Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : WALISONGO

POLA PENANGANAN KONFLIK AKIBAT KONVERSI AGAMA DI KALANGAN KELUARGA CINA MUSLIM Elizabeth, Misbah Zulfa
WALISONGO Vol 21, No 1 (2013): Walisongo,Resolusi Konflik
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThis research has the purposes to reveal the patterns of conflict caused by religiousconversion among Chinese Muslim in Semarang, the patterns of conflict resolutionapplied among them, and their view on the conflict resolutions applied. Applying themethods of interviewing using structured interview guidance, participationobservation, and deep interview, it was revealed that there are five kinds of conflictcome out of conversion: indifference, teasing allusion, rude speaking, rejection, andhostile. Meanwhile there are three ways found in resolving conflict caused byreligious conversion: to let the conflict goes on and resolved by time, to explain theproblem related to Islam, and to go out from family circle. Based on the varieties inresolving the conflict, it is revealed that the community tends to approve the peaceway in solving any problem, otherwise it will break the value the community hold,harmony.***Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pola konflik yang disebabkan olehkonversi agama di kalangan Cina Muslim di Semarang, pola resolusi konflik yangditerapkan di kalangan mereka, serta pandangan mereka mengenai penyelesaianyang mereka lakukan, Dengan menggunakan metode wawancara denganpedoman wawancara terstruktur, observasi partisipasi, observasi, dan wawancaramendalam ditemukan bahwa ada lima bentuk konflik akibat konversi: tidakdipedulikan, digoda, bicara kasar, penolakan, dan permusuhan. Sementara ituditemukan tiga cara penyelesaian konflik, yaitu membiarkan masalah sehinggahilang bersama waktu, menjelaskan tentang Islam, dan keluar dari lingkupkeluarga. Berdasarkan keragaman cara penyelesaian masalah tampak bahwakomunitas Cina cenderung menggunakan cara damai dalam menyelesaikanmasalah.Keywords: konflik, resolusi konflik, konversi agama, Cina Muslim, harmoni
DISKURSUS DERADIKALISASI AGAMA: Pola Resistensi Pesantren terhadap Gerakan Radikal Muhammad, Hasyim; Anwar, Khoirul; Elizabeth, Misbah Zulfa
WALISONGO Vol 23, No 1 (2015): "PENDIDIKAN DAN DERADIKALISASI AGAMA"
Publisher : LP2M UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesantren had a specific perspective related to religious radicalism and violence.The purpose of this study is to uncover the discourse of radicalism and deradicalizationin Pesantren Soko Tunggal Semarang. Applying the qualitativeresearch, it was revealed that Pesantren Soko Tunggal against all forms of violencein the name of religion. According to Pesantren Soko Tunggal radical movements inthe name of religion is a form of misunderstanding of the religion. Islamicradicalism is generally based on the Wahhabi’s understanding, so that attitudes andbehavior are influenced by the teachings of Wahhabi. In the view of Wahabismheresy in religion is a form of desecration and denial that must be fought. Pesantrenassumed that Pancasila and UUD 1945 is a form of actual enforcement of Islamiclaw due to Pesantren Soko Tunggal kept to preserve the values of moderatism anddevelop a peaceful multicultural life.***Pesantren memiliki perspektif tersendiri terhadap radikalisme agama dan kekerasan.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap wacana radikalisme danderadikalisasi di Pesantren Soko Tunggal Semarang. Dengan menggunakan pendekatankualitatif penelitian menunjukkan bahwa Pesantren Soko Tunggal menentangsegala bentuk kekerasan atas nama agama. Dalam pandangan PesantrenSoko Tunggal bahwa gerakan radikal atas nama agama merupakan bentuk kesalahpahamanagama. Islam radikal umumnya didasarkan pada pemahamanWahabi, sehingga sikap dan perilaku dipengaruhi oleh Wahabi. Menurut Wahabi,bidah dalam agama adalah bentuk penodaan dan penolakan yang harus diperangi.Pesantren menganggap bahwa Pancasila dan UUD 1945 merupakan bentukpenegakan hukum Islam yang aktual. Karena di Pesantren Soko Tunggal ini inginmempertahankan nilai-nilai moderatisme dan mengembangkan kehidupan multikulturalyang damai.