Titin Anita Zaharah
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak 78124

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sintesis Dan Karakterisasi Kompleks Brazilin dari Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan Linn) Serta Aplikasinya dalam Dye Sensitized Solar Cells (DSSC) Zulenda Zulenda; Uray Amira Naselia; Nico Gustian; Titin Anita Zaharah; Winda Rahmalia
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 5, No. 1, May 2019
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (846.886 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v5i1.8559

Abstract

Secang (Caesalpinia sappan Linn) merupakan tanaman endemik Kalimantan Barat yang mengandung pigmen berwarna merah brazilin. Dalam penelitian ini, brazilin diperoleh melalui proses maserasi dilanjutkan dengan partisi cair-cair, selanjutnya dikomplekskan dengan ion logam Cu, Mg, dan Zn untuk meningkatkan kinerjanya ketika digunakan sebagai sensitizer pada dye sensitized solar cell (DSSC). Pengompleksan dilakukan menggunakan media gliserol-air, sedangkan fabrikasi DSSC dilakukan menggunakan metode doctor blading. Hasil analisis FTIR terhadap ekstrak kayu secang menunjukkan adanya gugus fungsi O-H, C=O, C=C, dan C-H, yang merupakan gugus fungsional khas dari brazilin. Terbentuknya kompleks brazilin-Cu, brazilin-Mg, dan brazilin-Zn ditandai dengan menurunnya intensitas puncak dari C=O pada 1606 cm-1 dan –OH pada 3263 cm-1. Hasil analisis UV-Vis menunjukkan bahwa kompleks memiliki rentang panjang gelombang lebih lebar dan cenderung batokromik. DSSC yang menggunakan kompleks brazilin-Cu, brazilin-Mg, dan brazilin-Zn menghasilkan rendemen konversi energi maksimum pada 200 W/m2, berturut-turut sebesar 0.034 %, 0.030 %, dan 0.013 %, serta DSSC ekstrak kayu secang murni sebesar 0.029 %. Dengan demikian, penggunaan sensitizer berbasis kompleks logam-brazilin dapat meningkatkan efisiensi DSSC. Kata kunci: Brazilin, DSSC, fotosensitizer, kayu secang, kompleks. Secang (Caesalpinia sappan Linn) is an endemic plant in West Kalimantan that contains Brazilin red pigments. In this study, brazilin was obtained through a maceration process carried out by a liquid-liquid partition, then complexed with metal ions to improve the performance of compilation used as a sensitizer on dye-sensitized solar cell (DSSC). Complexation is carried out using glycerol-water media, while DSSC fabrication is carried out using the doctor blading method. The results of FTIR analysis of secang wood extract showed the presence of a functional group O-H,  C=O, C=C, and C-H, which are typical functional groups of brazilin. The formation of the brazilin-Cu, brazilin-Mg, and brazilin-Zn complexes is characterized by an increase in peak intensity of  C=O at 1606 cm-1 and O-H at 3263 cm-1. The results of the UV-Vis analysis show that the complex has a wider wavelength and uses batochromic. DSSCs that use the brazilin-Cu, brazilin-Mg, and brazilin-Zn complexes that complement each other produce efficiencies of  0.034%, 0.030%, and 0.013%, and DSSC pure secang wood extract of  0.029%. The efficiency of the brazilian metal-complex when compared with brazilin, the efficiency increases, so that the maximum efficiency obtained by the Cu-brazilin sensitizer is equal to 0.034%. Keywords: Brazilin, DSSC, photosensitizer, secang wood, complex.
Optimasi dan Validasi Metode Penentuan Kadar Asam Glikolat dan Asam Laktat Dalam Krim Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Devi Wulandari; Gusrizal Gusrizal; Titin Anita Zaharah
ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia Vol 16, No 1 (2020): March
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.847 KB) | DOI: 10.20961/alchemy.16.1.34008.10-24

Abstract

Telah dilakukan optimasi dan validasi metode penentuan asam glikolat dan asam laktat dalam krim menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi. Pemisahan asam glikolat dan asam laktat dilakukan pada kolom fasa balik C-8menggunakan fasa gerak asam ortofosfat 0,1% dengan pH 3,5 dan detektor UV-Visible. Standar asam glikolat dan asam laktat dibuat dengan melarutkannya menggunakan asam ortofosfat 0,1% pH 3,5. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada rentang konsentrasi 25 – 400 μg/mL, asam glikolat dan asam laktat memiliki kurva yang linear dengan koefisien korelasi masing-masing 0,9997 dan 0,9999. Uji presisi untuk larutan standar berkonsentrasi 100 µg/mL menghasilkan simpangan baku relatif sebesar 1,49% untuk asam glikolat dan 1,72% untuk asam laktat. Metode yang telah dioptimasi memberikan akurasi yang baik yang ditunjukkan oleh nilai perolehan kembali dari pengukuran tiga spiked sample dengan konsentrasi berbeda (50, 100, dan 150 μg/mL). Nilai perolehan kembali untuk masing-masing konsentrasi spiked sample adalah 97,12% ± 0,69; 98,76% ± 0,43; 100,80% ± 0,29 untuk asam glikolat dan 97,58% ± 0,39; 96,20% ± 0,68; 98,00% ± 0,38 untuk asam laktat. Batas deteksi dan batas kuantisasi untuk asam glikolat adalah 0,05 dan 0,17 μg/mL, sedangkan untuk asam laktat adalah 1,40 dan 4,67 μg/mL. Nilai kekasaran metode untuk asam glikolat pada hari pertama dan hari kedua adalah 1,43% dan 1,67%, sedangkan untuk asam laktat adalah 1,67% dan 1,25%. Metode yang telah dioptimasi dan divalidasi berpotensi untuk digunakan secara spesifik pada penentuan kadar asam glikolat dan asam laktat dalam krim.Optimization and Validation of Determination Methods of Glycolic Acid and Lactic Acid in Cream Using High-Performance Liquid Chromatography. A high-performance liquid chromatography analytical method for the determination of glycolic acid and lactic acid in creams has been optimized and validated. The separation was performed in a reverse phase C–8 column with a mobile phase of 0.1%, orthophosphoric acid at pH 3.5, and UV-Visible detector. The standard of glycolic acid and lactic acid was dissolved in 0.1% orthophosphoric acid at pH 3.5. The experimental results showed that in the concentration range of 25–400 μg/mL, glycolic acid and lactic acid showed a linear curve with a correlation coefficient of 0.9997 and 0.9999, respectively. The precision test for standard solutions containing 100 µg/mL resulted in a relative standard deviation of 1.49% for glycolic acid and 1.72% for lactic acid. The optimized method provided good accuracy indicated by the recovery of the measurement of three spiked samples in different concentrations (50, 100, and 150 μg/mL). The recovery for each concentration of the spiked sample was 97.12% ± 0.69; 98.76% ± 0.43; 100.80% ± 0.29 for glycolic acid and 97.58% ± 0.39; 96.20% ± 0.68; 98.00% ± 0.38 for lactic acid. The limit of detection and limit of quantization for glycolic acid was 0.05 and 0.17 μg/mL, and for lactic acid was 1.40 and 4.67 μg/mL. The ruggedness of the method for glycolic acid on the first day and second day was 1.43% and 1.67%, while for lactic acid, it was 1.67% and 1.25%. The method that has been optimized and validated shows the potential to be used specifically for the determination of glycolic acid and lactic acid in the cream.