Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

REVIEW JARINGAN TRAYEK ANGKUDES DI KABUPATEN SLEMAN: UPAYA MENUJU PEMERATAAN PELAYANAN BERTRANSPORTASI Tri Jayanti; Heru Sutomo
Jurnal Transportasi Vol. 5 No. 1 (2005)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.641 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v5i1.1779.%p

Abstract

Abstrak Sesuai SK Bupati Kabupaten Sleman No.42/Kep.KDH/1996 tanggal 16 Februari 1996, kebutuhan mobilitas masyarakat antar wilayah dalam Kabupaten Sleman telah difasilitasi oleh 16 (enam belas) trayek, dimana dalam operasionalisasinya trayek-trayek tersebut dijalankan oleh sebanyak 335 armada angkutan perdesaan di bawah 1 (satu) pengelolaan Koperasi PEMUDA. Kondisi wilayah Sleman yang terbagi atas beberapa bagian, yaitu wilayah aglomerasi, sub-urban, wilayah penyangga (buffer zone), dan beberapa kawasan rural menyebabkan jumlah demand terhadap angkutan perdesaan juga berbeda-beda. Kenyataan bahwa jumlah demand pada wilayah aglomerasi dan sub-urban yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan demand pada wilayah penyangga dan rural menyebabkan sebagian sopir angkutan tidak menjalankan keseluruhan trayek yang telah ditetapkan. Sebagian dari mereka hanya memilih menjalankan trayek pada wilayah-wilayah aglomerasi dan sub-urban bahkan sampai masuk dalam wilayah administratif lain. Akibatnya di satu sisi pada segmen-segmen “basah” sering terjadi tumpang tindih trayek, sementara di sisi lain pada beberapa kawasan rural yang notabene secara ekonomi termasuk dalam kategori miskin menjadi semakin terisolir karena tidak terjangkau oleh angkutan umum. Penelitian ini dilakukan untuk me-review kinerja jaringan trayek angkutan perdesaan eksisting di Kabupaten Sleman untuk kemudian dapat disiapkan rumusan jaringan trayek angkutan perdesaan yang dapat melayani seluruh kebutuhan pergerakan masyarakat Kabupaten Sleman di masa sekarang hingga 10 (sepuluh) tahun ke depan. Dari penelitian ini direkomendasikan sistem pelayanan berdasarkan wilayah yang dibagi dalam 3 (tiga) zona pelayanan dengan keseluruhan trayek yang dijalankan sebanyak 25 trayek, masing-masing 8 (delapan) trayek pada WP I, 10 (sepuluh) trayek pada WP II, dan 7 (tujuh) trayek pada WP III. Untuk menjamin dijalankannya seluruh trayek yang telah direncanakan, penelitian ini juga mengusulkan manajemen penyelenggaraan baru yang melibatkan peranserta Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman. Agar perencanaan yang dihasilkan bisa secara bertahap dan sistematis dilaksanakan, maka aspek-aspek regulasi, kelembagaan, pengusahaan, SDM, pendanaan, dan penguatan harus dengan seksama disiapkan secara simultan. Kata-kata kunci: demand, sub-urban, rural, buffer zone, aglomerasi
PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU-IBU MENGENAI PERILAKU PENGOBATAN SENDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CBIA DI TIGA KABUPATEN DI JAWA TENGAH Susanti Susanti; Ratih Anggraeni; Setiani Setiani; Tri Jayanti; Wachyu Wulandari; Sudarso Sudarso
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 11 No. 01 Juli 2014
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v11i1.853

Abstract

ABSTRAK Kemudahan masyarakat dalam memperoleh obat tanpa resep menimbulkan kecenderungan meningkatnya pengobatan sendiri. Informasi yang keliru dalam pengobatan sendiri dapat memperparah penyakit pasien dan meningkatkan biaya pengobatan. Pemakaian obat yang rasional perlu digiatkan dan diinformasikan secara luas. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu edukasi dengan metode Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA). CBIA dirancang oleh Bagian Farmakologi Klinik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1993 dan kemudian diadaptasi secara nasional oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2008 untuk digunakan sebagai rujukan nasional. CBIA merupakan metode yang efektif dalam hal penyampaian informasi obat dengan melibatkan subjek secara aktif yaitu mendengar, melihat, menulis dan melakukan evaluasi tentang pengenalan jenis obat dan bahan aktif yang dikandung, serta informasi lain yang terkandung dalam kemasan obat. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat pengaruh penerapan CBIA yang dilakukan terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku pengobatan sendiri pada ibu-ibu di beberapa kecamatan di tiga kabupaten. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan pretest dan posttest dengan dua kelompok yaitu kelompok CBIA dan ceramah. Data dianalisis menggunakan uji paired t-test dan independent-sample t-test dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi dengan metode CBIA dan ceramah meningkatkan nilai pengetahuan dan perilaku tentang pengobatan sendiri dan metode CBIA lebih efektif dibanding metode ceramah. Kata kunci: metode CBIA, pengobatan sendiri, over the counter (OTC). ABSTRACT Increased availability and access to over the counter (OTC) and pharmacist-only drugs has resulted in the higher tendencies of people indulging in self-medication. However, irrational behaviour of self- medication may lead to both increasing incidence of adverse events and soaring cost of medication. Therefore, knowledge regarding the appropriate use of medicines, particulary those used for self-medication is essesential. CBIA (Cara Belajar Ibu Aktif) is an active learning method aimed to improve mother’s knowledge and skills in using mainly over the counter drugs for self medication. CBIA module was designed by Department of Clinical Pharmacology, Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1993 and eventually adopted by Indonesian Ministry of Health in 2008 is to be used as national reference. CBIA applies problem-based and self-learning process which actively involves the participants to observe, record and evaluate drug-related informations provided mainly on the pharmaceuticals packages. This research aimed at evaluation of effectiveness of CBIA in improving mothers knowledge, behaviour and attitude toward self-medication in compare to seminar, a more convensional method in delivering information. The research was conducted in three districts in Central Java involving 776 people. In each district, 194 women were recruited as participants and equally divided into 2 groups. First group recievied information according to CBIA module while in the second group, the information was delivered through seminar method. Before and after treatment, a set of questions were asked to all of the participants to measure their knowledge and attitude toward self-medication. The resultant data obtained were quantified and analised statistically using T-test. The result showed that there was a significant raise in knowledge and attitude of participants in both groups (p
PEMAHAMAN RASA NASIONALISME MAHASISWA PENDIDKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN Fitri Yanti; Tri Jayanti
CAHAYA PENDIDIKAN Vol 4, No 2 (2018): JCP (Jurnal Cahaya Pendidikan) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.762 KB) | DOI: 10.33373/chypend.v4i2.1664

Abstract

Atmosfir kesibukan mahasiswa dalam melakukan rutinitas kuliah dan bekerja serta latar belakang perbedaan atau keragaman suku, golongan, adat istiadat, agama dan budaya menjadikan keraguan akan adanya rasa nasionalisme yang memupuk persatuan kesatuan bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman rasa nasionalisme mahasiswa pendidikan Sejarah di Universitas Riau Kepulauan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa pendidikan sejarah Universitas Riau kepulauan di Batam. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Sampel dalam penelitian ini yaitu mahasiswa semester II, semester IV dan semester V. Teknik analisis data dalam  penelitian kuantitatif menggunakan data  statistik. Hasil penelitian yang akan disajikan oleh peneliti berupa ujian asumsi. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa pendidikan sejarah yang mayoritas mahasiswanya adalah pekerja dari berbagai suku, agama dan budaya memiliki rasa dan jiwa nasionalisme yang tinggi. Mahasiswa pendidikan sejarah Universitas Riau Kepulauan memiliki rasa nasionalisme yang dilandaskan karena menyadari adanya perbedaan baik itu suku ataupun agama (sara) sebagai bangsa Indonesia. Kata Kunci: Nasionalisme, mahasiswa, pendidikan Sejarah
Aplikasi Pendataan Rekap Invoice pada PT Kudamas Bintang Sejahtera Rudi Faisal; Wetri Febrina; John Suarlin; Soni Fajar Mahmud; Febrina Sari; Tri Jayanti
JURNAL UNITEK Vol. 15 No. 2 (2022): Juli - Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52072/unitek.v15i2.480

Abstract

PT Kudamas Bintang Sejahtera merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengurusan transport di Kota Dumai, dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari perusahaan memiliki kendala saat melakukan pendataan rekapitulasi invoice. Pendataan invoice masih dilakukan secara semi komputerisasi yang mengakibatkan sulitnya mebuat dan mendata invoice yang ada, Sebagai upaya untuk mengoptimalkan kinerja karyawan perusahaan membutuhkan sebuah aplikasi yang dapat mengelola pengelolaan invoice secara cepat dan tepat. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan membantu bagian admin dalam mengelola invoice sehingga  mengurangi terjadinya kesalahan pada saat pendataan dan pembuatan laporan invoice.
Gamification pada Perusahaan: Dampaknya pada Tingkat Engagement Karyawan Generasi Z Muhammad Qoes Atieq; Rezqi Ananda Basid; Tri Jayanti
BISNIS Vol 11, No 1 (2023): BISNIS: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Publisher : Fakultas Ekonom dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/bisnis.v11i1.19462

Abstract

Gamifikasi merupakan konsep baru pada dunia kerja dan merupakan alat instrumen baru yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja, motivasi, kepuasan, dan variabel yang lainnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat apakah gamification berpengaruh terhadap engagement karyawan generasi Z. Teori yang digunakan adalah teori dari Gamification dan Engagement. Gamification identik dengan kegiatan yang di dalamnya dimodifikasi dengan permainan, sedangkan engagement kondisi dimana seseorang terikat dengan pekerjaan atau organisasinya. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan responden sebanyak 154. Metode analisis yang digunakan yaitu menggunakan analisis regresi linear sederhana menggunakan SPSS. Hasil penelitian ini yaitu gamification berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat engagement karyawan generasi Z.Kata Kunci: Gamification, Engagement, Generasi Z