Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

IDENTIFIKASI TINGGALAN ARKEOLOGI PADA GUA ILETE KECAMATAN BUNGKU TIMUR KABUPATEN MOROWALI Muktamar Muktamar; Abdul Alim; sandy suseno
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 4 No. 2: December 2020
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v4i2.1083

Abstract

Based on preliminary observations at Ilete Cave located in Ululere Village, Bungku Timur District, Morowali Regency. In Ilet Cave there are quite a lot of archeological findings such as bones, earthenware fragments, and conch shells. The following environment around the Ilete Cave is composed of the surrounding community plantation land. Based on the issues raised in this study are: (1) What is included in the Ilete Cave of East Bungku District. (2) How is the function of the Cave based on the findings in the Cave Ilete, East Bungku District, Morowali Regency. This study uses the archeological theory of cultural history. This type of research used in this study is qualitative inductive criminal model. Data collection in this research was carried out through literature study, observation or field survey, observation and interview. Analysis of the data applied by the historical method then begins with contextual analysis. The research site shows that the Ilete Cave Site has several artifacts such as pottery fragments, ceramic fragments, bone fragments, teeth and mollusk fragments the authors draw conclusions of the Cave site with the community and reading results.
AKULTURASI RAGAM HIAS PADA MAKAM LA ODE-ODE DAN RAJA JIN DI DALAM BENTENG LIPU KECAMATAN KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA Rosniati Rosniati; Abdul Alim; Salniwati Salniwati
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 5 No. 1: June 2021
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v5i1.1160

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang akulturasi ragam hias pada makam La Ode-Ode dan raja Jin di dalam Benteng Lipu Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk Menjelaskan bentuk arsitektur dan makna makam La Ode-Ode dan raja Jin, serta Menjelaskan bentuk akulturasi budaya pada makam La Ode-Ode dan raja Jin. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yang terdiri dari beberapa tahap yaitu studi pustaka berupa buku-buku, jurnal, skripsi, artikel dan ditambah dengan data observasi atau survey lapangan, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bentuk arsitektur makam La Ode-Ode dan raja Jin berbentuk persegi panjang dengan bentuk makam raja Jin berbentuk punden berundak serta memiliki bentuk geometris tumpal. Bentuk tumpal memiliki makna kehidupan dan makna punden berundak sebagai tempat pemujaan. Bentuk akulturasi budaya makam terlihat pada motif dan undukan makam.
IDENTIFIKASI TINGGALAN ARKEOLOGI PADA SITUS GUA DOMPO-DOMPO DI DESA SUKARELA JAYA, KECAMATAN WAWONII TENGGARA, KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN Muhammad Aldin; Abdul Alim; M. Hafiz Sukri
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 5 No. 2: December 2021
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v5i2.1431

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian di Gua Dompo-Dompo, ditemukan tinggalan arkeologis berupa tulang belulang manusia, fragmen gerabah, dan moluska. Adapun lingkungan Gua Dompo-Dompo sendiri berada pada lahan perkebunan masyarakat sekitar. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Apa saja tinggalan arkeologi pada Situs Gua Dompo-Dompo di Desa Sukarela Jaya. (2) Bagaimana fungsi Gua Dompo-Dompo pada masa lalu berdasarkan temuan arkeologinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori sejarah budaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan model penalaran induktif. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka, observasi, dokumentasi dan wawancara. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis reduksi data, analisis morfologi, dan analisis kontekstual. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Situs Gua Dompo-Dompo memiliki temuan fragmen tembikar, fragmen gelang, dan sisa-sisa tulang belulang manusia, yang menunjukan adanya satu kesatuan fungsional, bahwa pada masa lalu Gua Dompo-Dompo berfungsi sebagai Gua Penguburan.
PERUBAHAN ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT DESA TONGALERE KECAMATAN WAWONII UTARA KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN: 1987-2018 Yusriani Yusriani; Abdul Alim; Ajeng Kusuma Wardani; Sitti Hermina
Journal Idea of History Vol 3 No 1 (2020): Volume 3 Nomor 1, Januari - Juni 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i1.1014

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan adat perkawinan masyarakat Desa Tongalere Kecamatan Wawonii Utara Kabupaten Konawe Kepulauan: 1987-2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah menurut Kuntowijoyo dengan tata kerja penelitian sejarah sebagai berikut: (1) Pemilihan Topik, (2) Heuristik sumber (3) Verifikasi sumber, (4) Interpretasi sumber, (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan adat perkawinan masyarakat Desa Tongalere Kecamatan Wawonii Utara terdiri dari beberapa tahap berikut: (a) Melamasi (pelamaran), (b) Mompepanga (peminangan), (c) Kawia (kawin/ijab kabul), (d) Ponteoa (pengantaran). (2) Bentuk perkawinan masyarakat Desa Tongalere Kecamatan Wawonii Utara yaitu (a) Perkawinan meminang (saba), (b) Kawin lari (mompolaisako), (c) Kawin paksa (mompolaisako). (3) Perubahan dalam adat perkawinan masyarakat Desa Tongalere Kecamatan Wawonii Utara yaitu (a) Perlengkapan adat (kolungku sara) yaitu tidak digunakannya talam adat tempat peletakan kolungku sara, (b) Mahar (tinasuka) yaitu berubah dari “boka” menjadi “ringgi” setelah itu menjadi kelapa, (c) Proses pernikahan/perkawinan yaitu dimulai dari pemilihan jodoh sampai dengan ponteoa, namun dengan adanya perubahan proses pemilihan jodoh sudah tidak digunakan lagi. (4) Faktor penyebab terjadinya perubahan pelaksanaan adat perkawinan masyarakat Desa Tongalere yaitu (a) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain, (b) Sistem pendidikan yang maju, (c) Transportasi dan informasi.
SEJARAH BENTENG LAPADI DI PAMANDATI KECAMATAN LAINEA KABUPATEN KONAWE SELATAN: 1908-1911 Muhammad Aswad Abdiansyah; Hisna Hisna; Abdul Alim
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1125

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan proses pendirian Benteng Lapadi di Desa Pamandati Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan pada tahun 1900, (2) menjelaskan latar belakang penamaan Benteng Lapadi oleh masyarakat Desa Pamandati, (3) menjelaskan fungsi Benteng Lapadi pada periode 1900-1942. Penelitian ini mengunakan metode sejarah dengan melalui lima tahapan-tahapan kerja sebagai berikut (1) Pemilihan topik, (2) Heuristik sumber, (3) Kritik sumber, (4) Interpretasi sumber, (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Proses pendirian Benteng Lapadi oleh Lapadi dan masyarakat ini berkaitan dengan reaksi yang dilakukan oleh Lapadi atas penolakan untuk melakukan hubungan kerja sama antara Belanda dengan Raja Sao-Sao. (2) Keberadaan Benteng Lapadi sampai saat ini masih dalam bentuk aslinya hanya saja sebagian dindingnya telah lapuk disebabkan oleh proses waktu yang sangat lama. Selain itu benteng ini juga kelilingi oleh rumput-rumput liar akibat kurangnya perhatian dari masyarakat dan pemerintah dalam melakukan pelestarian situs peninggalan bersejarah ini. (3) Benteng Lapadi pada Periode 1900-1942 memiliki fungsi dan peran sebagai tempat persembunyian, tempat untuk merancang taktik gerilya serta tempat bermukim. Benteng Lapadi juga digunakan sebagai simbol perlawanan terhadap Kerajaan Laiwoi yang melakukan kerja sama politik dengan pihak Belanda.
IDENTIFIKASI KOMPLEKS MAKAM LAMBUTO DI DESA LALONGGOMBU KECAMATAN LAINEA KABUPATEN KONAWE SELATAN Rovina Rovina; Abdul Alim; Muhammad Hafiz Sukri
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 6 No. 1: June 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v6i1.1682

Abstract

Di Sulawesi Tenggara banyak terdapat makam-makam tua dengan bentuk yang sangat beragam. Salah satu makam tersebut adalah makam yang terletak di kompleks makam Lambuto. Berada di wilayah administrasi Desa Lalonggombu, Kecamatan Lainea, Kabupaten Konawe Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman makam dan nilai budaya yang mempengaruhi makam di kompleks makam Lambuto di Desa Lalonggombu Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penalaran induktif yang bersifat deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang dicapai terdiri dari beberapa tahapan yaitu observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis morfologi (bentuk), analisis teknologi (bahan dan teknik pembuatan). dari hasil observasi beberapa temuan makam teridentifikasi sebanyak 19 makam. Berdasarkan hasil analisis dan klasifikasi jenis makam, terdapat 3 jenis makam, yaitu: 1) Makam tipe AB dengan nisan dan nisan berjumlah 6 makam. 2) Kuburan tipe AC dengan nisan tanpa nisan dengan jumlah total 10 kuburan. 3) Makam tipe AD dengan gundukan tanah tanpa jirat dan batu nisan dengan jumlah makam 3 makam dengan proses pembuatan jirat menggunakan teknik susun tanpa mengikat dengan batu alam/batu kali. Melalui bentuk makam dan sejarahnya dapat disimpulkan bahwa kompleks makam Lambuto merupakan makam pada masa Islam yang masih dipengaruhi oleh tradisi megalitik.
IDENTIFIKASI TINGGALAN ARKEOLOGI PADA GUA KUYA DI DESA PONDOA KECAMATAN WIWIRANO KABUPATEN KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Wa Ode Ato; abdul alim; Salniwati Salniwati
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 6 No. 1: June 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v6i1.1683

Abstract

Situs Gua Kuya merupakan situs prasejarah yang memiliki berbagai tinggalan–tinggalan arkeologis mengenai manusia purba pada masa itu. Berdasarkan rumusan masalah dari penelitian ini adalah: (1) Apa saja tinggalan arkeologis yang terdapat di Gua Kuya di Desa Pondoa, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara.(2) Bagaimana Fungsi Gua Kuya berdasarkan tinggalan arkeologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinggalan dan melihat fungsi gua berdasarkan tinggalan yang berada pada Situs Gua Kuya. Penelitian ini menggunakan teori sejarah budaya. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan penalaran induktif. Pengumpulan data penelitian menggunakan studi pustaka, observasi atau survei lapangan, dokumentasi dan wawancara. Analisis data diterapkan dengan metode sejarah budaya kemudian dilanjutkan analisis kontekstual. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Gua Kuya memiliki 6 buah fragmen tembikar dengan beberapa motif, serta ditemukan 3 buah keramik proselen, dengan motif geometris dan 2 buah motif polos, keramik stoneware berjumlah 8, dan ditemukan juga fragmen tulang yang terdiri dari 1 jenis tulang rahang, framen tengkorak 12, 22 tulang paha, 3 tulang kaki, 20 jenis gigi geraham, 8 jenis gigi taring, 1 jenis gigi seri, ditemukan pula 2 manikmanik yaitu gelang dan manik-manik kalung, serta 2 jenis fragmen molusca atau kulit kerang. Sedangkan untuk fungsi Situs Gua Kuya berdasarkan tinggalan-tinggalannya adalah Situs Gua Kuya pernah menjadi gua hunian dan beralih fungsi menjadi gua penguburan
IDENTIFIKASI KOMPLEKS MAKAM KUNO PONGGAWA MOITA DI DESA BAROWILA KECAMATAN TONGAUNA UTARA KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA Susi Susanti; Abdul Alim; Salniwati Salniwati
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 6 No. 2: December 2022
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v6i2.1912

Abstract

Penelitian ini mengkaji variasi bentuk dan unsur budaya yang mempengaruhi Kompleks makam kuno ponggawa moita di Desa Barowila, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk makam kuno pada kompleks makam ponggawa moita dan unsur budaya apa yang mempengaruhi bentuk kompleks makam kuno kuno ponggawa moita di desa barowila, kecamatan tongauna utara, kabupaten konawe. Tujuan Penelitian ini untuk mengkaji bentuk makam, dan unsur budaya yang mempengaruhi makam tua di Desa Barowila, Kecamatan Tongauna Utara, Kabupaten Konawe. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Tahap pengumpulan data dengan cara Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Studi Pustaka. Dalam analisis data penelitian ini menggunakan analisis morfologi (bentuk) dan analisis teknologi (pembuatan dan bahan baku). Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 7 makam. Dari 7 makam pada kompleks makam ponggawa moita ini memiliki 3 jenis tipe makam yaitu (pertama) Tipe A1 makam dengan jirat dan nisan tanpa gundukan dengan jumlah makam sebanyak 4 makam. (Kedua) Tipe A2 dengan gundukan tanpa jirat dan nisan dengan jumlah 2 makam. (ketiga) Tipe A3 dengan gundukan dan nisan tanpa jirat dengan jumlah makam sebanyak 1 makam. Unsur budaya pada kompleks makam Ponggawa Moita adalah unsur budaya megalitik. Hal ini dibuktikan pada jirat makam yang terbuat dari sususan batu alam dan adanya ziarah kubur masyarakat, yang dipengaruhi oleh unsur budaya pra-Islam masuk di Kabupaten Konawe. Dari hasil penelitian ini dapat di jelaskan bahwa terdapat nilai kultural, historis dan arkeologis yang tinggi pada kompleks makam Ponggawa Moita
IDENTIFIKASI BENTENG BONE-BONE DI DESA BONE-BONE KECAMATAN BATUKARA KABUPATEN MUNA Tamiudin Tamiudin; Abdul Alim; Syahrun Syahrun
SANGIA JOURNAL OF ARCHAEOLOGY RESEARCH Vol. 7 No. 1: June 2023
Publisher : Laboratorium Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/sangia.v7i1.2176

Abstract

Benteng Bone-Bone merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia. Dalam penelitian ini diangkat rumusan masalah (1) apa saja tinggalan arkeologi yang terdapat di dalam Benteng Bone-Bone dan (2) apa fungsi Benteng Bone-Bone berdasarkan tinggalan arkeologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tinggala-tinggalan arkeologi pada Benteng Bone-Bone dan berupaya untuk menjelaskan fungsi benteng tersebut berdasarkan tinggalan arkeologisnya. Penelitian ini menggunakan landasan konseptual arkeologi ruang, konsep benteng, konsep tinggalan arkeologi dan landasan teori sejarah budaya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan bentuk penalaran induktif serta didukung dengan bentuk analisis klasifikasi dan analisis kontekstual. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan yang menunjukan bahwa tinggalan arkeologis yang terdapat pada Benteng Bone-Bone berjumlah 11 tinggalan yang terdiri dari Benteng Bone-Bone, lawa I, lawa II, makam i, makam II dan makam III serta temuan lepas berupa fragmen moluska dengan lima jenis moluska yang terdiri dari hellix pomatia, ruditapes decussatus, pugilina cochlidium, telescopium dan cerithidea quoyi. Benteng Bone-Bone memiliki fungsi sebagai benteng pertahanan.
SOSIALISASI NILAI PENTING TINGGALAN ARKEOLOGI PRASEJARAH DI DESA SAWAPUDO, KECAMATAN SOROPIA Salniwati Salniwati; Abdul Alim; Arie Tourisno Hadi; Sandy Suseno; Syahrun Syahrun; La Ode Aspin; M. Hafiz Sukri; Bainuddin Bainuddin; Cisilia Saragi; Muh. Syawal Zul Saputra
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.19704

Abstract

Sosialisasi Nilai Penting Tinggalan Arkeologi Prasejarah di Desa Sawapudo, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara bertujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan tentang nilai penting cagar budaya dan manfaatnya terdadap kehidupan masyarakat. Faktor alam dan juga manusia sangat erat kaitannya dalam eksistensi dan pelestarian cagar budaya. Dari nilai yang terkandung di dalamnya, maka dapat berperan untuk pebentukan kareakter masyarakat. Karakter yang dimaksud adalah tumbuhnya cinta terhadap warisan budaya bendawi (tangible) dan implementasi nilai-nilai di dalamnya yang berguna untuk kehidupan saat ini dan masa yang akan datang. Untuk itu, perlu dilakukan sosialisasi nilai-nilai tersebut khususnya kepada masyarakat tentang nilai-nilai penting tinggalan Arkeologi Prasejarah di Desa Sawapudo. Adapun metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi survey kawasan situs prasejarah di Desa Sawapudo, Tutorial langsung kepada masyarakat, serta presentasi situs Tinggalan Arkeologi Prasejrah berupa temua karakteristik bentukdan ragam hias tembika yang terdapat di Gua Sawapudo Desa Sawapudo. Langka terkahir adalah wawancara terhadap masyarakat terkait manfaat pelaksanaan kegiatan sosialisasi nilai penting tinggalan Arkeologi Prasejarah didesa tersebut. Dari hasil kegiatan ini mampu menanamkan kembali nilai-nilai luhur warisan leluhur dan budaya Indonesia yang kaya akan karakter seni dan adanya kesadaran masyarakat Desa Sawapudo untuk ikut serta melestarikan cagar budaya Bangsa Indonesia sudah mulai terbentuk. Untuk itu, kegatan seperti ini diharapkan dapat terus diterapkan untuk menjaga kekaayan warisan budaya Indonesia