Sri Yadial Chalid
Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Potensi Limbah Padat Kelapa Sawit sebagai Antibrowning dan Repellent Aedes Aegypti La Ode Sumarlin; . Faturrahman; Sri Yadial Chalid
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 24 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.352 KB) | DOI: 10.18343/jipi.24.2.117

Abstract

A research was conducted to study the potential of solid oil palm waste as an antibrowning and as a repellent of Aedes aegypt. The amount of oil palm waste is increasing along with the expansion of oil palm plantation. A prevention method is needed to overcome solid, liquid, and gaseous wastes of oil palm which pollute the environment. Cellulose, hemicellulose, and lignin contained in solid waste of oil palm can be anaerobically fermented naturally to produce garbage enzyme which can be used as an antibrowning and as a repellent of Aedes aegypt. Browning index and polyphenol level were tested with UV Vis spectrophotometry while repellent level was tested using Aedes aegypti mosquito and a formula applied to the skin. The result showed that the acidity level (pH) was between 3.54-3.15. The highest antibrowning properties were found in oil palm fiber (SKS) and palm oil cake (BKS) with a browning index value of 0.037 with a relative inhibition (antibrowning) of 78%. Meanwhile, the highest repellent properties toward Aedes aegypti was showed by the on palm empty fruit bunch (TKS) + oil palm fiber (SKS) with 79.76% effective rejection percentage. There fore, fermented oil palm waste has an antibrowning effect and a repellent Aedes aegypti mosquito.
Characteristic of Allergen Protein of Nila Baby Fish (Oreochromis niloticus) and Its Processed Product Hendra Wijaya; Sri Yadial Chalid; Ning Ima Arie Wardayanie; Widyaningsih Widyaningsih; Santi Ariningsih
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 6, No. 1, May 2020
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.961 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v6i1.12885

Abstract

Allergen protein is a protein that could triggers allergy reaction. This study purposes to examine the characteristic of allergen protein of unripe, boiled, and fried nila baby fish. Characteristic of allergen protein were observed by electrophoresis and immunoblotting method, while the determination of protein concentration was observed by Bradford method. Identification of the used nila baby fish was accomplished in Faculty of Fishery and Marine Science of IPB. The result of identification showed that the used nila baby fish was Oreochromis niloticus. The proximate analysis of unripe, boiled, and fried nila baby fish resulted water content ranged from 19.16%-23.68%, fat content ranged from 1.03%-20.44% and carbohydrate content ranged from 0.16%-20.27%. Protein concentration of unripe, boiled, and fried nila baby fish extract respectively were 1963.45 mg/L; 699.82 mg/L; 607.79 mg/L. The band amount of allergen protein of unripe, boiled, and fried nila baby fish which was detected by electrophoresis, respectively were 16 of protein band, 26 of protein band and 16 of protein band. The immunoblotting showed that the sum of respondent who contained specific IgE that can bind with allergen protein of boiled and fried nila baby fish were more than allergen protein of unripe nila baby fish. It indicated that the processing process by boiling and frying would increase allergenicity toward nila baby fish.
Kandungan Radikal Bebas Sate Padang dan Sate Madura di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sri Yadial Chalid
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.4, Mei 2009
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.755 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i4.250

Abstract

Telah dilakukan penelitian penentuan kadar radikal bebas pada makanan tradisional sate Padangdan Sate Madura yang diperdagangan di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. SateMadura yang diteliti adalah sate kambing yang dibumbui (SKB) dan sate kambing tanpa bumbu(SK) sedangkan sate Padang adalah sate daging yang sudah dibumbui (SP). Kadar radikal bebasyang terkandung pada sampel ditentukan secara spektrofotometri. Malondialdehid (MDA) sebagaipertanda terbentuknya radikal bebas membentuk kompleks yang berwarna merah jambu denganTiobarbituric acid (TBA). Warna merah jambu dari kompleks MDA-TBA diukur denganspektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 530 nm. Kadar radikal bebas sate kambingMadura tanpa bumbu lebih tinggi dibandingkan dengan kadar radikal bebas sate kambing Madurapakai bumbu dan sate Padang. Secara umum disimpulkan bahwa baik sate Madura maupun satePadang mengandung radikal bebas. Sate Padang mengandung radikal bebas paling rendah yaitusebesar 0.000011 ± 1.91x10-6 M, kadar radikal bebas sate kambing Madura pakai bumbu adalah0.000013 ± 1.91x10-6 M dan 0.000051 ± 6.57 x10-5 M untuk sate Madura tanpa bumbu.
Kultivasi Chlorella, sp Pada Media Tumbuh Yang Diperkaya Dengan Pupuk Anorganik Dan Soil Extract Sri Yadial Chalid; Sri Amini; Suci Dwi Lestari
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.6, Mei 2010
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.878 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i6.242

Abstract

Mikro alga jenis Chlorophyceae SP adalah alga laut yang menghasilkan zat gizi seperti asam lemaktak jenuh omega-3, 6, dan 9, serat, vitamin, protein dan mineral. Warna hijau dari klorofil padaChlorella,sp disebut darah hijau (green blood) mempunyai kandungan zat besi pembentukhemoglobin. Pada Chlorella,sp kering terdapat enzim Superoxide dismutase (SOD) sekitar 10.000-37.500 units per 10 gram yang merupakan anti radikal bebas untuk mencegah penuaan dini. Sementaraproduksi Chorophyceae secara alami masih terbatas, Untuk itu ada teknik budidaya alga denganmemanipulasi media hidup yaitu media sintetik. Penelitian ini adalah penelitian pendahuluan melihatpengaruh perlakuan media tumbuh terhadap pertumbuhan atau kepadatan sel dengan menggunakanHemaesitometry. Pupuk anorganik proanalis dan soil extract ditambahkan ke dalam wadah kultivasi.Chlorella, sp pada umur kultivasi 13 hari menghasilkan jumlah sel tertinggi sebanyak 7,7567 logsel/mL (5,7120x107 sel/mL. Chlorella, sp pada pupuk soil extract pada umur kultivasi 9 harimenghasilkan jumlah sel tertinggi sebanyak 5,7533 log sel/mL (5,6666x107 sel/mL). Lajupertumbuhan Chlorella,sp menunjukkan hasil paling baik pada media kultivasi yang menggunakanpupuk anorganik (conwy) dibandingkan dengan pupuk soil extract.
Pengaruh Ekstrak Cincau Hijau Cyclea barbata L. Miers Terhadap Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase Dan Katalase Pada Mencit C3H Bertumor Kelenjar Susu Sri Yadial Chalid
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi VOLUME 1, NO.1, NOVEMBER 2007
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v1i1.212

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak daun cincau hijau terhadap aktivitasenzim antioksidan superoksidase dismutase dan katalase pada mencit bertumor mammary.Makhluk hidup yang mengalami gangguan kesehatan penderita kanker dapat mengalamistress oksidatif dan gangguan system imum pada waktu yang bersamaan yang dapatmemperburuk kondisi tubuh penderita. Untuk memperbaiki kondisi tubuhnya, penderitakanker memerlukan sumber makanan dan minuman sehat dan bergizi seperti minumancincau. Penelitian ini menggunakan 20 ekor mencit C3H yang dibagi menjadi 4 kelompokperlakuan dengan 5 kali ulangan. KP adalah kelompok mencit kontrol yang diberi pakanstandar yang tidak mengandung ekstrak daun cincau dan tidak ditransplantasi tumorkelenjar susu. KN adalah kelompok mencit control negative yang diberi pakan standaryang tidak mengandung ekstrak daun cincau, CB adalah kelompok mencit yang diberipakan ekstrak Cyclea barbata L. Miers bubuk sebanyak 1,21%, dan CS adalah kelompokmencit yang diberi minum seduhan ekstrak Cyclea barbata L. Miers sebanyak 7,30 mg/mlad-libitum dan pakan standar. Setelah pemberian pakan selama 30 hari maka mencitKN,CB dan CS ditransplantasi dengan suspensi tumor kelenjar susu sebanyak 0,2 ml (±106sel hidup) dan pemberian pakan dilanjutkan kembali selama 27 hari setelah transplantasi.Masa laten diukur dengan cara perabaan, berat badan ditimbang dan volume tumor denganmenggunakan alat Kaliper untuk mengukur panjang, lebar dan tinggi tumor. Pada hari ke-57 semua mencit dimatikan untuk menggambil hati.. Selanjutnya dilakukan uji aktivitasenzim SOD, katalase serta daya hambat ekstrak daun cincau terhadap pertumbuhan tumorkelenjar susu dan kemampuannya dalam meningkatkan aktivitas enzim antioksidan. Secarastatistik, pemberian ekstrak daun cincau hijau tidak meningkatkan berat badan mencitsebelum ataupun sesudah transplantasi tumor. Masa laten tumor rata-rata 3,2 hari. Volumetumor kelompok CB kecil dari CS dan lebih rendah dibandingkan dengan KN. Aktivitasenzim SOD tidak berbeda nyata sedangkan aktivitas katalase menunjukkan perbedaan yangnyata antara kelompok mencit perlakuan dibandingkan dengan kelompok KP dan KN.
Minuman Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) sebagai Minuman Sehat Sri Yadial Chalid; Zulfakar TS
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.5, November 2009
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v1i5.303

Abstract

Profil Dan Sensitivitas Protein Alergen Ikan Tongkol (Thunnus albacares) Sebagai Reagen Skin Prick Test (SPT) Sri Yadial Chalid; Dahrul Syah; Puspo Edi Giriwono; Fransiska Rungkat; Zakaria Zakaria
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 5, No. 1, May 2019
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.985 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v5i1.9678

Abstract

Ikan tongkol merupakan salah satu produk laut penyebab alergi makanan. Gejala klinis reaksi alergi makanan adalah gatal, bentol, bengkak, sesak nafas, batuk, dan yang terparah adalah syok anafilaksis. Pengobatan dan pencegahan alergi makanan yang terbaik adalah menghindari konsumsi penyebab alergi. Menghindari konsumsi suatu makanan sebaiknya berdasarkan uji alergi seperti Skin Prick Test (SPT). SPT dilakukan menggunakan reagen SPT yang dicukitkan pada lapisan epidermis kulit lengan bagian volar. Reagen alergen pada penelitian ini merupakan protein ikan tongkol yang berasal dari laut Indonesia dan diekstrak dengan buffer fosfat, Profil ekstrak protein menggunakan elektroforesis dan immunoblotting untuk menentukan protein allergen. Sebanyak 15 pita protein terdeteksi pada ekstrak ikan tongkol yaitu protein dengan berat molekul antara 17 sampai 152 kDa. Potensi alergenik terdapat pada pita protein dengan berat molekul antara 12 sampai 50 kDa. Reagen SPT ikan tongkol mempunyai sensitivitas sebesar 81.8% dan spesifitas 100% sehingga disimpulkan bahwa reagen ekstrak ikan tongkol dapat digunakan sebagai reagen skin prick test Kata kunci: Alergi, protein, tongkol, gejala klinis, skin prick test   Tuna fish is one of the marine products that can cause allergic. Clinical symptoms of allergic are a bump, swelling, shortness of breath, coughing and anaphylactic shock is the worst symptom. The best medication and treatment is avoiding the consumption of food that could cause allergy. Avoiding consumption of food should be based on an allergy test such as a Skin Prick Test (SPT). SPT using reagent which is applied on the skin of the forearm between the wrist and elbow. The reagent for SPT is a protein solution of tuna which was extracted by phosphate buffer then protein profile was detected using electrophoresis. Immunoblotting was done to determine the molecular weight of the allergen protein. Fifteen protein bands were detected on tuna fish extract; the molecular weight of the protein was obtained between 17 to 152 kDa. Protein allergenic are molecules that have protein bands with a molecular weight between 12 and 50 kDa. Tuna fish extract solution for SPT had a sensitivity is 81.8%, and specificity is 100%, it was concluded that tuna fish reagent could be used as SPT reagent. Keywords: Allergen, protein, tuna fish, skin prick test.
Antioxidant Activities and Profile of Amino Acid of Yoghurt from Beef Milk Fermentation with Dadih Starter Sri Yadial Chalid; Pratiwi Nur Kinasih; Fitriah Hatiningsih; Tarso Rudiana
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 7, No. 1, May 2021
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v7i1.20425

Abstract

Dadih is naturally fermented buffalo milk in bamboo tubes and known to have antioxidant, antibacterial, and antihypertensive activity. Lactic acid bacteria in dadih can use as a starter to produce yogurt. The study aimed to produce yogurt of cow's milk with dadih as a starter, to determine the antioxidant activity and amino acid composition. Dadih is added with concentration variation of  2.5; 5; 7.5 and 10% (v/v) and it fermented for 48 hours at room temperature. Lactic acid bacteria cell counts of dadih were calculated by the total plate count method. Yogurt was tested by organoleptics with 33 panelists and proximate analysis water, ash, fat and protein contens based on the Association of Official Analytical Chemist (AOAC) in 2005. Antioxidant activities of yogurt were tested by DPPH method (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Amino acid composition of yogurt was analyzed using ultra performance liquid chromatography (UPLC). The research result of amount of LAB on dadih are 1.01 x 1011 CFU/mL, has fulfilled the requirements of SNI 2981: 2009. Yogurt produced with the addition of dadih by 10% (v/v) is most accepted by panelists. The highest antioxidant activity was obtained by yogurt with 2.5% addition of dadih with IC50 value of 78.28 ppm. Yogurt almost contain all essential and non-essensial amino acids including tyrosine and phenylalanine as the antioxidants. Measurement of water, ash, protein and fat content in the sample meets the requirements of SNI 2981: 2009. 
Analisa Radikal Bebas pada Minyak Goreng Pedagang Gorengan Kaki Lima Sri Yadial Chalid; Anna Muawanah; Ida Jubaedah
Jurnal Kimia Valensi Jurnal valensi Volume 1, No.2, Mei 2008
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.687 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i2.254

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang kerusakan minyak goreng pada pedagang gorengan yang berjualan di lokasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri II Ciputat. Kerusakan ditinjau dari kadar radikal bebas yang terkandung pada sampel minyak goreng. Radikal bebas adalah molekul reaktif yang dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes, kanker, trakoma dan penyakit jantung koroner. Sebanyak 200 ml minyak goreng hasil pengorengan disampling dari pedagang gorengan yaitu pedagang cimol, mie telor goreng, tigor (terigu goreng), batagor, baso goreng dan empe- empe. Sampel diambil pada pukul 10.00 dan 14.00 WIB selama dua hari berturut-turut. Analisa meliputi; warna, kadar air, indeks bias, asam lemak bebas. Analisa kadar radikal bebas diukur dengan menentukan kadar malondialdehid dengan spektrofotometer visible. Ke- 5 sample menunjukkan kadar air berkisar antara 3,47-8,86%, indek bias antara 1,46391 -1,46498, asam lemak bebas 0,24- 0,74% dan radikal bebas 0,012 – 0,069 nmol/ml. Secara umum dapat disimpulkan bahwa minyak goreng yang digunakan pedagang gorengan kaki lima sudah mengalami penurunan mutu gizi karena tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh SNI, sehingga kurang aman untuk digunakan. Minyak dan lemak merupakan sumber energy bagi manusia (9 kal/g), wahana bagi vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E dan K, meningkatkan citarasa dan kelezatan makanan dan memperlambat rasa lapar (Winarno, 2002). Selain itu minyak dan lemak juga sumber asam lemak essensial yang sangat penting terutama asam lemak linoleat (18:2 n- 6) dan asam α-linolenat (18:3 n-3) bagi tubuh. Berdasarkan sumber minyak dan lemak dibagi dua yaitu minyak hewani dan nabati. Minyak hewani seperti minyak ikan, lard, sapi dan domba, sedangkan minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak sawit, minyak kacang dan minyak zaitun. Dari segi kandungan kimia, minyak disusun oleh asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh tunggal dan asam lemak tidak jenuh jamak (PUFA). Asam lemak jenuh bersifat merusak kesehatan karena sifatnya yang lengket pada dinding saluran darah, mengakibatkan Atherosklerosis sedangkan asam lemak tidak jenuh dan PUFA terutama asam lemak linoleat dan lineolenat berguna bagi kesehatan dan dikenal dengan sebutan “Good guys” (Winarno, 1999). Minyak goreng yang banyak digunakan pada masyarakat kita adalah minyak nabati seperti minyak sawit dan minyak kelapa. Selama proses penggorengan minyak goreng mengalami berbagai reaksi kimia diantaranya reaksi hidrolidis, oksidasi, isomerisasi dan polimerisasi. Reaksi kimia yang terjadi pada asam lemak contohnya pemanasan minyak pada suhu di atas 200oC dapat menyebabkan terbentuknya polimer, molekul tak jenuh membentuk ikatan cincin (Kataren, 1986, Haliwell B, and Gutteridge JMC. 1999). Alat penggoreng yang terbuat dari besi dapat merangsang oksidasi lemak. Pada pedagang gorengan terutama pedagang kaki lima minyak yang digunakan tidak mengalami pergantian dengan minyak yang baru, biasanya mereka hanya melakukan penambahan beberapa liter saja ke dalam minyak goreng lama. Proses ini menyebabkan penurunan kualitas minyak, ditandai dengan warna minyak yang gelap, indek bias, bilangan asam, bilangan iod, senyawa polimer dan radikal bebas terjadi peningkatan (Djatmiko, Enni. 2000). Banyak data ilmiah yang menyatakan bahwa penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes, tumor dan kanker akibat sumbangan dari radikal bebas yang bersumber terutama dari makanan dan minuman(Nabet BF. 2002, Haliwell B, and Gutteridge JMC. 1999). Kerja radikal bebas pada molekul tubuh berlangsung lama dengan kata lain terakumulasi dalam tubuh dan baru menimbulkan gejala penyakit setelah tahunan (Hishino H et al 2000). Minyak goring sering digunakan sebagai medium untuk pengolahan makanan karena menimbulkan rasa gurih pada makanan, hal ini meningkatkan peminat masakan seperti peminat gorengan. Gorengan merupakan makanan yang merakyat dan banyak disukai pada hampir semua lapisan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang tua. Bagi anak-anak sekolah seperti pelajar SMP, gorengan merupakan jajanan yang lezat dan murah serta cukup mengenyangkan. Jajanan gorengan yang banyak diminati adalah goring mie telur goreng, terigu goring, batagor dan bakso goring. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa gorengan yang dijajakan sudah digoreng dengan cara yang benar. Bila kebiasaan ini tidak ada yang mengontrol tidak mustahil akan menyebabkan kerusakan pada generasi muda Indonesia beberapa tahun mendatang. Pada masyarakat kita sudah banyak kasus kematian yang terjadi pada usia produktif dan sifatnya mendadak, seperti kasus kematian akibat penyakit jantung, diabetes, dan penyakit kanker. Penyakit-penyakit di atas merupakan sumbangsih dari waktu masih anak-anak melalui makanan dan minuman. Dengan alasan ini peneliti tertarik melakukan penelitian tentang kandungan radikal bebas pada minyak gorengan yang digunakan pedangan gorengan yang berjualan di sekitar sekolah Menengah Pertama (SMP)N Negeri II Ciputat.
Sensitivitas Ekstrak Protein Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) sebagai Larutan Uji Tusuk Kulit Sri Yadial Chalid; Fransiska R. Zakaria; Dahrul Syah; Puspo Edi Giriwono
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 37, No 2 (2020)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v37i2.6195

Abstract

ABSTRAK: Kacang tanah merupakan jenis kacang-kacangan penyebab utama alergi makanan baik pada anak-anak atapun orang dewasa dan kasus alergi kacang tanah tiap tahun terus meningkat. Tidak mengkonsumsi semua makanan pencetus alergi merupakan cara terbaik untuk pengobatan alergi. Tidak mengkonsumsi makanan tertentu harus berdasarkan uji alergi seperti Uji Tusuk Kulit (UTK). Larutan untuk UTK adalah ekstrak protein dalam bentuk larutan. Penelitian ini bertujuan menggunakan ekstrak protein kacang tanah yang dibudidayakan di Indonesia sebagai larutan untuk UTK, menentukan sensitivitas dan spesifitas ekstrak protein kacang tanah. Protein kacang tanah diekstrak pada titik isoelektrik, dikarakterisasi dengan SDS-PAGE dan immunoblotting. Formulasi larutan UTK mengacu pada European Pharmacopoeia Monograph on Allergen Products 7 (2010:1063). Sebanyak sepuluh orang yang menyatakan diri alergi makanan dan sembilan orang tidak alergi dijadikan subjek lalu dikonfirmasi dengan cara mencukitkan ekstrak protein kacang tanah pada kulit tangan bagian bawah. Serum subjek dikumpulkan untuk pengujian IgE total, IgE spesifik, immunoblotting, sensitivitas dan spesifitas ekstrak. Sensitivitas ekstrak protein kacang tanah didapatkan sebesar 90,9% dengan kesalahan negatif sebesar 9,1% dan spesifitas sebesar 100%.  Larutan UTK mengandung protein alergen dengan kisaran berat molekul 10 sampai 49 kDa. Ekstrak protein kacang tanah yang dibudidayakan di Indonesia berpotensi dikembangkan menjadi larutan untuk uji tusuk kulit.Kata kunci: alergi, immunoblotting, kacang tanah, sensitivitasABSTRACT: Peanuts are the main cause of allergies in children and adults. Annually, people with peanut allergies continues to rise. The best way to prevent allergies is avoiding foods that cause allergies, not consuming certain foods should be enforced based on allergy testing such as SPT (skin prick test). The solution for the skin prick test is a protein extract in solution form. The study aims to use the peanut protein extract cultivated in Indonesia as a solution for skin prick testing, to determine the sensitivity and specificity of the peanut protein extract. The peanut protein was extracted at the isoelectric point, characterized by SDS-PAGE and immunoblotting. The formulation of SPT reagent refers to the European Pharmacopoeia Monograph on Allergen Products 7 (2010: 1063). Ten people who stated that they were allergic to food and nine people who were not allergic were subjected to it and confirmed by pinching the peanut protein extract on the skin of the lower hand. Serum of the subjects was collected for test of total IgE, specific IgE, and immunoblotting, sensitivity and specificity of reagent for SPT. The sensitivity of peanut protein extract in this study was 90.9% with a negative error of 9.1% and specificity of 100%. SPT results showed that all subjects who tested positive and immunoblotting test is also positive that bind peanut protein with a molecular weight 10-49 kDa. The peanut protein extract cultivated in Indonesia has the potential to be developed into a solution for skin prick testing.Keywords:  allergies, immunoblotting, peanuts, sensitivity