Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

UJI KARAKTERISTIK SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius Roxb.) DENGAN BASIS HYDROXY PROPYL METHYL CELLULOSE (HPMC) Amaliasanti Pramitha Dewanti; Fara Azzahra
AFAMEDIS Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Farmasi Indonesia Afamedis
Publisher : Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.806 KB)

Abstract

Daun Pandan memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, polifenol yang dapat digunakan sebagai antioksidan. Penggunaan daun pandan sebagai antioksidan alami dapat dipermudah dengan memformulasikannya dalam sediaan gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak etanol daun pandan dapat dibuat sediaan gel dengan menggunakan basis HPMC dan mengetahui karakteristik fisik gel ekstrak etanol daun pandan. Penelitian ini menggunakan metode Posttest Only Control Group Design. Daun pandan diekstraksi dengan maserasi dan gel diformulasikan dengan 2 formula, yaitu gel kontrol (F1) dan gel ekstrak etanol daun pandan (F2). Konsentrasi HPMC yang digunakan dalam pembuatan gel adalah 2,5%. Gel di uji karakteristik fisik, meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar. Data hasil uji pH dan daya sebar dianalisis menggunakan uji Shapiro Wilk untuk melihat normalitas data. Perbedaan karakteristik fisik gel antara F1 dan F2 di uji menggunakan Independent Sampel T-test . Hasil penelitian menunjukkan organoleptis F1 berbentuk kental agak cair, berwarna putih bening kekuningan, dan tidak berbau, sedangkan untuk organoleptis F2 berbentuk kental agak cair, berwarna hijau kehitaman, dan bau khas pandan. Homogenitas F1 menghasilkan sediaan yang homogen, sedangkan untuk F2 menghasilkan sediaan yang tidak homogen. Hasil pH F1 6,13±0,14 dan F2 5,91±0,13. Hasil daya sebar F1 adalah 5,40±0,35 cm dan F2 adalah 5,47±0,50 cm. Hasil uji Independent sampel T-test pH dan daya sebar menunjukkan nilai (sig͕͕>0,05), hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada pH dan daya sebar gel F1 dan F2. Sediaan gel ekstrak etanol daun pandan dengan basis Hydroxy Propyl Methyl Cellulose memiliki karakteristik fisik yang baik meliputi uji organoleptis, pH, dan daya sebar tetapi untuk uji homogenitas tidak homogen
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa sinensis L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis DAN Streptococcus mutans Fara Azzahra; Dhena Padmasari; Krisna Adhiarta
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun kembang sepatu diketahui memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai antibakteri. Kandungan kimia  flavonoid, saponin dan polifenol berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kembang sepatu terhadap bakteri S. epidermidis dan S.mutans.Uji aktivitas antibakteri terhadap kelompok perlakuan ekstrak etanol daun kembang sepatu 5%, 10%, 20%, 40%, 80% dan kelompok kontrol positif siprofloksasin0,2%b.v, kontrol negatif aquadest steril serta kontrol pelarut etanol 70% dengan metode difusi cakram. Setiap perlakuan diinokulasikan dengan suspensi bakteri kemudian kertas cakram yang telah ditetesi ekstrak diletakkan di atas permukaan media dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam, lalu diamati dan diukur zona bening disekitar kertas cakram.Ekstrak etanol daun kembang sepatu konsentrasi 80% yang menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap S.epidermidis sebesar 10,27mm, sedangkan terhadap S.mutans pada konsentrasi 20%, 40% dan 80% berturut-turut 7,27 mm; 7,98 mm dan 8,41 mm. Kontrol positif siproflokasin terhadap S.epidermidis dan S.mutans berturut-turut sebesar 26,17 mm dan 18,18 mm menunjukkan kategori antibakteri sensitif, artinya memiliki potensi menghambat bakteri S. epidermidis dan S.mutans. Berdasarkan hasil penelitian bisa disimpulkan ekstrak etanol daun kembang sepatu memiliki aktivitas antibakteri, namun potensinya dalam menghambat bakteri S.epidermidis dan S.mutans tidak sebanding dengan siprofloksasin.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis Fara Azzahra; Vyanka Madhani
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 4 No 2 (2021): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v4i2.799

Abstract

Avocado leaves has known to have antibacterial activity. This study aim to determine the antibacterial activity of avocado leaf juice and ethanol extract against S. epidermidis bacteria. Antibacterial activity tests were carried out using juice and ethanol extract of avocado leaves at concentrations of 2%, 4%, 6%, 8%, 10%, positive control ciprofloxacin 5µg/disk, sterile distilled water negative control, 96% ethanol solvent control. The data obtained were statistically analyzed using Mann Whitney. The inhibition zones formed were categorized according to the Clinical and Laboratory Standards Institute. Avocado leaf ethanol extract had antibacterial activity against S. epidermidis bacteria at concentrations of 2%, 4%, 6%, 8% and 10% of 7.68±0.16mm; 7.54±0.02 mm; 7.89±0.21mm; 8.18±0.04 mm and 8.50±0.28 mm with the category of resistance. The diameter of the ciprofloxacin inhibition zone was 35.98±0.03mm with a sensitive category. Statistically, avocado leaf ethanol extract had a significant difference to ciprofloxacin, avocado leaf juice had no antibacterial effect at all concentrations. The conclusion of the study, avocado leaf juice did not have antibacterial activity, while the ethanol extract of avocado leaves had antibacterial activity against S. epidermidis bacteria, but its potency was not comparable to ciprofloxacin in inhibiting the growth of S. epidermidis bacteria.
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN KRIM DAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantia L.) Fara Azzahra; Hastin Prastiwi; Solmaniati
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.47

Abstract

Daun pare (Momordica charantia L) mempunyai kandungan flavonoid, tanin, saponin, steroid, alkaloid, dan terpenoid yang dapat digunakan sebagai penyembuh luka. Berdasarkan aktivitasnya, penggunaan daun pare sebagai penyembuh luka dapat diupayakan menjadi bentuk sediaan yang lebih efektif, yaitu sediaan krim dan salep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik sediaan krim dan salep ekstrak etanol daun pare. Daun pare diekstraksi menggunakan metode maserasi menggunakan etanol 70%, kemudian diformulasikan dalam bentuk sediaan krim dan salep. Uji sifat fisik sediaan krim dan salep, meliputi organoleptik, homogenitas menggunakan mikroskop, pH dengan indikator pH universal, daya lekat, dan daya sebar. Hasil penelitian menunjukkan krim ekstrak etanol daun pare memiliki berwarna hijau kecoklatan, memiliki bau khas, berbentuk semipadat, homogen, daya lekat 1,09±0,10 detik, daya sebar 5,51 ± 0,37 cm. Salep ekstrak etanol daun pare memiliki berwarna hijau kecoklatan, memiliki bau khas, berbentuk semipadat, tidak homogen, daya lekat 6,76±0,88 detik, daya sebar 4,69±0,29 cm. Sediaan krim ekstrak etanol daun pare memenuhi persyaratan uji fisik, meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, daya lekat dan daya sebar. Sediaan salep ekstrak etanol daun pare memenuhi persyaratan uji fisik untuk pengujian organoleptis, uji pH, daya lekat, tetapi tidak memenuhi persyaratan homogenitas dan daya sebar.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi DAN Staphylococcus aureus Fara Azzahra; Elvan Arefadil Almalik; Atmi Atkha Sari
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.63

Abstract

Daun alpukat merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Kandungan kimia flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun alpukat terhadap bakteri S. thypi dan S.aureus. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun alpukat dilakukan menggunakan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%, kelompok kontrol positif siprofloksasin, kontrol negatif aquadest steril, serta kontrol pelarut etanol dengan metode difusi cakram. Setiap perlakuan diinokulasikan dengan suspensi bakteri kemudian ditetesi ekstrak etanol daun alpukat, diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam, diamati dan diukur zona bening disekitar kertas cakram. Hasil yang diperoleh dianalisis berdasarkan Clinical and Laboratory Standards (CLSI). Ekstrak etanol daun alpukat konsentrasi 100% menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap S.aureus sebesar 10,68 ± 0,43 mm, sedangkan pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% terhadap S.typi berturut-turut 8,50 ± 0,38 mm; 7,45 ± 1,03 mm; 9,35 ± 0,20; 9,23 ± 0,08 mm dan 9,44 ± 0,36 mm, kontrol negatif terhadap S. typhi dan S.aureus masing-masing sebesar 0 ± 0 mm dan 0 ± 0 mm, kontrol positif siproflokasin terhadap S. typhi dan S.aureus masing-masing sebesar 25,92 ± 0,30 mm dan 26,10 ± 0,20 mm. Zona hambat Ekstrak etanol daun alpukat terhadap pertumbuhan bakteri S.typhi dan S.aureus menunjukkan kategori antibakteri resisten. Zona hambat siprofloksasin menunjukkan kategori antibakteri intermediat pada bakteri S.typhi dan sensitif pada bakteri S.aureus, artinya memiliki potensi menghambat bakteri S.typhi dan S.aureus. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun alpukat memiliki aktivitas menghambat bakteri S.typhi dan S.aureus, namun potensinya dalam menghambat S.typhi dan S.aureus tidak sebanding dengan siprofloksasin.
FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN BASIS ASAM STEARAT Rahmawati Azizah Istiqomah; Fara Azzahra
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.79

Abstract

Daun belimbing wuluh mengandung flavoniod, saponin, tanin, sulfur, peroksidase. Ekstrak etanol daun belimbing wuluh diformulasikan menjadi sediaan krim. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik fisik krim ekstrak etanol daun belimbing wuluh. Penelitian ini merupakan eksperimental dengan metode posttest only control group design. Ekstrak hasil maserasi diformulasikan menjadi krim menggunakan basis asam stearat. Krim dibuat menjadi FI formula kontrol (basis krim) dan FII krim dengan ekstrak etanol daun belimbing wuluh. Krim diuji organoleptis, pH, homogenitas, dan daya sebar. Hasil uji pH dan uji daya sebar diuji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Perbedaan karakteristik FI dan FII diuji menggunakan Independent sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan ekstrak etanol daun belimbing wuluh terhadap organoleptis dan pH krim. Warna FII hijau kecoklatan sedangkan warna FI putih. Hasil pH FII 5,66 ± 0,10 dan FI 6,5 ± 0,15, hasil uji Independent T-test pH krim menunjukkan hasil (Sig<0,05), ini berarti terdapat perbedaan signifikan antara nilai pH FI dan FII.Hasil uji daya sebar dan homogenitas tidak memiliki perbedaan signifikan antara FI dan FII. Rerata daya sebar FI 6,41 ± 0,35 cm dan rerata daya sebar FII 6,77 ± 0,11 cm. FI dan FII menunjukkan sediaan krim yang homogen. Kesimpulan penelitian yaitu ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan basis asam stearat dapat dibuat dalam sediaan krim dan memiliki sifat fisik yang baik sesuai standar persyaratan sediaan krim.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA Hanif Yogaswara Purnomo; Fara Azzahra
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 6 No 2 (2021)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.vi0.102

Abstract

Daun alpukat mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin yang bermanfaat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari daun alpukat terhadap bakteri P. aeruginosa dan mengetahui potensi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun alpukat dengan pembanding antibiotik siprofloksasin. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran menggunakan 8 kelompok perlakuan, yaitu ektrak etanol daun alpukat konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% sebagai sampel uji, siprofloksasin konsentrasi 5µg/20µl sebagai kontrol positif, etanol 96% sebagai kontrol pelarut dan aqua proinjection sebagai kontrol negatif. Setiap perlakuan diinokulasikan dengan bakteri kemudian ditetesi ekstrak etanol daun alpukat, diinkubasi pada suhu 37 ℃ selama 24 jam, data yang diperoleh berupa zona hambat yang diukur dan dianalisa sensitivitasnya berdasarkan CLSI dengan pembanding siprofloksasin. Aktivitas antibakteri menunjukkan diameter zona hambat pada bakteri P. aeruginosa dalam konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% ekstrak daun alpukat sebesar 5,68±0,15mm; 6,16±0,03mm; 6,65mm±0,06; 7,55±0,20mm dan 6,41±0,06mm; berturut-turut dengan kategori resisten dan Siprofloksasin menunjukandiameter zona hambat 32,52±1,00mm dengan kategori sensitif menurut CLSI. Hasil zona hambat tersebut menunjukan adanya perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan ekstrak dan terhadap kontrol positif siprofloksasin. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun alpukat memiliki aktivitas menghambat bakteri P. aeruginosa, namun potensinya tidak sebanding dengan siprofloksasin.
The Effect of Pasak Bumi (Eurycoma longifolia, Jack) Roots Ethanol Extract against Hematology Profile of Healthy Volunteers Laela Hayu Nurani; Fara Azzahra; Sitarina Widyarini; Abdul Rohman
Majalah Obat Tradisional Vol 24, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mot.45533

Abstract

The roots of Eurycoma longifolia, Jack has a lot of beneficial activity on human health. The use of Eurycoma longifolia, Jack roots as a traditional medicine should be made in the form of a dosage that is more effective, safe, and had no side effects, especially on hematology. Easy preparations are capsule. This study aimed at identifying the effect of ethanol extract capsule of Eurycoma longifolia, Jack roots on hematology of healthy volunteers. Healthy volunteers were assigned in the study, each of which were 10 male and 10 female who met the inclusion criteria. Both groups were given ethanol extract capsule of Eurycoma longifolia, Jack roots for 14 days, with the dose of 300 mg extract once a day, after meal, at night. Hematology examination was performed on day 0; 14 and 42. Results were compared statistically using Repeated ANOVA and Friedman tests. The result of the study indicated that the average value of hematology at the examination day of 0; 14; and 42, there were significant differences in MCV and leukocyte parameters in healthy male volunteers (p<0.05). MCH, LED and monocyte parameters in healthy female volunteers had a significant difference of (p<0.05). However, the parameter values were still within the normal range. Monitoring results showed that some of the side effects were frequent urinary, dizziness, nausea, sweating, insomnia, and increasing appetite on healthy male volunteers. Meanwhile, on healthy female volunteers, there were frequent urinary, insomnia, constipation. Having ethanol extract capsule of the Eurycoma longifolia, Jack roots did not affect the hematology parameters of healthy male and female volunteers, but it caused some side effects. 
PENGARUH METODE PENGERINGAN DAN PELARUT EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN DAN KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.): EFFECTS OF DRYING METHOD AND SOLVENTS ON YIELD AND CHEMICAL CONTENT OF AVOCADO LEAVES EXTRACT (Persea americana Mill.) Fara Azzahra; Teresia Budiati
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.436 KB) | DOI: 10.37874/ms.v7i1.285

Abstract

Daun alpukat memiliki senyawa kimia alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin. Kualitas daun alpukat sebagai bahan alam nabati salah satunya dipengaruhi oleh proses pengeringan dan pelarut ekstraksi. Pengeringan dan pelarut ekstraksi dapat berpengaruh terhadap kandungan kimia suatu simplisia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh metode pengeringan dan pelarut ekstraksi terhadap rendemen dan kandungan kimia ekstrak daun alpukat. Daun alpukat dikeringkan menggunakan kering angin dan oven. Simplisia yang sudah kering diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96%, etil asetat, dan heksan, dihitung rendemen dan skrining fitokimia berupa uji flavonoid, uji alkaloid, uji tanin, uji saponin, dan uji terpenoid. Hasil rendemen ekstrak daun alpukat pada pengeringan kering angin dengan pelarut etanol 96%, etil asetat dan n-heksan masing-masing sebesar 13,96±0,09%; 4,51±0,48%; dan 3,39±0,33%. Hasil rendemen ekstrak daun alpukat pada pengeringan oven dengan pelarut etanol 96%, etil asetat dan n-heksan masing-masing sebesar 13,32±0,46%; 4,02±0,07%; dan 2,55±0,11%. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan metode pengeringan berpengaruh pada rendemen ekstrak daun alpukat pada pelarut n-heksan, tetapi tidak berpengaruh pada pelarut etanol 96% dan etil asetat, sedangkan perbedaan pelarut ekstraksi pada masing-masing metode pengeringan berpengaruh terhadap rendemen ekstrak daun alpukat. Hasil skrining fitokimia ekstrak daun alpukat pada masing-masing pelarut menghasilkan metabolit sekunder yang berbeda-beda, sedangkan antar metode pengeringan menghasilkan kandungan kimia yang sama.
Penetapan rendemen dan kandungan kimia ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) berdasarkan perbedaan metode pengeringan Fara Azzahra
Sasambo Journal of Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2022): September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/sjp.v3i2.177

Abstract

Katuk leaves contain chemicals in the form of alkaloids, triterpenoids, saponins, tannins, polyphenols, glycosides and flavonoids, so they are widely used as antioxidants. One factor can affect in chemical content and yield extract is the drying method. The purpose of this study was to determine the effect of different drying methods on yield and chemical content of katuk leaf extract. This research method was experimental Posttest Only Design. Katuk leaves were dried using wind, oven, sun and continued by maceration with ethanol 96% as solvent. The macerate was filtered and air-dried to thick extract which was calculated yield and tested chemical content form of polyphenols, alkaloids, flavonoids, saponins, tannins and terpenoids. Yield data analysis was carried out using One Way ANOVA test. The average yield value of katuk leaf extract in the wind-dry drying method was 11.86±0.23%, the sun was 12.26±0.70%, the oven was 13.64±0.74%. One Way ANOVA test showed significant differences in wind and oven drying, sun and oven drying. Phytochemical screening of each drying showed the presence of polyphenols, alkaloids, flavonoids, saponins, tannins and triterpenoids. The conclusion of this study was that the drying method affects the yield of katuk leaf extract but has no effect on chemical content.