Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GAME EDUKASI VR PENGENALAN DAN PENCEGAHAN VIRUS COVID-19 MENGGUNAKAN METODE MDLC UNTUK ANAK USIA DINI Rega Arpiansah; Yusra Fernando; Jafar Fakhrurozi
Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Vol 2, No 2 (2021): Volume 2 No. 2 Juni 2021
Publisher : Universitas Teknokrat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33365/jtsi.v2i2.867

Abstract

Game merupakan sarana hiburan yang dapat mengasah kemampuan dan juga bisa di jadikan media pembelajaran dan pendidikan. Dimasa pedemi covid-19 ini masih banyak anak usia dini belum mengetahui apa itu virus covid-19 dan apa saja yang harus dilakukan untuk menghindari atau pencegahan penyebaran virus covid-19 dan game banyak di minati anak-anak juga bisa di jadikan untuk media pembelajaran bermain dan belajar yang menyenangkan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode multimedia developmen life cycle. Penelitian ini menggunakan pengujian sistem menggunakan ISO 25010 dengan aspek functionality, usability dan reliability. Hasil yang dicapai adalah sebuah apliaksi game edukasi virtual reality pengenalan dan pencegahan virus covid-19 menggunakan metode multimedia development life cycle (studi kasus: anak usia dini). Aplikasi yang akan dibangun akan menyampaikan informasi mengenai penggenalan dan pencegahan virus covid-19. Hasil pengujian ISO 25010 yang sudah dicoba dengan mengaitkan 15 Responden kalau kesimpulan mutu kelayakan fitur lunak dengan secor 96.11%yang dihasilkan secara keseluruhan mempunyai skala “Sangat Baik”Kata Kunci: Game Edukasi,Virtual Reality, Virus Covid-19, MDLC, ISO 25010
FUNGSI WAWANCAN DALAM UPACARA ADAT PENGANTIN LAMPUNG SAIBATIN Jafar Fakhrurozi; Shely Nasya Putri
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.074 KB) | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v1i2.1281

Abstract

ABSTRAKDalam upacara adat pernikahan masyarakat Lampung Saibatin, terdapat prosesi pemberian gelar (adok) kepada pengantin. Pemberian adok merupakan simbol kedudukan seseorang dalam adat yang diwariskan secara turun-temurun dan dianugerahkan dengan memenuhi beberapa ketetapan adat. Dalam upacara pemberian gelar tersebut, terdapat pembacaan pantun yang disebut wawancan oleh tetua adat. Pantun tersebut disampaikan sebagai pengantar pemberian adok (gelar) bagi pengantin. Pantun tersebut memuat sepenggal riwayat hidup kedua mempelai. Pada bagian akhir, pantun berisi pemberian gelar dan harapan-harapan untuk pengantin. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat betapa pentingnya posisi pantun dalam proses pemberian adat tersebut. Tanpa pantun, pemberian gelar tidak dapat disampaikan. Penelitian ini menguraikan struktur pantun wawancan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Metode etnografi tersebut digunakan untuk mengamati prosesi adat, kehidupan pemangku adat, dan para penutur pantun. Pengumpulan data dilakukan dengan proses wawancara, observasi, dan pendokumentasian pertunjukan. Selanjutnya, data diolah dan dianalisis menggunakan pendekatan struktural sehingga dapat terungkap hasil penelitian. Hasilnya, penulis menuliskan wawacan berdasarkan pesanan calon pengantin, tetapi dengan cara spontan dan berdasarkan pengalaman yang dialaminya. Dari segi teks, struktur teks wawacan yang diciptakan identik dengan pantun syair dan talibun: empat barus dan enam baris perbaitnya dengan rima a-a-a-a dan ab-ab-ab. Dari segi fungsi, wawacan memiliki fungsi dan makna sebagai pelestari bahasa dan budaya Lampung, khususnya Lampung Pesisir. Kata kunci: Pantun, Wawancan, Saibatin, Fungsi, Struktur.
FUNGSI WAWANCAN DALAM UPACARA ADAT PENGANTIN LAMPUNG SAIBATIN Jafar Fakhrurozi; Shely Nasya Putri
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 1, No 2 (2019): Volume 1 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.074 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v1i2.1281

Abstract

ABSTRAKDalam upacara adat pernikahan masyarakat Lampung Saibatin, terdapat prosesi pemberian gelar (adok) kepada pengantin. Pemberian adok merupakan simbol kedudukan seseorang dalam adat yang diwariskan secara turun-temurun dan dianugerahkan dengan memenuhi beberapa ketetapan adat. Dalam upacara pemberian gelar tersebut, terdapat pembacaan pantun yang disebut wawancan oleh tetua adat. Pantun tersebut disampaikan sebagai pengantar pemberian adok (gelar) bagi pengantin. Pantun tersebut memuat sepenggal riwayat hidup kedua mempelai. Pada bagian akhir, pantun berisi pemberian gelar dan harapan-harapan untuk pengantin. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat betapa pentingnya posisi pantun dalam proses pemberian adat tersebut. Tanpa pantun, pemberian gelar tidak dapat disampaikan. Penelitian ini menguraikan struktur pantun wawancan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Metode etnografi tersebut digunakan untuk mengamati prosesi adat, kehidupan pemangku adat, dan para penutur pantun. Pengumpulan data dilakukan dengan proses wawancara, observasi, dan pendokumentasian pertunjukan. Selanjutnya, data diolah dan dianalisis menggunakan pendekatan struktural sehingga dapat terungkap hasil penelitian. Hasilnya, penulis menuliskan wawacan berdasarkan pesanan calon pengantin, tetapi dengan cara spontan dan berdasarkan pengalaman yang dialaminya. Dari segi teks, struktur teks wawacan yang diciptakan identik dengan pantun syair dan talibun: empat barus dan enam baris perbaitnya dengan rima a-a-a-a dan ab-ab-ab. Dari segi fungsi, wawacan memiliki fungsi dan makna sebagai pelestari bahasa dan budaya Lampung, khususnya Lampung Pesisir. Kata kunci: Pantun, Wawancan, Saibatin, Fungsi, Struktur.