Hasil survei Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDDA) Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2014 bahwa lulusan SMK Bangunan baru 45% terserap industri, selebihnya sebesar 55% masih menjadi pengangguran. Adanya kesenjangan (gap) lulusan SMK Teknik Bangunan tidak sepenuhnya terserap oleh kebutuhan tenaga kerja industri jasa konstruksi. Keterserapan lulusan yang rendah ini diakibatkan oleh keengganan pihak industri untuk memperkerjakan lulusan SMK Teknik Bangunan karena ketidak sesuaian kompetensi yang tersedia dengan yang dibutuhkan oleh industri jasa konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dominan dari kompetensi lulusan SMK TBB yang dibutuhkan industri jasa konstruksi di Jawa Timur. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif, dimana masing-masing variabel akan di analisis dengan menggunakan exploratory factor analysis (EFA). Unit analisis dalam penelitian ini adalah berupa industri jasa konstruksi yang bergerak di bidang pelaksana. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling, pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas sampai ke wilayah terkecil. Instrumen penelitian menggunakan angket dengan skala likert yang akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan lulusan SMK TBB yang dibutuhkan pada skala kecil dibutuhkan pemahaman mengenai mutu agregat beton dan mengelola pekerjaan konstruksi di lapangan seperti pembuatan jadwal pengelolaan material, tenaga kerja, peralatan dan waktu pekerjaan konstruksi sampai dengan pelaporan pekerjaan. Skala menengah dibutuhkan pemahaman mengenai tata cara pengujian slump, penggunaan material dan pekerjaan konstruksi beton. Skala besar dibutuhkan pemahaman mengenai mutu agregat, pekerjaan konstruksi beton dan pengelolaan pekerjaan. Kompetensi keterampilan lulusan SMK TBB yang dibutuhkan pada skala kecil dibutuhkan keterampilan dalam gambar, pekerjaan persiapan dan finishing. Skala menengah dibutuhkan persiapan, gambar, perhitungan volume dan pelaksanaan pekerjaan struktur. Skala besar dibutuhkan keterampilan pemasangan perancah, perhitungan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Kompetensi sikap lulusan SMK TBB yang dibutuhkan pada skala kecil dibutuhkan lulusan yang bertanggung jawab, penyelesaian tugas baik secara langsung ataupun bertahap, konsisten dengan apa yang dikerjakan dan membina hubungan dengan beberapa orang tertentu sesuai dengan bidang pekerjaannya. Skala menengah dibutuhkan lulusan yang mempunyai rasa tanggung jawab, konsisten dalam menghadapi segala situasi dan kondisi serta mampu memecahkan masalah secara bersama atau kelompok. Skala besar dibutuhkan lulusan yang mampu memecahkan masalah baik secara individu dan kelompok dan tanggung jawab atas apa yang telah menjadi kewajiban. Untuk memenuhi kebutuhan industri jasa konstruksi terhadap lulusan, maka bagi pihak sekolah SMK TBB perlu adanya pengembangan dan perluasan materi pembelajaran terkait kompetensi yang dominan, bagi industri jasa konstruksi agar dapat membina kerjasama dengan mengadakan pelatihan bagi para siswa terkait bidang pekerjaan untuk memudahkan pengambilan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan kebutuhan industri.