Rojab Umar Abdillah
Kajian Pengembangan Perkotaan , Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Strategi Komunitas Peka Kota Hysteria dalam Pelestarian Kampung Kota (Studi Kasus: Kampung Bustaman Kota Semarang) Rojab Umar Abdillah; Linda Darmajanti
Jurnal Planologi Vol 16, No 1 (2019): April, 2019. Thema Lahan dan Perkotaan
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v16i1.4384

Abstract

ABSTRACTKampung is an embryo of a city. Metropolitan city is growing from a kampung. The city growth has good and bad impacts. Semarang City has 6.6 million population and in the process of its development, four old kampungs have been evicted by the developer during 2005 to 2018, either for hotel or apartment. A kampung whose population is middle to lower economy is an easy target for developer. This condition has triggered Peka Kota Hysteria community which focuses on the issue of arts and urban youth to preserve kampungs in the urban area i.e kampung Bustaman. This study revealed KPK Hysteria’s internal and external factors in preserving kampung Bustaman and will reveal strategies used by KPK Hysteria. Through the strategy implemented namely 1. Based on local culture, 2. Optimizing the involvement of the resident of kampung Bustaman and 3. Using art movement through internal network. These tree strategies are implemented by KPK Hysteria with systematic steps. KPK Hysteria is considered capable and succeeded in preserving kampung Bustaman with the supporting for 6 years. This success can bee seen from the increasing social captal of kampung Bustaman :  changes in social norm, the existence of social control, network, trust , and the most impact for the resident is the improvement of Human Resources, especially for the youth in kampung  Bustaman .Keywords: Strategy, Community, Urban Kampung.ABSTRAKKampung merupakan embrio dari sebuah kota. Berawal dari sebuah kampung lalu tumbuh menjadi kota metropolitan. Pertumbuhan kota memang berdampak baik namun juga ada dampak buruknya. Kota Semarang dengan populasi 6,6 juta jiwa dalam proses pembangunannya didapati ada empat kampung lama yang digusur oleh developer dalam kurun tahun 2005 hingga 2018, baik itu dibangun hotel maupun apartemen. Keberadaan kampung yang penduduknya berekonomi menengah ke bawah merupakan sasaran empuk bagi developer. Kondisi  ini memicu komunitas Peka Kota Hysteria yang fokus pada isu anak muda seni dan perkotan untuk bergerak melestarikan kampung-kampung di perkotaaan salah satunya kampung Bustaman. Penelitian ini mengungkap faktor internal dan eksternal KPK Hysteria dalam melestarikan kampung Bustaman. Serta akan mengungkap strategi yang digunakan oleh KPK Hysteria. Melalui Strategi yang diterapkan yaitu 1. berbasis budaya lokal, 2. pengoptimalan keterlibatan warga kampung Bustaman, dan 3. menggunakan gerakan seni melalui jaringan internal. Tiga hal tadi diterapkan oleh KPK hysteria dengan langkah-langkah yang sistematis. KPK hysteria dinilai mampu dan berhasil melestarikan kampung Bustaman dengan pendampingan selama 6 (enam) tahun. Keberhasilan ini dapat dilihat dari peningkatan modal sosial yaitu : perubahan norma sosial, adanya kontrol sosial,jaringan , trust, dan yang paling dirasakan yaitu peningkatan Sumber Daya Manusia khususnya remaja pada kampung Bustaman.Keyword : Strategi, Komunitas, Kampung kota.