Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER, REVOLUSI MENTAL DAN NILAI-NILAI BUDAYA BIMA Edy Suparjan; Nurnaningsih Nurnaningsih
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 4 No 2 (2020): Oktober
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v4i2.519

Abstract

Pendidikan karakter merupakan orientasi akhir dari penyelenggaran penddikan baik pada jenjang pendidikan formal, non-formal,dan in-formal. Pengembangan pendidikan karakter juga menjadi matarantai yang tidak terpisahkan teramsuk dalam rumusan pengembangan kurijkulum nasional. Disisi lain, pengembangan pendidikan karakter juga merupakan hasil rumusan integrasi dari berbagai aspek kehidupan social masyarakat mulai dari adat-istiadat, pandangan kebudayaan dan proyeksi capaian pendidikan nasional sehingga menjadi satu kesatuan integratif dalam menyelenggaran pendidikan karakter di lingkup satuan pendidikan. Dalam hal inilah, integrasi pendidikan karakter, revolusi mental dan nilai-nilai budaya Bima penting untuk dipahami agara dapat dijadikan acuan penyelenggaraan pendidikan berbasis budaya Bima bagi seluruh stakeholder dilingkup satuan pendidikan di daerah Bima. Dengan demikian, penguatan intergasi pendidikan karakter dan nilai budaya Bima yang selaras dengan capaian pendidikan nasional diharapkan akan berdampak positif terhadap pembentukan karakter, sikap, dan tingkah laku paripurna seorang anak/siswa dilingkup satuan pendidikan dan dilingkup kehidupan sosialnya.
Politik Diplomasi Masa Revolusi Menuju Pengakuan Kemerdekaan Indonesia (1946-1949) edy suparjan; Ibnu Khaldun
SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 7 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : LP2M Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/sosio.v7i1.9431

Abstract

This paper aims to find out how the politics of diplomacy in the early days of independence, especially during the Syarir Cabinet to Hatta Cabinet, and to explain how the efforts of the Indonesian political elite to address diplomatic politics in the face of aggression and to analyze the role of third parties in Indonesian diplomacy. The method used in this research is a qualitative method, namely fact finding with the correct interpretation. Descriptive research is to study problems in society and the procedures that apply in society. The method used is literature study with data collection techniques by conducting a review study of books, literature, notes, and reports that have to do with the problem being solved. The conclusion of this research is that the political attitudes of the various Indonesian elites, the first group is that the government prioritizes the political path of diplomacy rather than armed resistance or 100 percent independence. The attitude of this first group is more influenced by the education they have received since studying in the Netherlands, among the first group are; Hatta, Syahrir, Setiadjid, Abdul Majid and Amir Syarifuddin and Agus Salim. This group believes that de jure the Netherlands is still strong and has the support of its allies such as Britain and America. Meanwhile, the second group who chose the armed or guerrilla resistance method in achieving 100 percent independence among this group was more than the opposition and military figures such as Tan Malaka, Panglima Sudirman and the leaders of the Masyumi and PNI parties. This conflict caused Sudirman to choose Guerrilla as the right way to achieve 100 percent independence. The conflict between Indonesia and the Netherlands ultimately requires American involvement in resolving the dispute between the two countries. This was proven by the US for the second time issuing a UN resolution to pressure the Netherlands to want to surrender sovereignty to the Indonesian republic even though under certain conditions, such as the Netherlands has not recognized the states belonging to the Republic of Indonesia and Papua. Then the independence of the Republic of Indonesia still has the remaining debt to the Dutch. Keywords : Politics, Diplomacy, Revolution, Independence
IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI MASYARAKAT (GELMAS) SESUAI PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 35 TAHUN 2019 DI KECAMATAN MONTA KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT Edy Suparjan; Zulkifli Zulkifli; Roni Irawan
JIPIS Vol 31 No 1: April 2022
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF TANGERANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan implementasi Program Gerakan Literasi Masyarakat (GELMAS) di Kecamatan Monta Kabupaten Bima yang didasarkan pada Peraturan Bupati Bima Nomor 35 Tahun 2019 Tentang Gerakan Literasi di Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Objek dalam penelitian ini adalah Desa Sakuru. Pemilihan objek tersebut disebabkan pada ketersediaan delapan indikator yang ada pada Peraturan Bupati Bima tersebut dibandingkan dengan 13 desa lain yang ada di kecamatan Monta. Manfaat penelitan ini diantaranya adalah untuk mengetahui pola implementasi gerakan literasi masyarakat di desa Sakuru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Desa, Sekertaris Desa, Kepala Urusan Kesejahteraan, Karang Taruna, Pengurus Perpustakaan Desa dan Tokoh masyarakat. Instrumen penelitian berupa lembar wawancara, lembar observasi, dan alat dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif berupa triangulasi versi Miles Huberman. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa model Implementasi Gerakan Literasi Masyarakat di Desa Sakuru diantaranya adalah; (1) Kegiatan Ceramah dan Kajian Islam oleh Majelis Ta’alim; (2) Kegiatan Marawis Oleh Majelis Ta’alim dan Remaja Masjid; (3) Lomba Bacaan Ayat pendek oleh Majelis Ta’alim dan Remaja Masjid; (4) Pengenalan huruf Hijaiyah; dan (5) Bimbingan Belajar. (6) Lomba Kaligrafi; (7) Lomba Master of Ceremony. Kata Kunci: Implementasi, Literasi, Peraturan Bupati
RESPON MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN GOOGLE CLASSROOM DI MASA PENDEMI COVID-19 PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR PKN Edy Suparjan; Arif Hidayad; Ilyas .; Zulkifli .; M Nurimansyah
Jurnal Teknologi Pendidikan (JTP) Vol 14, No 1 (2021): April - Jurnal Teknologi Pendidikan
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jtp.v14i1.23406

Abstract

Abstrak : Pendemi Virus Corona memaksa sistem pendidikan di Indonesia untuk menggunakan pembelajaran dalam jaringan mulai tingkat SD sampai Perguruan Tinggi, hal ini membuat guru dan dosen untuk menyesuaikan kebiasaan baru tersebut dengan melakukan pembelajaran online menggunakan aplikasi dalam jaringan internet. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar respon dan kesiapan mahasiswa dalam menggunakan aplikasi google classroom sehingga dapat mempermudah dosen dan mahasiswa dalam berinteraksi dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan tehnik survey dalam mengumpulkan data dilapangan. Sampel terdiri dari 70 orang mahasiswa semester 1 PGSD dibagi dalam 2 kelas yaitu kelas G sejumlah 30 orang dan Kelas H 40 orang. Angket diberikan kepada mahasiswa yang sedang mengikuti pembelajaran daring Mata Kuliah Konsep Dasar PKN. Jumlah pertanyaan diberikan sebanyak 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban Sangat tidak setuju, Setuju, Ragu, Tidak Setuju, Sangat tidak setuju. Hasil penelitian ditemukan bahwa rata-rata respon mahasiswa terhadap penggunaan Google Classroom pada tiap indikator penelitian adalah paling tinggi pada indikator pertama sebanyak 78,29% di Kelas G dan indikator pemahaman materi dalam google classroom sebesar 71,12% berada pada kategori setuju. Sementara di Indikator pertama tentang kemudahan mahasiswa menggunakan google classroom pada Kelas H sebesar 75,33% dan Indikator Pemahaman Materi dalam Google Classroom sebesar 75,16% yaitu berada pada kategori setuju.  Kata Kunci; Respon, pembelajaran, Google Classroom, Masa Covid Abstract : The Corona Virus pandemic forces the education system in Indonesia to use online learning from elementary to tertiary level, this makes teachers and lecturers to adapt to this new habit by doing online learning using applications on the internet network. The purpose of this study is to find out how much the response and readiness of students in using the google classroom application so that it can make it easier for lecturers and students to interact in learning. This research uses descriptive qualitative research with survey techniques in collecting data in the field. The sample consisted of 70 PGSD 1st semester students divided into 2 classes, 30 students in G class and 40 students in H class. The questionnaire was given to students who were taking online learning in the Basic Concepts of PKN. The number of questions given is 15 questions with answer choices; Strongly disagree, Agree, Doubt, Disagree, Strongly disagree. The results of the study found that the average student response to the use of Google Classroom on each research indicator was the highest in the first indicator as much as 78.29% in Class G and the indicator of material understanding in google classroom by 71.12% in the agree category. While the first indicator about the ease with which students use google classroom in Class H is 75.33% and the Material Understanding Indicator in Google Classroom is 75.16%, which is in the agree category. Keywords; Response, Learning, Google Classroom, Covid 19
Perubahan Kurikulum Pendidikan Sejarah Di SMA (1994-2013) Edy Suparjan
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 4, No 3 (2020): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jisip.v4i3.1283

Abstract

Kurikulum adalah seperangkat materi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik dengan metode serta tehnik tertentu dengan tujuan mencapai cita-cita pendidikan nasional. Perubahan Kurikulum merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam sistem pendidikan nasional Indonesia, hal ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat serta menyesuaikan perubahan sosial politik dan ekonomi dalam masyarakat. Dalam penelitian ini perumusan masalah yang dibahas adalah : Bagaimana Kedudukan Pendidikan Sejarah dalam Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA). Penelitian ini bertujuan mengetahui, menganalisis dan memahami perubahan kedudukan, struktur dan isi pendidikan sejarah dalam Kurikulum 1994, 2006 dan Kurikulum Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan studi pustaka untuk menganalisis masalah yang dibahas. Kesimpulan penelitian ini bahwa perubahan Kurikulum pendidikan sejarah telah merubah posisi struktur dan isi pelajaran sejarah. Mengabaikan pendidikan sejarah sama saja dengan menghilangkan nilai-nilai luhur tokoh bangsa serta meruntuhkan masa depan bangsa. Karena kita tidak lagi memiliki cerminan kehidupan untuk membangun bangsa ini. Pemerintah harus memperkuat pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran wajib disetiap jenjang pendidikan. Agar cita-cita bangsa tercapai.
INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER, REVOLUSI MENTAL DAN NILAI-NILAI BUDAYA BIMA Edy Suparjan; Nurnaningsih Nurnaningsih
Estoria: Journal of Social Science and Humanities Vol 1, No 1 (2020): Estoria: Journal of Social Sciences & Humanities
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.437 KB) | DOI: 10.30998/je.v1i1.461

Abstract

This study aims to see, analyze and understand or understand the relationship between Character Education, Mental Revolution and Bima Cultural Values.And how it is implemented in school. This research uses descriptive methodwith document study approach. In its implementation in the field of CharacterEducation, it cannot be separated from the central role as the main campus ofstudents. In the family environment, students cultivate social behavior thatapplies in society, in the family environment, students are also formed mentally,emotionally and their character. Integration of Character Education, MentalRevolution and Bima cultural values must be applied at every level of educationstarting from elementary, junior high, high school to tertiary levels.Keywords: character education, mental revolution. cultural values