Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) terhadap Pemberian Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang Baso Amir
Dewantara Journal of Technology Vol. 2 No. 1 (2021): Dewantara Journal of Technology Volume 2 No 1
Publisher : Akademi Teknologi Industri Dewantara Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran bahan organik sangat penting untuk tanaman sebagai sumber hara/nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, juga dapat memperbaiki kesuburan tanah. Adanya Mikroorganisme dalam tanah dapat membantu memperbaiki kesuburan tanah. Mikroorganisme dapat diperoleh dengan membuat larutan MOL (mikroorganisme lokal) dengan bahan alami yaitu bonggol pisang. Tujuan dilakukan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian MOL bonggol pisang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan faktor tunggal dengan lima perlakuan yang diulang sebanyak empat kali dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), sehingga terdapat 20 unit percobaan. Beberapa jenis perlakuan MOL Bonggol Pisang sebagai yang diaplikasikan antara lain: M0: Kontrol/tanpa aplikasi MOL bonggol pisang, M1:Aplikasi MOL bonggol pisang (50 ml MOL/500 ml air/tanaman), M2:Aplikasi MOL bonggol pisang (75 ml MOL/500 ml air/tanaman), M3:Aplikasi MOL bonggol pisang (100 ml MOL/500 ml air/tanaman), M4:Aplikasi MOL bonggol pisang (125 ml MOL/500 ml air/tanaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikroorganisme lokal bonggol pisang pada perlakuan M3 (100 ml MOL/500 ml air/tanaman) memberikan hasil yang tertinggi untuk rata-rata jumlah daun 38,53 helai, rata-rata lebar daun 17,44 cm, dan rata-rata jumlah buah 14,93 . Sementara untuk hasil yang tertinggi pada parameter tinggi tanaman dan bobot buah terdapat pada tanaman dengan perlakuan M2 (75 ml MOL/500 ml air/tanaman) dengan hasil rata-rata tinggi tanaman 35,44 cm, dan rata-rata bobot buah 450,75 gr/tan.
Efektivitas Pemberian Pupuk Urea dengan Dosis dan Interval Waktu Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L.) Baso Amir
Dewantara Journal of Technology Vol. 1 No. 2 (2021): Dewantara Journal of Technology
Publisher : Akademi Teknologi Industri Dewantara Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penambahan nutrisi pada tanaman dengan dosis dan intensitas pemberian yang berbeda merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil setiap tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tunggak (Vigna unguiculata L.) yang diberikan beberapa dosis pupuk urea dengan interval waktu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor yaitu dosis dan interval waktu pemberian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil tertinggi untuk rata-rata tinggi tanaman, jumlah polong, dan bobot segar polong/tanaman terdapat pada perlakuan N2W2 (aplikasi pupuk urea 0.14 gram/tanaman pada 1, 2, 3, dan 4 mst) dengan nilai berturut-turut rata-rata tinggi tanaman 67,50 cm, jumlah polong 82,50, dan bobot segar polong/tanaman 196,25 gram/tanaman. Hasil tertinggi untuk rata-rata jumlah daun terdapat pada perlakuan N1W1 (aplikasi pupuk urea 0.07 gram/tanaman pada 2 dan 4 mst) dengan nilai rata-rata jumlah daun (helai) yaitu 127,50 helai. Efektivitas pemberian pupuk urea dengan dosis dan intensitas pemberian yang lebih tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan hasil jumlah polong dan bobot segar polong/tanaman (gram/tanaman). Tingginya rata-rata jumlah daun tidak diiringi dengan tingginya hasil jumlah polong dan bobot segar polong/tanaman.
Pengaruh Penambahan Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) dan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata) pada Pembuatan Kue Kering: The Effect of Addition of Red Bean Flour (Phaseolus vulgaris L.) and Yellow Pumpkin Flour (Cucurbita moschata) on Cookies Production Thitin Binalopa; Baso Amir; A. Hermina Julyaningsih
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 11 No. 1 (2023): PERBAL: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.741 KB)

Abstract

Pemanfaatan sumber pangan lokal menjadi suatu produk olahan pangan masih sangat kurang. Salah satu produk pangan yang digermari oleh konsumen adalah kue kering. Kue kering merupakan produk olahan yang berbahan utama tepung. Penggunaan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) dan labu kuning (Cucurbita moschata) merupakan salah satu cara diversifikasi pangan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang mudah didapatkan dan digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan kue kering. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk olahan kue kering dengan perbandingan tepung kacang merah dan tepung labu dan menganalisis karakteristik kue kering yang dihasilkan berdasarkan uji organoleptik dan analisis kimia Perlakuan penelitian ini adalah A1 (60% tepung kacang merah : 40% tepung labu), A2 (50% tepung labu kuning : 50% tepung kacang merah) dan A3 (40% tepung kacang merah : 60% tepung labu). Parameter pengamatan pada penelitian adalah uji mutu organoleptik (uji hedonik) meliputi (warna, aroma, rasa dan tekstur) dan pengujian proksimat (kadar air, kadar abu, protein, lemak, karbohidrat). Pengolahan data secara deskriptif kuantitatif dengan tiga kali ulangan dan analisis sidak ragam Annova serta uji lanjut Tukey. Perlakuan terbaik berdasarkan pegujian mutu organoleptik adalah A1 (60% tepung kacang merah : 40% tepung labu) memiliki rasa yang paling disukai oleh konsumen. Hasil uji proksimat kue kering adalah kadar air 3,45%, kadar abu 2,74%, protein 8,55%, lemak 27,78%, dan karbohidrat 57,5%. Utilization of local food sources into processed food products is still lacking. One of the food products favoured by consumers is cookies. Cookies are processed products made from flour. The use of red beans (Phaseolus vulgaris L.) and pumpkin (Cucurbita moschata) is a way of diversifying food by utilizing local food ingredients that are easily available and used as the main ingredient in making cookies. The purpose of this research is to produce processed products for cookies with a ratio of kidney bean flour and pumpkin flour and also to analyze the characteristics of the cookies produced based on organoleptic tests and chemical analysis. The treatments in this study were A1 (60% kidney bean flour: 40% pumpkin flour), A2 (50% pumpkin flour: 50% kidney bean flour), and A3 (40% red bean flour: 60% pumpkin flour) Observation parameters in this study were organoleptic quality tests (hedonic tests) including (color, aroma, taste, and texture) and proximate tests (moisture content, ash content, protein, fat, carbohydrates ) Data processing was descriptive quantitative with three repetitions and analysis of Anova's variance inspection and Tukey's advanced test. The best treatment based on organoleptic quality testing was A1 (6 0% red bean flour: 40% pumpkin flour) had the most preferred taste by consumers. The results of the cookie proximate test were 3.45% moisture content, 2.74% ash content, 8.55% protein, 27.78% fat, and 57.5% carbohydrates.