Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

THE GROWTH OF SEAWEED (Kappaphycus alvarezii) CULTIVATED WITH LONG LINE AND OFF BOTTOM METHOD ON TITA BANDA NEIRA MALUKU COASTAL AREA Aditya Putra Basir; La Abukena; Mr. Amiludin
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 1, No 1 (2017): JFMR VOL 1 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.71 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2017.001.01.4

Abstract

This research aimed to know the growth rate of seaweed (Kappaphycus alvarezii) cultivated by using off bottom method and long line method in coastal waters Tita Dwiwarna Village Banda Central of Maluku. It is expected that this research will provide basic information in business of seaweed cultivation to be developed. The methods were off bottom method and long line method that consisted of 2 treatments and 3 replications. Material used was mostly a polyethylene rope as long as 10 meters with the diameter size 5 mm for a mine rope and 3 mm for a span rope. Initial weight of sea weeds which is tied to a span rope 100 gram. The growth data collection was taken simultaneously with water quality data every week. Data were analyzed by using Cohran test to see homogeneity. The homogeneity data were then analyzed by using t-test to see the different between two treatments. The result of the research has shown that seaweed growth was highest in off bottom methods which average weight on the seventh week reached 690 gram. While the growth with long line methods reached the average weight on the seventh week reached only 609.4 gram. Therefore, the best growth of the sea weed was represented by off bottom method.
STRATEGI PEMANFAATAN LAHAN PESISIR PULAU HATTA UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA TERIPANG Aditya Putra Basir
MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir Vol 4 No 1 (2018): MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STP Hatta-Sjahrir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.507 KB)

Abstract

Teripang merupakan salah satu organisme perairan yang potensial untuk dibudidayakan. Pemilihan lokasi yang sesuai merupakan tahapan awal untuk mendukung keberhasilan usaha budidaya teripang. Penelitian ini dilaksanakanpada bulan Maret 2017 di Perairan Pulau Hatta Kepulauan Banda Neira Provinsi Maluku. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi pemanfaatan lahan pesisir Pulau Hatta untuk budidaya teripang (Holothuria sp.). Penentuan strategi dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dengan memaksimalkan Kekuatan (Strength) dan Peluang (Opportunities), tetapi secara bersamaan dapat meminimalisasi Kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threats). Responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Akademisi, DKP, Pemerintah Desa, LSM dan Masyarakat Pulau Hatta. Untuk menentukan skala prioritas dari strategi yang diperoleh digunakan Analitical Hierarchy Proccess (AHP). Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa strategi yang sesuai untuk untuk kawasan pesisir perairan Pulau Hatta adalah strategi ST, yaitu dengan membuat kebijakan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menghadapi ancaman yang akan dihadapi. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa strategi memprioritaskan lokasi yang mudah dijangkau dan mudah proses pengawasannya selama kegiatan budidaya berlangsung, memperoleh nilai prioritas sebesar 44,3 %. Strategi menghindari pelaksanaan kegiatan budidaya pada daerah pariwisata dan kawasan lindung memperoleh nilai 38,7 %, sedangkan strategi meminimalisir tingkat kerusakan lingkungan akibat kegiatan budidaya teripang memperoleh nilai sebesar 16,9 %.
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS KARANG YANG TUMBUH DI SELTER MINIATUR BANDA DAN BANGKAI KAPAL KARAM DI TWP LAUT BANDA Aditya Putra Basir; Budiono Senen; Irdham Lanuru
MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir Vol 5 No 1 (2019): MUNGGAI: Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STP Hatta-Sjahrir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.821 KB)

Abstract

Terumbu Karang membutuhkan media sebagai tempat untuk menempel, tumbuhdan berkembang pada suatu perairan. Pada Perairan Pantai Kampung Baru,terdapat Bangkai KM. Putra Biru yang tenggelam pada tahun 2009 dan kini telahmenjadi media untuk penempelan dan tumbuhnya berbagai jenis karang. Selainitu, pada pantai Tita Desa Dwiwarna juga terdapat “Miniatur Banda” yangmerupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga SwadayaMasyarakat (LSM) Parduli Negeri bersama Satker TWP Laut Banda sebagaimedia tempat pertumbuhan karang serta dapat meningkatkan jumlah populasi ikandi ekosistem terumbu karang yang berada pada pantai istana mini dan jugamenjadi destinasi wisata, baik domestik maupun mancanegara. Peneltian inibertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang karang dan pertumbuhannya padalokasi Bangkai Kapal Karam dan Miniatur Banda. Penelitian ini dilakukan denganmetode deskriptif, yaitu mendreskripsikan suatu subjek yang dalam hal ini adalahkarang dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis karang yang tumbuh di dua lokasiyang berbeda. Pada lokasi Miniatur Banda ditemukan 7 jenis karang yaitu,Pocillopora eyodouxi, Porites, Galaxea, Massive, Acropora formosa, Seriatoporahystrix dan Porites lichen. Acropora formosa adalah jenis karang terbanyak yangditemukan pada lokasi Miniatur Banda, dengan pertumbuhan rata-rata adalah 2,58cm per tahun dan total tinggi rata-rata 7,76 cm dalam tiga tahun. Sedangkan padalokasi Bangkai Kapal Karam ditemukan 9 jenis karang yang teridri dari Poriteslatistella, Acropora selago, Acropora acuminate, Acropora subglabra, Montiporadigitata, Stylophora, Pocillopora woodjonesi, Pocillpora damicornis, Pocilloporaverucossa. Hasil pengukuran pertumbuhan karang pada lokasi Bangkai KapalKaram menunjukan nilai rata-rata 9,8 Cm dan lebar 1,78 Cm. Pertumbuhan padamedia Kapal Karam telah berlangsung selama kurang lebih 10 tahun. Dengandemikian nilai rata-rata pertumbuhan karang pada lokasi ini adalah 0,98 Cm danlebar 1,78 Cm per tahun.
PENERAPAN SISTEM INTEGRATED MULTI-TROPHIC AQUACULTURE (IMTA) UNTUK PENINGKATAN PERFORMA KOMODITAS BUDIDAYA LAUT DAN KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN DI KEPULAUAN BANDA NAIRA, MALUKU Abdullah Saimima; Aditya Putra Basir
MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir Vol 6 No 1 (2020): MUNGGAI: Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STP Hatta-Sjahrir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.368 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis performa komoditas budidaya laut yang diterapkan melalui sistem budidaya laut terintegrasi serta untuk menganalisis kondisi lingkungan (Pra dan Pasca) kegiatan budidaya laut terintegrasi. Model IMTA yang akan digunakan pada penelitian ini merupakan kombinasi antara ikan baronang dan rumput laut. Ikan baronang dibudidayakan pada keramba jaring apung (KJA) yang merupakan pusat dari sitem IMTA. Sedangkan rumput laut dibudidayakan menggunakan rakit apung berukuran 7x7m, yang diletakkan di areal sekitar KJA. Jenis ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan Baronang (Siganus sp.) Ikan baronang dipilih sebagai komoditas utama dalam penelitian ini karena ikan baronang merupakan salah satu ikan ekonomis yang banyak ditemukan di perairan pesisir laut banda dan belum digunakan sebagai objek budidaya. Selain itu, bibit ikan baronang banyak tersedia di alam dan mudah diperoleh untuk kegiatan budidaya. Ikan baronang akan dipelihara pada enam KJA dengan ukran 1m x 1m x 1m untuk masing-masing KJA. Setiap lubang KJA diisi 50 ekor ikan baronang dengan ukuran rata-rata 7-8 cm/ekor. Kegiatan budidaya rumput laut menggunakan sistem rakit apung dengan ukuran 4 m x 4 m dengan jumlah 5 rakit apung. 3 rakit diletakkan dengan jarak 50 m di sekitar KJA. Sedangkan 2 rakit lainnya sebagai kontrol dan diletakkan pada jarak 2-3 Km dari KJA.Pemeliharaan ikan baronang dan rumput laut dilaksanakan selama kurang lebih 45 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa budidaya dengan sistem IMTA jauh lebih baik dibandingkan dengan sistem budidaya konvensional tanpa merusak lingkungan perairan dan habitat terumbu karang yang mendominasi substrat dasar perairan laut Banda, sehingga sistem IMTA dapat menjadi contoh pengembangan kegiatan budidaya perikanan dan sektor pariwisata, khususnya wisata bahari di Kepulauan Banda juga dapat terus berkembang.
ANALISIS LAHAN POTENSIAL UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PANTAI KAMPUNG BARU DESA PULAU HATTA, KECAMATAN BANDA, MALUKU TENGAH Aditya Putra Basir; Abdullah Saimima
MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir Vol 6 No 1 (2020): MUNGGAI: Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STP Hatta-Sjahrir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.403 KB)

Abstract

Kesesuaian lahan merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu kegiatan budidaya. Berbagai parameter seperti paramaeter ekologi (Fisik, kimia dan biologi) perairan sebagai parameter utama serta berbagai parameter pendukung seperti kriteria sosial- infrastruktur (jarak ke pemukiman, jarak ke pasar dan jarak ke pelabuhan) harus menjadi acuan dalam penentuan suatu kawasan yang akan dijadikan sebagai lokasi budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis daya dukung perairan, mengidentifikasi tingkat kesesuaian lahan serta mengukur luasan perairan Pantai Kampung Baru Pulau Hatta yang dapat digunakan untuk kegiatan Budidaya Rumput Laut (K.alvarezii). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan pengujian laboratorium. Tahapan dalam penelitian meliputi penentuan titik sampling, pengukuran kriteria ekologi (salinitas, suhu, DO, pH, kecerahan, arus, kedalaman air dan keterlindungan), pengukuran kriteria sosial-infrastruktur (jarak ke pemukiman, jarak ke pasar dan jarak ke pelabuhan) dan faktor pembatas. Data hasil pengukuran akan dilakukan analisis spasial dengan pendekatan sistem informasi geografis. selanjutnya dilakukan analisis overlay untuk menggabungkan peta tematik dari semua parameter. Hasil akhir dari penelitian ini adalah peta kawasan potensial untuk budidaya rumput laut di perairan pantai Kampung Baru Pulau Hatta. Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh wilayah perairan Pantai Kampung Baru Pulau Hatta masuk dalam kategori sesuai dan sangat sesuai dalam kriteria lahan potensial untuk kegiatan budidaya rumput laut.
ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI PERAIRAN PANTAI PASIR PANJANG DESA NUSANTARA KECAMATAN BANDA KABUPATEN MALUKU TENGAH Aditya Putra Basir; Abdullah Saimima; Eka S. Djaya; Septika Hamdja
MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir Vol 8 No 01 (2022): MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.81 KB)

Abstract

Potensi perikanan yang cukup baik di bidang usaha budidaya ikan dan memiliki prospek untuk dikembangkan adalah usaha budidaya sistem Keramba Jaring Apung. Dalam penelitian ini, jenis ikan yang di pelihara dalam usaha keramba jaring apung (KJA) yaitu ikan bubara (Caranx tille). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil usaha budidaya ikan sistem keramba jaring apung dan pendapatan usaha budidaya di Perairan Pantai Pasir Panjang Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah. Teknik pengumpulan data melalui data primer dan data sekunder. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis hasil budidaya ikan bubara (Caranx tille) dengan menggunakan sistem keramba jaring apung (KJA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata investasi dan biaya produksi yang di keluarkan untuk usaha ikan bubara sebesar Rp. 16.500.000 dan pendapatan bersih yang diterima pembudidaya adalah sebesar 6.300.000.
PEMETAAN LOKASI BUDIDAYA LOBSTER Panulirus sp. DI PERAIRAN DESA LONTHOIR BANDA NAIRA MALUKU TENGAH Jenny Abidin; Aditya Putra Basir; Emil Sjahman
MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir Vol 7 No 01 (2021): MUNGGAI: Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STP Hatta-Sjahrir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.613 KB)

Abstract

Pemanfaatan hasil laut di Perairan Desa Lonthoir Kecamatan Banda MalukuTengah pada umumnya masih mengandalkan hasil tangkapan di alam. Besarnyapotensi perairan pantai yang dimiliki Desa Lonthoir dimanfatkan sebagai daerahpengembangan budidaya Lobster. Berdasarkan survey ditemukan sejumlahpopulasi lobster dari jenis Panulirus sp yang mendiami dasar perairan tersebut.Oleh karena itu perlu dilakukan kajian tentang pemetaan lokasi yang potensialuntuk budidaya Lobster yang sesuai dengan kondisi perairan Desa Lonthoir.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan lahan yang sesuai untukbudidaya Lobster di perairan Desa Lonthoir sedangkan manfaatnya adalah dapatmemberikan deskripsi wilayah yang sangat sesuai, dan tidak sesuai untukkegiatan budidaya di perairan Desa Lonthoir. Teknik Pengumpulan Data melalui,data primer dan data sekunder. Analisis data pada penelitian ini menggunakananalisis spasial, analisis skala banding berpasangan ( Analitical HierarchyProcess ) dan analisis overlay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya dukungPerairan Desa Lonthoir terdiri dari tiga kelas kesesuaian yaitu sangat sesuai,sesuai, dan tidak sesuai. Tingkat kesesuaian lahan untuk budidaya di perairanDesa Lonthoir untuk kategori sangat sesuai terletak tepat pada perairan DesaLonthoir. Lokasi yang tidak sesuai adalah di daerah pintu masuk jalur transportasiantar pulau dan sering terkena hantaman ombak dan gelombang tinggi padamusim angina barat.
KEPADATAN, KERAGAMAN DAN PENUTUPAN LAMUN DI PERAIRAN PANTAI LAHAR DESA LONTHOIR KECAMATAN BANDA, MALUKU TENGAH Munira; Aditya Putra Basir; Maryani La Ade
MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir Vol 7 No 01 (2021): MUNGGAI: Jurnal Ilmu Perikanan dan Masyarakat Pesisir
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STP Hatta-Sjahrir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.68 KB)

Abstract

Lamun (seagrass) adalah kelompok tumbuhan laut berbunga. Lamun hidup diperairan dangkal hingga kedalaman 50-60 m (Nyabakken, 1988). Kondisi lamundi perairan Pantai Lahar Desa Lonthoir keberadaannya mengalami penurunandisebabkan oleh aktivitas manusia berupa transportasi laut, limbah domestik(pemukiman warga), maupun kegiatan penangkapan yang dapat memengaruhikondisi lamun di daerah pantai Lahar. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui kepadatan, keragaman, dan persen penutupan lamun. Analisis datauntuk menghitung kepadatan menggunkakan formula yang ditulis oleh Soegianto(1994), keragaman dihitung dengan rumus menurut Basmi dan Setyobudiandi(1994), persen penutupan dihitung dengan formula (Hutomo,2014). Hasilpenelitian menunjukkan jenis lamun yang ditemukan di pantai lahar terdiri dari 9jenis yaitu, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halodule uninervis,Halodule pinifolia, Halophila ovalis, Halophila minor, Thalassia hemprichii,Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides. Nilai kepadatan jenis untuk C.rotundata adalah 13130 tegakan/m2 yang merupakan jenis yang paling banyakditemukan di lokasi penelitian, dan yang terendah adalah H, ovalis dengan nilai130 tegakan/m2. Untuk indeks keragaman terlihat bahwa keragaman jenis padaketiga stasiun adalah stasiun I sebesar 0.975, stasiun II 0.998 dan stasiun IIIsebesar 0.697. Persen penutupan di stasiun I nilai penutupan tertinggi 81,25 %,stasiun II nilai penutupan tertinggi 93,75%, stasiun III nilai persen penutupantertinggi 87,58%.
The Effect of Stocking Density on Growth of The Grouper (Cromileptes altivelis) Cages System in Banda Waters, Maluku Aditya Putra Basir; Dinawanti Larae
Journal of Aquaculture Development and Environment Vol 2, No 1 (2019): Journal Of Aquaculture Development And Environment
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jade.v2i1.1210

Abstract

The Grouper (Cromileptes altivelis) is a species of fish that has a significant economic value which selling price is quite high. High fish prices encourage fisherman to exploit continiously. This will lead to an over fishing. Grouper farming has a bright opportunity in the future but it is still facing difficulties in rearing. So some of the parameters should be focused. One of them is the stocking density which closely related to the area of rearing. The purpose of this study was to determine the growth rate of fish grouper wich different stocking density tratments in floating net cages. The method used in tratments and 3 replications. There were 9 cages used with size used 1x1x1,5 m. and mesh size of 0,5 inches as rearing place. Initial weight of grouper fish were observed at the time of stocking density 5 grams. Condition of aquatic environments is suitable for grouper growth  except for the low flow velocity. The rearing of grouper fish with different stocking density treatments showed a significant different. The highest growth was represented by treatment A wich was 25,40 grams, followed by treatment B with 23,26 grams and treatment C was 22,10 grams.
The Impact of Covid-19 on the Coral Reef Ecosystem of Banda Island, Banda Naira District, Central Maluku Regency Rosni Astuti Siahaya; Aditya Putra Basir
JURNAL AGRIKAN (Agribisnis Perikanan) Vol 14 No 2 (2021): Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1353.017 KB) | DOI: 10.52046/agrikan.v14i2.910

Abstract

This research is based on problems related to Covid-19 which is currently the center of world attention, which has a major impact on human life and also nature both on land and at sea, one of which is the coral reef ecosystem. In general, the damage to coral reefs is due to the high activity of the community and tourists in the coral reef ecosystem. Based on this explanation, the purpose of this study is to analyze the Impact of Covid-19 on the Coral Reef Ecosystem in the Banda Sea. The method used in this research is observation, data collection from several literatures in the field of fisheries, and interviews. Based on data obtained at several locations in the Banda Islands, the condition of the coral reefs seems to be improving, with the highest coral cover in TWP Pulau Ay - Pulau Rhun at 53.2%, Banda Islands at 41%. The highest HCL cover 75% (EXCELLENT) was the Leaning Tree with a depth of 10 meters and the island of Karaka with a depth of 3 meters. Meanwhile, the locations with the lowest average HCL cover were South Volcano (11.3%), Batu Holland (23.5%) and Hatta Island (24.5%). Based on the results of the analysis, it can be seen that the percentage of coral cover in the Banda islands has increased during the Covid-19 pandemic. It was concluded that the COVID-19 pandemic had a positive impact on coral reef ecosystems in the Banda islands.