Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

UPAYA MEMPERCEPAT PERKECAMBAHAN BENIH KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) DAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora var. robusta) DENGAN PENGGUNAAN AIR KELAPA siti novridha andini; Rizka novi sesanti
Jurnal WACANA PERTANIAN Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Wacana Pertanian
Publisher : STIPER Dharma Wacana Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37694/jwp.v14i1.24

Abstract

Propinsi Lampung merupakan sentra produksi kopi robusta dan sebagian kecil kopi arabika. Perbanyakan tanaman kopi dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif, untuk membuat kebun benih entres dibutuhkan bibit yang berasal dari benih atau biji yang dapat dijadikan batang bawah atau sebagai perbanyakan tanaman. Benih kopi memiliki waktu berkecambah yang lama, disebabkan karena terjadinya dormansi fisik. Air kelapa adalah salah satu bahan alami, yang mengandung hormon seperti sitokinin, auksin dan giberelin yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan lama perkecambahan, mendapatkan konsentrasi air kelapa yang tepat untuk mempercepat perkecambahan benih pada kopi Arabika dan kopi Robusta, serta mengetahui interaksi antara jenis kopi dan konsentrasi air kelapa. Penelitian  dilakukan pada bulan Agustus-November 2016, di Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan dan Green House Politeknik Negeri lampung. Percobaan menggunakan Rangcangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu jenis kopi (A) yang terdiri atas 2 perlakuan yaitu Kopi Arabika/Sigarar utang  Sigarar utang  (A1) dan Kopi Robusta/ BP 42 x BP 358  (A2), Faktor kedua yaitu konsentrasi air kelapa yang terdiri atas 5 perlakuan yaitu 0% (B0), 25 % (B1), 50% (B2) ,75% (B3), 100% (B4. Variabel yang diamati saat muncul kecambah pertama, persentase berkecambah, saat pecahnya kotiledon, keserempakan tumbuh dan kecepatan tumbuh. Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan jenis kopi hanya berpengaruh nyata pada variabel pengamatan saat muncul kecambah, saat pecahnya kotiledon dan keserempakan tumbuh, sedangkan perlakuan konsentrasi air kelapa tidak berpengaruh nyata pada keseluruhan variabel pengamatan. Hasil uji lanjut BNT α 5% varietas kopi Arabika lebih cepat muncul kecambah, pecah kotiledon dan lebih serempak tumbuh dibandingkan kopi Robusta. Kata kunci: kopi arabika, kopi  robusta,  air kelapa, perkecambahan kopi
RESPONS PAKCHOI (Brassica rapa L.) AKIBAT PEMBERIAN BEBERAPA FORMULA NUTRISI HIDROPONIK DAN PENGGUNAAN ROCKWOOL DENGAN UKURAN BERBEDA Rizka Novi Sesanti
Jurnal WACANA PERTANIAN Vol 17, No 1 (2021): Jurnal Wacana Pertanian
Publisher : STIPER Dharma Wacana Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37694/jwp.v17i1.64

Abstract

Research on the response of pakchoi (Brassica rapa L.) due to the use of several hydroponic nutrition formulas and the use of different sizes of rockwool aims to (1) compare the growth of pakchoi in four hydroponic nutrient formulas and four rockwool sizes and. (2) compare the results of pakchoi  to four hydroponic nutrient formulas and four rockwool sizes. The study used four nutritional formula and four rockwool sizes. Rockwool size used was 2cm3 (r1), 4cm3 (r2), 8cm3 (r3), and 12cm3 (r4), while the nutritional formula used was n1, n2, n3, and n4. Each treatment was applied to the experimental unit according to the split plot design (4x4) with 2 replications. The data obtained will be tested by F test (analysis of variance), and continued with LSD test at α 5% level.The results showed that the use of nutrient 2 (N2) in Pak choi cultivation showed the highest value of plants, the number of leaves, and the best leaf width, respectively 16.55 cm, 8.64 strands, and 114 cm. The use of nutrients 1 (n1) and 2 (n2) in pakchoi cultivation showed wet weight (21.60 g and 23.68 g) and dry weight (5.15 g and 6.58 g) better than n3 and n4. The use of rockwool size 8 cm3 (3) and 12 cm3 (r4) in pak choi cultivation showed the best value on all observation variables except leaf width.
APLIKASI INDOLE-3-BUTYRIC ACID DAN NAPHTHALENE ACETIC ACID PADA BERBAGAI BAHAN SETEK JAMBU MADU DELI HIJAU DENGAN SISTEM HIDROPONIK NFT Rizka Novi Sesanti; Hilman Hidayat; Sismanto Sismanto
Jurnal WACANA PERTANIAN Vol 14, No 2 (2018): Jurnal Wacana Pertanian
Publisher : STIPER Dharma Wacana Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37694/jwp.v14i2.40

Abstract

This research is about application IBA and NAA with some cutting materials of “Madu Deli Hijau” water apple using NFT hydroponic system was aim to study the growth of water apple’s cuttings was treated by IBA and NAA 500 ppm and study the best kind of cutting materials of water apple that can growth the most.  This research was conducted using completely randomized design in two factors.  The first was consisted of 7 treatments; control (without Auxin), IBA 500 ppm, and NAA 500 ppm. The second was consisted of 4 treatments; woody branch (hardwood), semi woody (semi hardwood), and soft branch, softwood, and shoots. The results showed that the added auxin in the form of IBA and NAA 500 ppm can increase the success of madu deli hijau water apple cuttings and the cuttings from the shoots are the best for the success of madu deli hijau water apple in NFT hydroponic system.
ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP CURAH HUJAN BERDASARKAN PERUBAHAN ZONA AGROKLIMATOLOGI PADA SKALA LOKAL POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG Onny Chrisna Pandu Pradana; Rizka Novi Sesanti
Jurnal WACANA PERTANIAN Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Wacana Pertanian
Publisher : STIPER Dharma Wacana Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37694/jwp.v14i1.23

Abstract

Pemanasan global merupakan kejadian terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari yang dipancarkan balik oleh bumi.  Dampak dari pemanasan global adalah terjadinya perubahan iklim yang selanjutnya akan mempengaruhi kehidupan di bumi. Akibat dari perubahan iklim, ada beberapa daerah kawasan pertanian yang akan mengalami kekeringan (menjadi semakin kering), sementara di beberapa daerah yang lain ada pula yang akan mendapatkan curah hujan lebih tinggi dari biasanya (menjadi semakin basah). Hal tersebut dapat menyebabkan petani gagal panen dan mengalami kerugian yang signifikan. Sebagai salah satu upaya untuk meminimalisir kerugian tersebut, dibutuhkan informasi yang tepat mengenai kondisi iklim (curah hujan) suatu wilayah pada masa lampau dan pada saat sekarang, apakah wilayah tersebut menjadi semakin basah atau kering dari tahun-tahun sebelumnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan iklim pada skala lokal di kawasan pertanian Politeknik Negeri Lampung yang dilihat dari sisi curah hujannya, serta mengetahui apakah saat ini telah terjadi perubahan zona agroklimatologi di kawasan pertanian Politeknik Negeri Lampung. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2016—2017 di Politeknik Negeri Lampung. Pada penelitian ini data curah hujan yang telah dikumpulkan, dianalisis menggunakan sistem klasifikasi iklim Oldeman, selanjutnya dilakukan analisis apakah kawasan tersebut saat ini telah menjadi semakin kering/basah dari tahun-tahun sebelumnya, atau masih tetap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) dampak perubahan iklim telah dirasakan pada skala lokal (di kawasan pertanian Politeknik Negeri Lampung) yang ditandai dengan perubahan kondisi curah hujan, (2) kondisi saat ini di kawasan pertanian Politeknik Negeri Lampung lebih basah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dan (3) dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, telah terjadi perubahan zona agroklimatologi di kawasan pertanian Politeknik Negeri Lampung, yaitu dari zona D3 menjadi C2 berdasarkan sistem klasifikasi Oldeman.
Multiplikasi Mata Tunas Pisang ‘Cavendish’ In Vitro Pada Berbagai Konsentrasi Benziladenin Desi Maulida; Lisa Erfa; Rizka Novi Sesanti
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 18 No 1 (2018)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.958 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v18i1.748

Abstract

Banana is one of the most important global agriculture commodities. Asia accounts for the production of bananas amounted to 56.4% of total banana in the world and Indonesia is one of the banana-producing countries in Asia. The demand for bananas increased need is anticipated with good cultivation techniques to meet domestic and international market demand. Plant regeneration in vitro tissue culture techniques or can be used to produce propagules true-to-type in large quantities in a relatively short period and free from disease. This research aims to study the influence of various concentrations of BA (0, 0.5, 1.0, 1.5, 2.0, 2.5, 3.0, 3.5, and 4.0 mg/l) against the growth and reproduction of Cavendish banana propagules in vitro. Time appears buds, propagules length and the number of propagules per explant, and the number of primary roots of plants per explant observed after eight weeks of culture. The experiment results show that after explant grown for eight weeks on the media's treatment shows the different response. The increased concentration of BA can increase the number of shoots. The increased concentration of BA from 0.5 mg/l be 1-3 mg/l increased the number of propagules, but the number of propagules will decrease in the concentration of BA more 3.5 or 4 mg/l. In addition to BA concentration 0.5, 1 and 1.5 mg/l MS media into producing shoot buds appear faster time high, highest propagules and root amount more on banana propagules Cavendish, but the number of shoots is fewer. The best of BA concentrations to induce propagules plant bananas Cavendish is 3.0 mg/l.
Keberhasilan Aklimatisasi dan Pembesaran Bibit Kompot Anggrek Bulan (Phalaenopsis) Pada Beberapa Kombinasi Media Tanam Lisa Erfa; Desi Maulida; Rizka Novi Sesanti; Yuriansyah Yuriansyah
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 19 No 2 (2019)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v19i2.1420

Abstract

Aklimatisasi merupakan tahap yang kritis bagi plantlet. Pada lingkungan yang baru plantlet dapat mengalami cekaman lingkungan. Kondisi lingkungan seperti media yang tidak mendukung pada tahap aklimatisasi dapat menyebabkan kematian plantlet.  Penelitian ini bertujuan:  1)  Mendapatkan kombinasi  media yang paling baik bagi keberhasilan aklimatisasi plantlet anggrek Phalaenopsis; 2)Mengetahui apakah terdapat interaksi antara media bagian bawah dengan atas pot; 3) Mendapatkan kombinasi media yang paling baik bagi pertumbuhan bibit anggrek anggrek Phalaenopsis pada tahap pembesaran, dan 4) Melihat apakah media sabut kelapa dapat digunakan untuk aklimatisasi dan pembesaran anggrek Phalaenopsis.  Penelitian dilaksanakan di rumah jaring Politeknik Negeri Lampung dari bulan Maret hingga Agustus 2018.  Plantlet diaklimatisasikan 4 minggu.  Percobaan faktorial dilaksanakan dalam rancangan acak kelompok. Faktor A :  macam media bagian bawah (bata/arang).  Faktor B :  macam media bagian atas (moss sphagnum/pakis/sabut kelapa).  Enam kombinasi perlakuan dicobakan (masing-masing dengan 10 ulangan), yaitu:   P1 (bata+moss); P2 (bata+pakis); P3 (bata+sabut kelapa); P4 (arang+moss); P5 (arang+pakis); dan P6 (arang+sabut kelapa).  Peubah yang diamati: 1)  persen keberhasilan plantlet menjadi bibit, 2) tinggi bibit, 3) panjang daun, 4) lebar daun, dan 5) jumlah daun.   Data yang diperoleh dilakukan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNJ 5%.  Hasil penelitian menunjukkan: 1) Media moss atau pakis dikombinasikan dengan bata maupun arang memberikan persen keberhasilan aklimatisasi plantlet anggrek Phalaenopsis yang paling baik (100%); 2) Tidak terdapat interaksi antara media bagian atas dengan bagian bawah; 3) Kombinasi media yang paling baik bagi pertumbuhan bibit anggrek Phalaenopsis pada tahap pembesaran adalah moss baik dikombinasikan dengan bata ataupun arang, kemudian diikuti oleh pakis (dikombinasikan dengan bata ataupun arang); dan 4) Media sabut kelapa dapat digunakan untuk aklimatisasi dan pembesaran bibit anggrek Phalaenopsis bila  dilakukan penyiraman yang lebih intensif.
POTENSI CUKA BAMBU PT. BUKIT ASAM PELABUHAN TARAHAN UNTUK MENGURANGI PENGGUNAAN PUPUK KIMIA PADA BUDIDAYA TANAMAN PAKCHOY (Brassica rapa L.) Rizka Novi Sesanti; Dianto Sudrajat; Fahri Ali; Reny Mita Sari
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 21 No 2 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v21i2.2159

Abstract

Continuous use of chemical fertilizers can reduce soil fertility and decrease crop quality.  To maintain the soil fertility and increase the crop production, can be done by combining chemical fertilizers with organic fertilizers, so  the use of chemical fertilizers can be reduced by being substituted by organic fertilizers.  Liquid smoke (bamboo vinegar) is one of natural materials which is potential to be liquid organic fertilizer. The research on the potential of bamboo vinegar is mostly directed at its  function as a food preservative and vegetable pesticide,  however, the bamboo vinegar also potential as an organic material that can reduce the use of chemical fertilizers in plant cultivation.  This study aims to determine the potential of bamboo vinegar as an organic material that can reduce the use of chemical fertilizers in the cultivation of pakchoy plants.  This study use  factorial 5 x 2 Randomized Block Design (RAK) with 3 replications.  The first factor is the amount of bamboo vinegar and NPK; 100% bamboo vinegar, 75% bamboo vinegar + 25% NPK, 50% bamboo vinegar + 50% NPK, 25% bamboo vinegar + 75% NPK, and 100% NPK.  The second factor is the frequency of fertilization; once and twice application.  The results showed that the use of bamboo  vinegar with 100% dose of concentration without the addition of NPK (10 ml/liter/plant) was able to produce the same height and number of leaves with the use of 100% NPK (2 g/plant).  The use of bamboo vinegar + NPK at 50% dose of concentration (5 ml / liter / plant + 1 gram / plant) at one time frequency of fertilization and the use of bamboo vinegar at 75% dose concentration (7.5 ml / liter / plant) + NPK  25% (0.5 gram/plant) at twice fertilization frequency was able to produce wet weight of canopy which has no differences with the use of 100% NPK (2 grams/plant). The application of bamboo vinegar can reduce the use of NPK chemical fertilizers in pakchoy cultivation depends on the frequency of fertilization.
Pengaruh Tingkat Kemasakan dan Konsentrasi Kitosan Terhadap Mutu dan Kualitas Buah Tomat (Solanum Lycopersicum L.): Effect of Maturity Stages and Chitosan Consentrationto Quality of Tomatoes (Solanum lycopersicum L.) Reny Mita Sari; Erie Maulana Sy.; Rizka Novi Sesanti; Fahri Ali
J-Plantasimbiosa Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v3i1.1977

Abstract

Tomato is one of Indonesia's export commodities that its production continues to increase from year to year. The high demand for tomatoes must be in the line with the guarantee of quality product until it reach to the consumers. The treatments given to maintain the quality of tomatoes were the maturity stages (green and turning) and the concentration of chitosan (2%, 3%, and 4%). The aim of this study is to obtain the information about the effect of maturity stages, chitosan consentration, and its interaction to the quality of tomatoes at 21 days of storage. The results showed that the ‘turning’ initial maturity stage showed a significantly higher weight loss and consumer preference leve and lower level of hardness than tomatoes with ‘green’ initial maturity. The 3% chitosan coating treatment had a significant effect on increasing the soluable solid content of tomatoes. The combination treatment did not give any significant interactions to the quality of tomatoes.
PENYULUHAN DAN DEMONSTRASI HIDROPONIK DFT DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) BANDAR LAMPUNG Rizka Novi Sesanti; Sismanto; Fahri Ali; Reny Mita Sari
Jurnal Pengabdian Nasional Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu upaya LPKA dalam menjalankan UU No. 11 Tahun 2012 adalah melalui programpembinaan. Program pembinaan dan pembimbingan dalam LPKA meliputi kegiatan pembinaan sertapembimbingan kepribadian dan kemandirian. Pembinaan serta pembimbingan kepribadian dankemandirian yang dilakukan salah satunya adalah keterampilan kerja serta latihan kerja dan produksi.Oleh karena itu LPKA Bandar Lampung membuat program pembinaan berupa bimbinganketerampilan budidaya tanaman sayuran secara hidroponik yang bekerjasama dengan Program StudiTeknologi Produksi Tanaman Hortikultura. Tujuan kegiatan ini adalah : 1) Memberikan bimbinganpengetahuan kepada ABH mengenai budidaya sayuran dengan sistem hidroponik melaluipenyuluhan, dan 2) Memberikan keterampilan kepada ABH mengenai budidaya sayuran melaluipelatihan dan demonstrasi. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dilaksanakan di LPKA BandarLampung. Waktu pelaksanaan dari Agustus sampai September 2020. Metode pelaksanaan dilakukandalam bentuk penyuluhan dan diskusi, demonstrasi dan praktik. Kegiatan monitoring dilakukan duakali selama pelaksanaan bimbingan keterampilan, yaitu pada minggu kedua dan keempatpelaksanaan. Kegiatan evaluasi pada kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan melihat hasil praktikbudidaya sayuran hidroponik yang dilakukan. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut : 1) Kegiatan bimbingan dan keterampilan di LPKA berjalan dengan baiksesuai rencana, 2) Tahapan budidaya tanaman sayuran dilakukan dengan benar sehingga hasilpanen memuaskan, dan 3) Kegiatan bimbingan keterampilan yang dilakukan berhasil. Berdasarkanproses selama kegiatan bimbingan, praktik budidaya, hingga hasil panen, maka dinilai kegiatan ini100% berhasil.
PERANAN PUSAT PRODUKSI MELON HIDROPONIK BAGI POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG Rizka Novi Sesanti; Sismanto Sismanto; Hilman Hidayat
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2018): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v3i2.1032

Abstract

Pusat Produksi Melon Hidroponik di Politeknik Negeri Lampung dikembangkan melalui kegiatan Iptek bagi Kreativitas dan Inovasi Kampus (IbKIK), sebagai wahana dosen, teknisi, dan mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu dan keahliannya dalam  rangka mendapatkan umpan balik dari masyarakat terutama dalam hal kewirausahaan, juga membantu pemenuhan kebutuhan buah melon dengan kualitas baik. Pusat Produksi Melon Hidroponik dilaksanakan selama tiga tahun.  Tahun pertama target yang dicapai adalah pendirian Pusat Produksi Melon Hidroponik, peningkatan kapasitas dan produksi melalui pengembangan greenhouse, pemasaran, dan pelibatan mahasiswa melalui kegiatan praktikum dan proyek usaha mandiri (PUM) berbasis produksi melon. Pusat produksi melon hidroponik berperan sebagai tempat kegiatan produksi melon hidroponik, praktikum mahasiswa berbasis produksi, penelitian dosen dan mahasiswa, lokasi praktik kerja lapangan (PKL) siswa SMK Pertanian, kunjungan edukasi, dan pelatihan hidroponik. Keberadaan pusat produksi melon hidroponik dapat membantu dalam pengembangan teknologi hidroponik, membantu kegiatan akademik dosen dan mahasiswa, dan turut serta mengenalkan Politeknik Negeri Lampung ke masyarakat luas.