Dori Yuvenda; Bambang Sudarmanta; Randi Purnama Putra; Martias Martias; Erzeddin Alwi
invotek Vol 19 No 1 (2019): INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional, dan Teknologi
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.182 KB) | DOI: 10.24036/invotek.v19i1.349

Abstract

Penggunaan compressed natural gas (CNG) sebagai bahan bakar utama pada mesin diesel menyebabkan penurunan performa mesin terutama pada efisiensi termal. Hal ini dikarenakan peningkatan daya mesin yang dikonversi melalui proses pembakaran tidak sebanding dengan penambahan jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar seiring dengan penambahan beban mesin. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana mengoptimalkan tekanan injeksi gas CNG yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar melalui port (intake manifold) dapat menurunkan konsumsi bahan bakar dan meningkatkan efisiensi termal pada mesin diesel dual fuel (DDF). Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimen pada mesin DDF Diamond DI 800 dengan putaran konstan (1500 rpm). Variasi yang dilakukan adalah mengatur tekanan injeksi gas CNG yang masuk melalui port sebesar 1,5 bar, 2 bar dan 2,5 bar. Hasil yang diperoleh adalah pada tekanan injeksi gas CNG 2,5 bar dapat memberikan persentase subtitusi gas CNG rata rata sebesar 57,59%, sedangkan pada tekanan injeksi gas CNG 1,5 bar dapat menurunkan konsumsi bahan bakar spesifik (SFCdual) hingga sebesar 0,196 kg/HP.jam dan meningkatkan efisiensi termal rata-rata sebesar 3,57% dibandingkan dengan variasi lain, meskipun masih di bawah kondisi operasi mesin single fuel.
Studi eksperimental pengaruh mapping waktu pengapian dan mapping durasi injeksi serta rasio kompresi terhadap perrformansi dan emisi gas buang engine honda CB150R berbahan bakar E50 Dwijo Hartono; Marthen Paloboran; Bambang Sudarmanta
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 12 No 2 (2017): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.529 KB) | DOI: 10.36289/jtmi.v12i2.76

Abstract

Bioethanol is a vegetable fuel that is formulated for motor vehicles. In the application of bioethanol in combustion engines, it requires some modifications to the engine to be used such as changing the ignition time, changing the duration of the injection, changing the compression ratio, and modifying the engine fuel input system. Thus, it is expected to increase the performance of the engine performance. This study focused on Honda CB150R engine with the initial setting on the ECU programmable. Thereafter the fuel injection testing to achieve AFR Bioethanol E50 with injection percentage of 100, 125, 150, 175 and 200 percent of the total fuel injection standard. Then tested using Pertamax (0% bioethanol) under standard conditions as the control group and the use of Bioethanol E50 with variation of ignition timing as the test group by taking 4 variations of advance ignition timing 16 °, 20 °, 24 ° and 28 ° BTDC at compression ratio which has been converted to 12, 12.5, and 13. From this research, the exact mapping of injection mapping at 2000 to 4000 rpm is 150%, while at 5000 to 8000 rpm, the best duration is 125%. As for the ignition timing mapping is obtained in the range of 16 ° and 20 ° BTDC for the compression ratio of 12, 12.5, and 13. Based on the results of au Eu ecu programable on the compression ratio 11 obtained an average value of 13.154 which means the condition of air and material mixture burn is under the afr stoichiometry ie 14.7. As for the results of afr E50 ecu programable on the compression ratio 11 obtained an average value of 11.160, which means the condition of air and fuel mixture is under the afr stoikiometri is 12.6. It shows that the Honda CB150R engine operates on afr under the stoichiometry of the fuel used. So Honda CB150R engine has the characteristics of power to be increased and no detonation occurs, but the fuel consumption time value will decrease as well as CO and HC emissions increased
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH MAPPING IGNITION TIMING TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI ENGINE SINJAI 650cc FI BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN PENGGUNAAN ECU SUMI-IT Ahmad Gurnito; Bambang Sudarmanta
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (859.544 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i1.15297

Abstract

Kualitas bahan bakar sangat berpengaruh terhadap hasil unjuk kerja engine, Hal ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah untuk memasarkan bahan bakar varian PERTALITE dengan nilai RON 90 yang lebih tinggi dibanding bahan bakar varian PREMIUM RON 88,. Untuk itu, perlu dilakukan suatu penyesuaian ( setting ) untuk mengetahui perbedaan hasil unjuk kerja dan emisi gas buang dari penggunaan bahan bakar dengan properties yang berbeda tersebut, serta dibutuhkannya suatu pengembangan Engine Control Unit yang mampu  diprogram sehingga variasi pembakaran dari sisi kontrol injeksi bahan bakar dan waktu pengapian dapat dilakukan. Penelitian ini difokuskan pada pemetaan ignition timing engine untuk mendapatkan titik pengapian  optimal fungsi rpm .Dengan demikian, diharapkan terjadi peningkatan terhadap hasil unjuk kerja engine. Penelitian diawali dengan modifikasi ECU SUMI-IT sebagai pusat kontrol yang menggunakan mikrokontroller AVR ATMega128L yang kompatibel dengan software VEMS, serta studi literatur mengenai bahan bakar PREMIUM dan PERTALITE, untuk kemudian dilakukan pengujian dengan penggunaan Premium pada kondisi standar sebagai kelompok kontrol dan penggunaan Pertalite dengan variasi ignition timing sebagai kelompok uji dengan mengambil 5 variasi advance ignition timing 10°, 13°,16°, 19°, dan 21° BTDC. Pengujian dilakukan menggunakan Eddy Current  Dynamometer pada bukaan katup kupu-kupu penuh ( Fully Open ) untuk memperoleh daya maksimum pada tiap putaran mesin, dan pengaturan putaran mesin yang diinginkan dilakukan dengan mengatur besarnya beban. Pada setiap perubahan putaran mesin ( 1000, 1500, 2000, 2500, 3000, 3500, 4000, 4500 dan 5000 rpm) dilakukan pencatatan data yang meliputi torsi, waktu konsumsi bahan bakar tiap 25mL,  serta data hasil uji emisi dari gas analyzer. Hasil setting terbaik akan disimpan kedalam logfile engine control unit. Dari penelitian ini, didapatkan nilai AFR Pertalite yang cenderung berada di atas Premium yang sesuai dengan analisa kalor laten penguapan, serta mapping ignition timing dengan kenaikan rata - rata torsi, daya, dan bmep sebesar 6.393 % relatif terhadap pengapian standar, efisiensi thermal mengalami kenaikan sebesar 5.409%, sfc mengalami penurunan rata-rata sebesar 1.97%, serta emisi CO dan uHC mengalami penurunan, masing masing sebesar 5.405% dan 7.443%.
Studi Eksperimental Variasi Kuat Medan Magnet Induksi Pada Aliran Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Mesin SINJAI 650 CC (Studi Kasus : Mapping Sumber Tegangan Induksi Magnet) Mirza Hamdhani; Bambang Sudarmanta
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1058.29 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.20016

Abstract

Pemberian induksi medan magnet pada aliran bahan bakar dapat memberikan efek de-clustering pada molekul CH dari kondisi semula molekul CH membentuk clustering. De-clustering molekul CH ini akan memudahkan oksigen untuk terikat lebih menyeluruh pada molekul CH pada saat proses pengoksidasian, sehingga tercapainya pembakaran yang lebih baik. Pengujian ini memvariasikan nilai resistansi induksi magnet yakni, B2=900 Ω, B1=700 Ω dan B0=460 Ω, serta memvariasikan besar tegangan yang diberikan pada masing-masing induksi medan magnet dari 20 VDC – 100 VDC dengan interval kenaikan 20 VDC. Pengujian dimmulai dengan mengukur besar kuat medan magnet induksi. Kemudian pengujian FTIR mengetahui gugus fungsional senyawa bahan bakar dan mempelajari reaksi yang terjadi melaui radiasi infra merah yang divisualkan sebagai fungsi frekuensi (atau panjang gelombang) radiasi, Melakukan pengujian unjuk kerja dengan full open throttle pembebanan putaran dengan waterbrake dynamometer pada putaran mesin 5000 rpm – 2000 rpm dengan interval 500 rpm. Pada pengujian FTIR bahan bakar setelah dipengaruhi induksi magnet menunjukkan perubahan intensitas transmittance pada panjang gelombang. Kenaikan maksimal pada pemberian 100 V, yaitu B2=20.155 %, B1=22.636 %, dan B0=25.679%. Pada unjuk kerja terhadap setiap variasi tegangan semua unjuk kerja terbaik pada B0 100 V, yakni menaikkan persentase torsi = 9.79%, daya = 9.202%, bmep = 9.79%, efficiency thermal = 19.89%, dan menurunkan bsfc = 16.66%. Hasil emisi menunjukkan perbaikan kualitas emisi, yaitu paling baik didapat pada B0 100V. Secara rata-rata menurunkan CO = 44.97%, HC =18.36% dan untuk CO2 menaikkan 18.22%.
Karakterisasi Unjuk Kerja Diesel Engine Generator Set Sistem Dual Fuel Solar-Syngas Hasil Gasifikasi Briket Municipal Solid Waste (MSW) Secara Langsung Achmad Rizkal; Bambang Sudarmanta
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1021.318 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.20017

Abstract

Sejalan dengan semakin banyaknya kebutuhan energi untuk dapat digunakan sebagai bahan bakar maka perlu adanya pengembangan gas biomassa sebagai bahan bakar alternatif pada motor pembakaran dalam maka akan dilakukan penelitian mengenai aplikasi sistem dual fuel gas hasil gasifikasi biomassa municipal solid waste (msw) pada sistem downdraft dengan minyak solar pada motor diesel stasioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar solar yang tersibtitusi dengan adanya penambahan syngas yang disalurkan secara langsung. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan proses pemasukan aliran syngas yang dihasilkan downdraft municipal solid waste (MSW) kedalam saluran udara mesin diesel generator set secara langsung menggunakan sistem mixer. Pengujian dilakukan dengan putaran konstan 2000 rpm dengan pembebanan bervariasi dari 200 watt sampai dengan 2000 watt dengan interval 200 watt. Bahwa produksi syngas dari reaktor gasifikasi ditambahkan sistem bypass untuk mengetahui kesesuaian antara reaktor gasifikasi dan mesin generatorset data ṁ syngas yang dibutuhkan mesin diesel, ṁ syngas yang di bypass untuk mendapatkan kesesuaian antara produksi syngas dan yang di bypass.  Data-data yang diukur dari penelitian ini menunjukkan bahwa besar nilai mass flowrate gas syngas yang dibutuhkan mesin diesel pada AFR reaktor gasifier 1,39 sebesar 0,0003748 kg/s. Mass flowrate gas syngas yang di bypass menunjukkan nilai 0 pada saat sistem dijalankan karena seluruh gas syngas masuk kedalam ruang bakar. AFR rata-rata sebesar 14,54 ,Nilai Spesifik fuel consumption (sfc) mengalami peningkatan 68% dari kondisi standar single fuel , Nilai efesiensi thermal mengalami kenaikan sebesar 7% dari kondisi single fuel, Nilai daya rata-rata sebesar 2,28kW, Nilai torsi rata-rata sebesar 10,94 N.m. Solar yang tersibtitusi sebesar 48%. Nilai temperatur (coolant, mesin, oil, dan gas buang )pada setiap pembebanan mengalami kenaikan.
Studi Eksperimen Unjuk Kerja Mesin Diesel Menggunakan Sistem Dual Fuel Solar Gas CNG Dengan Variasi Tekanan Injeksi Gas Dan Derajat Waktu Injeksi Dicky Yoko Exoryanto; Bambang Sudarmanta
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.921 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.20172

Abstract

Bahan bakar gas ini jika ditinjau dari ekonomis tergolong sangat murah dan ramah lingkungan. Namun, pengaplikasian bahan bakar gas CNG pada generator diesel dengan sistem dual fuel berdampak pada penurunan performansinya. Hal ini terjadi karena rasio campuran udara dan bahan bakar pada sistem dual fuel belum sesuai, sehingga perlunya penelitian lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan performa pada mesin diesel dengan memodifikasi saluran masuk udara dengan memasang injector gas CNG untuk memasukkan bahan bakar tersebut kedalam ruang bakar sehingga mesin diesel berubah menjadi sitem dual fuel. Tidak hanya saluran masuk udara saja yang di modifikasi tetapi, variasi start of injection dan tekanan gas yang masuk juga di variasikan. Penelitian ini di lakukan secara eksperimental dengan menginjeksikan gas CNG ke dalam ruang bakar melalui saluran hisap yang sudah terpasang injector. Proses pengaturan injeksi gas CNG diatur oleh ECU programamble melalui software VEMSTUNE. Sistem pengaturan yang dilakukan adalah mengatur derajat waktu injection (SOI) dengan nilai 5o, 30o, 55o, dan 80o CA BTDC dan variasi tekanan masuk gas CNG dengan nilai 1, 1,5, 2, dan 2,5 N/m2. Penelitian ini dilakukan dengan putaran mesin konstan sebesar 2000 rpm dengan beban 0 sampai 100 %. Hasil yang didapatkan dari eksperimen yang dilakukan kali ini, antara lain : performa dual fuel lebih optimal dibandingkan saat pengoperasian single fuel. Pengaturan paling optimal terjadi pada start of injection 80° CA BTDC dengan tekanan 1,5 gas CNG. Gas CNG dapat menggantikan porsi bahan bakar minyak solar sebesar 45,30 %. Nilai subtitusi minyak solar yang optimal sebesar 61,39 % dan SFC minyak solar rata-rata mengalami penurunan sebesar 47,10 %, tetapi SFC dual fuel rata-rata meningkat sebesar 47,67 % dibandingkan SFC single fuel. Nilai rata-rata efisiensi thermal turun sebesar 40,89 %, nilai AFR rata-rata turun dari 25,60 menjadi 12,90 dan Temperatur gas buang meningkat dari 292oC menjadi 317oC.
Studi Eksperimental Pengaruh Penambahan Sistem Ceratan pada Gasifikasi Biomassa Briket Municipal Solid Waste terhadap Performa Gasifier Tipe Downdraft Hendra Bhakti; Bambang Sudarmanta
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.041 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.20188

Abstract

Pemanfaatan syngas sebagai bahan bakar campuran bahan bakar mesin diesel dual fuel (DDF) menimbulkan permasalahan yaitu terbuangnya syn-gas karena kelebihan produksi. Penelitian dimaksudkan melakukan penambahan sistem ceratan untuk mengalirkan kembali syngas yang terbuang karena sisa pembakaran mesin DDF ke dalam reaktor. Syngas yang dipakai berasal dari proses gasifikasi yang dilakukan pada downdraft gasifier dengan bahan bakar briket MSW. Mekanisme ceratan gas hasil gasifikasi dilakukan dengan pemasangan katup pada pipa aliran syn-gas setelah induced fan menuju reaktor gasifikasi kembali. Syngas hasil ceratan di campur dengan udara sebagai gasifying agent dengan mixer sebelum masuk ke blower udara. Laju alir massa syn-gas yang dicerat divariasikan mulai 0%, 11%, 23%, dan 54%. Dari penelitian dan analisa yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai rasio udara-bahan bakar menurun seiring penambahan ceratan syn-gas yaitu dari 1,04 – 0,44 dan equivalence ratio dari 0,18 – 0,09. Dengan penambahan ceratan diketahui efisiensi terbaik terjadi saat penambahan prosentasi ceratan 11% dengan efisiensi sebesar 66,81%. LHV meningkat seiring penambahan ceratan dengan LHV terbaik terjadi pada ceratan syn-gas 55% sebesar 3912,37 kJ/kg. Temperatur kerja gasifikasi cenderung menurun dengan penambahan ceratan syn-gas. Temperatur kerja T1 – T5 berada pada kisaran 70, 250, 983, 589, dan 115 ᵒC. Kandungan combustible gas meningkat dan uncombustible gas menurun seiring dengan penambahan ceratan syn-gas. Nilai kalor briket MSW sebesar 4698 kJ/kg
Uji Unjuk Kerja dan Durability 5000 Km Mobil Bensin 1497 Cc Berbahan Bakar Campuran Bensin-Bioetanol Pasca Hariyadi Winanda; Bambang Sudarmanta
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1244.227 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.20737

Abstract

Salah satu sumber energi terbarukan yang berpotensi dikembangkan di tanah air ialah etanol. Ethanol memiliki karakteristik yang mirip dengan Premium dengan nilai RON sebesar 108. Dalam penelitian ini, ingin diketahui karakteristik unjuk kerja serta emisi gas buang  mesin bensin menggunakan bahan bakar  campuran ethanol 99.5% dengan premium setelah uji durability selama 5000 KM. Dalam penelitian ini pula ingin diketahui pengaruh pemakaian campuran ethanol 99.5% dengan premium pada ruang bakar dan minyak pelumas setelah digunakan selama 5000 KM. Pengujian dilakukan dengan uji durability mobil sejauh 5000 km dengan bahan bakar campuran ethanol dan bensin dengan variasi campuran ethanol sebesar 5%, 10%, dan 15%, pengukuran meliputi kandungan minyak pelumas dan visualisasi ruang bakar. Selanjutnya dilakukan pengujian di Laboratorium Teknik  Pembakaran dan Bahan Bakar Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS dengan menggunakan mesin bensin empat langkah Toyota Vios dengan variasi campuran ethanol sebesar 5%, 10%, dan 15% dengan putaran mesin 3000 hingga 6000 rpm. Pengukuran meliputi torsi, daya, waktu konsumsi bahan bakar, T oli, T radiator, dan T exhaust serta emisi gas HC, CO dan CO2. Hasil uji eksperimental menunjukkan penambahan bioetanol pada bahan bakar bensin premium cenderung meningkatkan densitas dan viskositas tetapi menurunkan nilai kalor. Sedangkan unjuk kerja cenderung mengalami peningkatan performa dan terjadi penurunan emisi. Torsi, daya dan bmep tertinggi didapatkan oleh campuran E10 dengan kenaikan masing-masing sebesar 2,40%, 2,94% dan 2,72% dibandingkan dengan premium. Sedangkan konsumsi bahan bakar spesifik (sfc) terendah didapatkan oleh campuran E10 dengan penurunan sebesar 4,14% dibandingkan dengan premium. Karakteristik minyak pelumas untuk bahan bakar E5, E10 dan E15 relatif stabil seperti bahan bakar premium. Pencampuran bioetanol pada premium cenderung menurunkan suhu operasional mesin, yaitu mencapai 3,02% pada campuaran 15%. Untuk visualisasi ruang bakar pemakaian bahan bakar E5, E10 dan E15 menghasilkan pengotoran relatif lebih tipis dibandingkan bahan bakar premium. Secara akeseluruhan penambahan bioetanol sampai 15% tidak mengalami perubahan pada kondisi operasional mesin.
Pengaruh Variasi Setting Temperatur Menggunakan Sistem Kontrol pada Zona Oksidasi Parsial Terhadap Kandungan Tar, Ash, dan Carbon Reaction Rate Erio Daniel Damanik; Bambang Sudarmanta
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.57854

Abstract

Indonesia termasuk kedalam salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi dan kemungkinan akan terus meningkat. Peningkatan jumlah penduduk ini juga disertai dengan konsumsi energi yang tiap tahun akan terus meningkat. Perkembangan teknologi memungkinkan untuk mengolah limbah kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan. Limbah kelapa sawit dapat digunakan sebagai sumber biomassa sebagai penghasil energi. Gasifikasi adalah salah satu proses yang digunakan dalam proses mengkonversi limbah kelapa sawit menjadi energi. Gasifier downdraft yang dilengkapi dengan sistem pengendali suhu bertujuan untuk menjaga agar proses gasifikasi dapat berlangsung lebih lama dan lebih bersifat kontinyu. Suhu adalah salah satu parameter penting selama berlangsungnya proses gasifikasi karena jumlah dan komposisi dari gas serta kandungan ash dan tar yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh suhu. Oleh karena itu settingan suhu yang diberikan dengan tambahan pengendali suhu sangat penting untuk melihat pengaruh reaksi yang terjadi, performa gasifikasi, serta kandungan dari hasil proses gasifikasi. Variasi settingan suhu yang dilakukan dengan mengatur pada suhu berapa penelitian akan dilakukan kemudian sistem pengendali suhu akan dipasang pada reaktor. Variasi settingan yang dilakukan pada temperatur 600ºC, 700ºC, 800ºC, 900ºC, dan 1000ºC. Eksperimen ini dilakukan dengan penambahan tiga tingkat masukan udara ke zona pirolisis, oksidasi, dan reduksi disertai dengan penambahan sistem kontrol yang berfungsi untuk mengatur agar temperatur pada tiap-tiap zona yang ada dapat dikendalikan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Biomassa yang digunakan pada penelitian kali ini adalah pelepah kelapa sawit yang dibentuk menjadi pelet. kandungan tar tertinggi pada set point 600ºC sebesar 259.59 Nm3 dan kandungan tar terendah pada set point 1000ºC sebesar 60.95 Nm3. Nilai karbon pelet yang dikonversikan ke dalam syngas terendah pada set point 600ºC sebesar 59.66% dan nilai karbon pelet yang dikonversikan ke dalam syngas tertinggi pada set point 1000ºC sebesar 76.89%. Nilai massa abu tertinggi pada set point 600ºC sebesar 145.03 gr dan nilai massa abu terendah pada set point 1000ºC sebesar 71.39gr.
Analisis Material Ringan pada Bus Body Frame Battery Electric Vehicle Bus PUI SKO ITS dengan Metode Elemen Hingga Khadif Gicha Alifio; Julendra Bambang Ariatedja; Bambang Sudarmanta
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.74306

Abstract

Penggunaan material ringan alternatif untuk bus body frame pada battery electric vehicle bus dapat meningkatkan efisiensi kendaraan. Hal ini dikarenakan berat kendaraan akan berkurang yang akan membuat gaya hambat kendaraan ketika berjalan semakin kecil. Perubahan material pada bus body frame berpengaruh pada kekuatan dan safety kendaraan. Dengan begitu perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui kekuatan dan keamanan kendaraan. Dengan menggunakan uji simulasi rollover untuk safety dan uji beban statis serta beban kendaraan ketika bergerak dinamis, maka akan didapatkan hasil penelitian berupa kelayakan penggantian material. Serta dilakukan pula perhitungan economic fuel savings akibat pergantian material. Dengan dipilih 3 material alternatif dan material carbon steel sebagai base material. Pemilihan material mengikuti Ashby chart. Dengan mengganti material menjadi material ringan, dilakukan simulasi dengan beban statis, beban berbelok kearah kiri, kanan, dan saat melakukan pengereman. Didapatkan hasil simulasi bahwa penggantian material membuat tegangan maksimum yang terjadi meningkat dan menurun pada kasus tertentu. Dengan nilai maksimum sebesar 231.15 MPa dan defleksi terbesar sebesar 23.326 mm. Dilakukan pula uji rollover dengan standard yang di acu adalah UNECE R-66. Didapatkan hasil simulasi berupa defleksi yang mana material alternatif aluminum dan titanium memenuhi standard sementara untuk material magnesium melebihi safety area pada standard UNECE R-66.