Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Knowledge and attitude of Mothers about Stunting in Banjar Pengukuh Peguyangan Kangin Village Denpasar Ni Ketut Ayu Mirayanti; I Gede Juanamasta
Journal of Ners and Midwifery Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v7i3.ART.p320-325

Abstract

Childhood is a crucial period in the process of human growth and development. According to the Center for Data and Information of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (2018) stated the occurrence of a short toddler or commonly referred to as stunting is one of the nutritional problems experienced by toddlers in the world today. One of the determinants of the incidence of stunting in children under five years was the knowledge and attitude of the mother. The purpose of this research was to find out the description of the knowledge and attitudes of mothers with toddlers about Stunting in Banjar Pengukuh Peguyangan Kangin Village, Denpasar. The design of this study was cross-sectional. The sampling technique used nonprobability sampling with a purposive sampling approach, and the total sample was  68. In this study, the data analysis technique used the Univariate Analysis. Based on the analysis of the data obtained that the majority of respondents lacked knowledge of 44 people (64.7%) and had the right attitude, 66 people (97.1%). Suggestions for public health centre (puskesmas) to play an active role for disseminating stunting in schools and villages that will help reduce stunting indirectly.
YOGA PRANAYAMA LOWERS THE RISK OF VIOLENT BEHAVIOR IN SCHIZOPHRENIA PATIENTS Desak Made Ari Dwi Jayanti; I Made Dwi Satwika Wiraputra; Ni Ketut Ayu Mirayanti
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 3 (2021): Volume 9, No. 3, September 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i03.p01

Abstract

Introduction:The main problem that often occurs in schizophrenic patients is violent behavior. As a result of violent behavior can hurt or injure yourself or others. Handling violent behavior is done by a combination of psychopharmacology and psychotherapy intervention. One of the management of violent behavior through individual psychotherapy is physical activity in the form of pranayama yoga exercises. The purpose of this study is to determine the effect of Pranayama yoga on the risk of violent behavior in schizophrenic clients.Method :This type of pre-experimental research, using a One-group pre-post test design. The number of samples is 20 people with simple random sampling. Result : Data collection uses observation sheets. The mean symptom of the risk of violent behavior pre-test of 13.55 including the risk of moderate violent behavior. The average post-test of 5.50 included the risk of mild violent behavior. Paired t test statistic results obtained p value <0.05 means that there are significant differences in symptoms of risk of violent behavior in schizophrenic patients pre-test and post-test it shows there is an influence of pranayama yoga on symptoms of risk of violent behavior in schizophrenic patients. Physical exercise through pranayama yoga exercises in general can reduce physiological stimulation and tension so as to reduce patient anger.Discussion : Based on these results it is recommended that setting a routine schedule for schizophrenics in the Mental Hospital.Introduction:The main problem that often occurs in schizophrenic patients is violent behavior. As a result of violent behavior can hurt or injure yourself or others. Handling violent behavior is done by a combination of psychopharmacology and psychotherapy intervention. One of the management of violent behavior through individual psychotherapy is physical activity in the form of pranayama yoga exercises. The purpose of this study is to determine the effect of Pranayama yoga on the risk of violent behavior in schizophrenic clients.Method :This type of pre-experimental research, using a One-group pre-post test design. The number of samples is 20 people with simple random sampling. Result : Data collection uses observation sheets. The mean symptom of the risk of violent behavior pre-test of 13.55 including the risk of moderate violent behavior. The average post-test of 5.50 included the risk of mild violent behavior. Paired t test statistic results obtained p value <0.05 means that there are significant differences in symptoms of risk of violent behavior in schizophrenic patients pre-test and post-test it shows there is an influence of pranayama yoga on symptoms of risk of violent behavior in schizophrenic patients. Physical exercise through pranayama yoga exercises in general can reduce physiological stimulation and tension so as to reduce patient anger.Discussion : Based on these results it is recommended that setting a routine schedule for schizophrenics in the Mental Hospital.
GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN PENULARAN COVID 19 PADA BALITA DI BANJAR PENGUKUH DESA PEGUYANGAN KANGIN DENPASAR: Description of Factors Affecting Mother's Behavior in Preventing the Transmission of Covid 19 in Banjar Pengukuh, Peguyangan Kangin Village, Denpasar Ni Ketut Ayu Mirayanti; Niken Ayu Merna Eka Sari; Kiki Rizki Fista Adriana
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 8 No. 2 (2022): JIKep | Juni 2022
Publisher : LPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.693 KB) | DOI: 10.33023/jikep.v8i2.1123

Abstract

Pendahuluan: COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (WHO, 2020). PUSDATIN Kementrian Kesehatan (2021) menyampaikan bahwa di Indonesia data hingga bulan januari 2021, dari 818.386 yang terkonfirmasi, terdapat kasus Covid-19 pada usia 0-5 tahun telah tersebar di 30 provinsi dengan jumlah total sebesar 2.7% orang positif, 2.8% sembuh, 0.8% meninggal. Jika yang positif sudah tersebar, padahal anak kemungkinan carrier, maka jumlah anak OTG bisa saja lebih banyak lagi, sehingga sangat penting melakukan upaya pencegahan penularan COVID-19 pada anak. Tujuan: mengetahui gambaran factor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pencegahan penularan covid-19 pada balita. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen (deskriptif) dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu dengan balita diwilayah Banjar pengukuh Desa Peguyangan Kangin sejumlah 68 dengan teknik Purposive Sampling. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan covid 19 pada balita dikategorikan tingkat pengetahuan baik sebanyak 65 orang responden (95.6%), sikap yang baik yaitu sebesar 61 responden (89.7%), peran kader Sebagian besar baik yaitu sebanyak 60 responden (88.2%), peran tokoh masyarakat baik yaitu sebanyak 63 responden (92.6%). Kesimpulan: Diharapkan ilmu keperawatan dapat lebih berkembang khususnya pada ilmu kesehatan tentang pencegahan penularan covid 19 pada balita sehingga kejadian covid 19 dapat dicegah dan angka  kejadiannya  menurun
PSIKOEDUKASI KELUARGA MAMPU MERUBAH PERAN KELUARGA SEBAGAI CAREGIVER PADA PASIEN SKIZOFRENIA Desak Made Ari Dwi Jayanti; Ni Luh Putu Ekawati; Ni Ketut Ayu Mirayanti
Jurnal Keperawatan Vol 16, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkep.v16i1.1884

Abstract

Peran keluarga sebagai caregiver pada pasien skizofrenia menjadi hal utama untuk mencegah kekambuhan serta penting untuk keberhasilan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap peran keluarga sebagai caregiver pada pasien skizofrenia. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi Experiment. Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling dengan jumlah Sampel 44 responden. Pengumpulan data kuesioner peran keluarga sebagai caregiver pasien skizofrenia. Selanjutnya data diolah dan dianalisis dengan menggunakan Uji Wilcoxon Sing Rank Test pada data inter kelompok, dan uji Mann Whitney Test pada analisis data antar kelompok. Hasil penelitian pada uji inter kelompok diperoleh nilai p value 0,002 pada kelompok perlakuan dan p value 0,317 pada kelompok kontrol. Sedangkan pada uji antar kelompok pada post test p value = 0,000, ini menunjukkan ada pengaruh pemberian psikoedukasi keluarga terhadap peran keluarga sebagai caregiver pada pasien skizofrenia. Melalui pemberian psikoedukasi yang terdiri dari komponen edukasi, keterampilan, komponen emosional, dan komponen sosial dapat merubah perilaku keluarga dalam merawat pasien sehingga peran keluarga sebagai caregiver mengalami perubahan dan mampu membentuk family support group.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Agresi pada Remaja di SMA 1 Saraswati Denpasar: Relationship Between Parenting Style and Aggressive Behavior in Adolescents in Saraswati 1 High School Denpasar Niken Ayu Merna Eka Sari; Kiki Riski Fista Andriana; Ni Ketut Ayu Mirayanti
Bali Medika Jurnal Vol 8 No 1 (2021): Edisi Khusus Bali Medika Jurnal Vol 8 No 1 Maret 2021
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v8i1.169

Abstract

Perilaku agresi remaja merupakan suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, ke dalam diri atau secara destruktif. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku agresi adalah pola asuh orang tua yang terbagi dalam tiga tipe, yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh demokratis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku agresi pada remaja laki-laki madya. Sampel terdiri dari 129 responden dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pola asuh orang tua dan perilaku agresi. Sampel terdiri dari 129 responden dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pola asuh orang tua dan perilaku agresi. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pola asuh orang tua kategori pola asuh otoriter sejumlah 43,4%, dan mayoritas perilaku agresi kategori tinggi sejumlah 48,1%. Berdasarkan hasil uji korelasi rank spearman didapatkan hasip p value = 0,017 < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima yang berarti terdapat hubungan tingkat kepecayaan diri dengan perilaku agresi. Kesimpulan ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku agresi pada anak usia remaja di SMA Saraswati 1 Denpasar.
Edukasi Pencegahan Stunting dan Manajemen Pola Asuh dalam Pemenuhan Nutrisi pada Balita Melalui Pendekatan Terapi Komplementer: Edukasi Pencegahan Stunting dan Manajemen Pola Asuh dalam Pemenuhan Nutrisi pada Balita Melalui Pendekatan Terapi Komplementer Ni ketut Ayu Mirayanti; Komang Sukraandini; Putu Gede Subhaktiyasa; Ni Ketut Citrawati; Sang Ayu Ketut Candrawati
Ahmar Metakarya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022): Ahmar Metakarya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.898 KB) | DOI: 10.53770/amjpm.v1i2.88

Abstract

Stunting is a chronic nutritional problem in toddlers which is characterized by a shorter height compared to children their age. According to the Data and Information Center of the Indonesian Ministry of Health (2018), said that the incidence of short toddlers or commonly referred to as stunting is one of the nutritional problems experienced by toddlers in the world today. The Bali Provincial Government Health Office Profile report (2018) that the percentage of short toddlers is quite high compared to the percentage of underweight and underweight toddlers, with the highest percentage of short toddlers being in the Bangli Health Center area of 44% of toddlers whose height was measured. The purpose of community service is to increase the knowledge and skills of mothers with toddlers in Stunting Prevention and Parenting Management in fulfilling nutrition for toddlers through complementary therapeutic approaches in Banjar Tegal Linggah, Songan A Kintamani Bangli Village, the method used is to provide counseling, demonstration and screening. The results obtained are 65% of mothers with toddlers understand about Stunting Prevention and Parenting Management in fulfilling nutrition for toddlers. 98% of mothers with toddlers are able to do complementary therapy with acupressure or massage techniques to increase appetite in toddlers.
PEMBERDAYAAN KEMANDIRIAN IBU DALAM MANAJEMEN PEMBERIAN ASI DAN MPASI MELALUI PENYULUHAN KESEHATAN DI BANJAR KESIMPAR KAWAN DESA KESIMPAR KECAMATAN ABANG, KABUPATEN KARANGASEM Ni Ketut Citrawati; Ni Ketut Ayu Mirayanti; Ni Komang Sukra Andini; Sang Ayu Ketut Candrawati; Putu Gede Subhaktiyasa
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 6 No 2 (2023): Aptekmas Volume 6 Nomor 2 2023
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36257/apts.v6i2.6831

Abstract

Breastfeeding babies until six months without any other food is very beneficial because it can protect babies from various diseases that can cause death. Exclusive breastfeeding can prevent postpartum hemorrhage, stop excessive bleeding during menstruation, lose weight quickly, and prevent cancer risk. Babies are given complete breastfeeding weight if the average is more excellent than those given other food from the start. This happens because the other food provided does not contain zinc and iron, suitable for baby growth. The activity was carried out at the Kesimpar Kawan Kesimpar Village hamlet, Abang District, Karangasem Regency. This Community Service activity is an outreach about exclusive breastfeeding and complementary feeding. The targets used in this community service activity were 50 pregnant women and nursing mothers. The implementation of community service activities consisted of a pretest on the knowledge of pregnant and breastfeeding women about exclusive breastfeeding and complementary foods, then continued with the provision of health information using the lecture and demonstration method. After that, the activity continued with a posttest.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Balita Ni Ketut Ayu Mirayanti; Niken Ayu Merna Eka Sari
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 13 No 4 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v13i4.1094

Abstract

Stunting adalah ganguan pertumbuhan linier yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat gizi kronis, penyakit infeksi kronis yang berulang. Tujuan penelitian  mengetahui faktor  yang memperngaruhi kejadian stunting pada balita. Metode penelitian korelasi deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel   nonprobability sampling  purposive sampling. Jumlah populasi  33 ibu dengan balita .  Sampel sejumlah 31 orang menggunakan rumus slovin.  Analisis data Uji Spearman Rank . Alat ukur yang digunakan kuesioner pengukuran stunting. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara variabel BBLR dengan Kejadian stunting (p value: 0,002). Tidak ada hubungan antara variabel Pendidikan Ibu dengan Kejadian stunting (p value: 0,06). Tidak ada hubungan  antara variabel Pendapatan Keluarga dengan Kejadian stunting (p value: 0,103). Ada hubungan  antara variabel Pekerjaan Ibu dengan Kejadian stunting (p value: 0,007).  Penyebab stunting pada penelitian ini dapat diakibatkan oleh BBLR dan pekerjaan ibu, hal ini diakibatkan oleh BBLR merupakan predictor dan menunjukkan adanya malnutrisi pada ibu hamil jangka panjang. Ibu yang bekerja terkadang tidak dapat fokus dalam proses perawatan anaknya.
PEMBERDAYAAN KADER LANSIA DALAM MANAJEMEN PERAWATAN HIPERTENSI LANSIA BERBASIS TERAPI KOMPLEMENTER: Empowerment of Elderly Cares in Elderly Hypertension Management Based on Complementary Therapy Sang Ayu Ketut Candrawati; Ni Komang Sukra Andini; Ni Ketut Citrawati; Putu Gede Subhaktiyasa; Ni Ketut Ayu Mirayanti
Jurnal Sinergi Kesehatan Indonesia Vol. 1 No. 1 (2023): Jurnal Sinergi Kesehatan Indonesia
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Proses menua merupakan proses tubuh mengalami berbagai perubahan akibat menurunnya kapasitas, fungsi organ dan immunitas tubuh, sehingga lansia rentan mengalami penyakit tidak menular seperti hipertensi. Kader kesehatan lansia memiliki peran penting dalam pengawasan penatalaksanaan hipertensi. Tujuan: Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui pemberdayaan kader lansia dalam manajemen perawatan hipertensi lansia berbasis terapi komplementer. Metode: Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan di Desa Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Bali. Pendekatan pengabdian menggunakan Participatory Learning and Action. Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan kesehatan serta pelatihan pemeriksaan fisik dan terapi komplementer sederhana (bekam, acupressure dan massage). Pengabdian ini diikuti oleh kader lansia sejumlah 27 orang. Alat kesehatan dan instrumen pengukuran yang digunakan yaitu kuisioner tingkat pengetahuan hipertensi dan terapi komplementer, leaflet edukasi, alat terapi bekam, acupressure, dan massage. Hasil: Sebagian besar pengetahuan kader lansia sebelum diberikan penyuluhan yaitu cukup sebanyak 12 orang (44.45%) sedangkan setelah diberikan terapi komplementer sebagian besar tingkat pengetahuan kader lansia menjadi baik sebanyak 16 orang (59.26%). Kader mampu mendemonstrasikan terapi terapi bekam, acupressure, dan massage. Kesimpulan: Kegiatan pemberdayaan kader kesehatan dalam manajemen hipertensi berbasis komplementer mampu meningkatkan kemampuan kader memahami hipertensi, melakukan edukasi, serta memberikan terapi komplementer sederhana.